Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan barokah-nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Farmakognosi 2 tentang LIPID.
Makalah ini kita buat sebagai salah satu pertanggungjawaban kami sebagai mahasiswa
dalam rangka untuk menambah ilmu pengetahuan. Kami menyadari bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya oleh karena itu Kritik dan
saran sangat kami harapkan untuk kedepannya kami dapat membuat makalah ini dengan lebih
baik.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TANIN
B. PENGGOLONGAN TANIN
C. SIFAT SIFAT TANIN
D. FUNGSI TANIN
E. CARA IDENTIFIKASI TANIN
F. BIOSINTESA TANIN
G. EFEK TANIN DALAM SALURAN PENCERNAAN
H. BAHAN BAHAN YANG MENGANDUNG TANIN
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Dalam metabolisme sekunder yang terjadi pada tumbuhan akan menghasilkan beberapa
senyawa yang tidak digunakan sebagai cadangan energi melainkan untuk menunjang
kelangsungan hidupnya seperti untuk pertahanan dari predaptor. Beberapasenyawa seperti
alkaloid, triterpen dan golongan phenol merupakan senyawa-senyawayang dihasilkan dari
metabolisme skunder. Golongan fenol dicirikan oleh adanyacincin aromatik dengan satu atau
dua gugus hidroksil. Kelompok fenol terdiri dari ribuan senyawa, meliputi flavonoid,
fenilpropanoid, asam fenolat, antosianin, pigmen kuinon, melanin, lignin, dan tanin, yang
tersebar luas di berbagai jenis tumbuhan.
Tanin merupakan salah satu jenis senyawa yang termasuk ke dalam golongan polifenol.
Senyawa tanin ini banyak di jumpai pada tumbuhan. Tanin dahulu digunakan untuk
menyamakkan kulit hewan karena sifatnya yang dapat mengikat protein. Selain itu juga tanin
dapat mengikat alkaloid dan glatin.
Tanin secara umum didefinisikan sebagai senyawa polifenol yang memiliki berat molekul
cukup tinggi (lebih dari 1000) dan dapat membentuk kompleks denganprotein. Berdasarkan
strukturnya, tanin dibedakan menjadi dua kelas yaitu tanin terkondensasi (condensed tannins)
dan tanin-terhidrolisiskan (hydrolysabletannins)
Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks. Hal ini dikarenakan sifat tanin yang
sangat kompleks mulai dai pengendap protein hingga pengkhelat logam. Maka dari itu efek
yang disebabkan tanin tidak dapat diprediksi. Tanin juga dapat berfungsi sebagai antioksidan
biologis. Maka dari itu semua penelitian tentang berbagai jenis senyawa tanin mulai dilirik para
peneliti sekarang. Dalam makalah ini akan dibahas berbagai hal tentang tanin yaitu
klasifikasinya dan contoh senyawanya, sifat umumnya, cara identifikasi serta contoh pemurnian
senyawa tanin.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TANIN


Tanin secara umum didefinisikan sebagai senyawa polifenol yang memiliki berat molekul
cukup tinggi (lebih dari 1000) dan dapat membentuk kompleks dengan protein.
Senyawa-senyawa kompleks yang tersebar luas dalam dunia tumbuh-tumbuhan
terdapat dalam jumlah besar pada daun, buah dan batang
Campuran senyawa polifenol, semakin banyak jumlah gugus fenolik maka semakin besar
ukuran molekul tanin
Tanin berikatan kuat dengan protein & dapat mengendapkan protein dari larutan.
Tannin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae terdapat khusus
dalam jaringan kayu. Menurut batasannya, tannin dapat bereaksi dengan protein membentuk
kopolimer mantap yang tak larut dalam air. Dalam industry, tannin adalah senyawa yang
berasal dari tumbuhan, yang mampu mengubah kulit hewan yang mentah menjadi kulit siap
pakai karena kemampuannya menyambung silang protein.

2.2 PENGGOLONGAN TANIN


Secara kimia terdapat dua jenis tannin yang tersebar tidak merata dalam dunia
tumbuhan. Tannin-terkondensasi hampir terdapat semesta di dalam paku-pakuan dan
gimnospermae, serta tersebar luas dalam angiospermae, terutama pada jenis tumbuhan
berkayu. Sebaliknya, tannin yang terhidrolisiskan penyebarannya terbatas pada tumbuhan
berkeping dua, di Inggris hanya terdapat pada suku yang nisbi sedikit. Tetapi kedua jenis tannin
itu dijumpai bersamaan dalam tumbuhan yang sama seperti yang terjadi pada kulit dan daun
ek, Quercus.
a) tanin terkondensasi (condensed tannins)
Tanin jenis ini biasanya tidak dapat dihidrolisis, tetapi dapat terkondensasi meghasilkan
asam klorida. Tanin jenis ini kebanyakan terdiri dari polimer flafonoid yang merupakan senyawa
fenol dan telah dibahas pada bab yang lain.Nama lain dari tanin ini adalah Proanthocyanidin.
Proanthocyanidin merupakan polimer dari flavonoid yang dihubungan dengan melalui C 8
dengan C4. Salah satu contohnya adalah Sorghum procyanidin, senyawa ini merupakan trimer
yang tersusun dari epiccatechin dan catechin.
Jika terkondensasi maka akan menghasilkan flavanoid jenis flavan dengan bantuan nuklofil
berupa floroglusinol

 terdiri dari molekul-molekul katekin dan epikatekin yang dihubungkan dengan ikatan C-
C
 katekin, epikatekin ® monomer
 2 – 4 monomer ® prosianidin oligomerik (OPC)
 Bobot molekul 1000-3000
 Lebih tahan terhadap penguraian
 Lebih mudah teroksidasi ® warna merah muda keunguan
 Penyimpanan ® flobafen ¯ (=flobatanin)
b) tanin terhidrolisiskan(hydrolysable tannins)
Hydrolysable Tannin = Pirogalol tanin

 Terdiri dari molekul gula pusat yang terikat pada molekul-molekul asam galat (galitanin)
atau asam heksahidroksidifenat (elagitanin)
 Merupakan glikosida sehingga mudah terhidrolisis ® asam fenolat (asam/enzim) + gula
 Berat molekul galitanin1000-1500,sedangkan Berat molekul Ellaggitanin 1000-3000
 Tanin ini biasanya berikatan dengan karbohidrat dengan membentuk jembatan oksigen,
maka dari itu tanin ini dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam sulfat atau asam
klorida. Salah satu contoh jenis tanin ininadalah gallotanin yang merupakan senyawa
gabungan dari krbohidrat denganasam galat. Senyawa

2.3 SIFAT-SIFAT TANIN


SIFAT KHUSUS

 Tidak dapat dikristalisasi


 Bila ditambah air ® larutan koloidal, reaksi asam, rasa astringen
 Mengendapkan larutan gelatin, protein dan alkaloid dalam larutan
 + garam Fe (III) ® senyawa biru tua / hitam kehijauan (larut)
 + K-ferisianida + NH4OH ® warna merah tua
 Mengendap dengan garam-garam Cu, Pb, Sn, lar. K-bikromat kuat / asam kromat 1 %
 dalam larutan basa ® mudah mengabsorbsi oksigen
SIFAT UMUM

 Dalam air membentuk larutan koloidal yang bereaksi asam dan sepat .
 Mengendapkan larutan gelatin dan larutan alkaloid.
 Tidak dapat mengkristal.
 Larutan alkali mampu mengoksidasi oksigen.
 Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut
sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik

2.4 FUNGSI TANIN


Di dalam tumbuhan letak tannin terpisah dari protein dan enzim sitoplasma, tetapi bila
jaringan rusak, misalnya bila hewan memakannya, maka reaksi penyamakan dapat terjadi.
Reaksi ini menyebabkan protein lebih sukar dicapai oleh cairan pencernaan hewan. Pada
kenyataanya, sebagian besar tumbuhan yang banyak bertanin dihindari oleh hewan pemakan
tumbuhan karena rasanya yang sepat. Kita menganggap salah satu fungsi utama tannin dalam
tumbuhan ialah sebagai penolak hewan pemakan tumbuhan. Fungsi tanin pada tanaman
biasanya sebagai senjata pertahanan untuk menghindari terjadinya over grazing oleh hewan
ruminansia dan menghindari diri dari serangga. Penyamak kulit. Pembuatan tinta (+ garam
besi(III) ® senyawa berwarna tua). Reagen untuk deteksi gelatin, protein, alkaloid (karena sifat
mengendap). Antidotum keracunan alkaloid (membentuk tannat yang mengendap) . Inflamasi
saluran pencernaan bagian atas. Diare karena inflamasi saluran GI. Topikal : lesi terbuka, luka,
hemoroid.

2.5 CARA IDENTIFIKASI TANIN


1). KUALITATIF

 Galotanin, Elagitanin + garam Feri ® warna + ¯ hitam kebiruan


 Tanin terkondensasi + garam Feri ® ¯ coklat kehijauan
 Galotanin + K-iodat ® warna rosa
 Asam galat bebas + K-iodat ® warna jingga
 Elagitanin + asam nitrit ® mula2 rosa, kemudian ungu, lalu biru
 Tanin terkondensasi + vanilin + HCl ® merah
2). KUANTITATIF
PENGUJIAN TANNIN
METODE VOLUMETRIK
Pereaksi :
1. Kalium Permanganat 0,1 N
2. Larutan indigokarmin : Larutkan 0,375 g dalam 250 ml air yang mengandung 12,5 ml
H2SO4 pekat.
3. Larutan gelatin : Larutkan 6,25 g dalam NaCl jenuh selama 1hari, panaskan sampai
gelatin larut, dinginkan dan encerkan dengan NaCl jenuh sampai 250 ml.
4. Larutan natrium klorida : Pada 975 ml larutan NaCl jenuh campur dengan 25 ml
H2SO4 pekat.
Cara kerja :
Pada sample setara dengan 0,01 g tannin, tambah 20 ml larutan indigokarmin dan sekitar 500 –
750 ml air. Tambah KMnO4 0,1 N dengan menggunakan buret, saat 1 ml dengan pengocokkan,
warna berubah menjadi hijau terang. Kemudian tambah setetes demi setetes sampai warna
berubah menjadi kuning terang atau pink gelap (Volume KMnO4 sebagai A). Pada 50 ml larutan
tersebut, tambah 25 ml larutan gelatin dan larutan natrium klorida sampai volume 250 ml.
Saring larutan tersebut (kaolin, Kieselguhr atau Supercel), kocok selama 15 menit dan saring.
Pada 50ml hasil saringan, tambah 20 ml larutan indigokarmin dan 500 – 750 ml air. Titrasi
dengan KMnO4 0,1 N (Sebagai B).
Perhitungan
A : Total semua senyawa termasuk tannin
B : Non senyawa tannin
A – B : Tannin
1 ml KMnO4 0,1 N ~ 0,0042 Tannin

2.6 BIOSINTESA TANIN


Biosintesis tannin
Tannin-terkondensasi atau flavolan secara biosintesis dapat dianggap terbentuk dengan
cara kondensasi katekin tunggal (atau galotanin) yang membentuk senyawa dimer dan
kemudian oligomer yang lebih tinggi. Ikatan karbon-karbon menghubungkan satu satuan flavon
dengan satuan berikutnya melalui ikatan 4-8 atau 6-8. Kebanyakan flavolan memiliki 2 sampai
20 satuan flavon. Nama lain untuktanin-terkondensasi adalah proantosianidin karena bila
direaksikan dengan asam panas, beberapa ikatan karbon-karbon penghubung satuan terputus
dan dibebaskanlah monomer antosianidin. Kebanyakan proantosianidin adalah prosianidin, ini
berarti bila direaksikan dengan asam akan menghasilkan sianidin.
Tannin-terhidrolisiskan terutama terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana adalah
depsida galoilglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa glukosa dikelilingi oleh lima gugus
ester galoil atau lebih. Pada jenis kedua, inti molekul berupa senyawa dimer asam galat, yaitu
asam heksahidroksidifenat, di sini pun berikatan dengan glukosa. Bila dihidrolisis elagitanin ini
menghasilkan asam elagat. Tannin terhidolisiskan ini pada pemanasan dengan asam klorida
atau asam sulfat menghasilkan gallic atau ellagic. Hydrolyzable tanin yang terhidrolisis oleh
asam lemah atau basa lemah untuk menghasilkan karbohidrat dan asam fenolat. Contoh
gallotannins adalah ester asam gallic glukosa dalam asam tannic (C 76 H52 O 46 ), ditemukan
dalam daun dan kulit berbagai jenis tumbuhan.

2.7 EFEK TANIN DALAM SALURAN PENCERNAAN


1. Efek terhadap diare
terbentuk lapisan protektif dari protein yang mengendap pada mukosa sepanjang
dinding saluran perncernaan ® menghilangkan rasa ujung-ujung syaraf sensoris & mengurangi
rangsang terhadap aktivitas peristaltik yang meningkat
2. Efek terhadap ulkus peptikum
tanin terikat secara selektif pada protein-protein yang terekspos pada dasar ulser ®
barier yang terbentuk melindungi bawah ulser dari isi lambung
Pada permukaan berdarah (Lokal)
Efek hemostatik karena :

 Vasokonstriksi lokal
 Peningkatan kecepatan koagulasi
 Pembentukan “gumpalan artifisial”
Efek antioksidan

 berkaitan dengan OPC


contoh : tanaman yang banyak mengandung OPC : - biji anggur, kulit batang Pinus
pinaster .
Reaksi yang Tidak Diinginkan:

 Hanya berlaku untuk yang jumlahnya signifikan dan digunakan dalam dosis relatif tinggi.
 Pemakaian kronis dalam dosis tinggi :
 Astringensi berlebihan pada jaringan mukosa
 Konstipasi
 Menghambat enzim- enzim pencernaan terutama dari usus kecil
Membentuk kompleks dengan ion logam misalnya dengan Fe ® jadi menghambat absorpsi
Suntikan s.c ® karsinogenik Hydrolysable tannin bila diabsorpsi ke dalam aliran darah ®
hepatotoksik
2.8 BAHAN-BAHAN YANG MENGANDUNG TANIN
1. Daun teh berasal dari Thea sinensis (Theaceae)

 Teh hijau : epigalokatekin (EGC), epigalokatekin galat (EGCG)


 Teh hitam (fermentasi + pemanasan) :
 Eksperimen dengan manusia (dosis oral) :
Teh hijau dan teh hitam ® meningkatkan aktivitas antioksidan plasma
 Teh hijau lebih kuat sekitar 50% dari teh hitam (In vitro lebih kurang 5X lebih kuat)
 Efek cepat : teh hijau ± 30 menit ; teh hitam sesudah 50 menit
2. Daun Hamamelis

 Daun yang dikeringkan dari Hamamelis virginiana L. (Hamamelidaceae). Digunakan


dalam bentuk dekok/infus.
 Konstituen :
 Hamamelitanin dan tanin lain (asam galat)
Gula heksosa
Minyak atsiri
Zat pahit
 Penggunaan :
 Sifat astringen dan hemostatik
 Air hamalelis (m. atsiri) : obat wasir, obat gigi, pengobatan gigitan/sengatan
serangga.
BAB III
KESIMPULAN

KESIMPULAN
Tanin merupakan salah satu senyawa polifenol dengan berat molekul lebih dari 1000
yang dapat diperoleh dari semua jenis tumbuhan. Tanin memiliki sifat yang khas baik fisik
maupun kimianya. Tanin biasanya dalam tumbuhan berfungsi sebagai system pertahanan dari
predaptor, contohnya pada buah yang belum matang, buah akan terasa asam dan sepat, hal ini
sama dengan sifat tanin yang asam dan sepat. Selain itu tanin jugadapat mengendapkan
protein, alkaloid, dan glatin. Tanin juga dapat membentuk khelat dengan logam secara stabil,
sehingga jika manusia kebanyakan mengkonsumsi makan yang memiliki tanin maka Fe pada
darah akan berkurang sehingga menyebabkan anemia
Tanin diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu tanin terhidrolisis dan tannin
terkondensasi. Masing-masing jenis memiliki struktur dan sifat yang berbeda. Untuk tannin
yang tehidrolisis memiliki ikatan glikosida yang dapat dihidrolisis oleh asam. Kalau
taninterkondensasi biasanya bebrbentuk polimer,jenis ini didominasi dengan flavonoidsebagai
monomernya.Beberapa cara mengujinya bergantung pada tujuanya apakah kualitatif atau
kuantitatif, masing-masing dapat dilakukan dilab dengan reagen dan metode tertentu.Tanin
jenis terhidrolisis lebih mudah untuk di murnikan daripada jenis terkondensasi.
DAFTAR PUSTAKA

 Harborne, J.B.1996. Metode Fitokimia .Edisi ke-2.ITB Bandung.Bandung.

 http://www.scribd.com/doc/33507735/TANNIN

Anda mungkin juga menyukai