Anda di halaman 1dari 15

Makalah

BIOSECURITY DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

MATA KULIAH:
TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK PERAH

Disusun Oleh :

ADE FITRIANI

1805104010041

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiratan Allah SWT. yang telah memberi rahmat, hidayah serta
inayahNya sehingga masih dalam keadaan sehat walfiat dalam masa pandemi ini dan dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Teknologi Produksi
Ternak Perah program studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
dengan judul “ Biosecurity Dalam Usaha Peternakan Sapi Perah”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya dalam pembuatan
makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Dan penulis ucapkan terima kasih atas perhatian
pembaca.

Kota Pinang, 12 Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................................i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... ii
BAB I ..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................................1
Latar belakang ...........................................................................................................................1
Rumusan masalah ......................................................................................................................1
BAB II .............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................................2
2.1 Sapi perah ......................................................................................................................2
2.2 Biosecurity......................................................................................................................2
2.3 Biosekuriti dalam Usaha Peternakan Sapi Perah..............................................................3
BAB III .......................................................................................................................................... 11
PENUTUP ..................................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN
Latar belakang

Dalam usaha peternakan kebersihan dan kesehatan ternak merupakan hal yang sangat
penting untuk keberhasilan budidaya ternak. Biosekuriti dan manajemen kesehatan ternak
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam rangka mencapai tujuan
peningkatan produksi ternak dan status kesehatan ternak. Sasaran akhir tiap usaha
peternakan adalah pencapaian keuntungan. Keuntungan maksimal hanya akan dicapai bila
semua ternak berada dalam keadaan sehat, karena ternak mampu berproduksi dengan
optimal jika dalam kondisi yang sehat.

Sapi perah adalah salah satu ternak yang sangat peka terhadap kebersihan lingkungan
sekitar agar dapat menghasilkan produk yang maksimal, sehingga penerapan biosecurity
ini sangat sangat penting dalam usaha peternakan sapi perah. Produksi dari sapi perah
adalah susu. Susu sangat mudah terkontaminasi oleh bakteri serta virus sehingga
biosecurity ini diperlukan untuk menghindari kontaminasi tersebut serta untuk menjaga
kehigenisan dari produk tersebut.

Biosekuriti adalah semua tindakan yang merupakan pertahanan pertama untuk


pengendalian wabah dan dilakukan untuk mencegah semua kemungkinan penularan/kontak
dengan ternak tertular sehingga rantai penyebaran penyakit dapat diminimalkan. Dalam
budidaya ternak, biosekuriti merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
mencegah penyakit masuk ke dalam peternakan ataupun menyebar keluar peternakan.

Rumusan masalah

 Apa yang dimaksud dengan biosecurity?


 Bagaimana upaya dalam penerapan biosecurity dalam usaha peternakan sapi
perah?

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Sapi perah

Sapi perah merupakan salah satu komoditas ternak penghasil susu yang
menghasilkan protein hewani yang sangat penting bertujuan untuk memenuhi selera
konsumen sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup, dan mencerdaskan masyarakat.
Sapi perah dipelihara meliputi pemeliharaan sapi dara dan bunting, pemeliharaan sapi
laktasi, pemeliharaan sapi kering kandang, dan pemeliharaan pedet (Tawaf, 2011). Adapun
ciri-ciri sapi perah yaitu seperti: tenang dan jinak,tedapat warna putih berbentuk segitiga
didaerah dahi, dada, perut bagian bawah dan ekor berwarna putih, ambing tidak terlalu
besar dan tidak terlalu kecil, serta warna bulu hitam dengan bercak putih (Rustamadji,
2004).

2.2 Biosecurity

Biosekuriti adalah semua tindakan yang merupakan pertahanan pertama untuk


pengendalian wabah dan dilakukan untuk mencegah semua kemungkinan penularan/kontak
dengan ternak tertular sehingga rantai penyebaran penyakit dapat diminimalkan. Dalam
budidaya ternak, biosekuriti merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
mencegah penyakit masuk ke dalam peternakan ataupun menyebar keluar peternakan.

Menurut Jeffrey (1997), biosekuriti memiliki arti sebagai upaya untuk mengurangi
penyebaran organisme penyakit dengan cara menghalangi kontak antara hewan dan
mikroorganisme. Adapun menurut Deptan RI (2006), biosekuriti adalah semua tindakan
yang merupakan pertahanan pertama untuk pengendalian wabah dan dilakukan untuk
mencegah semua kemungkinan penularan/kontak dengan ternak tertular sehingga rantai
penyebaran penyakit dapat diminimalkan. WHO (2010) menambahkan bahwa tindakan
biosekuriti meliputi sekumpulan penerapan manajemen yang dilakukan bersamaan untuk
mengurangi potensi penyebaran penyakit, misalnya virus flu burung pada hewan atau
manusia.

Tujuan utama dari penerapan biosekuriti adalah

1. Meminimalkan keberadaan penyebab penyakit;


2. Meminimalkan kesempatan agen berhubungan dengan induk semang;

2
3. Membuat tingkat kontaminasi lingkungan oleh agen penyakit seminimal mungkin
( Zainuddin dan Wibawan, 2007).

Menurut Dirjen Peternakan (2005), tujuan dari biosekuriti adalah mencegah semua
kemungkinan penularan dengan peternakan tertular dan penyebaran penyakit. Penerapan
biosekuriti pada seluruh sektor peternakan, baik di industri perunggasan atau peternakan
lainnya akan mengurangi risiko penyebaran mikroorganisme penyebab penyakit yang
mengancam sektor tersebut. Meskipun biosekuriti bukan satu-satunya upaya pencegahan
terhadap serangan penyakit, namun biosekuriti merupakan garis pertahanan pertama
terhadap penyakit (Cardona, 2005).

2.3 Biosekuriti dalam Usaha Peternakan Sapi Perah

Susu merupakan komoditas strategis yang perlu mendapat perhatian karena merupakan
pangan yang sangat diperlukan masyarakat. Banyak pihak yang terkait dengan industri atau
agribisnis api perah, mulai dari petemak, pabrik pengolahan susu dan konsumen .

Dalam menghadapi era perdagangan bebas pemerintah telah mengambil berbagai


langkah kebijakan terkait dengan industri susu nasional. Beberapa permasalahan yang
masih menjadi kendala (usaha peternakan sapi perah rakyat) adalah:

a. Pengetahuan peternak tentang budidaya sapi perah dan penanganan pascapanen


relatif rendah,
b. Keterbatasan dalam aspek sosial ekonomi peternak, menyebabkan pengembangan
usaha terhambat yang terindikasi pada rendahnya kepemilikan ternak, sempitnya
penguasaan lahan untuk tanaman pakan dan rendahnya adopsi teknologi serta
c. Struktur pasar susu yang cenderung oligopsoni karena masih bergantung pada
Industri Pengolahan Susu (IPS).

Mata rantai perjalanan susu dari peternak-TPK (Tempat Penampungan Kelompok) –


Truk Tanki pembawa susu- MT (Milk Treatmen) juga memiliki resiko terjadinya
akumulasi jumlah bakteri air susu. Diperlukan suatu Good Hygienic Practices untuk
mengurangi resiko di tempat-tempat titik kritis terjadinya kemungkinan kontaminasi.

2.3.1 Pembersihan dan Sanitasi


a. Proses Pembersihan
• Fungsi detergen (surfaktan) : melunakkan kotoran melalui pembasahan

3
• Fungsi bahan penggosok : melepaskan kotoran
• Fungsi pembilasan : menghanyutkan kotoran
b. Proses Sanitasi. Selalu dilakukan setelah pembersihan karena :
• Bahan sanitasi kimia : Hipokhlorit 1000 ppm, senyawa kuartener 200 ppm, dll
• Populasi mikroorganisme rendah setelah pembersihan.
Cara Sanitasi:
• Air 80oC, 15 detik
• Air 77oC, 1 menit
• Bahan sanitasi dapat terinaktivasi oleh kotoran.
c. Pengeringan : diangin-angin pada rak bersih, dsb.

Faktor-faktor utama yang harus diperhatikan :

 Sifat air : kesadahan, kandungan besi, dsb.


 Jenis kotoran yaitu protein, lemak atau karbohidrat. Hal ini berpengaruh terhadap
bahan pembersih yang dipilih.
 Bahan pembersih yang dipilih.
 Keadaan kotoran : lunak/basah, keras/kerak kering, dsb.
1. Konstruksi alat :
 Mudah dibersihkan, sebaiknya dapat dibongkar pasang dengan mudah.
 Permukaannya terbuat dari bahan licin dan halus/tidak mudah mengelupas,
non-korosif.
 Bebas dari sudut-sudut bersegi, celah-celah, sekrup-sekrup berkepala pada
mana melekat bahan makanan yang sulit terjangkau pada pembersihan.
2. Pemasangan alat-alat besar jangan terlalu dekat dinding agar karyawan dapat
dengan mudah membersihkan bagian belakang alat.
3. Kabel listrik dan air harus tersusun rapih.

Jenis-jenis alat yang digunakan dalam pengolahan pangan dapat dibedakan atas :

 Alat yang bersentuhan langsung dengan makanan : pisau, blender, gilingan, wadah-
wadah, talenan, dsb. Peralatan ini harus mudah dibongkar pasang pada saat
pembersihan.

4
 Alat primer untuk menyimpan pangan a.l. oven, boiler, lemari es, lemari panas,
dsb. Umumnya tidak langsung bersentuhan dengan makanan. Pada pembersihan
dan sanitasi tujuannya hanya untuk :
a. Estetika
b. Mengendalikan bau
c. Efisiensi penggunaan alat
 Alat-alat untuk membersihkan peralatan lain, a.l. :
Alat-alat pencuci, wasbak, lap-lap. Peralatan ini sering terabaikan karena dianggap
“membersihkan diri sendiri”. Kebersihan alat pengolahan yang dibersihkan
tergantung dari kebersihan peralatan ini.
 Alat transportasi dan penyimpanan yang dapat bergerak/mobil : forklift, kereta roda
untuk mengangkut makanan, dsb. Prosedur pembersihan untuk tiap alat sebaiknya
dibuat peraturannya, dsb. :
a. Nama alat.
b. Bila harus dibersihkan, cara pembersihan serta bahan dan alat yang diperlukan.
c. Tahapan kerja dalam proses pembersihan dan sanitasi.
d. Jenis bahan dan alat pembersih yang harus dipakai, suhu dan konsentrasi yang
dipakai, dsb.
e. Higiene pribadi karyawan dan tindakan yang diperlukan.
f. Buat jadwal pembersihan harian, mingguan, bulanan.

Biosekuriti masih menjadi masalah di semua mata rantai produksi. Berbagai


metode untuk perbaikan dapat dilakukan misalnya implementasi HACCP dalam bidang
persusuan, praktik baik Good Dairying Practices, ISO, Six Sigma dan lain-lain namun
implementasinya tidak mudah karena berbagai faktor. Beberapa hal yang dapat dilakukan
pada usaha peternakan sapi perah rakyat dalam kaitannya dengan biosekuriti adalah
melakukan program pendampingan secara kontinue dengan melaksanakan SOP secara baik
dan benar Sumber: Dwi Cipto B, Hasan Hadiana dan Hermawan(2008).

2.3.2 Praktik baik peternak

5
6
7
8
2.3.3 Tempat Pelayanan Kelompok (TPK)

9
10
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Sapi perah merupakan salah satu komoditas ternak penghasil susu yang
menghasilkan protein hewani yang sangat penting bertujuan untuk memenuhi
selera konsumen sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup, dan
mencerdaskan masyarakat.
2. Biosekuriti adalah semua tindakan yang merupakan pertahanan pertama untuk
pengendalian wabah dan dilakukan untuk mencegah semua kemungkinan
penularan/kontak dengan ternak tertular sehingga rantai penyebaran penyakit
dapat diminimalkan.
3. Dalam budidaya ternak, biosekuriti merupakan serangkaian kegiatan yang
dirancang untuk mencegah penyakit masuk ke dalam peternakan ataupun
menyebar keluar peternakan.
4. hal yang dapat dilakukan pada usaha peternakan sapi perah rakyat dalam
kaitannya dengan biosekuriti adalah melakukan program pendampingan secara
kontinue dengan melaksanakan SOP secara baik dan benar.

11
DAFTAR PUSTAKA

Cardona CJ. 2005. Avian Influenza. http://www.vetmed.ucdavis.edu.vetex/INFPO Avian


Influenza.html [12 Januari 2021].

[Deptan RI] Departemen Pertanian Republik Indonesia. 2006. Restrukturisasi Sistem


Perunggasan Di Indonesia.
http://images.epivet.multiply.com/attachment/0/RxGOogoKCj0AAGoi8H
Q1/Microsoft%20Word%20-%20untuk%20Infovet%20Juni%202007.pdf [12
Januari 2021].

[Ditjen Peternakan] Direktorat Jenderal Peternakan. 2005. Bagaimana Terhindar dari Flu
Burung (Avian Influenza). Jakarta.

Jeffrey JS. 1997. Biosecurity for poultry flocks. Poultry fact sheet 1(26).[terhubung
berkala]. http://www.vmtrc.ucdavis.edu.html [13 Januari 2021].

Rustamadji, B. 2004 Dairy Science l. Laboratory of Dairy Animal. Faculty of Animal


Science. Gadjah Mada University.

Tawaf Rochadi. 2011. Sapi Perah Fries Holland.


http://www.nusantaraku.org/ forum/animal-forum/126720-sapi-perah-fries
holland.html (diakses pada tanggal 11 Januari 2021).

WHO. Biosecurity: an integrated approach to manage risk to human, animal and plant life
and health. [Internet]. 2010 March 3th. Cited on 2015 July 7th.
Diunduh:http://www.who.int/foodsafety/fsmanagement/N01_Biosecurity_Mar10_e
n.Df

Zainuddin, D. dan W.T. Wibawan. 2007. Biosekuriti dan Manajemen Penanganan Penyakit
Ayam Lokal.

12

Anda mungkin juga menyukai