7 13 1 SM
7 13 1 SM
Abstrak
Penggunaan motor induksi tiga fasa untuk aplikasi di mesin-mesin industri telah banyak digunakan
pada dunia industri karena mempunyai konstruksi yang sederhana sehingga mudah dalam
perawatannya. Kelemahan utama motor induksi tiga fasa adalah arus starting yang cukup tinggi dan
torsi awal yang rendah. Untuk mengatasinya kita perlu memilih metode pengasutan yang tepat yang
mampu menurunkan arus starting dan menaikkan torsi awal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik sistem pengasutan konvensional yang terdiri dari sistem direct online, bintang segitiga,
tahanan primer dan pengasutan dengan transformator. Metode pengasutan konvensional merupakan
metode pengasutan yang paling sering dipakai di dunia industri karena konstruksinya sederhana, handal
dan ekonomis. Metode pengasutan konvensional dilakukan dengan mengatur dua buah variabel utama
yaitu tegangan dan arus.
Abstract
The use of three-phase induction motors for applications in industrial machinery has been widely used in
industry because of its simple construction, so easy in maintenance. The main drawback is the three-phase
induction motor starting current is sufficiently high and low starting torque. To solve this problem, we need to
choose the right method of starting motor that can reduce the starting current and starting torque increase.
This study aims to determine the characteristics of conventional Starting induction motor system consisting of
direct online system, the star delta, primary custody and the Starting of the transformer. Starting of the
conventional method is a method of Starting of the most commonly used in industry because of its
construction is simple, reliable and economical. Starting of the conventional method performed by adjusting
the two main variables, the voltage and current.
Penggunaan motor induksi tiga fasa untuk 2.1 Motor Induksi Tiga Fasa
aplikasi di mesin-mesin industri telah banyak Secara umum motor induksi dibagi menjadi
digunakan pada dunia Industri. Motor induksi dua buah yaitu motor induksi satu fasa dan motor
tiga fasa Mempunyai konstruksi yang sederhana induksi tiga fasa. Secara prinsip cara kerja kedua
sehingga mudah dalam perawatannya, bahkan motor ini adalah sama yaitu karena adanya
bisa dikatakan tanpa perlu perawatan yang induksi yaitu adanya medan putar pada belitan
khusus. utama (stator) yang memotong batang-batang
Untuk dapat menjalankan motor induksi rotor sehingga akan timbul induksi pada rotor.
diperlukan suatu sistem pengasutan diantaranya Bagian utama dari motor induksi adalah :
adalah metode konvensional dan metode 1. Bagian yang diam (stator)
otomatis. 2. Bagian yang bergerak (rotor)
Untuk dapat memilih metode pengasutan 3. Celah udara
yang tepat, diperlukan suatu penelitian yang Prinsip kerja motor induksi tiga fasa adalah
dapat memberikan gambaran yang jelas tentang sebagai berikut.
karakteristik masing-masing sistem pengasutan
konvensional tersebut.
41
ISSN : 2252-4908 Vol. 1 No. 1 April 2012 : 41 – 47
1. Apabila sumber tegangan 3 fasa dipasang 2.2 Sistem Pengasutan
pada kumparan stator, timbullah kecepatan Masalah-masalah yang sering muncul pada
120 f sistem pengasutan secara umum adalah arus awal
medan putar (N s ), N s = . (1) yang terlalu besar dan momen awal yang sering
P
terlalu kecil. Untuk kebanyakan motor arus awal
2. Perputaran medan putar pada stator tersebut
adalah empat sampai tujuh kali besarnya arus
akan memotong batang-batang konduktor
nominal[1]. Untuk motor-motor yang besar hal ini
pada bagian rotor.
tidak dapat diijinkan karena akan mengganggu
3. Akibatnya, pada bagian rotor akan timbul
jaringan, lagipula hal ini akan merusak motor itu
tegangan induksi (ggl) sebesar : E 2S = 4,44 f 2
sendiri. Selain itu konsumsi daya listrik juga akan
N 2 (untuk satu fasa), dimana E 2S adalah
sangat tinggi dikarenakan arus start yang terlalu
tegangan induksi saat rotor berputar.
besar tadi.
4. Karena pada rotor timbul tegangan induksi,
Rumus arus awal adalah :
dan rotor merupakan rangkaian yang tertutup,
E 20
sehingga pada rotor akan timbul arus (I). ( I 2 ) s =1 = (3)
5. Adanya arus (I) didalam medan magnet, akan R22 + X 22
menimbulkan gaya (F) pada rotor.
6. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya Dengan memperhatikan persamaan (3) dapat
(F) pada rotor cukup besar untuk memikul disimpulkan bahwa salah satu cara untuk
kopel beban, maka rotor akan berputar searah menurunkan arus awal adalah dengan
dengan medan putar stator. menurunkan E 20, hal ini dapat dilakukan dengan
7. Agar tegangan terinduksi diperlukan adanya menurunkan tegangan apit. Dan cara yang kedua
perbedaan antara kecepatan medan putar dalah dengan memperbesar nilai tahanan R 2. hal
stator (ns) dengan kecepatan berputar rotor ini dapat dilakukan pada jenis rotor belitan
(nr). dengan menambahkan tahanan luar melalui cincin
8. Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut gesernya.
slip (S) dinyatakan dengan :
2.2.1 Pengasutan DOL (direct on line)
ns − nr
S= x100% (2) Jenis ini adalah jenis pengasutan yang umum
ns dipakai terutama untuk daya motor dibawah 5
9. Apabila n r = n s tegangan tidak terinduksi KW. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dan arus tidak mengalir pada kumparan dalam pengasutan secara langsung (DOL) ini
jangkar rotor, dengan demikian tidak antara lain :
dihasilkan kopel. Kopel motor akan 1. Arus meningkat 5 s/d 7 kali arus beban penuh
[1]
ditimbulkan apabila n r lebih kecil dari n s . .
Berubah-ubahnya kecepatan motor induksi (n r ) 2. Torsi hanya 1,5 s/d 2,5 kali torsi beban
mengakibatkan berubahnya harga slip dari 100% penuh.
pada saat start sampai 0% pada saat diam (n r = 3. Terjadi drop tegangan pada saat start awal
ns) 4. Untuk daya motor yang besar tidak
Hubungan frekuensi dengan slip dapat dilihat disarankan untuk menggunakan pengasutan
seperti pada persamaan (1). jenis ini.
Pada rotor berlaku hubungan : Keterangan : Is = 5 s/d 7 kali In.
p(n s − n r ) Pr = 2π.Ns.τ = k.τ
f2 = Dimana Pr adalah Daya input rotor.
120 Dan rugi-rugi tembaga (Pcu) = 3 x Protor
Dimana f 2 = frekuensi arus rotor
Jadi 3I 22 R 2 = s.kτ dimana I 2 = I 1
pn s n s − n r
f2 = x I2
120 ns τ= (4)
n − nr pn s S
Karena S = s dan f 1 = Jika If = Arus nominal beban penuh
ns 120 Sf = Slip beban penuh
Maka f 2 = f 1 x n s 2
k .I . f
Pada saat start S = 100% dan f2 =f1 Maka τf = (5)
sf
42
Pengasutan Konvensional Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai...... Yusnan Badruzzaman
2 Ihs adalah arus saat hubungan segitiga dengan
τ start Ist
= sf (6) starting DOL
τf If τ st ≈ I st 2 (s=1) (10)
Ketika pengasutan DOL maka arus starting 2
adalah mirip arus hubung singkat (Ihs) If
2
τf ≈ (11)
τ start Ihs sf
= sf = a 2 sf
τf
2
I
2 2
If τ start I st 1 I
= s f = hs s f = hs s f
dimana a =
Ihs τf I f 3I f 3 I f
If
Ihs dan Ist adalah arus perphase
Gambar 1 memperlihatkan rangkaian
percobaan pengasutan DOL. Gambar 2 adalah rangkaian percobaan
pengasutan bintang segitiga.
F2
F2
ES1
K1M K2M
ES1
1
Sb K3M K4M K5M
S1
1
Sa Sc
2 2 S4
F1
37 38
7 K1T
S2 K1M S3 F1
K2M
U1 V1 W1
3 5 S5 K3M
K2M K1M 8 10 9
6 K4M
U2 V2 W2 U3 V3 W3 K5M
M K1M 4
H1
K2M
H2
11
PE
DOL Forward DOL Backward
PENGASUTAN
DOL PE
PENGASUTAN Hub. Bintang Hub. Segitiga
BINTANG SEGITIGA
L1 L2 L3
43
ISSN : 2252-4908 Vol. 1 No. 1 April 2012 : 41 – 47
2 2
V V
τ 2 ≈ k dimana τ 1 ≈
2
3 3
F2
maka τ 2 = k τ 1
ES1
2
K15M K16M
S16
1
(14)
Rd 43
τ1 = Torsi saat DOL
τ2 = Torsi transformator
S17 K16M
K7T
K15M
44 46
U10 V10 W10
K7T
45
K15M
Hubungan torsi starting dan torsi beban penuh
τs =k 2I hs
47
PENGASUTAN TAHANAN
PADA STATOR
Pengasutan Tahanan Stator
Ist = k.Ihs
Gambar 3 Rangkaian daya dan rangkaian kontrol Karena τst~Ist2 untuk slip = 1
pengasutan dengan tahanan primer Maka
2
2.2.4. Pengasutan dengan transformator τ st I st
= sf
Pengasutan dengan transformator ini dapat τ f I f
dilakukan dengan beberapa tingkatan, semakin 2
banyak tingkatan yang digunakan maka akan τ st I
semakin baik pula perubahan arus start yang = k 2 st s f (15)
terjadi sehingga kenaikan arus start dapat
τf I f
diminimalkan. Keuntungan yang dapat kita
rasakan dengan penggunaan tingkatan yang lebih Gambar 4 memperlihatkan rangkaian
banyak adalah akan mengurangi kerugian- percobaan pengasutan dengan transformator.
kerugian panas yang timbul jika kita bandingkan
dengan mempergunakan suatu hambatan R.
Namun kekurangan yang utama adalah
transformator tegangan mempunyai harga yang
lebih tinggi daripada sebuah hambatan.
Tujuan dari pengasutan ini adalah untuk
mengurangi tegangan awal yang diinduksikan
pada stator sehingga rangkaian ini biasa dikenal
dengan nama pemampas awal kerja atau starting
compensator. Rangkaian ini dapat dioperasikan
secara manual ataupun otomatis dengan Gambar 4 Rangkaian daya dan rangkaian kontrol
menggunakan rele yang dapat memberikan pengasutan dengan transformator
tegangan penuh setelah motor menjadi cepat.
Pada saat pengasutan tegangan terminal dari
motor dikurangi 50% sampai 80% dari tegangan III. PEMBAHASAN
penuh trafo, hal ini dimaksudkan untuk membuat
arus asut kecil. Setelah percepatan transformator Data motor yang digunakan :
tegangan diputuskan. P = 745 W
Jika transformator bertapping dengan ratio Type = Rotor sangkar
transformasi k maka : F = 50 Hertz
kV Nr =1415
Tegangan fasa = Y/∆ = 380/220 V
3 Cos θ = 0.5
kV V Pole = 4 kutup
Sehingga I 2 = =k
3Z 3Z
3.1. Pengasutan Direct On Line
I 2 = k .I hs
Dari hasil percobaan gambar rangkaian 3 yang
I 2 = k .s.I f (12) dilakukan pada rangkaian DOL Forward
Arus dari catu daya I 1 = k .I 2 didapatkan data sebagai berikut :
I 1 = k s.I f =k I hs
2 2
(13)
44
Pengasutan Konvensional Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai...... Yusnan Badruzzaman
200
TABEL 4 VL- N = = 115,5V
DATA PERHITUNGAN RANGKAIAN BINTANG SEGITIGA 3
V L-L In I (Y) I (∆)
(V) (A) (A) (A)
380 2,26 3,926 2.26
45
ISSN : 2252-4908 Vol. 1 No. 1 April 2012 : 41 – 47
P = 3VICosθ
746
Is = = 7,45 A P
3.115,5.0,5 I=
3VCosθ
Hubungan Delta : 746
In = = 2,33 A
Dimana Vln = Vll 3.369.0,5
746
Is = = 4,3 A Sedangkan untuk kecepatan putaran rotor,
3.200.0,5 tahanan primer tidak mempengaruhi kecepatan
putaran rotor, karena tujuan utama tahanan primer
Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa adalah untuk mengurangi arus start pada motor.
arus pada hubungan bintang adalah 7,45 A dan Tetapi kecepatan putaran rotor dapat dipengaruhi
pada hubungan delta adalah 4,3 A. Sebagai oleh nilai tahanan pada rotor. Hal ini dapat dilihat
informasi dapat dijelaskan bahwa sama seperti pada percobaan rangkaian pengasutan tahanan
pada hubungan DOL, pengasutan ini dilakukan mula.
tanpa menggunakan beban (beban nol) sehingga
arus yang terukur cenderung lebih rendah dengan 3.4. Pengasutan Dengan Transformator
arus yang telah diperhitungkan pada nilai Data yang didapatkan adalah sebagai berikut :
nominalnya. TABEL 6
DATA PERCOBAAN RANGKAIAN TRANSFORMATOR SATU
Sedangkan kecepatan putaran rotor cenderung
LANGKAH
sama dengan tegangan masukan yang berbeda.
VL-L Is I(1) Ir Nr
Hal ini disebabkan karena nilai slip yang sama
(V) (A) (A) (A) (rpm)
dan nilai frekuensi jala-jala yang relatif stabil.
376 1,5 0,55 1,48 1496
204 1,61 0,28 0,51 1495
3.3. Pengasutan Tahanan Primer
Data yang didapatkan adalah sebagai berikut :
TABEL 5 Percobaan rangkaian 3.4 ini dilakukan dengan
DATA PERCOBAAN RANGKAIAN 3 PENGASUTAN menggunakan tiga buah transformator satu fasa
TAHANAN PRIMER dengan tegangan masukan 380V dan tegangan
VL- IRd Ir Is Nrd Nr keluaran 220V.
L (A) (A) (A) (rpm) (rpm) Dari data percobaan didapatkan data bahwa
(V) arus pada saat langkah pertama adalah 0,55A,
3Ω 371 1,41 1,44 1,7 setelah beberapa detik tegangan yang diberikan
200 0,50 0,51 1,5 pada belitan stator sesuai sama dengan tegangan
6Ω 369 1,35 1,41 1,6 1490 1497 sumber yaitu 376V. Arus yang terukur pada saat
200 0,49 0,51 1,5 1500 1500 tegangan ini adalah 1,48 A. Terjadi kenaikan arus
dari 0,55A menjadi 1,48A.
Dari data tabel 5 dapat dilihat bahwa pada Dari data transformator yang digunakan dapat
tahapan yang pertama dimana tegangan jala-jala dihitung ratio dari transformator step down ini
dilewatkan melalui tahanan 6Ω diperoleh arus yaitu sesuai dengan persamaan 47 bahwa :
sebesar 1,35A. Dan pada saat motor dikenai
tegangan penuh 369 V arus yang terukur adalah E1 N 1 I 2
= = =a (12)
1,41A. Pada saat tegangan dilewatkan tahanan E2 N 2 I1
sebesar 6Ω ternyata arus turun sekitar 0,06A.
380
Sesuai dengan hukum Ohm bahwa arus a= = 1,727
berbanding terbalik dengan tahanan, semakin 220
besar tahanan maka arusnya akan semakin kecil.
Sedangkan arus nominal motor dapat dihitung Sehingga jika tegangan masukan adalah 376 Volt,
sebagai berikut : maka tegangan keluaran adalah
46
Pengasutan Konvensional Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai...... Yusnan Badruzzaman
IV. KESIMPULAN
47