Kumpulan Artikel Isbd Ghea Amelia Putri ISBD, Agroekoteknologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Kumpulan Artikel Isbd Ghea Amelia Putri ISBD, Agroekoteknologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Disusun Oleh:
Nama :Ghea Amelia Putri
NIM :C1M020051
Prodi/Kelas : Agroekoteknologi/B
1
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya haturkan kepada ALLAH SWT atas selesainyatugas ini
dengan baik dan tepat waktu.
Sholawat dan Salam semoga ALLAH limpahkankepada Rasulullah Muhammad SAW
atas bimbingannya yang telah mengajarkan ilmu kepadakita semua.Terima kasih saya
sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos. sebagai dosen
pengampuh mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya dasar yang telah dengan ikhlas dan
sabar membimbing dan menyampaikan ilmu yang sangat bermanfaat.Besar harapan
saya tugas ini akan memberi manfaat baik kepada diri saya sendiri ataupunkepada orang
lain.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. Pengertian, konsep, serta tujuan ilmu sosial budaya dasar
II. Perubahan sosial dan budaya: pengertian serta faktor-faktor penyebabnya
III. Teori-teori kebudayaan dan teori-teori tentang interaksi social
IV.Hirarkhi kebutuhan manusia dan kaitannya dengan kemunculan budaya
V. Solidaritas sosial kota dan desa (mekanis-organis, gemeinschaft-gesselschaft,
paguyuban-patembayan)
3
BAB I
PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial dan budaya dasar merupakan pengetahuan
yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia
dan kebudayaan. Istilah ISBD dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai
pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the
Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus
yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities
diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih
halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi
lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan
bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau
manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu
yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain
sebagai manusia itu sendiri.
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan
integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi
(sosio:sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari ilmu
sosial. Pengertian lebih lanjut tentang ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang
menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi masalah-masalah sosial,
sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk dalam pengetahuan budaya,
mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.
Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial dan budaya dasar merupakan pengetahuan
yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia
dan kebudayaan. Istilah ISBD dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai
pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the
Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus
yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities
4
diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih
halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi
lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan
bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau
manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu
yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain
sebagai manusia itu sendiri.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang asal mula ilmu sosial dan budaya dasar, perlu
diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan
bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :
5
Manfaat Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar
Ilmu sosial budaya dasar (ISBD) merupakan Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat
(MBB) dengan visi “Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis,
peka dan arif dalam memahami keragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia yang
dilandasi nilai-nilai estetika, etika, dan moral dalam kehidupan bermasyarakat”. Adapun
misinya adalah “Memberikan landasan dan wawasan yang luas, serta menumbuhkan
sikap kritis, pekam dan arif pada mahasiswa untuk memahami keragaman, kesetaraan,
dan kemartabatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan
makhluk sosial yang beradab serta bertanggung jawab terhadap sumber daya dan
lingkungannya”.
ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan suatu rangkaian
pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan
manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya, dan masalah-masalah yang terwujud
daripadanya. Selain itu, mata kuliah ini pada prinsipnya sebagai pengatur dasar menuju
pengenalan teori ilmu- ilmu social dan kebudayaan sehingga diharapkan
mahasiswa dapat memiliki wawasan keilmuan yang bersifat multidisipliner tentang
keragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
Jadi ilmu budaya dasar tidak hanya mempelajari tentang budaya tetapi lebih dari itu kita
bisa mengkaji masalah-masalah budaya dengan manusia sehingga kita dapat
mengetahui hubungan manusia dengan budaya. Ada beberapa manfaat yang saya
dapatkan dalam mempelajari ilmu budaya dasar, seperti :
1) Menghargai budaya lain
Indonesia sangat kaya dengan budaya dan adat istiadat dengan belajar ilmu budaya
dasar kita dapat lebih menghargai dan mengapresiasi kebudayaan indonesia sehingga
budaya indonesia tidak punah ditelan zaman.
2) Memperluas wawasan
Ilmu budaya dasar dapat memperluas Wawasan kita tentang masalah manusia dan
budaya serta mengembangkan daya kritis kita terhadap persoalan-persoalan yang
menyangkut manusia dan budaya.
3) Lebih peka terhadap lingkungan
Dalam ilmu budaya dasar kita dididik untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungan
sekitar dengan budaya yang berbeda. Hal ini bertujuan agar kita mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan yang baru yang tentunya sangat berguna dimasa mendatang.
4) Mempererat persatuan
Dalam ilmu budaya dasar kita diajarkan untuk menghargai dan mengapresiasi budaya
lain sehingga tidak ada sifat- sifat kedaerahan dimana sifat tesebut akan membuat kita
terpecah belah. Dan ilmu budaya dasar memberikan solusi untuk permasalahan tesebut.
6
Ruang Lingkup Ilmu Sosial Budaya Dasar
Ruang lingkup kajian yang terdapat dalam ilmu sosial budaya dasar antara lain sebagi
berikut;
1.Kegiatan Dasar Manusia
Kegiatan dasar setiap manusia dilakukan kajian penuh pada ISBD ini sendiri
mendapatkan perhatian pada faktor hakakat manusia hidup yang tidak bisa secara
sendiri, sehingga diperlukan kontribusi orang lain dalam memenuhi segala kebutuhan
hidupnya.
2.Ilmu Sosial
Ruang lingkup lainnya, yang terdapat dalam ilmu sosial budaya dasar adalah tentang
beragam ilmu sosial yang mempengaruhinya, seperti ilmu psikologi, sosiologi, ilmu
sejarah, yang kesemuanya dianggap mampu untuk memberikan peran nyata dalam
kajian kebudayaan yang ada.
3.Humaniora
Arti humaniora adalah ilmu pengetahuan yang dianggap mampu menausiakan manusia
dengan pada posinya. Dengan kenyataan ini tentusaja tujuan ISBD dianggap dapat
memberikan kontrbusi pengetahuan yang luas pada perkembangan kembudayaan yang
ada.
Tujuan ISBD
1. Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang
keanekaragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia sebagai individu dan
makhluk social dalam kehidupan bermasyarakat
2. Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman,
kesederajatan, dan kemartabatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika,
dan moral dalam kehidupan bermasyarakat. Ilmu Sosial Budaya Dasar
3. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan
kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan
7
mahkluk social yang beradabdalam mempraktikkan pengetahuan akademik dan
keahliannya dan mampu memecahkan masalah social budaya secara arif.
BAB II
PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR-
FAKTOR PENYEBABNYA
8
Namun, adanya perubahan dalam masyarakat tidak terjadi secara instan. Dalam
masyarakat, penyebab perubahan sosial ini seringkali mengubah lingkungan sosial
dalam jangka waktu yang cukup lama.
Penyebab perubahan sosial sendiri dibagi menjadi dua, yaitu yang berasal dari dalam
masyarakat dan dari luar masyarakat. Dilansir dari liputan6.com, berikut adalah faktor
penyebab perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat.
1. Penyebab Perubahan Sosial Intern
Penyebab perubahan sosial intern adalah perubahan sosial yang berasal dari dalam
masyarakat itu sendiri.
Ada beberapa faktor penyebab perubahan sosial secara internal dalam masyarakat,
antara lain:
a) Perubahan Penduduk
Dalam kehidupan masyarakat, pasti akan mengalami proses interaksi sosial dan
sosialisasi. Dua kondisi inilah yang berpotensi untuk mengubah pola pikir dan tingkat
pengetahuan masyarakat yang akan berujung pada proses perubahan sosial.
Perubahan penduduk yang ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk
pada suatu daerah akan mengakibatkan keramahtamahan semakin menurun, kelompok
sekunder akan bertambah banyak, struktur kelembagaan menjadi lebih rumit, dan
bentuk-bentuk perubahan yang lainnya.
b) Penemuan Baru
Adanya penemuan baru juga dapat memengaruhi terjadinya perubahan sosial.
Penemuan baru ini bisa berupa alat, gagasan, atau rangkaian ciptaan. Penemuan yang
benar-benar baru disebut discovery. Sedangkan penemuan baru apabila telah diterima
dan diakui masyarakat disebut invention.
Namun, proses yang terjadi dalam discovery menjadi invention, membutuhkan waktu
yang lama. Munculnya penemuan baru ini juga didorong oleh beberapa faktor sebagai
berikut:
1) Kesadaran individu atau masyarakat berkaitan dengan keterbatasan fungsi nilai
kebudayaan.
2) Kualitas sumber daya manusia atau ahli untuk mengolah sumber daya alam dan
teknologi.
3) Muncul rangsangan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja dalam
masyarakat.
4) Konflik dalam Masyarakat
Adanya perbedaan dalam masyarakat, seperti perbedaan ciri-ciri fisik, kepentingan
pendapat, status sosial ekonomi, suku bangsa, ras, agama, dan lain-lain, seringkali dapat
memicu munculnya konflik.
9
memang merupakan proses disosiatif, namun munculnya konflik ini tidak selalu
berakibat negatif. Suatu konflik yang kemudian disadari akan memecahkan ikatan sosial
biasanya akan diikuti dengan proses akomodasi yang justru akan menguatkan ikatan
sosial. Jika demikian, biasanya akan terbentuk suatu keadaan yang berbeda dengan
keadaan sebelum terjadi konflik
b. Peperangan
Adanya peperangan di suatu wilayah juga menjadi penyebab perubahan sosial. Sudah
banyak contoh dari kasus ini dari berbagai belahan dunia. Peperangan yang terjadi akan
mengakibatkan perubahan pada kepribadian individu sebagai anggota masyarakat yang
tinggal di wilayah tersebut. Perubahan sosial karena peperangan ini bisa terjadi karena
melibatkan seluruh komponen masyarakat dan akan membawa perubahan dalam
masyarakat tersebut, baik besar maupun kecil.
Selain itu, perang juga akan membawa dampak bagi masyarakat setempat, khususnya
pada masyarakat yang kalah perang. Ini karena adanya pemaksaan masuknya budaya
dari negara yang menang perang.
c. Pengaruh Kebudayaan
Adanya hubungan sosial selalu terjadi dalam kehidupan masyarakat membuat
kebudayaan satu dengan kebudayaan lainnya bertemu dalam proses sosial baik
bertemunya, tersebut secara asosiatif ataupun disosiatif.
Pertemuan dari dua kebudayaan atau lebih yang memiliki latar belakang berbeda pada
dasarnya menjadi faktor penyebab sosial budaya. Perubahan tersebut bisa dalam bentuk
akulturasi ataupun dalam bentuk asimilasi.
d. Bencana Alam
10
Adanya bencana alam juga bisa menjadi penyebab perubahan sosial. Ini bisa terjadi
karena bencana dalam suatu masyarakat akan mengubah segala bentuk struktur dan juga
sistem hidup yang direncanakan.
11
Mobilitas sosial adalah perubahan posisi seseorang dalam masyarakat. Dari
pembentukan kata, mobilitas sosial berasal dari kata mobilitas dan sosial. Mobilitas
merupakan kata dari bahasa Inggris mobility, yang artinya pergerakan. Sesuatu yang
bergerak berarti terdapat perubahan, yaitu berpindah posisi dari satu tempat ke tempat
lainnya. Sedangkan sosial, berasal dari kata social yang kurang lebih maknanya
interaksi antar manusia dalam kelompok masyarakat. dari pembentukan kata, mobilitas
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai gerakan berpindah-pindah atau
kesiapsiagaan untuk bergerak.
Sedangkan secara etimologis mobilitas berasal dari bahasa latin yaitu ‘mobilis’ yang
berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain;
terdapatnya kata sosial pada istilah mobilitas sosial adalah untuk menekankan bahwa
istilah tersebut mengandung makna yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga
dalam kelompok sosial.
Dengan hijrahnya masyarakat desa ke daerah perkotaan ini akan berimplikasi pada
perubahan karakteristik masyarakat desa.bila sebelumnya masyarakat desa masih terikat
oleh adanya suatu hubungan kekerabatan serta sifat solidaritas yang tinggi di antara
sesasamya, karena melihat perkembangan kehidupan masyarakat yang rumit dan
kompleks, misalnya berpandangan pada budaya materialistis, maka dengan sendirinya
masyarakat desa sedikit demi sedikit akan mengikuti pola kehidupan tersebut, sehingga
akan menggeser tata nilai yang telah lama terbentuk dalam kehidupanya
masyarakatnya.salah satu bentuk nyata dari perubahan sosial adalah modernisasi, yaitu
perubahan sosial budaya yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan.
Modernisasi merujuk pada sebuah transformasi dari keadaan yang kurang maju atau
kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan
yang lebih berkembang, maju, dan makmur.modernisasi tidak sekedar menyangkut
aspek material saja, melainkan juga aspek immaterial seperti pola pikir, tingkah laku,
dan lain sebagainya.
Contohnya, seorang pedagang yang menjadi anggota dewan perwakilan pusat atau
daerah. Sebelumnya, ia berada di masyarakat dengan dikenal sebagai seorang pedagang
yang pengaruhnya berada di lingkungan sosialnya saja. Namun, ketika ikut pemilu dan
terpilih sebagai wakil rakyat, ia memiliki posisi yang membuat peraturan yang
berdampak bagi orang banyak di luar tempatnya biasa berinteraksi.
12
BAB III
Teori-teori kebudayaan dan teori-teori tentang interaksi social
Teori Evolusi dapat dikatakan sebagai induk sebagai induk dari semua teori dalam
antropologi. Secara tidak disadari baik emplisit maupun eksplisit pemikiran
evolusionisme mempengarihi cara berfikir banyak ahli. Ada dua situasi penting yang
melatarbelakangi tulisan – tulisan para evolusionis pada abad ke-19 yaitu pergulatan
kamum evolusionis untuk menegakkan suatu telaah naturalistik mengenai fenomena
kultural, yang oleh Tylor disenut sebagai ilmu budaya. Cara utama yang diharapkan
evolusionis yaitu untuk menegakkan suatu ilmu yang menunjukkan dengan sejelas –
jelasnya bahwa budaya telah berkembang setapak demi setapak dalam langkah-langkah
alami
Dalam bidang ilmu sosial paham evolusionisme diawali oelh pemikiran E.B Taylor
(1832-1917), yang menjelaskan persamaan yang terjadi pada berbagai bangsa yang
berbeda, Tylor berpendapat bahwa manusia memiliki kesatuan jiwa yang sama diantara
semua umat manusia sehingga menemukan pemecahan yang sama terhadap persoalan
yang sama sehingga mengalami pekembangan sejarah evolusi yang sama.
Menurut Morgan perkembangan evolusi dibagi menjadi dua
– Evolusi Unilinier : Evolusi yang terjadi melalui satu garis yang dominan.Masyarakat
akan berkembang mengikuti tahap – tahap yang sama.
2. Teori Difusi
Pada awalnya teori difusi ditujukan untuk memahami difusi dari teknik -teknik
pertanian, tetapi pada perkembangan selanjutnya teori difusi digunakan pada bidang-
13
bidang lainnya secara lebih universal. Teori difusi inovasi dari Everret M. Rogers
kemudian diformulasikan dalam sebuah buku pada tahun 1962 berjudl “Diffusion of
Innovations”, dimana dalam perkembangan selanjutnya menjadi landasan pemahaman
tentang inovasi, karakteristik inovasi, mengapa orang-orang mengadopsi inovasi, faktor-
faktor sosial apa yang mendukung adopsi inovasi, dan bagaimana inovasi tersebut
berproses diantara masyarakat. Difusi menekankan pada adanya persebaran (material
dan non material) dari satu kebudayaan ke kebudayaan yang lain, dari satu orang ke
orang yang lain, serta dari satu tempat ke tempat yang lain, sehingga kebudayaan itu
sumbernya dari satu tempat yang kemudian berkembang dan menyebar ke tempat yang
lain.
3. Teori Fungsionalisme
14
lain. Struktur – struktur itu dilihat saling mendukung dan cenderung ke arah
keseimbangan dinamis. Penekanannya terletak pada cara pemeliharaan tatna antara
berbagai unsur masyarakat. Parson tidak hanya memerhatikan sistem sosial dalam
dirinya tetapi juga hubungan -hubungannya dengan sistem-sistem tindakan lainnya,
khususnya sistem budaya dan kepribadian. Akan tetapi pandangan dasarnya mengenai
hubungan-hubungan intersistemik yang sama dengan pandangan mengenai relasi-relasi
intrasistemik, yakni mereka didefinisikan oleh kohesi, consensus, dan ketertiban.
Dengan kata lain, struktur-struktur sosial yang beraneka ragam melaksanakan berbagai
fungsi positif untuk satu sama lain.
15
Teori Interaksi Sosial Menurut Ahli Sosiologi Pembahasan terkait dengan interaksi
sosial sudah dijelaskan oleh beberapa ahli sosiologi pada era abad ke-19 dan awal 20.
Di antaranya ialah George Herbert Mead dan Erving Goffman. Keduanya menjelaskan
interaksi sosial sebagai suatu bentuk aktivitas individu yang dapat menjadi faktor
pembentuk kepribadian dari setiap orang. Kedua sosiolog itu juga merumuskan teori
tentang interaksi sosial, yakni Interaksionisme Simbolik dan Dramaturgi
. 1. Teori Interaksionisme Simbolik Teori Interaksionisme Simbolik dikemukakan oleh
George Herbert Mead. Menurut pendapat Mead, interaksi sosial terjadi karena
penggunaan simbol-simbol yang memiliki makna. Simbol tersebut menciptakan makna
yang dapat memicu adanya interaksi sosial antar individu. Contoh interaksionisme
simbolik dalam aktivitas sehari-hari yaitu ketika kita sedang melakukan aktivitas
berbelanja di mana terdapat pelayan yang menawarkan berbagai produk. Oleh karena itu
dalam hal ini kita akan menempatkan diri sebagai seorang konsumen. Interaksionisme
simbolik pada contoh ini memberikan makna atas suatu peran dan juga aktivitas pada
setiap individu.
2. Teori Dramaturgi Teori Dramaturgi dikonsepsikan oleh Erving Goffman. Menurut
Goffman, interaksi sosial seperti suatu pertunjukan seni. Sebab, dalam interaksi sosial
ada dua jenis kehidupan, yaitu backstage (belakang panggung) dan juga frontstage
(depan panggung). Teori Goffman menggambarkan kehidupan manusia yang memiliki
perbedaan pola interaksi yang tergantung pada situasi dan kondisi. Dalam kehidupan
sehari-hari, dramaturgi dalam interaksi sosial terlihat seperti dalam kehidupan seorang
Ayah. Saat bekerja, seorang ayah mungkin akan menjadi seorang bos yang akan
bersikap tegas kepada bawahannya di perusahaan. Sebaliknya, saat di rumah dan
menjadi figur ayah, sosok itu mungkin akan lebih ramah dan bersahabat kepada anak-
anaknya.
16
3. Kerja sama Proses ini merupakan suatu kegiatan kerja atau melakukan sesuatu
secara bersamaan antara dua orang individu atau lebih. Kerja sama bisa terbagi ke
dalam tiga jenis, yaitu dipaksakan, sukarela, dan tidak disengaja.
4. Konflik Dalam sosiologi, konflik dianggap sebagai hal yang normal yang ada
dalam suatu interaksi sosial. Hal tersebut dapat terjadi akibat adanya kepentingan
pribadi atau perebutan suatu kendali atas sumber daya yang langka.
5. Kompetisi Kompetisi juga wajar dalam aktivitas interaksi sosial. Kompetisi
memicu terjadinya interaksi sosial satu sama lain dalam suatu kelompok, yakni
antar-individu, ataupun antarkelompok.
17
BAB IV
Hirarkhi kebutuhan manusia dan kaitannya dengan kemunculan budaya.
18
Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling mendasar dari hierarki
Maslow. Kebutuhan ini disebut juga sebagai kebutuhan primer, seperti makan,
minum, pakaian, dan tempat tinggal.Manusia akan memenuhi kebutuhan
fisiologis terlebih dahulu sebelum ia beranjak ke kebutuhan berikutnya. Sebab,
kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling kuat dan mendesak
pemenuhannya.
19
makhluk sosial, tidak mengherankan jika manusia membutuhkan sosialisasi
dalam menjalani hidupnya. Sebab dalam menjalani hidupnya, manusia
senantiasa membutuhkan bantuan dari orang lain.
Kebutuhan penghargaan
Kebutuhan penghargaan merupakan kebutuhan yang menempati posisi keempat
dari hierarki Maslow. Dalam buku Perilaku Organisasi (2018) karya Timotius
Duha, dijelaskan bahwa kebutuhan penghargaan meliputi faktor-faktor internal
seperti harga diri, otonomi, dan prestasi serta faktor-faktor eksternal seperti
status, pengakuan, dan perhatian.Kebutuhan penghargaan atau disebut juga
kebutuhan harga diri merupakan hak untuk memperoleh dan kewajiban untuk
meraih atau mempertahankan pengakuan dari orang lain.Pengakuan akan
diperoleh seseorang apabila telah sukses dalam memenuhi kebutuhan sosialnya.
Kebutuhan ini bisa menjadi sangat ambisius apabila yang memenuhi kebutuhan
ini adalah seseorang yang sering mencari status.
Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang menempati posisi
tertinggi dari hierarki Maslow. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk
mengembangkan potensi yang ada pada diri sendiri, kebutuhan untuk
meningkatkan kemampuan diri, serta kebutuhan untuk menjadi orang yang lebih
baik Kebutuhan ini umumnya jarang dipenuhi oleh seseorang. Sebagian besar
orang-orang hanya fokus pada kebutuhan fisik, rasa aman, sosial, dan harga
diri.Kebutuhan ini biasanya hanya dipenuhi oleh orang-orang yang ingin
menaklukkan kemampuan dirinya dan yang berani menerima tantangan dari
luar.
Kemunculan Budaya
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-DeterminismHerskovits memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang
lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,
norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual, dan artistik yang menjadi ciri
khas suatu masyarakat.Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.Menurut Selo Soemardjan, dan Soelaiman
Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.Menurut
M.Selamet Riyadi, Budaya adalah suatu bentuk rasa cinta dari nenek moyang kita yang
20
diwariskan kepada seluruh keturunannya.Menurut Koentjaraningrat kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan, dan tindakan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dimiliki manusia dengan belajar. Dari berbagai definisi tersebut, dapat
diperoleh pengertian bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak.Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang
bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang semuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
BAB V
SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,
GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN
PATEMBAYAN
21
Durkheim membagi dua tipe solidaritas mekanis dan organis. Masyarakat yang ditandai
oleh solidaritas mekanis menjadi satu dan padu karena seluruh orang adalah generalis.
Ikatan dalam masyarakat ini terjadi karena mereka terlibat aktivitas dan juga tipe
pekerjaan yang sama dan memiliki tanggung jawab yang sama. Sebaliknya, masyarakat
yang ditandai oleh solidaritas organis bertahan bersama justru karena adanya perbedaan
yang ada didalamnya, dengan fakta bahwa semua orang memilki pekerjaan dan
tanggung jawab yang berbeda-beda (George Ritzer dan Douglas J. Goodman, 2008: 90-
91).
Durkheim berpendapat bahwa masyarakat primitif memiliki kesadaran kolektif yang
lebih kuat yaitu pemahaman norma dan kepercayaan bersama. Peningkatan pembagian
kerja menyebabkan menyusutnya kesadaran kolektif. Kesadaran kolektif lebih terlihat
dalam masyarakat yang ditopang oleh solidaritas mekanik daripada masyarakat yang
ditopang oleh solidaritas organik. Masyarakat modern lebih mungkin bertahan dengan
pembagian kerja dan membutuhkan fungsi-fungsi yang yang dimiliki orang lain
daripada bertahan pada kesadaran kolektif. Oleh karena itu meskipun masyarakat
organik memiliki kesadaran kolektif, namun dia adalah bentuk lemah yang tidak
memungkinkan terjadinya perubahan individual (George Ritzer dan Douglas J.
Goodman, 2008: 92).
Masyarakat yang dibentuk oleh solidaritas mekanik, kesadaran kolektif melingkupi
seluruh masyarakat dan seluruh anggotanya, dia sangat diyakini, sangat mendarah
daging, dan isinya sangat bersifat religious. Sementara dalam masyarakat yang memiliki
solidaritas organik, kesadaran kolektif dibatasi pada sebagian kelompok, tidak dirasakan
terlalu mengikat, kurang mendarah daging, dan isinya hanya kepentingan individu yang
lebih tinggi dari pedoman moral (George Ritzer dan Douglas J. Goodman, 2008: 91-92).
Masyarakat yang menganut solidaritas mekanik, yang diutamakan adalah perilaku dan
sikap. Perbedaan tidak dibenarkan. Menurut Durkheim, seluruh anggota masyarakat
diikat oleh kesadaran kolektif, hati nurani kolektif yaitu suatu kesadaran bersama yang
mencakup keseluruhan kepercayaan dan perasaan kelompok, dan bersifat ekstrim serta
memaksa (Kamanto Sunarto, 2004: 128).
Solidaritas organik merupakan bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks,
yaitu masyarakat yang mengenal pembagian kerja yang rinci dan dipersatukan oleh
saling ketergantungan antar bagian. Setiap anggota menjalankan peran yang berbeda,
dan saling ketergantungan seperti pada hubungan antara organisme biologis. Bisa
dikatakan bahwa pada solidaritas organik ini menyebabkan masyarakat yang
ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya, karena adanya saling
ketergantungan ini maka ketidakhadiran pemegang peran tertentu akan mengakibatkan
gangguan pada sistem kerja dan kelangsungan hidup masyarakat. Keadaan masyarakat
dengan solidaritas organik ini, ikatan utama yang mempersatukan masyarakat bukan
lagi kesadaran kolektif melainkan kesepakatan yang terjalin diantara berbagai kelompok
profesi (Kamanto Sunarto, 2004: 128).
Uraian diatas menggambarkan tentang konsep solidaritas dari sosiolog Emile Durkheim.
Secara garis besar peneliti akan menggunakan konsep yang telah dirumuskan oleh
22
Durkheim ini sebagai dasar pemikiran dalam melakukan penelitian tentang bentuk
solidaritas di Desa Melikan. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa solidaritas sosial
menunjuk pada satu keadaan
hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok
dengan kelompok di masyarakat berdasarkan pada kuatnya ikatan perasaan dan
kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.
Solidaritas menunjuk pada kekompakan untuk berbagi dan saling meringankan beban
pekerjaan satu sama lain. Peneliti juga menyimpulkan bahwa bentuk solidaritas sosial
terbagi menjadi dua, yaitu solidaritas mekanik dan organik. Solidaritas mekanik
mempunyai ciri pokok yaitu: Sifat individualitas yang rendah, belum ada pembagian
kerja yang jelas, dan hanya ada di dalam masyarakat pedesaan. Sementara solidaritas
organik mempunyai ciri pokok yaitu: Kesadaran kolektif lemah, sudah ada pembagian
kerja yang jelas, dan dapat terlihat di dalam masyarakat modern atau komplek. Peneliti
menggunakan konsep ini untuk meneliti tentang bentuk solidaritas sosial yang ada di
desa wisata. Melikan, dan untuk melihat kecenderungan bentuk solidaritas seperti
apakah yang ada di desa wisata Melikan.
23
Teori Solidaritas mekanik-organik
Diambil dari buku Teori Sosiologi dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan
Terakhir Post Modern (2012) karya George Ritzer, perkembangan masyarakat dilihat
dari masyarakat yang berkembang di lingkungan sederhana menuju masyarakat di
lingkungan modern.Perbedaan tersebut membuat Emile Durkheim membuat dua tipe
solidaritas, yaitu:
Solidaritas mekanik
Merupakan rasa solidaritas yang berdasarkan suatu kesadaran kolektif. Bentuk
solidaritasnya tergantung pada individu masing-masing yang memiliki sifat yang sama
dan menganut kepercayaan serta pola normatif yang sama pula.
Solidaritas mekanik biasanya muncul dari pedesaan. Hal ini dikarenakan solidaritas
tersebut akan terbangun pada kelompok masyarakat yang masih sederhana.
Solidaritas organik
Solidaritas yang berkembang dalam kelompoj masyarakat yang kompleks. Contohnya,
pada masyarakat perkotaan di mana para anggotanya disatukan oleh rasa saling
membutuhkan untuk kepentingan bersama.
GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN
Gemeinschaft
Gemeinschaft dalam bahasa Inggris disebut communal society atau masyarakat
komunal. Dalam bahasa Indonesia disebut paguyuban.
Gemeinschaft adalah asosiasi sosial di mana individu-individu cenderung ke arah
komunitas sosial daripada keinginan dan kebutuhan individu mereka.Paguyuban adalah
bentuk kehidupan bersama, anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat
alami dan kekal. Dasar hubungan adalah rasa cinta dan rasa persatuan yang telah
dikodratkan.Biasanya paguyuban lahir dari dalam diri individu ditandai dengan rasa
solidaritas dan identitas yang sama. Keinginan untuk berhubungan didasarkan atas
kesamaan dalam keinginan dan tindakan. Di pedesaan, masyarakat tani yang
melambangkan Gemeinschaft, hubungan pribadi didefinisikan dan diatur berdasarkan
aturan sosial tradisional.Orang-orang memiliki hubungan tatap muka yang sederhana
dan langsung satu sama lain yang ditentukan oleh Wesenwille (kehendak alami),
sebagai emosi alami dan spontan serta ekspresi sentimen. Kontrol sosial dalam
24
Gemeinschaft dipertahankan melalui cara-cara informal seperti persuasi moral, gosip
dan bahkan gerak tubuh (gestur).
Gesellschaft
Gesellschaft dalam bahasa Inggris disebut associational society atau masyarakat asosiasi
dan dalam bahasa Indonesia disebut patembayan.Gesellschaft adalah masyarakat sipil di
mana kebutuhan individu mendapatkan prioritas penting daripada asosiasi sosial.
Patembayan merupakan konsep yang merujuk pada hubungan anggota masyarakat yang
memiliki ikatan yang lemah. Patembayan merupakan bentuk kehidupan bersama di
mana anggotanya mempunyai hubungan yang sifatnya sementara dan disatukan oleh
pemikiran yang sama.
Gesselschaft ditentukan oleh Kurwille (kehendak rasional) dan dilambangkan oleh
msayarakat kosmopolitan modern dengan birokrasi pemerintah dan organisasi industri
besar Dalam patembayan, hubungan manusia lebih bersifat impersonal dan tidak
langsung, dibangun secara rasional untuk kepentingan efisiensi atau pertimbangan
ekonomi dan politik lainnya.Gesellschaft adalah karakteristik tipe ideal kehidupan
perkotaan modern. Gesellschaft ditandai oleh individualisme, mobilitas, impersonalitas,
pengejaran kepentingan diri sendiri dan penekanan pada kemajuan daripada tradisi.
Nilai-nilai bersama dan keterlibatan pribadi secara total menjadi prioritas sekunder.
25
2. Tipikal masyarakat urban.
3. Tipikal masyarakat modern.
4. Tipikal msayarakat industri.
5. Tradisi lemah.
6. Hubungan sosial bersifat kontraktual.
7. Hubungan sosial sosial didominasi oleh kompetisi.
8. Sistem kekeluargaan dan kekerabatan lemah.
9. Tindakan sosial berdasarkan komando.
10. Mengedepankan prinsip efisiensi.
11. Komposisi masyarakat bersifat heterogen.
12. Tatanan sosial dibentul oleh birokrasi.
13. Interaksi sosial bersifat rasional.
14. Pembagian kerja bersifat kompleks.
15. Peran ilmu pengetahuan ilmiah dominan dalam pengorganisasn sosial.
DAFTAR PUSTAKA
26
%3D#aoh=16224409837417&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F
%2Fsaintif.com%2Fperubahan-sosial-budaya-adalah%2F (diakses pada 30 mei
2021)
Admin,juli 2018 “Ilmu Sosial Budaya Dasar: Pengertian, Ruang Lingkup, dan
Tujuannya Lengkap” https://www.ilmubudaya.com/2018/07/ilmu-sosial-budaya-
dasar.html(diakses 6 juni 2021)
27
28