OLEH :
UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2021
PENGAUDITAN SIKLUS PENDAPATAN
2. TUJUAN AUDIT
Tujuan audit siklus pendapatan adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-masing
asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus pendapatan. Tujuan audit
ditentukan berdasar atas kelima kategori asersi laporan keuangan yang dinyatakan oleh
manajemen.
Asersi Keberadaan atau Keterjadian
Pada siklus ini tujuan keberadaan atau keterjadian menekankan pada apakah seluruh saldo
penjualan, piutang dagang dan kas benar-benar eksis atau ada pada tanggal neraca. Tujuan dari
asersi ini adalah :
1. Transaksi penjualan yang tercatat menggambarkan barang yang dikirimkan kepada pelanggan
selama periode di bawah audit
2. Transaksi penerimaan kas yang tercatat menggambarkan kas yang diterima selama periode,
baik yang berasal dari penjualan tunai maupun penjualan kredit
3. Transaksi penyesuaian penjualan yang tercatat selama satu periode menggambarkan rekening
potongan penjualan yang terotorisasi, retur penjualan, dan piutang tak tertagih
4. Saldo piutang dagang yang tercatat menggambarkan jumlah yang harus dibayar pelanggan
pada tanggal neraca
Asersi Kelengkapan
Asersi ini menekankan apakah seluruh transaksi dan saldo yang semestinya tercantum dalam
laporan keuangan, sudah benar-benar dicatat dan disajikan. Berikut rincian tujuan audit sersi
kelengkapan :
1. Semua transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari penagihan piutang dan penjualan tunai,
serta penyesuaian penjualan yang terjadi selama suatu periode sudah dicatat
2. Piutang dagang meliputi seluruh klaim perusahaan terhadap pelanggan pada tanggal neraca
1. Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan,
dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat
profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan.
2. Laporan Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi
laporan segmen maupun interim.
3. Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah ditaati dan dipatuhi
dengan semestinya.
a. Standar kredit adalah salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan, dengan
menurunkan standar kredit dapat menstimulasi permintaan, yang akhirnya akan
mengarah pada penjualan dan laba yang lebih tinggi. Akan tetapi, terdapat biaya
untuk membuat piutang tambahan. Seperti juga resiko yang lebih besar untuk
adanya kerugian akibat piutang tak tertagih.
b. Syarat pembayaran kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Bila perusahaan
menetapkan syarat penjualan kredit yang ketat berarti perusahaan lebih
mengutamakan keamanan kredit dibandingkan misalnya memberikan batas waktu
pembayaran yang singkat dan memberikan beban bunga bila pengembaliannya
terlambat. Dengan demikian maka investasi perusahaan dalam piutang dagang
cenderung lebih kecil. Hal sebaliknya akan terjadi bila syarat penjualan kredit
bersifat lunak/longgar.
c. Plafon kredit, dalam memberikan kredit kepada pelanggan maupun calon
pelanggan, perusahaan akan membuat sebuah batasan kredit yang berbeda-beda
terhadap pelanggan satu dengan pelanggan lainnya, hal ini dikarenakan tingkat
kemampuan yang berbeda pula. Hal ini adalah salah satu alat kontrol dalam
pelaksanaan kebijakan kredit.
d. Volume penjualan kredit, dalam melakukan penjualan secara kredit, perusahaan
dapat menetapkan batas maksimal kredit yang akan diberikan kepada
pelanggannya. Makin tinggi batas yang ditetapkan untuk masing-masing
pelanggan berarti makin besar pula dana yang diinvestasikan dalam piutang dan
sebaliknya. Makin selektif dalam menentukan langganan yang diberi kredit, maka
akan memperkecil jumlah investasi dalam piutang dan sebaliknya.
e. Kebiasaan Pembayaran Pelanggan, ada sebagian langganan yang mempunyai
kebiasaan untuk membayar dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash
discount, dan ada sebagian lagi tidak menggunakan kesempatan tersebut.
Kebiasaan para langganan membayar dalam periode cash discount atau
sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi dalam piutang.
Bila sebagian besar para langganan membayar selama discount period, maka dana
yang tertanam dalam piutang akan lebih cepat cair dan akan memperkecil
investasi dalam piutang.
f. Kebijakan Pengumpulan piutang, Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan
dalam pengumpulan piutang dalam dua cara yaitu secara aktif maupun pasif.
Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan pengumpulan piutang secara aktif
mengeluarkan uang yang lebih besar dalam membiayai aktivitas pengumpulan
piutangnya dibandingkan dengan perusahaan lain yang menjalankan
kebijaksanaan piutang secara pasif.
9. PENGUJIAN PENGENDALIAN
Pengujian terhadap aktivitas penjualan memfokuskan pada otorisasi penjualan,
pelaksanaan prosedur dan kelengkapan pencatatan. Prosedur pengujian pengendalian yang dapat
diterapkan untuk siklus pendapatan dibedakan atas prosedur:
1. Pengujian pengendalian pengiriman barang dagang
2. Pengujian pengendalian penagihan
3. Pengujian pengendalian pencatatan
4. Pengujian pengendalian retur penjualan