Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM FORMULASI &

TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR & SEMI PADAT


MAKALAH
SUSPENSI KERING KLORAMFENICOL

Dosen Pengampu : Dra Suhartinah, M.Sc.,Apt

Kelompok 5/C
Anggota :

1. Indri Safitri 24185453A


2. Fadhilla Nur R. 24185455A
3. Hana Verdian Y 24185456A
4. Dwi Indah Kurnia.K 24185457A
5. Naftalina 24185458A

UNIVERSITAS SETIABUDI
SURAKARTA
2021
A. TUJUAN

Mengetahui pengaruh suspending agent dan cara evaluasi stabilitas bentuk sediaan suspensi.

B. DASAR TEORI

Sediaan cair suspensi memiliki keuntungan yaitu rasanya yang lebih enak juga dapat
meningkatkan absorpsi obat sehingga dapat meningkatkan bioavailabilitas dari obat (Hussein et
al., 2009). Selain itu, ada beberapa alasan lain pembuatan suspensi oral untuk banyak pasien
yaitu bentuk cair lebih disukai daripada bentuk padat (tablet atau kapsul dari obat yang sama),
mudahnya menelan cairan, mudah diberikan untuk anak-anak juga mudah diatur penyesuaian
dosisnya untuk anak (Ansel, 2008).
Suspensi dapat didefinisikan sebagai preparat yang mengandung partikel obat yang terbagi
secara halus disebarkan secara merata dalam pembawa dimana obat menunjukkan kelarutan
yang sangat minimum. Kestabilan fisik dari suspensi sendiri bisa didefinisikan sebagai keadaan
dimana partikel tidak menggumpal dan tetap terdistribusi merata di seluruh sistem dispersi.
Karena keadaan yang ideal jarang menjadi kenyataan, maka perlu untuk menambah pernyataan
bahwa jika partikel-partikel tersebut mengendap, maka partikel-partikel tersebut harus dengan
mudah disupensi kembali dengan sedikit pengocokan saja.
Ada sifat lain yang lebih spesifik untuk suspensi farmasi:
1. Suatu suspensi farmasi yang dibuat dengan tepat mengendap secaralambat dan harus rata
kembali bila dikocok.
2. Zat yang tersuspensi (disuspensikan) tidak boleh cepat mengendap.
3. Partikel-partikel tersebut walaupun mengendap pada dasar wadahtidak boleh membentuk
suatu gumpalan padattapi harus dengancepat terdispersi kembali menjadi suatu campuran
homogen bilawadahnya dikocok.
4. Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuranpartikel dari suspensoid tetap
agak konstan untuk yang lama padapenyimpanan.
5. Suspensi harus bisa dituang dari wadah dengan cepat dan homogen.
(Ansel, 2008)
Sistem pembentukan suspense :
1. Sistem flokulasi
Dalam sistem flokulasi, partikel flokulasi terikat lemah, cepat mengendap dan pada
penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah tersuspensi kembali.
2. Sistem deflokulasi
Partikel deflokulasi mengendap perlahan dan akhirnya membentuk sedimen, akan
terjadi agregasi, dan akhirnya terbentuk cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali.
Formulasi suspense
Untuk membuat suspensi stabil secara fisik ada dua cara, yaitu:
1. Penggunaan “structured vehicle” untuk menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi.
Structured vehicle adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit, dan lain-lain.
2. Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun cepat terjadi
pengendapan, tetapi dengan pengocokan ringan mudah disuspensikan kembali (Syamsuni,
2006)
Evaluasi stabilitas fisik
1. Organoleptis
Pemeriksaan organoleptik yang dilakukan meliputi bau, warna, dan rasa.
2. Massa jenis
Piknometer kosong yang bersih ditimbang (a). kemudian aquadest dimasukkan ke dalam
piknometer dan ditimbang beratnya (b). Piknometer dibersihkan dan dikeringkan. Suspensi
dimasukkan ke dalam piknometer, kemudian ditimbang beratnya (c). Massa jenis suspensi
ditentukan menggunakan persamaan.
𝑐𝑐−𝑎𝑎
ρ= xρ
𝑏𝑏−𝑎𝑎

3. Distribusi ukuran partikel


4. Viskositas
5. Volume sedimentasi
Volume sedimentasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan.
𝑉𝑉𝑉𝑉
F=
𝑉𝑉𝑉𝑉

6. Redispersi
Uji redispersi dilakukan setelah evaluasi volume sedimentasi selesai dilakukan. Tabung
reaksi berisi suspensi yang telah dievaluasi volume sedimentasinya diputar 180 derajat dan
dibalikan ke posisi semula. Kemampuan redispersi baik bila suspensi telah terdispersi
sempurna dan diberi nilai 100%. Setiap pengulangan uji redispersi pada sampel yang sama,
maka akan menurunkan nilai redispersi sebesar 5%.
7. Pengukuran pH (Emilia dkk, 2013)
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
 Timbangan analitik merek  Gelas Ukur
Shimadzu  Tabung Reaksi
 Mortir  Stopwatch
 Stramer  Viskosimeter Stromer
 Piknometer 25 mL  Viskosimeter Oswald

2.bahan
 Kloramfenikol Palmitat  Nipagin
 CMC Na  Nipasol
 Propilen Glikol  Essent Strawberry
 Sirup Simplek  Aquadestilata
 Sorbitol

D. FORMULASI
E. CARA KERJA
Tahap penelitian adapun tahapan penelitian sebagai berikut.
1. Pembuatan sediaan suspensi Kloramfenikol kombinasi suspending agent PGS dan CMC
Na
2. Melakukan uji Mutu fisik sediaan suspensi Kloramfenikol kombinasi suspending agent
PGS dan CMC Na.

PEMBUATAN SUSPENSI

Siapkan alat dan bahan semua bahan ditimbang

Serbuk PGS dilarutkan dengan air sebanyak 7 kalinya dalam lumpang,


Natrium karboksimetilselulosa ditaburkan kedalam air panas sebanyak
20 kalinya dan biarkan sampai mengembang dalam lumpang lain.

Kloramfenikol taburkan dalam lumping tambahkan olisorbat 80,


kemudian dicampurkan larutan Serbuk PGS dan Natrium
karboksimetilselulosa ke dalam kloramfenikol sedikit demi sedikit
sambal di aduk ad homogen, tambahkan propilenglikol sedikit demi
sedikit, tambahkan syrup simpleks, gerus homogen, tambahkan pewarna,
diaduk homogen kemudian ditambahkan aquades hingga 60 ml.

EVALUASI SEDIAAN SUSPENSI


Evaluasi sediaan suspensi adalah sebagai berikut:
1. Organoleptis

Evaluasi organoleptis suspensi dilakukan dengan menilai perubahan


rasa, warna, dan bau, Lihat warna kemudian cium baunya (Sana et al.,
2012)

2. Homogenitas
objek kemudian diratakan
Sediaan dioleskan dengan kaca objek lain Partikel diamati secara
pada permukaan sehingga terbentuk lapisan visual. (FI III hal 33)
kaca tipis.
3. Volume Sedimentasi

kemudian biarkan simpan maksimal hingga 4


Dimasukkan ke dalam tersimpan tanpa gangguan minggu, Catat volume
gelas ukur bervolume catat volume sendimentasi sendimentasi akhir (Vu) (Shah, et
10 mL awal (Vo) al., 2014)

4. Waktu Redispersi

Suspensi didiamkan Catat waktu kemampuan


Kocok sediaan hingga mengendap, suspensi terdispersi kembali,
yang ada pada Botol diputar 180° dan waktu dispersi maksimal 30
botol. dibalikkan ke posisi detik. (Gebresamuel & Gebre
semula, Mariam, 2013

5. Viskositas
Dicelupkan spindle yang telah
terpasang ke dalam cairan sampai
ujung bagian bawah tenggelam dan
penyangga mencapai dasar beker
Dimasukkan sediaan Penggunaan spindel harus
dalam beaker glass disesuaikan dengan kekentalan
suatu bahan yang akan diuji
viskositasnnya. Semakin besar
nomor spindle maka semakin kecil
bentuk fisiknya.

Ditekan tombol on pada bagian belakang,


diatur nomor spindle yang akan digunakan Spindel nomor 1 untuk cairan
yang disesuaikan dengan kekentalan cairan dengan viskositas rendah/encer
serta kecepatannya, Ditekan tombol on dan nomor spindel yang lebih
pada bagian depan dan dibaca angka yang besar untuk cairan yang lebih
muncul (Moechtar,1990). tinggi viskositasnya atau Lebih
kental.
6. Volume Terpindahkan
Suspensi ini didiamkan
Gelas ukur dengan dahulu sekitar 30 menit,
Setelah itu sediaan suspensi
volume 100 ml sampai terbebas dari
Kloramfenikol dituangkan ke
disiapkan dalam gelembung udara, Kemudian
dalam gelas ukur secara volume larutan diukur dan
keaadaan kering dan perlahan dan hati-hati ditentukan dengan secara
bersih
akurat, Prosedur yang sama
dilakukan terhadap setiap
7. Uji pH

Tunggu sampai angka pH pada layar


Diletakkan sediaan di dalam
berhenti (stabil), hal ini menunjukkan
gelas beker,Dimasukkan alat
besarnya nilai pH, Dicatat pH yang
pengukur pH ke dalam gelas
terlihat pada layar alat (Aremu &
beker
Oduyela, 2015)

F. HASIL
G. PEMBAHASAN
Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan suspensi yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh suspending agent terhadap mutu fisik sediaan suspensi dengan
beberapa parameter uji meliputi: uji organoleptis, Uji Homogenitas, Uji Volume
Sendimentasi, Uji Waktu resdispersi, Uji Viskositas, Uji Volume terpindahkan, Uji Ph Pada
evaluasi uji Organoleptis Dilakukan dengan menilai perubahan rasa, warna, dan bau. (Sana
et al., 2012), Ketiga formula tetap stabil secara organoleptis, kombinasi suspending agent
CMC Na dan PGS dengan kombinasi yang berbeda tidak mempengaruhi rasa, warna dan
baudari suspense Kloramfenikol, namun perbandingan tersebut dapat mempengaruhi
bentuk dari ketiga sediaan.
Pada evaluasi Uji Homogenitas dapat ditentukan berdasarkan jumlah partikel maupun
distribusi ukuran partikelnya dengan pengambilan sampel pada berbagai tempat. Jika sulit
dilakukan atau membutuhkan waktu yang lama, homogenitas dapat ditentukan secara visual.
(FI III hal Homogen apabila bahannya tercampur merata dalam sediaan suspensi (Jurnal
Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02). Ketiga sediaan menunjukan hasil yang
homogen, kombinasi suspending agent CMC Na dan PGS dengankonsentrasi yang berbeda
tidak mempengaruhi homogenitas sediaan suspense kloramfenikol. Pada evaluasi Uji
Volume Sendimentasi dilakukan untuk mengetahui endapan yang terbentuk harus dengan
mudah di dispersikan kembali dengan pengocokan sedangkan agar menghasilkan suatu
sistem homogen maka pengukuran volume endapan dan mudah mendispersi membentuk
dua prosedur evaluasi dasar yang paling umum (Patel dkk, 1994).
Dari hasil data pengamatan dapat disimpulkan semakin besar fraksi maka makin baik
kemampuan suspensinya (Lachman, 1994). Oleh karena itu kombinasi suspending agent
sediaansuspensikloramfenikoldapatmempengaruhi volume sendimentasi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dari hasil rata - rata uji sendimentasi ketiga formula telah memenuhi
standar yaitu < 5 cm. Pada evaluasi Uji Waktu resdispersi bertujuan untuk membantu
menentukan perilaku suatu cairan dan penentuan pembawa dan bentuk struktur partikel
untuk tujuan perbandingan. (Lachman, Teori dan Praktek Farmasi Industri hal 493;
Lieberman, Disperse System Vol 2 hal 304) dengan standart kurang dari 30 detik. Ketiga
sediaan menunjukkan hasil yang berbeda, Adanya perbedaan tersebut dikarenakan oleh
partikel yang terbentuk dalam suatu system suspensi, apabila terjadi caking pada suspensi,
maka akan sulit terdispersi kembali, sedangkan pada partikel yang membentuk flok, sediaan
dapat terdispersi secara homogen.
Pada evaluasi Uji Viskositas dilakukan untuk mengetahui kekentalan dan aliran dari
cairan sediaan suspensi kloramfenikol dengan standart hasil yang didapatkan 37cp-396cp.
(SNI) Ketiga sediaan menunjukan hasil yang berbeda dikarenakan perbedaan konsentrasi
kombinasi suspending agent sediaan suspensi kloramfenikol, Viskositas yang terlalu tinggi
dapat berpengaruhi pada masalah penuangan suspensi dari wadah dan sulitnya sediaan
untuk terdispersi kembali. Pada evaluasi Uji Volume Terpindahkan dilakukan sebagai
jaminan bahwa sediaan suspensi dengan volume yang ditentukan, jika dipindahkan dari
wadah asli, akan memberikan volume sediaan seperti yang tertera pada kemasan. Dengan
syarat tidak ada satu wadah pun volumenya kurang dari 95% dari volume yang tertera pada
etiket (Depkes RI, 2014).
Ketiga sediaan menunjukan hasil yang berbeda. Dikarenakan perbedaan konsentrasi
kombinasi suspending agent sediaan suspensi Kloramfenikol, sediaan kurang dari 95%
dikarenakan adanya partikel yang mengendap pada wadah dan tidak tercampurnya pada
cairan. Pada Evaluasi Uji pH dilakukan untuk mengetahui derajat keasaman suatu zat
denganstandart pH lambung antara 5-7. Ketiga sediaan mendapatkan pH yang sesuai
standart, pH standar suspensi menurut Kulshreshta, Singh, dan Wall (2009) antara 5-7. Hal
ini dapat diartikan bahwa kloramfenikol stabil secara kimia pada suasana asam dan dapat
memberikan efek terapi yang diinginkan dikarenakan dapat diabsorpsi dengan baik oleh
lambung.

H. KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini dapat ditarik kesimpulan yaitu terdapat pengaruh penggunaan
suspending agent dalam sediaan suspensi, dan dapat mengetahui cara evaluasi stabilitas
bentuk sediaan suspensi antara lain pengujian organoleptis, Massa jenis, Distribusi ukuran
partikel, Viskositas, Volume sedimentasi, Redispersi, Pengukuran pH.

Daftar Pustaka

Ansel, Howard. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV. UI Press. Jakarta
Emilia, W. Taurina, dan A. Fahrurroji. 2013. Formulasi dan Evaluasi Stabilitas Fisik
Suspensi Ibuprofen dengan Menggunakan Natrosol HBR sebagai Bahan
Pensuspensi. Jurnal UNTAN. 1-12
Syamsuni, H. A. 2006. Ilmu Resep. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai