Analisis Biaya
09
Teknik Teknik Mega Purnamasari
Industri
Abstract Kompetensi
Metoda harga pokok proses Mampu menjelaskan dan menunjukkan
Produk Hilang dalam proses pembuatan laporan keuangan dengan
metoda pengumpulan biaya produksi
(Process Costing)
Metoda Harga Pokok Proses
Metode harga pokok proses digunakan oleh perusahaan yang memproduksi produk
secara massa dan dilakukan secara terus menerus. Proses produksi yang dilakukan secara
terus menerus memiliki alur proses produksi tetap dan dilakukan secara terus menerus
sesuai dengan jadwal produksi. Contoh perusahaan yang memprooduksi produknya secara
massa dan terus menerus: perusahaan cat, perusahaan FMCG, perusahaan farmasi,
perusahaan tambang, perusahaan susu, dan lain sebagainya.
Mardiasmo (1994) menyatakan bahwa metode harga pokok proses merupakan
metode pengumpulan biaya produksi melalui departemen produksi atau pusat
pertanggungjawaban biaya, yang umumnya diterapkan pada perusaan yang memproduksi
produk secara massa.
Metode harga pokok proses diperusahaan diterapkan oleh departemen produksi
karena menghitung seluruh biaya produksi perusahaan. Jika proses produksi besar dan
memiliki beberapa tahapan proses, perusahaan akan membagi departemen produksi
menjadi beberapa departemen. Contoh di perusahaan tekstil, departemen produksi terdiri
dari departemen pola bahan, departemen jait, departemen bordir.
Karakeristik metode harga pokok proses adalah sebagai berikut:
1. Proses produksi bersifat terus menerus
2. Biaya produksi dikumpulkan dan dicatat dalam setiap departemen produksi untuk
jangka waktu tertentu (umumnya dalam 1 bulan)
3. Harga pokok produk dhitung diakhir periode
4. Harga pokok per unit produk dihitung dari harga pokok produk selesai periode dibagi
dengan unit produk telah selesai dalam periode yang bersangkutan
5. Produk yang belum selesai (masih dalam proses) pada akhir periode dicatat ke
dalam rekening persediaan produk dalam proses (work in process) yang
disetarakan dengan unit yang telah selesai agar memudahkan menghitung harga
pokok produk
6. Pada akhir periode dibuat laporan harga pokok produksi untuk tiap departemen
7. Biaya bahan tidak perlu dipisahkan antara biaya bahan penolong dan biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja tidak perlu dipsahkan antara biaya tenaga kerja langsung
dan biaya tenaga kerja tak langsung.
Media akuntansi yang digunakan dalam harga pokok proses adalah penggunaan laporan
harga pokok produksi per departemen.
Suatu produk dapat berpindah di pabrik dengan tiga format alur fisik produksi. Tiga format
alur fisik produksi yang berkaitan dengan perhitungan biaya berdasarkan proses antara lain
adalah:
a. Aliran Produk Berurutan (Sequential Product Flow)
Yaitu proses produksi melalui usaha yang bersambungan/ berurutan secara terus-menerus.
Contoh: perusahaan garmen/ konveksi.
Laporan harga pokok produksi terdiri dari tiga bagian yaitu sebagai berikut:
1. Laporan produksi
Laporan produksi berfungsi untuk menginformasikan arus fisik unit masukan yang
diolah dan unit keluaran yang dihasilkan.
2. Pembebanan biaya
Pembebanan biaya menginformasikan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh
departemen produksi untuk memproduksi sejumlah produk pada periode tertentu.
Biaya produksi yang dibebankan pada sebuah produk bersumber dari pembebanan
biaya produksi departemen sebelumnya (jika ada) dan biaya produksi yang
dikeluarkan oleh departemen tersebut.
3. Perhitungan biaya
Perhitungan biaya memuat biaya produksi yang diperhitungkan untuk produk yang
telah selesai dan produk yang masih dalam proses (work in process)
Pembebanan Biaya
Biaya Total Biaya per Unit
Biaya bahan Rp. 2000.000 Rp.2000
Biaya tenaga kerja Rp. 1.920.000 Rp. 2000
Biaya overhead Rp. 3.360.000 Rp. 3.500
Jumlah biaya yang dibebankan Rp. 7.280.000 Rp. 7.500
Perhitungan Biaya
Produk selesai di transfer ke dept. B: 800 x Rp. 7.500 = Rp. 6.000.000
Produk dalam proses akhir 200 unit, dengan rincian:
Biaya bahan =200 x 100% x Rp. 2.000 = Rp. 400.000
Biaya tenaga kerja =200 x 80% x Rp. 2.000 = Rp. 320.000
Biaya overhead =200 x 80% x Rp. 3.500 = Rp. 560.000
Rp. 1.280.000
Jumlah biaya yang diperhitungkan Rp. 7.280.000
2020 Analisis Biaya
5 Mega Purnamasari
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Keterangan:
Produk ekuivalen : biaya bahan = 800 + 200 (100%) = 1000
Biaya tenaga kerja = 800 + 200 (80%) = 960
Biaya overhead = 800 + 200 (80%) = 960
Biaya per unit:
biaya bahan = Rp. 2.000.000 : 1.000 = Rp. 2.000
Biaya tenaga kerja = Rp. 1.920.000 : 960 = Rp. 2.000
Biaya overhead = Rp. 3.360.000 : 960 = Rp. 3.500
PT NGANGGRUH INDAH
Departemen B
Laporan Harga Pokok Produksi
Bulan: Mei 1994
Laporan Produksi
Jumlah produk yang masuk proses (dari dept. A) 800 unit
Produk selesai siap dijual 700 unit
Produk dalam proses akhir (Tingkat penyelesaian
60% biaya konversi) 100 unit
800 unit
Pembebanan Biaya
Biaya Total Biaya per Unit
Harga pokok dari departemen A Rp. 6.000.000 Rp. 7.500
Biaya yang ditambahkan:
Biaya tenaga kerja Rp. 1.900.000 Rp. 2.500
Biaya overhead Rp. 3.800.000 Rp. 5.000
Jumlah tambahan biaya dept. B Rp. 5.700.000 Rp. 7.500
Jumlah biaya yang dibebankan Rp. 11.700.000 Rp. 15.000
Perhitungan Biaya
Produk selesai di transfer ke gudang: 700 x Rp. 15.000 = Rp. 10.500.000
Produk dalam proses akhir 100 unit, dengan rincian:
Harga pokok dari dept. A =100 x 100% x Rp. 7.500 = Rp. 750.000
Biaya tenaga kerja =100 x 60% x Rp. 2.500 = Rp. 150.000
Biaya overhead =100 x 60% x Rp. 5.000 = Rp. 300.000
Rp. 1.200.000
Jumlah biaya yang diperhitungkan Rp. 11.700.000
2020 Analisis Biaya
6 Mega Purnamasari
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Keterangan:
Produk ekuivalen : Harga pokok dari dept. A = 800
Biaya tenaga kerja = 700 + 100 (60%) = 760
Biaya overhead = 700 + 100 (60%) = 760
Biaya per unit:
Biaya tenaga kerja = Rp. 1.900.000 : 760 = Rp. 2.500
Biaya overhead = Rp. 3.800.000 : 760 = Rp. 5.000
Laporan produksi menjelaskan jumlah unit masuk dengan jumlah unit yang
dihasilkan. Julah unit masuk dan yang dihasilkan akan sama. Pada gambar di atas diketahui
input dan output sama-sama berjumlah 1000 unit.
Biaya per unit: (jadi pembagian biaya per unit disesuaikan dengan produk ekuivalen
tadi di atas)
biaya bahan = Rp. 2.000.000 : 1.000 = Rp. 2.000
Biaya tenaga kerja = Rp. 1.920.000 : 960 = Rp. 2.000
Biaya overhead = Rp. 3.360.000 : 960 = Rp. 3.500
Referensi:
Dewi, S. P., & Kristanto, S. B. 2013. Akuntansi Biaya. In Media.
Mardiasmo. 1994. Akuntansi Biaya-Penentuan Harga Pokok Produksi. Andi Offset