Anda di halaman 1dari 13

1.

PENDAHULUAN

Batuan bahan kontruksi diklasifikasikan berdasarkan ukuran, metode


pengolahan, pemakaian akhir dan apakah aslinya tanah (mudah digali) atau
batu. Adapun klasifikasi dari bahan kontruksi adalah :

1. Broken rock Break water armourstone


Rip rap
Break water core stone, rock fill
2. Coarse crushed rock Asphalt & concrete aggregate
Rail ways ballast
Free draining sub base
3. Fine Crushed rock Road base dan sub base
Filter
Dust
4. Natural sand & gravel
5. Lempung

2. PERSYARATAN TEKNIK

Berikut diberikan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi berdasarkan


klasifikasi di atas.

Break Water Armourstone

· Mempunyai ukuran besar, dimensi sama dan menyudut. Ukuran blok


tergantung dengan besarnya gelombang laut yang dihadapi.

Batuan Bahan Kontruksi - 1


· Intact rock dengan densitas >2,7 ton/m 3 tahan terhadap air laut,
pengembangan dan pengkerutan, abrasive antara blok dengan
gelombang.
· Dibutuhkan joint dengan jarak yang lebar dan regular.
· Persyaratan rip rap sama dengan break water, kecuali ukurannya lebih
kecil.

Railway Ballast

· Terdiri dari campuran material kasar, menyudut, non flaky, non elongate
dengan ukuran -75 mm + 10 mm. Densitas setelah pemadatan lebih
besar 1,3 ton/m3
· Mengandung coating clay dan dust < 1% agar ballast tetap free draining
· Intact rock, tidak lapuk, durable, tidak porus dan padat.

Aggregate (untuk asphalt dan beton)

· Persyaratan sama dengan ballast tapi lebih halus dengan ukuran -37 mm
+5 mm. Biasanya ditambahkan dengan pasir dalam proses
pembuatannya.
· Sifat dari intact rock sama dengan ballast plus tidak rekatif dengan semen.
· Bentuk partikel sama dengan ballast

Road base

· Well graded. Material halus (- 2,36 mm) harus cukup untuk mengisi
ruang antara partkel kasar. Stabilitas tergantung dari pemadatan.
· Adanya sedikit kandungan lempung akan berfungsi sebagai binder

Lempung

1. Linear shrinkage < 6 %, warna tergantung dari trace elemen


2. PI 10 - 20

Batuan Bahan Kontruksi - 2


3. PERSYARATAN UMUM BATU BAHAN KONTRUKSI

Agar batu dapat digunakan sebagai bahan kontruksi, biasanya harus


memenuhi persyaratan sbb:

1. Berada dalam jarak yang ekonomis ke pamakai yang potensial, sehingga


tidak terlalu membebani ongkos penambangan dan pengolahan.
2. Cukup kuat untuk menahan deformasi atau crushing akibat beban yang
dialami dan perubahan volume akibat perubahan moisture content.
3. Cukup durable untuk menahan stress selama masa kerja dari jalan/beton
4. Mempunyai kemampuan untuk tahan erosi, abrasi.
5. Tahan terhadap infiltrasi air.

4. PROSEDUR PENELITIAN LAPANGAN UNTUK QUARRY


BATU

Alat utama untuk eksplorasi quarry batu adalah core drilling. Kadang-kadang
auger dan test pit digunakan untuk menentukan kedalaman daerah
pelapukan tanah penutup dan mengisi detail antara out crop pada waktu
pemetaan. Cara seismik refraksi dan resistivity dapat digunakan untuk
penelitian lapangan secara tidak langsumg.

Core drilling (Gambar 1 ). Pemboran umumnya dilakukan secara vertikal


dan sebaiknya dilakukan secara sistematis dengan jarak 100 m.

Batuan Bahan Kontruksi - 3


Gambar 1 a) Coring drill b) Tipe bit untuk open hole dan coring

Batuan Bahan Kontruksi - 4


Core longging. Sering kali inti bor ditest secara semi quantitative dengan
menggunakan point load strength index, Schmit hammer. Tujuannya untuk
memberikan gambaran tiga dimensi dengan penekanan pada klas batuan,
distribusi pelapukan dan alterasi. Untuk menentukan kualitasnya, core
diambil untuk analisa petrografi, UCS, Indirect Tensile Strength, Elastic
modulus, kecepatan gelombang sonic, densitas dan kandungan air.
Biasanya core ini tidak cukup untuk analisa agregat seperti Los Angeles
Abrasion test, sulphate soudness, angegate crushing value dll.

Pemetaan Geologi pada skala 1: 5000 atau 1:10.000 digunakan sebagai


data tambahan dari pemboran. Karena out crop permukaan lebih lapuk dan
mempunyai joint yang lebih banyak dibandingkan masa batuan yang berada
di kedalaman. Pada tahap pendahuluan photo udara bisa digunakan
bersama-sama dengan peta geologi skala regional.

Pada saat pemboran peta topografi skala site harus sudah tersedia. Dengan
data ini geologist dapat mengidentifikasi masalah penambangan dan
lingkungan serta rencana penelitian lanjutan untuk memecahkan masalah.

Trial blasting dan trial crushing harus dilakukan pada tahan final penelitian.
dan ini hanya dilakukan jika ada keraguan tentang kualitas material atau
produk harus dicampur dengan produk dari quarry lain.

5. TUJUAN INVESTIGASI

Tujuan dari pemboran dan pemetaan dari lapangan quarry adalah


menentukan kualitas dan kuantitas dari batuan yang ada. Data sampingan
lain yang didapat dapat digunakan untuk pit design dan perencanaan untuk
ekstrasi dan rehabilitasi. Joint orientasi dan spasing digunakan untuk design
slope dan peledakan. Kedalaman air tanah dan kualitas serta permeabilitas

Batuan Bahan Kontruksi - 5


dari rock mass akan mempengaruhi tipe bahan peledak dan pompa yang
digunakan jika diperlukan. Banyak informasi dari tahap eksplorasi bisa
digunakan kembali dalam penyusunan AMDAL sehingga akan menghemat
biaya.

6. PROSEDUR PENELITIAN LAPANGAN UNTUK PASIR DAN


GRAVEL

Untuk mengetahui posisi deposit dari sand dan gravel dapat menggunakan
survey geomorphologi kemungkinan adanya teras deposit, alluvial fan.
Karena deposit pasir bisa berupa levee, dune channel fill dsb. Jika photo
udara tersedia sangat membantu menentukan lokasi diatas. Peta geologi
kurang memberikan informasi.

Penelitian deposit pasir dan gravel memerlukan penanganan yang lebih hari-
hati. Pertama bahwa variasi distribusi dalam arah vertikal dan horisontal
sangat eksterm dibandingkan dengan deposit residual. Sehingga
memerlukan contoh yang besar (100 kg) agar semua ukuran yang ada bisa
terwakili. Material lepas sangat sukar di bor dan sukar untuk mengambil
contoh.

Jika deposit berada pada posisi yang dangkal, maka test pit dapat dilakukan
baik secara manual maupun dengan back hoe atau buldozer. Jika gravel
dan sand berada dibawah muka air tanah kemungkinan conto yang didapat
akan lebih bersih dari kondisi in situ.

Cara geofisik yang paling tepat untuk menentukan deposit ini adalah metoda
resistivity, meskipin keberhasilannya sangat tergantung pada kontras
resistivitas antara air tanah, gravel yang permeable dan impermeable
lempung. Untuk menentukan posisi base rock dibawah channel deposit
digunakan seismik refraksi.

Batuan Bahan Kontruksi - 6


Cara geofisik sangat penting kegunaannya dalam pencarian marine
agregate. Cara yang paling tepat adalah seismik refleksi dan side scan
sonar. Sidescan sonar mencatat detail informasi bentuk dasar laut dengan
menggunakan energy rendah tetapi dengan frekuensi tinggi (resolusi tinggi)
yang ditarik di perairan dangkal. Metode ini dapat memberikan informasi
topografi dasar laut, menentukan tipe sedimen. Data lengkap arah vertkal
dapat diperoleh dari seismik refleksi.

7. MASALAH LINGKUNGAN DARI QUARRY

Seperti kita ketahui bahwa lokasi quarry yang baik selalu berada di tempat
lain yang jauh dari pengguna. Banyak masalah politik yang sering
terlibat dalam permasalah lungkungan di quarry dibandingkan dengan
permasalahan geologi itu sendiri (pendapat pribadi penulis). Disini
diasumsikan bahwa lokasi quarry sudah dipilih berdasarkan kondisi site yang
baik dan masalah teknik yang timbul akibat kegiatan tersebut pada
lingkungan sekitar adalah :
1. Visual impact bentang alam dari quarry dan fasilitas pendukungnya.
Misalnya hilangnya pohon-pohonan, adanya bench dsb.
2. Debu dari lalulintas. Masalah ini makin meningkat pada waktu musim
kering dan berangin serta tidak adanya usaha penyiraman jalan.
3. Getaran tanah akibat peledakan.
4. Gangguan dari airblast, suara truk dll.
5. Polusi air dari dredging pasir, pencucian pasir dll. Pencemaran air tanah
terjadi karena adanya buangan oli ataupun bahan kimia lainnya ke pit
ataupin open joint yang dekat dengan muka air tanah.
6. Volume lalulintas naik di sepanjang jalan desa, kota dan umumnya dilalui
oleh truk dengan muatan yang berlebihan sehingga menimbulkan
kerusakan jalan, keamanan, kebisingan, lumpur di jalan dsb.
7. Penentuan dan pemakaian dari ruang kosong setelah operasi
penambangan selesai.

Batuan Bahan Kontruksi - 7


8. PERBAIKAN LINGKUNGAN QUARRY

Dasar ukuran untuk meminimkan konflik antara penduduk dengan aktifitas


quarry adalah memaksimumkan produksi dari sumber yang ada. Adanya
pengambilan dengan kadar yang tinggi saja harus dicegah karena akan
mengurangi umur tambang. Lokasi quarry di masa yang akan datang harus
diperhitungkan seperti pembuatan buffer zone yang cukup. Pajak reklamasi
harus di perlakukan ke pemilik quarry dan akan dikembalikan setelah
mereka membuat reklamasi sesuai dengan rencana semula.

Visual impact dari quarry dapat dikurangi dengan beberapa cara. Di daerah
perbukitan lokasi kerja dpat disembunyikan di balik punggungan bukit
ataupin di lembah sehingga tidak terlihat dari daerah pengembangan
pemukiman. Di daerah flat terrain dapat dilakukan penggalian ke arah
bawah dan menempatkan semua peralatan di dalam pit jika mungkin.
Diusahakan daerah kerja terekspos seminim mungkin dan berada diantara
daerah asli dan pit yang sudah direhabilitasi. Lokasi dapat diperbaiki dengan
melakukan penanaman pepohonan dengan membuat kontur mendekati
alami.

Polusi debu dapat ditekan dengan melakukan penyiraman di jalan - jalan


yang tidak berasphal di lingkungan tambang. Pagar tanaman juga bisa
sebagai perangkap debu kasar. Menutup screen deck dan penyimpan
sehingga dapat mengurangi airborne dust dari proses produksi dan
penyimpanan.

Suara mesin dapat ditekan dengan meletakan mesin-mesin pada suatu


bangunan besar yang tertutup dan di cat dengan bahan yang tidak
merefleksikan sinar matahari dan warna yang sesuai dengan lingkungan.

Batuan Bahan Kontruksi - 8


Polusi air dapat dicegah dengan membangun kolam pengendap yang
cukup besar dan dilengkapi dengan spill way. Diusahakan menggunakan
kembali air yang berasal dari kolam pengendap.
Peledakan bisa menyebabkan timbulnya keluhan dari penduduk dalam
pengoperasian quarry. Usaha yang dapat dilakukan adalah :
· Membatasi berat bahan peledak per delay untuk mengurangi getaran.
· Menaikan panjang stemming, tinggi bench dan jarak burden untuk
mengurangi air blast dan fly rock.
· Menghindari peledakan pada cuaca yang tidak menguntungkan (berangin
kencang, awan rendah) yang mengarah ke pemukiman.

9. AKHIR PEMAKAIAN QUARRY

Pemakaian akhir quarry yang terbaik adalah tergantung pada priorotas


utama dari masyarakat, iklim dan geologi dari site. Beberapa pemakaian dari
akhir quarry akan digunakan sbb:

Pertanian

Untuk daerah padat seperti di pulau Jawa banyak lokasi bekas tambang
pasir digunakan sebagai daerah pertanian. Sarat utama adalah cukup air
dan memerlukan pemupukan yang cukup.

Waste disposal

Bekas lokasi quarry dapat digunakan untuk tempat pembuangan sampah


domestik maupun industri. Tetapi harus memperhitungkan kondisi air tanah.
Sebagai contoh pemakaian lahan bekas penambangan pasir sangat tidak
cocok untuk lokasi pembuangan sampah karena akan menimbulkan
masalah polusi air tanah.

Kehutanan

Batuan Bahan Kontruksi - 9


Jika lokasinya sangat terjal maka dapat digunakan sebagai hutan industri
dan kemungkinan tempat pembiakan hewan liar.
Tempat rekreasi

Lokasi bekas quarry dapat dibakai sebagai tempat pemancingan, padang


golf, tempat bermain dsb. Jika daerah tersebut mempunyai singkapan yang
masih baik maka dapat digunakan sebagai tempat wisata geologi

Industrial estate

Lokasi bekas quarry terkadang menjadi daerah datar,umumya merupakan


zone industri serta sudah mempunyai sarana jalan sehingga dapat
digunakan untuk lokasi pabrik.

Gambar 2 Tipe Deposit pasir pantai

Batuan Bahan Kontruksi - 10


Gambar 3 Bailer untuk percontohan pasir dan gravel

Batuan Bahan Kontruksi - 11


Batuan Bahan Kontruksi - 12
Gambar 4 Seismik refleksi profil dan shelft sedimen

DAFTAR PUSTAKA

Lay, M.G, 1984, Source Book for Australian Roads, Australian Road
Research Board, Melbourne.

Montgomery, C.W, 1989. Environmental Geology, WCB, Iowa.

Batuan Bahan Kontruksi - 13

Anda mungkin juga menyukai