Anda di halaman 1dari 2

Nama : Lia Amanda Putri

Kelas : XI-AKL 1

"Apabila bulan romadhon datang maka dibukakannya pintu-pintu surga dan ditutupnya pintu-pintu
neraka serta dibelenggu nya setan-setan"

Cari asbadul wurud hadist, perawi hadist serta kedudukan hadist!

Pada bulan ramadhan menurut riwayat yang ada, setan-setan dibelenggu (shuffidatusy syayathin),
pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup. Dalam riwayat lain dengan redaksi sulsilatisy
syayathin.

‫ت أَ ْب َوابُ النَّار‬
ْ َ‫ َو ُغلِّق‬، ‫ت أَبُ َوابُ ال َّجنَ ِة‬
ْ ‫ َوفُتِ َح‬، ُ‫ت ال َّشيَا ِطين‬
ِ ‫صفِّ َد‬ َ ‫إِ َذا َدخَ َل َر َم‬
ُ ُ‫ضان‬

Artinya, “Ketika masuk bulan Ramadan maka syaitan-syaitan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan
pintu-pintu neraka ditutup,” (HR Bukhari dan Muslim).

Di antara penjelasan yang tersedia adalah yang dihadirkan Abu Hasan Ali bin Khalaf bin Abdul Malik bin
Baththal Al-Bakri Al-Qurthubi atau yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Baththal.

Menurut Ibnu Baththal, setidaknya ada dua penjelasan yang diajukan para ulama tentang makna sabda
Rasulullah saw di atas.

Pertama, ulama yang memahami secara literalis atau sesuai bunyi teks haditsnya.

Pintu surga dibuka, dan setan dibelenggu dipahami dalam pengertian yang sebenarnya (al-haqiqi)
sehingga intensitasnya dalam menggoda manusia berkurang pada bulan Ramadhan dibanding dengan
bulan lainnya.

‫ فَيَقِلُّ أَ َذاهُ ْم َو َو ْس َو َستُهُ ْم َواَل‬، ‫ أَنَّهُ ْم يُ َس ْل ِسلُونَ َعلَى ْال َحقِيقَ ِة‬: ‫ أَ َح ُدهُ َما‬. ‫ َم ْعنَيَي ِْن‬، ) ُ‫اطين‬ ِ َ‫ت أَب َْوابُ ْال َجنَّ ِة َوس ُْل ِسل‬
ِ َ‫ت ال َّشي‬ ْ ‫َوتَأَو ََّل ْال ُعلَ َما ُء فِى قَوْ لِ ِه ( فُتِ َح‬
ِ ‫ب ْال َجنَّ ِة َعلَى ظَا ِه ِر ْال َح ِدي‬
‫ث‬ ِ ‫ َوفَ ْت ُح أَ ْب َوا‬، َ‫يَ ُكونُ َذلِكَ ِم ْنهُ ْم َك َما ه َُو فِى َغي ِْر َر َمضَان‬.

Artinya, “Para ulama menakwil atau menafsirkan sabda Rasulullah saw, ‘Pintu-pintu surga dibuka dan
setan-setan dibelenggu’ dengan dua pendekatan. Pertama, pendekatan dengan makna hakiki, yaitu
mereka (setan-setan) dibelenggu dalam pengertian secara hakiki sehingga intensitas mereka menggoda
manusia menjadi berkurang, berbeda dengan yang dilakukan pada bulan selain Ramadhan. Sedangkan
‘dibukanya pintu-pintu surga’ juga dipahami sesuai bunyi teks haditsnya (zhahirul hadits),” (lihat Ibnu
Baththal, Syarhu Shahih al-Bukhari, Riyadl-Maktabah ar-Rusyd, cet ke-2, 1423 H/2003 M, juz IV, halaman
20).
Kedua, memahami secara majazi. Dalam konteks ini dibukanya pintu-pintu surga dipahami bahwa Allah
SWT membuka pintu-Nya dengan amal perbuatan yang dapat mengantarkan hamba-Nya ke surga
seperti shalat, puasa, dan tadarus Al-Qur`an. Sehingga, jalan menuju surga di bulan Ramdhan lebih
mudah dan amal-perbuatan tersebut lebih cepat diterima. Begitu juga maksud ditutupnya pintu neraka
adalah mencegah mereka dari kemaksiatan dan perbuatan-perbuatan yang mengantarkan ke neraka.

ِّ ‫اَل ِة َو‬R ‫الص‬


‫يَ ِام‬R ‫الص‬ َّ َ‫ب بِهَا ْال َجنَّةَ ِمن‬ِ ‫َوج‬ِ ‫ت‬R ‫ال ْال ُم ْس‬ ِ ‫ب ْال َجنَّ ِة َما فَت ََح هللاُ َعلَى ْال ِعبَا ِد فِي ِه ِمنَ اأْل َ ْع َم‬ ِ ‫ح أَب َْوا‬
ِ ‫ َويَك ُون ُْال َم ْعنَى فِى فَ ْت‬، ‫از‬ِ ‫ َعلَى ْال َم َج‬: ‫َوالثَّانِى‬
َ‫ َع َع ْنهُ ْم ِمن‬Rَ‫ق بِ َما قَط‬ُ Rَ‫ار تُ ْغل‬ِ َّ‫ َوابُ الن‬Rْ‫ َذلِكَ أَب‬R‫ َو َك‬، ‫و ِل‬Rُ‫ع إِلَى ْالقُب‬ ُ ‫ َر‬R‫ ِه أَ ْس‬R‫ا ُل فِي‬RR‫هَ ُل َواأْل َ ْع َم‬R‫انَ أَ ْس‬R‫ض‬ َ ‫ق إِلَى ْال َجنَّ ِة فِى َر َم‬َ R‫ َوأَ َّن الطَّ ِري‬، ‫آن‬ِ ْ‫َوتِاَل َو ِة ْالقُر‬
‫ َئ‬R‫ه ِْر أَ ْق َوا ًما َويَ ِهبُ ْال ُم ِس‬R‫الش‬ َّ ‫الِ ِه ْم‬RR‫العبَا َد بِأ َ ْع َم‬
َّ ‫ ِة‬R‫تَ ْنفِ ُذ ِم ْنهَا بِبَ َر َك‬R‫ يَ ْس‬، ‫يِّئَ ِة‬R‫الس‬ ِ ُ‫ َولِقِلَّ ِة َما يُؤَا ِخ ُذ هللا‬، ‫ار‬ ِ ‫ال ْال ُم ْستَوْ ِج‬
َ َّ‫ب بِهَا الن‬ ِ ‫ك اأْل َ ْع َم‬
ِ ْ‫ َوتَر‬، ‫صى‬ ِ ‫ْال َم َعا‬
َ ْ َ
ِ ‫ت فَهَذا َم ْعنَى ال َغل‬
‫ق‬ ُ
ِ ‫ َويَتَ َجا َوز َع ِن ال َّسيِّئَا‬، ‫لِل ُمحْ ِس ِن‬ ْ

Artinya, “Kedua, pendekatan dengan makna majazi. Makna atau pengertian dibukanya pintu-pintu surga
adalah sesuatu yang Allah buka untuk hamba-hamba-Nya di bulan Ramadhan berupa amal-amal yang
mengantarkan ke surga seperti shalat, puasa, dan tadarus Al-Qur`an. Jalan menuju surga di bulan
Ramadhan lebih mudah dan amal-ibadah di dalamnya lebih cepat diterima. Begitu juga pintu-pintu
neraka ditutup dengan sesuatu yang mencegah mereka dari kemaksiatan dan perbuatan-perbuatan
yang mengantarkan ke neraka. Mengingat sedikitnya siksaan Allah kepada hamba-hamba akibat
perbuatan buruk mereka, maka Allah melewatkan (memaafkan) perbuatan-pebuatan itu dari beberapa
kaum dengan berkah bulan Ramadhan, memberikan ampunan kepada orang yang berbuat keburukan
karena adanya orang yang berbuat kebajikan, serta mengampuni pelbagai kesalahan. Inilah makna
tertutupnya pintu neraka,” (Lihat Ibnu Baththal, Syarhu Shahih al-Bukhari, juz IV, halaman 20).

Menurut Ad-Dawudi dan Al-Mahlab, maksudnya adalah Allah menjaga kaum muslimin atau mayoritas
dari mereka dari kemaksiatan dan kecenderungan untuk menuruti bisikan setan. Bahkan Al-Mahlab
memberikan argumentasi bagi kalangan yang memahami dibelenggunya setan dalam pengertian hakiki.
Menurutnya, masuknya para pendurhaka (ahlul ma’ashi) pada bulan Ramadhan dalam ketataan
sehingga mereka mengabaikan hawa nafsunya menunjukkan terbelenggunya setan.

َّ ‫ ِة‬R‫ ِل إِلَى َو ْس َو َس‬Rْ‫ى َو ْال َمي‬R‫اص‬


‫يَا ِطي ِن‬R‫الش‬ ِ ‫ب َع ِن ْال َم َع‬ِ َ‫ َرهُ ْم فِى اأْل َ ْغل‬Rَ‫ْص ُم فِي ِه ْال ُم ْسلِ ِمينَ أَوْ أَ ْكث‬
ِ ‫ أَ َّن هللاَ يَع‬: ‫ يَ ْعنِى‬، ) ُ‫ت ال َّشيَا ِطين‬ ِ َ‫ ( س ُْل ِسل‬: ُ‫ك قَوْ لُه‬
َ ِ‫َو َك َذل‬
‫يَا ِطي ِن‬R‫الش‬َّ ‫ ِل‬R‫ذ َك ُر ِم ْن تَ ْغلِي‬Rْ Rُ‫ك َما ي‬َ ِR ‫ل‬ َ
‫ذ‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬‫ع‬َ ُّ‫ُل‬
‫د‬ ‫ي‬‫و‬ : ‫ل‬ ‫ا‬
ََ َ ِ ََِ ‫ق‬َ ‫ف‬ ‫ة‬َ ‫ق‬ ‫ي‬ ‫ق‬ ‫ح‬ ْ
‫ال‬ ‫ى‬َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ‫َى‬ ‫ن‬ ْ
‫ع‬ ‫م‬ ْ
‫ال‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ج‬
َ َ َ َ َ ِ ْ‫ِ و‬ ‫ن‬ ْ ‫م‬ ‫ل‬ َ ‫ق‬‫ل‬ ُ‫ب‬َ ‫ل‬ ْ
‫ه‬ ‫م‬
َ ْ
‫ال‬ ‫ج‬ َّ َ ‫ت‬ ْ‫اح‬ ‫و‬
َ . ُ‫ب‬َ ‫ل‬ ْ
‫ه‬ ‫م‬ ْ
‫ال‬ ‫و‬
َ َ ُُِّ‫ي‬‫د‬‫و‬ ‫ا‬ َّ
‫د‬ ‫ال‬ ‫ه‬‫َر‬
ُ َ ‫ك‬‫ذ‬َ ، ْ ِ ِ ‫َو ُغر‬
‫م‬ ‫ه‬ ‫ُور‬
ِ ‫ف َع َّما كَانُوا َعلَ ْي ِه ِمنَ ال َّشهَ َوا‬
‫ت‬ ِ ُّ‫ َوالتَّ َعف‬، ِ‫صى ُكلِّهَا فِى َر َمضَانَ فِى طَا َع ِة هللا‬ ِ ‫ول أَ ْه ِل ْال َم َعا‬ِ ‫َو َم َر َدتِ ِه ْم بِ ُد ُخ‬

Artinya, “Begitu juga sabda Rasulullah SAW ‘setan-setan dibelenggu’ maksudnya adalah sesungguhnya
dalam bulan Ramadhan Allah menjaga orang-orang muslim atau atau mayoritas mereka secara umum
dari kemaksiatan, kecenderungan untuk mengikuti bisikan dan godaan setan. Demikian sebagaimana
dikemukakan oleh Ad-Dawudi dan Al-Mahlab. Al-Mahlab pun memberikan argumentasi yang
mendukung kalangan yang memahami makna hadits ini dengan makna hakiki. Ia menyatakan bahwa
setan terbelenggu karena para pendurhaka di bulan Ramadhan masuk ke dalam ketatatan kepada Allah
dan menjauhkan diri dari hawa nafsunya,” (Lihat Ibnu Baththal, Syarhu Shahih al-Bukhari, juz IV,
halaman 20).

Anda mungkin juga menyukai