Anda di halaman 1dari 40

ASKEP AGREGAT WANITA DAN PRIA

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Keperawatan Komunitas II
Dosen Pengampu : Widyoningsih, M.Kep., Sp.Kom

Disusun Oleh:
Kelompok 1:
1. Erma Mauliddian T (108116001)
2. Ajeng Ciptaning DAM (108116004)
3. Siti Rohayati (108116005)
4. Dhefi Hutami (108116006)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2019/2020
A. KONSEP DASAR KELOMPOK KLIEN AGREGAT WANITA DAN PRIA
1. Definisi Kelompok Pasangan Subur
Pasangan usia subur dengan dua anak atau lebih menggunakan alat/obat kontrasepsi adalah
keluarga yang masih berstatus pasangan usia subur dengan jumlah anak dua atau lebih ikut
KB dengan menggunakan salah satu alat kontrasepsi modern, seperti IUD, pil, suntikan,
implant, kondom, MOP, dan MOW.

2. Lingkungan Kerja Pasangan Subur


3. Resiko Kesehatan yang Mungkin Muncul
a) Hipertensi
1) Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi abnormal dan diukur paling tidak pada 3
kesempatan yang berbeda (Corwin, 2009). Sedangkan menurut Wijaya dan Putri
(2013) hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah
yang disebabkan suatu atau beberapa faktor resiko yang tidak berjalan
sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal.
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah arteri yang persisten (Nurarif dan
Kusuma, 2013).
2) Etiologi
Menurut Sagala (2009), hipertensi tergantung pada kecepatan denyut jantung,
volume sekuncup dan Total Peripheral Resistance (TPR). Peningkatan salah satu
dari ketiga variabel yang tidak dikompen sasi dapat menyebabkan hipertensi.
Peningkatan TPR yang berlangsung lama dapat terjadi pada peningkatan
rangsangan saraf atau hormon pada arteriol, atau responsivitas yang berlebihan dari
arteriol terdapat rangsangan normal. Kedua hal tersebut akan menyebabkan
penyempitan pembuluh darah. Pada peningkatan TPR, jantung harus memompa
secara lebih kuat dan dengan demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar,
untuk mendorong darah melintas pembuluh darah yang menyempit. Hal ini
disebut peningkatan dalam afterload jantung dan biasanya berkaitan dengan
peningkatan tekanan diastolik. Apabila peningkatan afterload berlangsung lama,
maka ventrikel kiri mungkin mulai mengalami hipertrofi (membesar). Hipertrofi
menyebabkan kebutuhan ventrikel akan oksigen semakin meningkat sehingga
ventrikel harus mampu memompa darah secara lebih keras lagi untuk
memenuhikebutuhan tesebut. Pada hipertrofi, serat-serat otot jantung juga
mulai tegang melebihi panjang normalnya yang pada akhirnya menyebabkan
penurunan kontraktilitas dan volume sekuncup (Hayens, 2003).
3) Tanda dan Gejala Hipertensi
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah
yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti
perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan
padakasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus). Individu yang
menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejalasampai bertahun-tahun.
Gejala bila ada menunjukan adanya kerusakan vaskuler,dengan manifestasi yang
khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah
bersangkutan. Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai
nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) danazetoma [peningkatan nitrogen
urea darah ( Blood Urea Nitrogen) dan kreatinin].Keterlibatan pembuluh darah
otak dapat menimbulkan strok atau serangan iskemiktransien yang
bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau
gangguan tajam penglihatan (Sagala, 2009). Menurut Sagala (2009) menyebutkan
bahwa sebagian be sar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi
bertahun-tahun berupa : nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual
dan muntah, akibat peningkatan tekanandarah intrakranial, penglihatan kabur
akibat kerusakan retina akibat hipertensi, ayunan langkah yang tidak mantap
karena kerusakan susunan saraf pusat, nokturia karena peningkatan aliran
darah ginjal dan filtrasi glomerolus, edema dependen dan pembengkakan
akibat peningkatan tekanan kapiler. Gejala lainyang umumnya terjadi pada
penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakitkepala, keluaran darah dari
hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain (Sagala, 2009).
4) Faktor-faktor Resiko Hipertensi
(i) Usia
Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan
bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Insiden
hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini seringdisebabkan
oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung,
pembuluh darah dan hormon (Yulianti, 2005).
(ii) Jenis Kelamin
Jenis kelamin juga sangat erat kaitanya terhadap terjadinya hipertensi
dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada
laki-laki dan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55tahun, ketika
seorang wanita mengalami menopause (Gunawan, 2001 dalam Sagala, 2009).
(iii) Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga juga merupakan masalah yang memicumasalah terjadinya
hipertensi. Hipertensi cenderung merupakan penyakitketurunan. Jika
seorang dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensimaka sepanjang
hidupnya memiliki kemungkinan 25% terkena hipertensi(Sagala, 2009).
(iv) Garam Dapur
Garam dapur merupakan faktor yang sangat dalam patogenesishipertensi.
Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsadengan
asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gramtiap hari
menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram
perhari, prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20%. (Basha, 2004
dalam Sagala, 2009).
(v) Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat diubah, adapunhubungan
merokok dengan hipertensi adalah nikotin akan menyebabkanpeningkatan
tekanan darah karena nikotin akan diserap pembuluh darahkecil dalam paru-
paru dan diedarkan oleh pembulu darah hingga ke otak,otak akan bereaksi
terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjaradrenal untuk melepas
efinefrin (Adrenalin). Hal ini akan menagakibatkan tekanan darah karena
jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup
kedalam organ dan jaringan tubuh (Sagala, 2009).
(vi) Aktivitas/Olahraga
Aktivitas sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi, dimana padaorang yang
kurang aktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang
lebih tinggi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebihkeras pada tiap
kontraksi. Otot jantung semakin keras dan seringmemompa maka makin
besar tekanan yang dibebankan pada arteri (Sagala, 2009).
(vii)Depresi/Stres
Depresi juga sangat erat merupakan masalah yang memicuterjadinya
hipertensi dimana hubungan antara depresi dengan hipertensididuga melalui
aktivitas saraf simpatis peningkatansaraf dapat menaikantekanan darah secara
intermiten (tidak menentu. (Dunitz, 2001 dalam Sagala, 2009).
b) Kanker Payudara
1) Definisi
Carsinoma Mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal
mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembangbiak dan
menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Nurarif & Kusuma, 2015).
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan
tubuh yang berubah menjadi ganas (Harianto 2005). Jadi kanker payudara (ca
mammae) adalah suatu gangguan pada sel normal mammae yang tumbuh
menjadi sel abnormal yangdapat berubah menjadi ganas.
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar
dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Depkes RI, 2009).
Kanker payudara dimulai di jaringan payudara, yang terdiri dari kelenjar untuk
produksi susu, yang disebut lobulus, dan saluran yang menghubungkan lobulus ke
puting. Sisa dari payudara terdiri dari lemak, jaringan ikat, dan limfatik (American
Cancer Society, 2011). Menurut the American Cancer Society, payudara
merupakan tempat nomor satu tumbuhnya kanker pada wanita. Kanker payudara
pada stadium awal, jika diraba, umumnya tidak menemukan adanya benjolan yang
jelas pada payudara. Namun sering merasakan ketidaknyamanan pada daerah
tersebut (Tim Cancer Helps, 2010). Sedangkan pada Stadium lanjut gejalanya
antara lain, jika diraba dengan tangan, terasa ada benjolan di payudara; jika diamati
bentuk dan ukuran payudara berbeda dengan sebelumnya; ada luka eksim di
payudara dan puting susu yang tidak dapat sembuh meskipun telah diobati; keluar
darah atau cairan encer dari puting susu; puting susu masuk memuntir kedalam
payudara; kulit payudara berkerut seperti kulit jeruk (Mangan, 2009).
2) Etiologi
Penyebab kanker payudara belum dapat ditentukan, tetapi terdapat beberapa
faktor resiko yang telah ditetapkan, yaitu lingkungan atau genetik.Kanker payudara
memperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau
lobus payudara. Pada awalnya hanya terdapat hyperplasia sel dengan
perkembangan sel-sel yang atipikal dan kemudian berlanjut menjadi karsinoma
insitu dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahununtuk tumbuh
dari satu sel menjadi massa. Hormone steroid yang dihasilkanoleh ovarium juga
berperan dalam pembentukan kanker payudara (estradisol dan progesterone
mengalami perubahan dalam lingkungan seluler) (Brunner &Suddarth, 2002).
3) Faktor resiko kanker payudara
i. Riwayat keluarga tentang kanker payudara
Keluarga tingkat pertama (keluarga maternal atau paternal ) dengan
kanker payudara 2-3 kali lebih besar terkena kanker.Ibu dansaudara
perempuan,atau 2 saudara perempuan terkena kanker payudara mempunyai
resiko 6 kali lebih besar terkena kanker payudara.
ii. Usia
Usia 30-50 tahun mengalami peningkatan kasus ca. mammae dan tingkat
menurun saat menopause.
iii. Lokasi geografis dan ras
Pada orang Eropa barat dan Amerika Utara mengalami peningkatankasus
ca.mammae lebih dari 6-10 kali orang keturunan Amerika, perempuan Afrika -
Amerika sebelum usia 40 tahun.
iv. Bentuk tubuh
Orang yang obesitas setiap penambahan 10 kg berat badan maka80%
lebih besar terkena kanker payudara.
v. Sosial ekonomi dan status perkawinan
Perempuan tidak menikah 50% lebih sering terkena kanker payudaradan
kelompok sosial ekonomi menengah keatas.
vi. Paparan radiasi
Peningkatan resiko untuk setiap radiasi pada perempuan muda dananak-anak,
bermanifestasi setelah usia 30 tahun, periode laten minimun 10-15 tahun.
vii. Kanker primer kedua
Orang dengan kanker ovarium primer memiliki resiko kanker payudara 3-4
kali lebih besar. Orang dengan kanker endometrium primermemiliki resiko
kanker payudara 2 kali lebih besar Orang dengan kanker kolorektal mempunyai
resiko 2 kali lebih besar terhadap kanker payudara(Price, A Sylvia. 2006).
viii. Menarke dini.
ix. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama.
x. Menopouse.
xi. Riwayat penyakit payudara jinak.
xii. Obesitas resiko terendah diantara wanita pascamenopouse.
xiii. Kontrasepsi oral lebih dari 7 tahun meningkatkan terjadinya ca.mammae
(Depkes RI,2007).
xiv. Terapi pergantian hormone.
xv. Masukan alcohol.
4) Tanda Gejala Kanker Payudara
i. Timbul rasa sakit atau nyeri pada payudara
ii. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin membesar
iii. Payudara mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul
pembengkakan.
iv. Mulai timbul luka pada payudara dan putting susu seperti koreng atau eksim.
v. Kulit payudara menjadi berkerut mirip kulit jeruk.
vi. Terkadang keluar cairan atau darah berwarna merah kehitam hitaman dari
pusing susu.
Kisi-kisi Pengetahuan Kanker Payudara

No Variabel Indikator Pernyataan


Jumlah Nomer
1. Pengetahuan tentang Pengertian kanker payudara
kanker payudara Tanda dan gejala kanker payudara
Faktor resiko kanker payudara
Dampak kanker payudara
Pencegahan kanker payudara
Penanganan kanker payudara
Pengertian SADARI
Manfaat SADARI
Total Pernyataan

Kisi-kisi perilaku SADARI


No Variabel Faktor Indikator Pernyataan
Mendukung Tidak
mendukung
Jumla Nome Jumla Nomer
h r h
1. Perilaku SADARI Waktu pemeriksaan Melakukan pemeriksaan payudara
payudara sendiri sendiri 1 bulan sekali
Melakukan pemeriksaan payudara
sendiri selama haid
Langkah-langkah Mengamati payudara didepan
pemeriksaan SADARI cermin dengan tangan lurus
kebawah, kedua siku mengarah
kesamping
Mengamati adanya cairan keluar
dari payudara
Posisi berbaring meraba
permukaan payudara kiri dan
kanan secara bergantian
Menggunakan tiga ujung jari
dirapatkan meraba benjolan pada
payudara
Melakukan gerakan memutar
sesuai arah jarum jam untuk
mengetahui benjolan payudara
Memperhatikan payudara kiri atas
dan kanan atas
Total
No Focus Pengkajian Sumber Data KET

Data Primer Hasil Interview Hasil Data


Observas Sekund
i er
Kuis Pemeriksaa Auto Allo
n Fisik Annamnes Annamn
a esa
1 Tanda Gejala Kanker Payudara:
a. Benjolan

b. Nyeri 
c. Tekstur 
d. Cairan  
e. Luka  
a. Usia  
b. Social Ekonomi   
c. Bentuk Tubuh 
d. Paparan Radiasi 

e. Menarce Dini 
f. Paparan Radiasi

g. Masukan alcohol 
Defisiensi kesehatan komunitas
1. Masalah kesehatan komunitas 
2. Ketidaktersediaan program 
pelayanan kesehatan
3. Ketidaktersediaan program 
peningkatan kesejahteraan
komunitas
4. Ketidaktersediaan program 
pencegahan masalah kesehatan di
komunitas
5. Ketidaktersediaan program untuk 
mengurangi masalah kesehatan
6. Risiko hospitalisasi yang ada di 
komunitas
7. Risiko status fisiologis di komunitas  
8. Risiko status psikologis di  
komunitas
Ketidakpuasan konsumen terhadap 
program
Ketidakcukupan biaya program  
Ketidaktepatan rencana evaluasi 
program
Ketidakcukupan data hasil program 
Kurang dukungan sosial untuk program 
Ketidakcukupan akses pada pemberi  
layanan kesehatan
Ketidakcukupan ahli di komunitas 
Ketidakcukupan sumber daya (finansial, 
sosial, pengetahuan)
Program tidak seluruhnya mengtasi 
masalahkesehatan
Ketidak efektifan menejemen kesehatan
1. Kesulitan dengan rejimen  
kesehatan
2. Kegagalan melakukan rejimen 
pengobatan dalam kehidupan
sehari-hari
3. Kegagalan melakukan tindakan 
untuk mengurangi faktor risiko
4. Pemilihan yang tidak efektif  
dalam hidup sehari-hari untuk
memenuhi tujuan kesehatan
Konflik pengambilan keputusan 
Kesulitan mengatasi komplektisitas 
rejimen terapeutik
Kesulitan mengarahkan sistem 
pelayanan kesehatan yang kompleks
Tuntutan berlebihan 
Konflik keluarga  
Pola pelayanan kesehatan keluarga 
Kurang petunjuk untuk bertindak 
Kurang pengetahuan tentang program  
terapeutik
Kurang dukungan sosial 
Persepsi hambatan 
Persepsi keuntungan
Persepsi keseriusan kondisi 
Persepsi kerentanan 
Ketidakberdayaan
Populasi beresiko   
Kesulitan ekonomi

Auto Anamnesa Menarce Dini


1. Pada usia berapa anda mengalami haid pertama kali?
2. Apakah haid pertama anda lancar atau tidak?
3. Apakah pertama kali anda haid merasakan nyeri atau tidak?
4. Apakah aktivitas anda terganggu pada saat pertam haid?

Auto Anamnesa Ketidakcukupan Data Hasil Program


1. Apakah keluarga rutin menyarankan anda untuk mengkonsumsi obat setiap harinya?
2. Apakah keluarga selalu tepat waktu mengantar pengobatan kemoterapi?
3. Apakah keluarga ikut menjaga asupan nutrisi yang anda konsumsi?

Auto Anamnesa Ketidakcukupan Sumber Daya (finansial, sosial, pengetahuan)


1. Apakah selama pengobatan anda menggunakan biaya sendiri atau jaminan kesehatan?
2. Apakah selama anda sakit lingkungan sekitar anda memberikan suport kepada anda?
3. Apakah anda udah pernah melakukan sadari?
Auto Anamnesa Program tidak seluruhnya mengatasi masalah kesehatan
1. Apakah sebelumnya anda pernah melakukan pengobatan tetapi gagal?
2. Apakah anda pernah mengalami kendala pada saat mengikuti program kesehatan?

Auto Anamnesa Kegagalan melakukan tindakan untuk mengurangi faktor risiko


1. Apa yang anda lakukan untuk mengurangi efek samping dari obat yang dikonsumsi?
2. Apakah yang membuat anda kesulitan dalam mengatasi

Auto Anamnesa Pemilihan yang tidak efektif dalam hidup sehari-hari untuk memenuhi tujuan kesehatan
1. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI
.
1. DS : Penurunan kesehatan masyarakat
a. Anak SMA Pondok Pesantren AL-Kautsar mengatakan tidak
mengetahui tentang penaykit Kanker Payudara.
b. Anak SMA Pondok Pesantren AL-Kautsar mengatakan tidak
mengetahui cara pencegahan penyakit Kanker Payudara.
c. Anak SMA Pondok Pesantren AL-Kautsar mengatakan tidak
pernah melakukan pemeriksaan di pelayanan kesehatan terkait
risiko kanker payudara.
DO :
a. Anak SMA Pondok Pesantren AL-Kautsar tampak bingung
hanya ada 1 anak yang menjawab, ketika di tanya tentang
penyakit kanker payudara.
b. Anak SMA Pondok Pesantren AL-Kautsar tampak
memperhatikan dan diam (tidak gaduh).
c. Anak SMA Pondok Pesantren AL-Kautsar tampak hanya
tersenyum ketika di ditanya tentang pemeriksaan pelayanan
kesehatan.
10. DS : Ketidak efektifan menejemen kesehatan
a. Anak SMA Pondok Pesantren AL-Kautsar mengatakan
mengonsumsi makanan goreng-gorengan.
b. Anak SMA Pondok Pesantren AL-Kautsar mengatakan
memiliki pola tidur yang tidak sehat.
c. Anak SMA Pondok Pesantren AL-Kautsar megatakan tidak
pernah melakukan SADARI.
DO :
a. Anak SMA Pondok Pesantren AL-Kautsar dikelas tampak
menahan rasa kantuk.
b. Anak SMA Pondok Pesantren AL-Kautsar ketika ditanyakan
terkait pencegahan tampak bingung dan hanya tersenyum.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Defisiensi kesehatan komunitas
b. Ketidak efektifan menejemen kesehatan
3. INTERVENSI

Data penunjang Diagnosis NOC NIC


Kode Diagnosis Kod Hasil Kode Intervensi
e
a. Anak SMA Pondok 00215 Penurunan 1833 Setelah dilakukan tindakan 5510 Prevensi primer
Pesantren AL-Kautsar kesehatan keperawatan ada peningkatan pendidikan
mengatakan tidak masyarakat pengetahuan kesehatan
mengetahui tentang Prevensi primer 1. Identifikasi faktor
penaykit Kanker Payudara. pengetahuan : manajemen internal dan
b. Anak SMA Pondok kanker eksternal yang dapat
Pesantren AL-Kautsar Indikator IR ER meningkatkan atau
mengatakan tidak Tanda dan gejala 1 4 mengurangi
mengetahui cara kanker motivasi untuk
pencegahan penyakit berperilaku sehat
Kanker Payudara. 2. Merumuskan yujuan
Penyebab dan 1 4
c. Anak SMA Pondok dalam program
faktor-faktor yang
Pesantren AL-Kautsar pendidikan
berkontribusi
mengatakan tidak pernah Perjalanan 1 4 kesehatan saat ini
melakukan pemeriksaan di penyakit 3. Tentukan
pelayanan kesehatan terkait Pilihan 1 4 pengetahuan
risiko kanker payudara. pengobatan yang kesehatan dan gaya
d. Anak SMA Pondok tersedia hidup saat ini.
Pesantren AL-Kautsar Efek pada gaya 1 4 4. Gunakan presentasi
tampak bingung hanya ada hidup yang mudah di
Pentingnya 1 4
1 anak yang menjawab, pahami dan jaga
menginformasika
ketika di tanya tentang konsentrasi untuk
n risisko genetik
penyakit kanker payudara. tetep fokus.
e. Anak SMA Pondok 5. Libatkan individu
Pesantren AL-Kautsar Prevensi sekunder dalam rencana
tampak memperhatikan dan pengetahuan : promosi implementasi
diam (tidak gaduh). kesehatan modifikasi gaya
f. Anak SMA Pondok Indikator IR ER hidup.
Pesantren AL-Kautsar 1823 Perilaku yang 1 3 6520 Prevensi sekunder
tampak hanya tersenyum meninngkatkan skrining kesehatan
ketika di ditanya tentang kesehatan 1. Tentukan populasi
Pemeriksaan 1 3
pemeriksaan pelayanan target untuk
kesehatan yang
kesehatan. skrining kesehatan.
direkomendasika
2. Dapatkan
n
Skrining deteksi 1 3 persetujuan untuk

kanker sendiri skrining kesehatan.

yang 3. Lakukan

direkomendasika pengkajian fisik


n yang sesuai.
Pencegahan dan 1 3 4. Berikan hasil
pengendalian skrining populasi.
infeksi
Efek kesehatan 1 4
yang merugikan
akibat
penggunaan
alkohol
Risiko penyakit 1 3
yang diturunkan
Efek merugikan 1 3
yang merugikan
dari penggunaan
tembakau

Prevensi tersier perilaku


skrining kesehatan pribadi
Indikator IR ER
Mengeali 1 3
adanya resiko Prevensi tersier
1634 penyakit 5515 peningkatan
Mengenali 1 3 kesadaran kesehatan
kebutuhan 1. Gunakan
skrining komunikasi yang
Mengambarkan 1 3 sesuai dan jelas.
keuntungan 2. Sediakan materi
dari skrining tertulis yang
Penjadwalan 1 3
mudah di pahami.
skrining
3. Gunakan strategi
selanjutnya
Mendapat 1 3 peningkatan
pelayanan pemahaman.
setelah adanya 4. Motivasi kelompok
hasil skrining untuk bertanya.
5. Evaluasi
pemahaman
kelompok
mengulang materi
dengan bahasanya
sendiri.
a. Anak SMA Pondok 00078 Ketidak Setelah dilakukan tindakan 4360 Prevensi primer
Pesantren AL-Kautsar efektifan keperawatan manajemen modifikasi perilaku
mengatakan mengonsumsi menejemen kesehatan meningkat 1. Tentukan motivasi
makanan goreng-gorengan. kesehatan 1833 Prevensi primer pasien terhadap
b. Anak SMA Pondok pengetahuan : manajemen (perlunya)
Pesantren AL-Kautsar kanker perubahan
mengatakan memiliki pola Indikator IR ER (perilaku).
tidur yang tidak sehat. Tanda dan 1 4 2. Bantu pasien untuk
c. Anak SMA Pondok gejala kanker mengidentifikasi
Pesantren AL-Kautsar kekuatan (dirinya)
megatakan tidak pernah dan menguatkanya.
melakukan SADARI. Langkah- 1 3 3. Kenalkan pasien
d. Anak SMA Pondok langkah dan pada orang yang
Pesantren AL-Kautsar rejimen (atau kelompok)
dikelas tampak menahan pengobatan yang berhasil
Efek pada gaya 1 4
rasa kantuk. melewati
hidup
e. Anak SMA Pondok Sumber daya 1 3 pengalaman yang
Pesantren AL-Kautsar komunikasi sama.
ketika ditanyakan terkait yang tersedia 4. Dukungan pasien
pencegahan tampak Tindakan 1 3 untuk memerriksa
bingung dan hanya pencegahan perilakunya
tersenyum. untuk sendiri.
mencegah
pengobatan
komplikasi

Prevensi sekunder
pengetahuan proses penyakit
Prevensi sekunder
1803 Indikator IR ER 6610 identifikasi resiko
Karakter 1 3
1. Kaji ulang data
spesifik
yang didapatkan
penyakit
Strategi untuk 1 3 dari pengkajian
meminimalkan risiko secara rutin.
penyakit 2. Identifikasi adanya
Faktor risiko 1 3 sumber-sumber
Manfaat 1 3
agensi untuk
manajemen
membantu
penyakit
menurukan faktor
resiko.
3. Pertimbangkan
status pemenuhan
kebutuhan sehari-
hari.
4. Instruksikan faktor
resiko dan rencana
untuk mengurangi
Prevensi tersier perilaku faktor resiko.
patuh : diet yang sehat
Indikator IR ER Prevensi tersier
Menggunakan 1 3 konseling
1621 panduan nutrisi 5240 1. Tetapkan lama
yang hubungan
direkomendasika konseling.
n 2. Sediakan privasi
Mencuci buah 1 5
dan berikan
dan sayur di cuci
jaminan
sebelum dimakan
Mengurangi 1 3 kerahasiaan.
makanan 3. Sediakan informasi
berkalori tinggi faktual yang tepat
Memilih bahan 1 3 dan sesuai
makanan kebutuhan.
kemasan 4. Dukungan ekspresi
berdasarkan perasaa (klien)
nutrisi
SATUAN ASUHAN KEPERAWATAN

DATA DIAGNOSIS NOC NIC


KEPERAWATAN
KOD DIAGNOSIS KODE HASIL KODE INTERVENSI
E
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: Kanker Payudara
1. Anak SMA Pondok 00215 Penurunan 2700 Prevensi Primer: Kompetensi 8500 Prevensi Primer:
Pesantren AL- kesehatan Masyarakat Pengembangan
Kautsar mengatakan masyarakat Indikator IR ER Kesehatan
tidak mengetahui 1. Tingkat 2 4 Komunitas
tentang penaykit partisipasi 1. Berikan
Kanker Payudara. dalam kesempatan
2. Anak SMA Pondok kegiatan partisipasi bagi
Pesantren AL- komunitas. semua segmen
Kautsar mengatakan komunitas.
2. Kolaborasi 2 4
tidak mengetahui 2. Lakukan dialog
antar
cara pencegahan untuk
kelompok
penyakit Kanker menentukan
komunitas
Payudara. masalah-masalah
untuk
3. Anak SMA Pondok kesehatan
menyelesaikan
Pesantren AL- komunitas dan
masalah.
Kautsar mengatakan 3. Pencapaian 2 4 mengembangkan
tidak pernah tujuan rencana tindakan.
melakukan komunitas. 3. Satukan anggota
pemeriksaan di komunitas dalam
pelayanan kesehatan misi yang sama.
terkait risiko kanker 4. Kembangkan
payudara. strategi untuk
4. Anak SMA Pondok mengelola
Pesantren AL- konflik.
Kautsar tampak Prevensi Primer: Derajat
bingung hanya ada 1 Kesehatan Masyarakat. Prevensi Primer:
anak yang 2701 Indikator IR ER 4360 Modifikasi Perilaku
menjawab, ketika di 1. Tingkat 2 4 1. Dukung pasien
tanya tentang pasrtisipasi utnuk memeriksa
penyakit kanker dalam perilakunya
payudara. pelayanan sendiri.
5. Anak SMA Pondok perawatan 2. Tentukan
Pesantren AL- kesehatan motivasi pasien
Kautsar tampak preventif. terhadap perlunya
memperhatikan dan perubahan
2. Prevalensi 2 4
diam (tidak gaduh). perilaku.
program
6. Anak SMA Pondok 3. Dukung untuk
peningkatan
Pesantren AL- mengganti
kesehatan.
Kautsar tampak kebiasaan yang
hanya tersenyum 3. Tingkat 2 4 tidak diinginkan
ketika di ditanya partisipasi dengan kebiasaan
tentang pemeriksaan program yang diinginkan.
pelayanan kesehatan 4. Kenalkan pasien
kesehatan. komunitas. pada orang (atau
kelompok) yang
telah berhasil
melawati
pengalaman yang
Prevensi Sekunder: Kontrol sama.
Risiko Komunitas : Obesitas.
Indikator IR ER Prevensi Sekunder:
1. Identifikasi 2 4
Konsultasi
komponen
2702 7910 1. Identifikasi tujuan
budaya
berkonsultasi.
epidemik
2. Identifikasi dan
obesitas.
2. Skrining 2 4 klarifikasi
anggota harapan dari
risiko tinggi semua pihak yang
sepanjang terlibat.
usia. 3. Identifikasi
struktur yang
3. Pendidikan 2 4 memiliki
orang tua akuntabilitas.
akan
pentingnya 4. Siapkan laporan
aktivitas akhir terkait
fisik. rekomendasi.

Prevensi Tersier: Program


Efektivitas Komunitas.
Indikator IR ER
1. Identifikasi 2 4
Prevensi Tersier:
kondisi
Konsultasi Melalui
berisko
Telepon.
tinggi yang
2808 8180 1. Identifikasi diri
umum
dengan
dikomunitas
menyebutkan
.
nama dan
2. Pendidikan 2 4 identitas, atau
kepada organisasi untuk
anggota mengijinkan
komunitas penelepon tahu
akan apakah panggilan
pentingnya sedang direkam
skrining. 4 atau tidak untuk
3. Identifikasi 2 menciptakan
sumber daya hubungan
yang teraupetik.
dibutuhkan 2. Informasikan
untuk pasien mengenai
skrining. proses panggilan
dan memperoleh
persetujuan.
3. Identifikasi
kekhawatiran
mengenai status
kesehatan.
4. Tanyakan
mengenai keluhan
Prevensi Tersier: Perilaku atau gejala.
Pemeriksaan Kesehatan
Pribadi
Indikator IR ER
1. Mengenali 2 4
adanya
resiko
1634
penyakit.
2. Identifikasi 2 4
sumber daya
komunitas
untuk
skrining.

3. Mendapatkan 2 4
hasil hasil
skrining.
a. Anak SMA Pondok 00078 Ketidakefektifan 1603 Prevensi Primer: Perilaku 5510 Prevensi Primer:
Pesantren AL- manajemen Pencarian Kesehatan. Pendidikan
Kautsar mengatakan kesehatan. Indikator IR ER Kesehatan.
mengonsumsi 1. Mengajukan 2 4 1. Identifikasi faktor
makanan goreng- pertanyaan- internal atau
gorengan. pertanyaan eksternal yang
b. Anak SMA Pondok yang dapat
Pesantren AL- berhubungan meningkatan atau
Kautsar mengatakan dengan mengurangi
memiliki pola tidur kesehatan motivasi untuk
2. Melakukan 2 4
yang tidak sehat. berperilaku sehat.
skrining diri.
c. Anak SMA Pondok 3. Menjelaskan 2 4 2. Tentukan
Pesantren AL- strategi untuk pengetahuan
Kautsar megatakan menghilangkan kesehatan dan
tidak pernah perilaku yang gaya hidup
melakukan tidak sehat. perilaku saat ini
SADARI. pada individu,
d. Anak SMA Pondok keluarga, atau
Pesantren AL- kelompok
Kautsar dikelas sasaran.
tampak menahan 3. Identifikasi
rasa kantuk. sumber daya
e. Anak SMA Pondok (misalnya tenaga,
Pesantren AL- ruang, peralatan,
Kautsar ketika uang, dll) yang
ditanyakan terkait diperlukan untuk
pencegahan tampak melaksanakan
bingung dan hanya program.
tersenyum.
Prevensi Sekunder: Perilaku
Patuh: Aktivitas yang
disarankan. Prevensi Sekunder:
Indikator I ER Pengembangan
1632 R 8500 Kesehatan
1. Membahas 2 4
Komunitas.
aktivitas
1. Identifikasi
rekomendasi
dengan bersama
profesional komunitas
kesehatan. mengena
masalah,
2. Mengidentifikasi 2 4 kekuatan, dan
manfaat yang prioritas.
diharapkan dari 2. Berikan
aktivitas fisik. kesempatan
berpartisipasi
3. Mengunakan 2 4
bagi semua
strategi untuk
segmen
meningkatkan
komunitas.
keamanan.
3. Bantu anggota
komunitas terkait
dengan
pengembangan
sumber daya.
4. Tingkatkan
jaringan
mengenai
dukungan
komunitas.
Prevensi Tersier: Perilaku
Promosi. Prevensi Tersier:
Indikator IR ER Dukungan
1. Menggunakan 2 4 Kelompok.
perilaku yang 1. Kaji tingkatan
1602 menghindari 5430 dan kesesuaian
risiko. sistem pendukung
2. Keseimbangan 2 4
yang telah ada.
aktifitas dan
2. Manfaatkan
istirahat.
kelompok
3. Melakukan 2 4 pendukung
perilaku selama masa
kesehatan transisi untuk
secara rutin. membantu pasien
beradaptasi
dengan
kondisinya.
3. Tentukan tujuan
dan fungsi
kelompok
pendukung.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KANKER PAYUDARA

Fasilitas Pelayanan Kesehatan No Register


Nama Perawat Nama Penanggung Jawab
Nama/Jenis Kelompok Alamat
Penyakit/Masalah Kesehatan

No/Tanggal Diagnosis Implementasi Evaluasi Tanda


Keperawatan Tangan
Perawat
1./29.03.201 Penurunan kesehatan 1. Memberikan pendidikan S:
1. Remaja SMA Pondok Pesantren
9 masyarakat kesehatan pada remaja SMA
AL-Kautsar mengatakan belum
Pondok Pesantren AL-Kautsar.
2. Mengajarkan permerikasaan mengetahui penyakit kanker
sadari pada remaja SMA payudara.
Pondok Pesantren AL-Kautsar. 2. Remaja SMA Pondok Pesantren
3. Memberitahu jadwal AL-Kautsar mengatakan mau
pemeriksaan berkala terkait melakuakan pemeriksaan sadari.
pemeriksaan sadari pada 3. Remaja SMA Pondok Pesantren
remaja SMA Pondok Pesantren AL-Kautsar mengatakan jarang
AL-Kautsar. melakukan pemeriksaan sadari.
O:
1. Remaja SMA Pondok Pesantren
AL-Kautsar terlihat aktif
mendengarkan dan
memperhatikan materi yang
disampaikan terkait kanker
payudara.
2. Remaja SMA Pondok Pesantren
AL-Kautsar terlihat antusias
menjawab pertanyaan.

A: Masalah Belum Teratasi


Ditandai dengan:
Indikator IR ER
Tanda dan gejala 3 4
kanker
Penyebab dan faktor- 3 4
faktor yang
berkontribusi
Perjalanan penyakit 3 4

P: Lanjutkan Intervensi
2./29.03.201 Ketidakefektifan 1. Menanyakan pada remaja S:
9 1. Remaja SMA Pondok Pesantren
manajemen kesehatan SMA Pondok Pesantren AL-
AL-Kautsar mengatakan sudah
Kautsar tentang makanan yang
melakukan diet yang disarankan.
disukai.
2. Remaja SMA Pondok Pesantren
2. Menanyakan pada remaja
AL-Kautsar mengatakan masih
SMA Pondok Pesantren AL-
banyak yang mengonsumsi
Kautsar apakah lingkungan
makanan berkolestrol.
mendukung diet.
3. Remaja SMA Pondok Pesantren
3. Pendidikan kesehatan terkait
AL-Kautsar mengatakan
diet yang dianjurkan pada
dilingkungan sekolah masih
remaja SMA Pondok Pesantren
banyak yang merokok.
AL-Kautsar.
O:
1. Remaja SMA Pondok Pesantren
AL-Kautsar terlihat aktif
mendengarkan dan
memperhatikan materi yang
disampaikan terkait kanker
payudara.
2. Remaja SMA Pondok Pesantren
AL-Kautsar menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh
mahasiswi.

A: Masalah teratasi
Ditandi dengan:
Indikator IR ER
1. Tanda dan gejala 3 4
kanker
2. Langkah-langkah 3 4
dan rejimen
pengobatan
3. Efek pada gaya 3 4
hidup
4. Sumber daya 3 4
komunikasi yang
tersedia

P: Hentikan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai