Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Merger - Studi Kasus PT. Bank Mandiri TBK
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Merger - Studi Kasus PT. Bank Mandiri TBK
Bismillaahirrahmaanirraahiim
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Skripsi
Diajukan Oleh
10090302244
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
2008
LEMBAR PENGESAHAN
10090302244
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Oleh
10090302244
INTISARI
Kata kunci : CAMEL (Capital Adequacy Ratio (CAR), Return of Assets (ROA),
Efficency Ratio (ER) dan Loan to Deposit Ratio (LDR)), Merger.
i
THE ANALYSIS COMPARATIVE OF COMPANY FINANCING
MANDIRI Tbk.
By
10090302244
ABSTRACT
The economic crisis which was occurred in late 1997 has given
fundamental impact in the structure of national banking system.it can be shown by
liquidation of many banks that against the level of healty principle of banking
system. The government initiatives by the establishment of IBRA (The Indonesian
Banking Recovery Agency)had triggered the propensity of merging process
between the private and governmental banking.
0DQGLUL¶V %DQN have been merged sharing the priod of 1998. It is
sigfinicant to investigates the vigorous level of the bank between the previous dan
after condition to evaluate the impact of the merging. The level of healtyness has
become the general value of banking system which can be gained from the
quantitative aspect of capital, Rentability and liquidity, following the four rations
of Capital Adequacy Rati o(CAR), Return on Assets (ROA), Efficiency Ratio (ER),
and Loan to deposit Ratio (LDR).
The object of research that has carried out in this paper is the annual
financial reports of the merged of bank. The research method which has been
used is the descriptive analysis and comparative study. The operational variable
has taken form the previous and after the condition of the financial feature in the
similar populations. The evaluaition has been verified by the parametric statistic
of the t -test two-sample Assuming Equal Variances of the significant level at
95%.
From the calculations and hypothesis verifications, it can be seen that the
value of t = 2,764 with t critical = 2,571. The performance of the banks t (2,764)
with the t critical = 2,571. The statistical analysis shows that from the total
calculations of t is bigger than the value of t critical. It means that the second
plan of conceptual hypothesis from Ho can be accepted.
In this case, we can conclude in the general that there is significant
difference in the performance of the bank between previous and after conditions
of the merging process.
Key words : CAMEL (Capital Adequacy Ratio (CAR), Return of Assets (ROA),
Efficency Ratio (ER) dan Loan to Deposit Ratio (LDR)), Merging.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, atas rahmat dan
6(%(/80'$16(68'$+0(5*(53$'$37%$1.0$1',5,7EN´
dalam meraih gelar Sarjana (S1) Ekonomi, pada Program Studi Manajemen
yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun akan
penulis terima dengan segala kelapangan hati untuk perbaikan di masa yang akan
datang.
kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang sangat berjasa memberikan doa kasih
sayang dan dorongan baik moril maupun materil yang tulus dan ikhlas
Islam Bandung.
iii
3. Bapak Firman Alamsyah, S.E.,M.Sc., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
perkuliahan.
10. Buat Haris ³0\ 0DQ´ terima kasih buat bantuannya dan bimbingannya
11. Sahabat-sahabat penulis yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu
VDNLQJEDQ\DNQ\D«WKDQNEUR
iv
12. Rekan-rekan Manajemen angkatan 2002 yang tidak dapat penulis sebutkan
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang
Semoga segala dorongan, bantuan dan doa yang telah diberikan kepada
:DVVDODPPXD¶ODLNXP:U:E
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR HALAMAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO
INSTISARI i
ABSTRACT ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 8
1.4 Kegunaan Penelitian 9
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 10
1.5.1 Kerangka Pemikiran 10
1.5.2 Hipotesis 16
vi
2.2 Merger 28
2.2.1 Pengertian Merger 28
2.2.2 Jenis-jenis Merger 29
2.2.3 Tujuan Merger 30
2.2.4 Sinergi 32
2.3 Merger Perbankan 33
23.1 Pengertian Merger Perbankan 33
2.3.2 Tujuan Merger Perbankan 34
2.3.3 Hambatan Merger Perbankan 35
2.3.4 Mekanisme Merger Perbankan 36
2.3.5 Peraturan ± peraturan tentang Merger
Perbankan 38
2.3.6 Merger Perbankan Menghasilkan Sinergi 39
2.4 Laporan Keuangan Bank 39
2.4.1 Laporan Keuangan 39
2.4.2 Kualitas Laporan Keuangan 40
2.4.3 Jenis-jenis Laporan Keuangan Bank 42
2.4.4 Pemakai Laporan Keuangan Bank 44
2.4.5 Hubungan Laporan Keuangan dengan Tingkat Kesehatan 45
2.5 Tingkat Kesehatan Bank 45
2.5.1 Pengertian Tingkat Kesehatan Bank
dan memelihara kepercayaan masyarakat padanya. 45
2.5.2 Dasar Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 46
2.5.3 Tahapan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 47
2.5.4 Tata Cara Penilaian Kinerja Bank yang
vii
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan/Bank 56
3.2 Metode Penelitian 58
3.2.1 Operasionalisasi Variabel 59
3.2.2 Jenis dan Sumber Data 61
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data 62
3.2.4 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
viii
Tabel 1.2 Pembobotan Penilaian CAMEL 11
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel 59
Tabel 4.1 Kinerja Keuangan Bank BBD, Bank BDN,
Bank Exim, Bank Bapindo Sebelum
Merger Tahun 1994 ± 1998 66
Tabel 4.2 Rata-rata Kinerja Keuangan Bank BBD,
Bank BDN, Bank Exim, Bank Bapindo Sebelum
Merger Tahun 1994 ± 1998 68
Tabel 4.3 Kinerja Keuangan Bank Mandiri Sesudah
Merger Tahun 1998-2002 69
Tabel 4.4 Kinerja Keuangan Bank Mandiri Sebelum dan Sesudah
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran 14
x
BAB I
PENDAHULUAN
mengakibatkan perubahan yang sangat besar pada peta bisnis di Indonesia. Setelah
tindakan tegas pemerintah mencabut izin 16 bank bermasalah pada tahun itu pula,
1
(Prudent Banking System) atau melaksanakan rambu-rambu CAMEL (Capital,
setelah Pakto 88. Terjadi peningkatan jumlah Bank dan Kantor Bank, jumlah dana
masyarakat yang dihimpun, kredit yang disalurkan, volume usaha, dan munculnya
diantaranya kualitas sumber daya yang rendah, persaingan yang tajam akibat
banyaknya bank yang bermunculan dengan tidak merata, persaingan struktur modal
dan manajemen, dan adanya bank-bank yang tidak memenuhi ketentuan yang
dan saham yang memiliki resiko tinggi dan bukan bidang utama perbankan.
pemerintah juga mengakibatkan permasalahan seperti yang terjadi pada kasus Bank
2
Ketika krisis ekonomi terjadi dengan penarikan besar-besaran dana
gelombang krisis menimpa sektor perbankan akibat macetnya kredit, hutang valas,
Hal ini telah dikuatirkan semenjak tahun 1992 oleh Gubernur Bank
ini) dapat saja berubah menjadi capital outflow. Mengalirnya modal keluar
dimungkinkDQNDUHQDGLDQXWQ\DVLVWHPUH]LPGHYLVDEHEDVROHK,QGRQHVLD´
(Syahrir, 1995:300).
hatian dan CAMEL. Ini diikuti dengan likuidasi 3 bank pada tanggal 20 Agustus
1998, dan pada tanggal 13 Maret 1999 38 Bank dilikuidasi dengan 21 antaranya di
BTO (Bank Take Over) / diambil alih pemerintah dengan kewajiban rekapitalisasi
atau merger.
IBRA) yang bertugas menampung semua Bank Beku Operasi, Bank Take Over, dan
3
mengembalikan posisi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral, dan melakukan
maupun antar Bank ± bank sehat dengan Bank ± bank kurang sehat
belum dan tidak sehat menjadi suatu pilihan agar BUMN tersebut dapat bersaing di
dalam negeri dan di luar negeri. Salah satu restrukturisasi yang dilakukan adalah
melakukan merger empat bank pemerintah menjadi satu bank yaitu Bank Mandiri.
Harapan pemerintah dengan adanya merger tersebut adalah Bank Mandiri dapat
Indonesia.
yaitu Bank Exim, Bank BDN, Bank BBD, dan Bank Bapindo sebelum merger
adalah tidak sehat. Kedua, pemerintah tidak memiliki pilihan lain dibandingkan
melikuidasi bank-bank tersebut dengan cost yang sangat besar. Disamping itu,
4
Rp178 trilyun. Ketiga, kinerja Bank Mandiri setelah merger diharapkan
pemerintah yang akan digabung adalah: (1) Bank Ekspor Impor (Bank Exim), (2)
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), (3) Bank Bumi Daya (BBD), dan (4)
Bank Dagang Negara (BDN). Secara resmi tanggal 2 Oktober 1998 pemerintah
pada akhir Juli 1999 sekaligus mengurangi jumlah kantor cabang dan sumber daya
Mandiri : pertama, industri perbankan Indonesia akan menjadi lebih kuat dan stabil
berhasil maka besar kemungkinan Bank Mandiri akan di privatisasi dengan tujuan
maka sektor riil yang membutuhkan jasa keuangan bank tersebut akan semakin baik
dan secara makro perekonomian nasional semakin membaik di masa yang akan
datang.
5
Merger GLGHILQLVLNDQROHK3ULQJOHGDQ+DUULVVHEDJDLEHULNXW³Merger is a
combination of two or more firm in which one company survives under its own
perusahaan menjadi satu perusahaan baru. Dalam konteks bisnis, merger adalah
suatu transaksi yang menggabungkan beberapa unit ekonomi menjadi satu unit
ekonomi yang baru. Proses merger umumnya memakan waktu yang cukup lama,
permodalan maupun aspek manajemen, sumber daya manusia serta aspek hukum
dari perusahaan yang baru tersebut. Oleh karena itu, penggabungan usaha tersebut
dilakukan secara drastis yang dikenal dengan akuisisi atau pengambilalihan suatu
dapat diketahui dari Kinerja keuangan yang dihasilkan oleh Bank Exim, Bank
Bapindo, Bank BBD dan Bank BDN yaitu bank yang memiliki kinerja yang buruk
(tidak sehat). Bank Bapindo merupakan bank yang paling tidak sehat dibandingkan
kegiatan perbankan. Hal ini berlanjut saat memasuki krisis ekonomi tahun 1997, ke
empat bank tersebut menunjukkan bahwa dari ke empat rasio untuk mengukur
tingkat kesehatan bank tidak satupun menunjukkan perbaikan, malah utang yang
demikian besar melebihi modal dan aktiva merupakan bank yang tidak layak
6
beroperasi. Puncaknya pada tahun 1998, kondisi keuangan di empat bank tersebut
mengalami kebangkrutan
rencana merger empat bank pemerintah pada bulan Februari 1998. Namun
pelaksanaannya secara hukum baru terjadi pada bulan Oktober 1998 dengan nama
Bank Mandiri. Proses konsolidasi seluruh aspek seperti keuangan, jumlah kantor
cabang yang dibutuhkan dan jumlah sumber daya manusia yang akan digunakan
25-26 : Merger adalah penggabungan dari dua bank atau lebih, dengan cara tetap
dengan atau tanpa likuidasi. Konsolidasi adalah penggabungan dari dua bank atau
lebih dengan cara mendirikan bank baru dan membubarkan bank-bank tersebut
menghasilkan suatu sinergi baik secara financial maupun operasional yang berupa
peningkatan modal, transfer teknologi, pangsa pasar yang lebih luas, efisiensi yang
lebih tinggi, dan penggunaan sumber daya manusia yang lebih tinggi. Dengan
7
modal, kredit macet yang tak mungkin tertagih dan negative spread, merupakan
usaha untuk tetap bertahan di masa ekonomi Indonesia masih dilanda krisis
berkepanjangan.
Hal diatas ini yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian
3DGD37%DQN0DQGLUL7EN´
Sesuai dengan apa yang telah dikemukakan dalam latar belakang penelitian,
pengaruh merger yang dilakukan perbankan terhadap kinerja perusahaan. Data dan
8
informasi tersebut digunakan untuk bahan analisia bagi penyusunan karya ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang
1. Penulis
2. Perusahaan
9
3. Peneliti lain.
kinerja bank umum di Indonesia, ini sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia
No. 30/2/UPBB Tanggal 30 April 1997 Tentang Tata Cara Penilaian Tingkat
Pada sistem penilaian ini, ada tiga faktor kualitatif yang dinilai, yaitu :
BMPK, PDN.
10
Tabel 1.2
Pembobotan Penilaian CAMEL
No Komponen Bobot Keterangan
1 Capital (Permodalan) 25% -
2 Assets Quality 30% -
(Kualitas Aktiva Produktif)
3 Management (Manajemen) 25% -
4 Earning (Rentabilitas) 5% Untuk ROA
5% Untuk ER
5 Liquidity (Likuiditas) 5% Untuk LDR
5% Untuk Net Call Money Ratio
Sumber : Bank Indonesia.
digunakan sebagai :
1. Tolok ukur bagi manajemen Bank untuk menilai apakah pengelolaan Bank
Meskipun tingkat kesehatan Bank dapat dinilai dari berbagai aspek, namun
secara kuantitatif hanya pendekatan CAMEL dari 3 aspek saja yang dapat dinilai,
sedangkan aspek yang ketiga pada tabel diatas yaitu aspek Management
sejauhmana tingkat kesehatan bank jika dilihat dari aspek manajemen. Ketiga aspek
ini merupakan indikator yang diperoleh dari Laporan Keuangan Perbankan secara
triwulan ataupun tahunan yang diumumkan di media cetak dan dapat diperoleh
11
masyarakat umum. Dari ketiga aspek ini, maka ada empat rasio yang dianalisis
ModalBank
CAR x100%
TotalATMR
Labasebelumpajak
ROA x100%
TotalAsset
BebanOperasi
ER x100%
Pendapa tan Operasi
Sementara aspek lainnya seperti assets quality, manajemen, dan net call
money ratio tidak terdapat dalam laporan keuangan yang diumumkan tersebut.
seperti penilaian manajemen dari perbankan, saat ini fit and proper test berupa
Direktur dan Komisaris bank. Sebagai penilaian kualitatif hal ini diukur secara
kuantitas.
12
berkaitan dengan industri perbankan, bertujuan agar Bank Hasil Penggabungan
2. Memperluas portofolio produk dan jasa yang ditawarkan serta pasar yang
yang lebih besar, sehingga bank hasil penggabungan akan memiliki struktur
permodalan yang lebih kokoh dan potensi pertumbuhan yang lebih baik dengan
(Capital Adequty Ratio- CAR) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan
ketentuan-ketentuan lain.
aktivitas dan kelebihan asset yang tidak dibutuhkan seperti kantor cabang
3. Tidak tercapainya sinergi yang diharapkan karena satu dan lain hal,
13
Hasil yang ingin dicapai sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang
Maret 1989 :
³$SDELODWLQJNDWNHVHKDWDQEDQNKDVLOSHOHEXUDQXVDKDDWDXSHQJJDEXQJDQ
usaha menjadi kurang sehat atau tidak sehat dan dalam waktu 9 bulan tidak
dapat ditingkatkan kembali menjadi cukup sehat sekurang-kurangnya 3
bulan terakhir berturut-turut, maka izin usaha bank yang bersangkutan dapat
dicabut oleh Menteri Keuangan dengan mendengarkan pertimbangan Bank
,QGRQHVLD´
14
Gambar 1.1
Skema Kerangka Pemikiran
Restrukturisasi
Kinerja PT. Kinerja PT. Perbankan Nasional
Bank Bank
Mandiri Tbk Mandiri Tbk
(Modal, (Modal,
Rentabilitas, Rentabilitas,
Likuiditas) Likuiditas)
Sebelum Sesudah
Merger Merger
Hipotesis
Sinergi Bank
: diteliti
: tidak ditelit
15
1.5.2 Hipotesis
Tbk sebelum dan sesudah Merger, yang dihitung dari faktor-faktor Capital
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bank
XVDKDQ\D´
1. ³%DQN DGDODK VXDWX EDGDQ XVDKD \DQJ WXJDV XWDPDQ\D VHEDJDL OHPEDJD
pihak yang berlebihan dana (idle fund surplus unit) kepada pihak yang
membutuhkan dan atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu yang
GLWHQWXNDQ´
1996:1)
17
3. ³Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai
UU No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank, yaitu :
Dengan catatan bahwa bank umum dapat secara mengkhususkan diri untuk
18
2. Kepemilikannya
b. Bank milik pemerintah daerah (Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD)
f. dan lain-lain.
yaitu :
a. Bank konvensional
19
2.1.3 Lapangan Usaha Bank
bentuk kredit dan/ atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
1. Produk-produk Bank
kerja, kredit investasi, credit off dan on shore, credit cash collateral,
program.
2. Jasa Perbankan
20
surat keterangan bank, safe deposit box (SDB) Letter of Credit
fasilitas on line.
Hal ±hal yang tercakup dalam jasa perbankan luar negeri adalah :
Bagi sebuah bank sebagai suatu lembaga keuangan, dana merupakan darah
dalam tubuh badan usaha dan persoalan paling utama. Tanpa dana, bank tidak dapat
berbuat apa-apa dan tidak berfungsi sama sekali. Dana bank adalah uang tunai yang
dimiliki bank atau dana lancar yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat
diuangkan.
Uang tunai yang dimiliki bank tidak hanya berasal dari modal bank itu
sendiri, tetapi juga berasal dari pihak lain yang dititipkan atau dipercayakan pada
21
bank yang sewaktu-waktu akan diambil kembali, baik sekaligus maupun secara
berangsur-angsur.
1. Dana pihak kesatu, adalah dana dari modal sendiri yang berasal dari para
pemegang saham.
3. Dana pihak ketiga, adalah dana berupa simpanan dari pihak masyarakat.
Dana dari masyarakat ini beberapa jenis, yaitu giro, deposito, dan tabungan.
berkantor pusat di Indonesia terdiri atas modal inti atau primary capital dan modal
1. Modal Inti
Komponen modal inti pada prinsipnya terdiri atas modal disetor dan
modal disetor, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan,
laba tahun lalu, laba tahun berjalan, dan bagian kekayaan bersih anak
22
2. Modal Pelengkap
laba setelah pajak dan pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan dengan
pinjaman subordinasi.
disebut capital adecuacy ratio (CAR). Dengan demikian CAR minimum bank
(capital adequacy) berdasarkan kepada rasio atau perbandingan antara modal yang
dimiliki bank dan jumlah aktiva tertimbang menurut resiko (AMTR). ATMR
sebagai berikut :
23
1. ATMR aktiva neraca di hitung dengan cara mengalikan nilai nominal
4. Rasio modal bank dihitung dengan cara membandingkan antara modal bank
(modal inti + modal pelengkap) dan total ATMR Rasio tersebut dapat
sebagai berikut :
ModalBank
CAR x100%
TotalATMR
kewajiban penyediaan modal minimum bank umum menjadi sebesar 4%. Ini untuk
24
tanggal 31 Desember 2001, ketentuan bank umum wajib menyediakan modal
tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dapat dicapai oleh bank yang
bersangkutan. Selain itu, rasio ±rasio dalam kategori ini dapat pula dipergunakan
timbul balik antar pos yang terdapat pada laporan laba rugi ataupun hubungan
timbal balik antar pos yang terdapat pada laporan laba rugi bank dengan pos-pos
pada neraca bank guna memperoleh berbagai indikasi yang bermanfaat dalam
suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan
25
Labasebelumpajak
ROA x100%
TotalAsset
BebanOperasi
ER x100%
Pendapa tan Operasi
utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun
dan menyalurkan dana (misalnya dana masyarakat), maka biaya dan pendapatan
26
Rasio yang dipakai dalam pembobotan penilaian CAMEL untuk menilai
kinerja bank adalah Load to Deposit Ratio (LDR). LDR adalah antara seluruh
jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini
menunjukan salah satu penilaian likuiditas bank dan dapat dirumuskan sebagai
berikut:
lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi
kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik
kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit.
kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah
a. Untuk rasio LDR sebesar 115% atau lebih diberi nilai kredit 0, artinya
b. Untuk rasio LDR di bawah 115%, diberi nilai kredit 100, artinya likuiditas
27
Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu
bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari loan to
deposit ratio suatu bank adalah sekitar 80%. Namun batas toleransi berkisar antara
2.2 Merger
berbeda. Kombinasi lain dari merger adalah konsolidasi, dengan pengertian untuk
1. Merger
mengambil alih satu atau lebih perseroan yang lain. Setelah terjadi
mengambil alih.
2. Konsolidasi
28
lama membubarkan diri. Dengan demikian perseroan baru akan
3. Akusisi
disebut sebagai investasi penanaman modal pada anak perusahaan. Akuisisi adalah
(lebih dari 50%). Pemilikan sejumlah lebih 50% saham hak suara tersebut akan
suatu merger atau konsolidasi berdasarkan dan sesuai dengan peraturan undang ±
undang .
1. Horizontal
perusahaan lain dalam garis bisnis yang sama. Misalnya merger antara satu
29
perusahaan manufaktur dengan perusahaan sejenis. Merger perbankan
2. Vertikal
3. Congeneric
4. Konglomerasi
1. Sinergi
2. Penghematan pajak
4. Diversifikasi
30
5. Insentif Manajer Perorangan
6. Memecah Nilai
1. Mengeksploitasi sinergi
3. Melindungi pasar
4. Mengakuisisi produk
Laba investasi yang baik dapat dicapai oleh kebanyakan perusahaan setelah
sebuah merger dan akuisisi yang terkonsep dengan baik dijalankan. Perusahaan
yang rasional jarang sekali melakukan demi hal ini. Mereka mengharapkan laba,
perusahaan tersebut setelah beberapa waktu berfungsi sebagai suatu lembaga yang
31
2.2.4 Sinergi
Sinergi adalah mencapai sesuatu yang lebih besar dengan sumber daya yang
sama, atau mencapai hasil yang sama dari sumber daya yang lebih kecil. Selisih
antara nilai perusahaan gabungan dengan jumlah nilai perusahaan yang beroperasi
SRSXOHU GDQ SDGD GDVDUQ\D PHUXSDNDQ NRQVHS \DQJ EDLN 6LQHUJL DGDODK ³ERQXV
32
3. Efisiensi differensial, bila perusahaan manajemen salah satu perusahaan
meningkatkan produktivitas.
dikenal istilah Peleburan dan Penggabungan Usaha, dan tidak terdapat istilah
atau lebih dengan cara mendirikan bank baru dan melikuidasi bank-bank yang ada.
lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu bank dan
dengan pembelian seluruh saham suatu bank oleh bank lainnya, atau dengan
1. Jumlah modal
33
2. Sifat bank
dari pada bank yang kecil. Sehingga setelah penggabungan, bank tersebut
3. Ruang lingkup
4. Nilai saham
yang baru akan menjadi lebih tinggi. Kenaikan likuiditas dari hasil bank
5. Tujuan
Bank ±bank umumnya dapat memberikan pelayanan yang lebih baik, lebih
perbankan :
1. Pengendalian Krisis
Tujuan yang akan dicapai dalam pengendalian krisis adalah merubah marjin
bunga negatif menjadi marjin bunga positif. Bila bank hasil merger tidak
34
dapat merubah marjin suku bunga yang negatif, kelangsungan bank merger
secara finansial tidak dapat terjamin. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut,
menjadi positif.
2. Restrukturisasi Organisasi
Rasionalisasi atas struktur organisasi Bank hasil merger yang dimulai dari
jaringan kerja seperti kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas
dan ATM.
Bank inti atau core bank sebagai bank hasil penggabungan usaha.
hambatan diantaranya :
35
1. Hambatan dilakukannya merger perbankan akibat modal yang relatif kecil,
internal yang menyulitkan untuk membentuk suatu kerja sama dan saling
pengertian.
3. Dalam pratek, direksi dari bank lama membawa sifat membela kepentingan
antar direksi.
5. Masalah memilih mitra menjadi hambatan, antara bank yang lebih besar,
sama besar atau lebih kecil. Demikian juga karena sifat dan sasaran kerja
36
1. Tahap Persiapan
saham-sahamnya.
2. Persiapan Lanjutan
pemegang saham
penggabungan
Indonesia
bank
pembukuannya
37
x Serah terima hak, kewajiban dan kekayaan masing-masing bank
kepada pembukuannya
sebagai berikut :
2. Ketentuan Perbankan
prinsip Prudential Banking yang menuntun bank-bank agar lebih mandiri dan hati-
dilakukan oleh Bank Indonesia hanyalah yang sifatnya persuasif dan himbauan agar
ke dalam Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) harus turut serta dalam
Kinerja dari suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan suatu
perusahaan. Dari laporan keuangan itu dapat diketahui keadaan finansial dari hasil
39
tertentu, dan laporan rugi laba (income statement) mencerminkan hasil-hasil
\DQJGLFDSDLVHODPDVDWXSHULRGHWHUWHQWX\DQJELDVDQ\DPHOLSXWLWDKXQ´
VXPEHUGDQD\DQJGLSHUFD\DNDQNHSDGDQ\D´
pada saat tertentu, kinerja dan arus kas dalam suatu periode yang ditujukan bagi
keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami, dan dapat
terkandung di dalamnya lebih berdaya guna bagi pemakai laporan keuangan. Untuk
itu, laporan keuangan yang disajikan harus memenuhi persyaratan umum dan
Keuangan (PSAK) dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) nomor
1. Dapat dipahami
40
Laporan keuangan yang disajikan dalam bahasa berbeda harus memuat
2. Periode Pelaporan
Tahun buku perusahaan mencakup periode satu tahun. Apabila ada hal yang
luar biasa dan tahun buku perusahaan berubah, maka perusahaan harus
3. Dapat dibandingkan
secara relatif.
4. Konsistensi Penyajian
5. Keandalan
41
6. Relevan
lalu, masa kini atau masa depan sampai pada keputusan ekonomi yang
diambil.
Pos aktiva dan kewajiban serta pos penghasilan dan beban tidak boleh
tepat waktu. Kriteria toleransi tepat waktu adalah empat bulan setelah
sebagai berikut :
1. Neraca
ekuitas suatu unit usaha pada suatu tertentu. Dalam penyajian aktiva dan
lancar namun sedapat mungkin tetap disusun menurut tingkat likuiditas dan
42
jatuh tempo. Kewajiban disajikan sebagai kewajiban jangka pendek dan
jangka panjang. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah
adalah setoran modal pemegang saham, saldo laba, selisih penilaian, dan
pencadangan.
Komitmen adalah suatu ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat
tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa
kas selama periode laporan. Laporan ini harus menunjukan semua aspek
43
penting dari kegiatan bank, tanpa memandang apakah transaksi tersebut
mengenai posisi devisa netto menurut jenis mata uang serta aktivitas-
aktivitas lain seperti kegiatan wali amanat, penitipan harta (kustodian) dan
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh setiap Bank dapat digunakan oleh
a. Manajemen Bank
d. Bank Indonesia
f. Karyawan Bank
44
2.4.5 Hubungan Laporan Keuangan dengan Tingkat Kesehatan
atau interpretasi terhadap laporan keuangan. Dari hasil analisis tersebut dapat
³,QWHUSUHWDVLDWDXDQDOLVLVODSRUDQILQDQVLDOVXDWXSHUXVDKDDQDGDODKVDQJDW
penting artinya bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan
yang bersangkutan meskipun kepentingan mereka masing-masing adalah
EHUEHGD´%DPEDQJ5L\DQWR
45
Yang dimaksud dengan pembinaan dalam ayat (1) adalah upaya ± upaya
pengawasan tidak langsung yang terutama dalam bentuk pengawasan dini melalui
penelitian, analisis dan evaluasi laporan bank, dan pengawasan langsung dalam
Sejalan dengan itu Bank Indonesia diberi kewenangan, tanggung jawab, dan
kewajiban secara utuh untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap bank
disimpan pada bank atas dasar kepercayaan, setiap bank perlu menjaga
Edaran Bank Indonesia No. 30/2/UPPB Tanggal 30 April 1997 Tentang Tata Cara
46
Tingkat kesehatan bank pada dasarnya dinilai dari pendekatan kualitatif atas
berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank,
dan likuiditas.
a. Kinerja suatu bank dapat dilihat dari Laporan Keuangannya, dan dari
tingkat tersebut dapat ditentukan tingkat kesehatan bank, yaitu dengan cara
kesehatan bank.
3. Tiap faktor dari komponen faktor tersebut, dikuantifikasi dan diberi bobot
4. Penilaian faktor dan komponen faktor dilakukan dengan sistem kredit dan
47
5. Hasil penilaian atas dasar bobot dan nilai kredit kemudian ditambah dan
2.5.4 Tata Cara Penilaian Kinerja Bank yang Ditentukan Oleh Standar
Metode ini merupakan salah satu cara menilai tingkat kesehatan bank yang
digunakan oleh Bank Indonesia. Metode CAMEL digunakan oleh Bank Indonesia
untuk menilai beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi kinerja suatu bank,
sebagai berikut :
Modal
CAR =
ATMR
Keterangan :
48
b. ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) adalah aktiva yang
dan atau komitmen yang disediakan oleh bank bagi pihak ketiga.
bobot risiko yang besarnya didasarkan kepada kadar risiko yang terkandung pada
aktiva itu sendiri atau bobot risiko yang didasarkan pada golongan nasabah,
penjamin serta sifat agunan. Dapat ditambahkan bahwa untuk kredit-kredit yang
Keterangan:
a. Aktiva produktif adalah penanaman dana bank dalam bentuk kredit, surat
memperoleh penghasilan.
49
3. Manajemen (Management)
Dimana untuk melihat tingkat kesehatan bank dengan melihat dari segi aspek
kesehatan bank.
Laba
a. Rentabilit as =
Total Asset
Biaya Operasional
b. Rentabilit as =
Pendapatan Operasional
5. Likuiditas (liquidity)
sebagai berikut:
Call Money
a. Likuiditas =
Aktiva Lancar
Keterangan :
Aktiva lancar adalah kas, giro pada Bank Indonesia, sertifikat pada Bank
Kredit
b. Likuiditas =
Dana pihak ketiga + Modal
50
Keterangan :
3) Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan
4) Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari
tiga bulan.
5) Modal inti
6) Modal pinjaman
Besar rasio ini tidak diperbolehkan lebih dari 110%. Selain dari beberapa
hal di atas terdapat batasan-batasan lain yang harus dipatuhi setiap bank nasional,
seperti:
oleh bank kepada peminjam atau kelompok peminjam tertentu. Yang dimaksud
dengan peminjam adalah nasabah perorangan atau badan yang memperoleh satu
peminjam adalah kumpulan peminjam yang satu sama lain mempunyai kaitan
51
2. Giro wajib minimum
Giro wajib minimum (statuary Reserve) adalah simpanan minimum yang harus
dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo giro pada Bank Indonesia yang
besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari dana
Merger
yang sangat besar pada peta bisnis di Indonesia. Setelah tindakan tegas pemerintah
gelombang krisis menimpa sektor perbankan akibat macetnya kredit, hutang valas,
Hal ini telah dikuatirkan semenjak tahun 1992 oleh Gubernur Bank
52
³«\DQJ PHQJNKDZDWLUNDQ EDKZD capital inflow yang begitu positif (saat
ini) dapat saja berubah menjadi capital outflow. Mengalirnya modal keluar
GLPXQJNLQNDQNDUHQDGLDQXWQ\DVLVWHPUH]LPGHYLVDEHEDVROHK,QGRQHVLD´
(Syahrir, 1995:300).
IBRA) yang bertugas menampung semua Bank Beku Operasi, Bank Take Over, dan
belum dan tidak sehat menjadi suatu pilihan agar BUMN tersebut dapat bersaing di
dalam negeri dan di luar negeri. Salah satu restrukturisasi yang dilakukan adalah
melakukan merger empat bank pemerintah menjadi satu bank yaitu Bank Mandiri.
Harapan pemerintah dengan adanya merger tersebut adalah Bank Mandiri dapat
Indonesia.
Mandiri : pertama, industri perbankan Indonesia akan menjadi lebih kuat dan stabil
berhasil maka besar kemungkinan Bank Mandiri akan di privatisasi dengan tujuan
53
usaha. Ketiga, kinerja keuangan Bank Mandiri diharapkan semakin baik
maka sektor riil yang membutuhkan jasa keuangan bank tersebut akan semakin baik
dan secara makro perekonomian nasional semakin membaik di masa yang akan
datang.
beberapa unit ekonomi menjadi satu unit ekonomi yang baru. Proses merger
umumnya memakan waktu yang cukup lama, karena masing-masing pihak perlu
manajemen, sumber daya manusia serta aspek hukum dari perusahaan yang baru
tersebut. Oleh karena itu, penggabungan usaha tersebut dilakukan secara drastis
perusahaan lain.
menghasilkan suatu sinergi baik secara financial maupun operasional yang berupa
peningkatan modal, transfer teknologi, pangsa pasar yang lebih luas, efisiensi yang
lebih tinggi, dan penggunaan sumber daya manusia yang lebih tinggi. Dengan
54
BAB III
Laporan keuangan adalah objek penelitian karena penilaian modal, rentabilitas dan
likuiditas yang merupakan indikator dari tingkat kesehatan bank berasal dari
laporan keuangan.
sebelum melakukan merger dan 5 tahun sesudah bank tersebut melakukan merger.
Bank Mandiri yang berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 adalah salah satu bank
terbesar di Indonesia. Bank ini didirikan sebagai bagian dari program restrukturisasi
perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999,
empat bank milik pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank
Bank Mandiri. Sejarah keempat Bank tersebut dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun
yang lalu. Keempat bank tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan
dunia perbankan di Indonesia. Sejak Mei 2005 Direktur Utamanya adalah Agus
Martowardojo.
55
Bank Mandiri dibentuk pada tahun 1999. Dalam proses penggabungan dan
pengorganisasian ulang, jumlah cabang Bank Mandiri dikurangi sebanyak 194 buah
dan karyawannya berkurang dari 26.600 menjadi 17.620. Direktur Utamanya yang
pertama adalah Robby Djohan. Kemudian pada Mei 2000, posisi Djohan digantikan
ECW Neloe. Neloe menjabat selama lima tahun sebelum digantikan Martowardojo
akibat terlibat dugaan korupsi di bank tersebut. Pada Maret 2005, Bank Mandiri
mempunyai 829 cabang yang tersebar di sepanjang Indonesia dan enam cabang di
luar negeri. Selain itu, Bank Mandiri mempunyai sekitar 2.500 ATM dan tiga anak
perusahaan utama yaitu Bank Syariah Mandiri, Mandiri Sekuritas, dan AXA
Mandiri
a. Bank Mandiri
Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari
Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya, Bank
Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia,
bergabung dengan Bank Mandiri. Sejarah keempat Bank tersebut dapat ditelusuri
lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat Bank tersebut telah turut membentuk
56
b. Bank Dagang Negara
Bank Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjang yang bermula dari
menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered
Bank Umum Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi Bank tersebut.
Pada tahun 1965, bank umum negara digabungkan ke dalam Bank Negara
57
perusahaan ini pada tahun 1960, dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahan
Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara Indonsia Unit II dipecah
menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II
(BIN), sebuah Bank Industri yang didirikan pada tahun1951. Misi Bank Industri
milik negara pada tahun 1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo.
melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur,
(Sugiyono, 1999). Dalam metode ini akan diamati secara seksama sebab akibat
tertentu.
58
3.2.1 Operasionalisasi Variabel
sama.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Ukuran Skala
CAR Capital Adequancy Ratio Modal Bank Rasio
(Mengukur kecukupan modal Total ATMR
minimum bank, dengan
membandingkan antara modal
yang dimiliki bank dan jumlah
aktiva tertimbang menurut resiko
(ATMR)).
Total ATMR = ATMR aktiva
neraca ± ATMR aktiva
administratif
ROA Return of Assets (Mengukur Laba Sebelum Pajak Rasio
kemampuan manajemen bank Total Asset
dalam memperoleh keuntungan
(laba) secara keseluruhan,
dengan membandingkan antara
laba yang diperoleh sebelum
pajak dengan total asset).
ER Efficiency Ratio (Mengukur Beban Operasi Rasio
tingkat efisiensi dan kemampuan Pendapatan Operasi
bank dalam melakukan kegiatan
operasinya, dengan
membandingkan antara biaya
(beban) operasional dan
pendapatan operasional
59
LDR Load to Deposit Ratio Total Kredit Rasio
(Mengukur seberapa jauh Total Simpanan
kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan
dana yang dilakukan deposan
dengan mengandalkan kredit
yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya, dengan
membandingkan antara seluruh
jumlah kredit yang diberikan
bank dengan cara dana yang
diterima oleh bank.
merger.
60
Ha (X1i X2i ) : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja
merger.
1. Data uraian dari PT. Bank Mandiri Tbk, meliputi riwayat singkat, struktur
dan Rasio Keuangan dari PT. Bank Mandiri Tbk sebelum dan seudah
melakukan merger.
61
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data
1. Penelitian Lapangan
penelitian ini antara lain untuk mendapatkan data laporan keuangan tahunan
2. Studi Kepustakaan
Pengujian dilakukan dengan stastistik parametric dengan uji beda dua rata-
a. Mencari nilai rata-rata dari Modal (CAR), Rentabilitas (ROA, ER) dan
dengan rumus :
62
x1
¦x w 1i
¦w
Dimana :
b. Mencari nilai rata-rata dari Modal (CAR), Rentabilitas (ROA, ER) dan
dengan rumus :
x2
¦x w 2 1i
¦w
Dimana :
c. Menguji hipotesis
d
t
Sd 2 / n
Dimana :
n : banyaknya pasangan
63
Nilai d dan Sd dicari dengan rumus :
¦dt 1
i
d dimana : di = (X2i ± X1i)
n
n
¦ di d
2
nd
2
Sd 2 t 1
=
¦ di 2
n 1 n 1
di : harga d yang ke i
N : banyaknya pasangan
e. Penarikan Kesimpulan
membandingkan harga uji statistik t dengan nilai kritis atau t tabel (dk=n-
1)(Į).
Dengan demikian :
64
BAB IV
kesehatan bank sesuai dengan surat edaran bank indonesia No. 30/UPPB Tanggal
30 April 1997 Tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Kinerja keuangan yang diteliti yaitu aspek modal (CAR), Rentabilitas (ROA dan
ER) dan Likuiditas. Data ± data pada laporan keuangan yang dipublikasikan telah
mencantumkan rasio CAR, ROA dan LDR, ER yang berasal dari laporan keuangan.
merger dapat diketahui melalui kinerja keuangan empat bank BUMN (Bank BBD,
antara lain Return of Assets (ROA), Capital Adequancy Ratio (CAR), Efficiency
Ratio (ER), dan Load to Deposit Ratio (LDR). Dengan penggabungan keempat
bank tersebut, akan menjawab apakah ada jaminan Bank Mandiri akan semakin
sehat kinerjanya. Dengan kondisi ekonomi yang berfluktuatif (tidak pasti) jelas
65
pemulihan aktiva dan kemampuan untuk menyelesaikan kewajibannya pada saat
pinjaman kepada Bank Mandiri mengalami risiko kemacetan. Hal ini tentunya akan
Tabel 4.1
Kinerja Keuangan Bank BBD, Bank BDN, Bank Exim, Bank Bapindo
Sebelum Merger
Tahun 1994 ± 1998
66
Demikian pula dengan utang bank BBD & BDN, nilai utangnya pada tahun
1994 s.d. 1997 sudah mendekati nilai aktivanya (assets) dan pada pada puncaknya
tahun 1998 saat krisis berlangsung nilai utang melebihi nilai aktivanya. Kondisi ini
menggambarkan Bank BBD & Bank BDN merupakan bank yang tidak sehat.
Walaupun Bank BDN masih lebih baik dibandingkan Bank BBD. Apabila kita lihat
pada tabel 4.1, kinerja keuangan yang dihasilkan oleh Bank Exim dan Bank
Bapindo tidak jauh berbeda dengan Bank BBD dan Bank BDN yaitu bank yang
memiliki kinerja yang buruk (tidak sehat). Bank Bapindo merupakan bank yang
paling tidak sehat dibandingkan dengan ketiga bank BUMN. Hal ini dapat dilihat
dari ROA Bank Bapindo sejak tahun 1994 ± 1996. Walaupun pada tahun 1997
terjadi peningkatan yang cukup besar pada ROE menjadi sebesar 14.64 %.
Diantara keempat bank tersebut di atas yang dilihat dari kinerja keuangan
Bank Exim merupakan bank yang lebih baik kinerjanya dibandingkan ketiga bank
lainnya sejak tahun 1994 ± 1998. Sedangkan ER dan LDR keempat bank tersebut
kegiatan perbankan. Hal ini berlanjut saat memasuki krisis ekonomi tahun 1997,
keempat empat tersebut menunjukkan bahwa dari keempat rasio tidak satupun
menunjukkan perbaikan, malah utang yang demikian besar melebihi modal dan
aktiva merupakan bank yang tidak layak beroperasi. Puncaknya pada tahun 1998,
67
Dengan dilakukan merger sebelum resmi diumumkan pemerintah sejak
tahun 1993 ± 1998. Tidak jauh berbeda dengan analisis sebelumnya bahwa dari
hasil penggabungan keempat bank BUMN ini merupakan bank yang tidak sehat.
Oleh karena itu, penggabungan bank pemerintah yang tidak sehat itu sangat
Tabel 4.2
Rata-rata Kinerja Keuangan Bank BBD, Bank BDN, Bank Exim, Bank
Bapindo Sebelum Merger
Tahun 1994 ± 1998
Dari tabel diatas diketahui nilai rata-rata kinerja keuangan dari Bank BBD,
Bank BDN, Bank Exim dan Bank Bapindo. Dimana nilai rata-rata terbesar dari
CAR untuk periode tahun 1994 ± 1998 adalah sebesar 21,746 %, dimana untuk
nilai terendah CAR adalah sebesar -236,83%. Nilai ROA untuk periode 1994-1998
terbesar adalah sebesar 5,866%, sedangkan untuk nilai terendah adalah sebesar -
dimana untuk nilai terendahnya adalah sebesar -26850,6%. Sedangkan untuk nilai
LDR untuk periode 1994-1998 nilai tertinggi adalah sebesar 121,654% dan nilai
dikatakan sehat jika dilihat dari kinerja keuangan yang memperlihatkan adanya
Indonesia akan menjadi lebih kuat dan stabil apabila ditopang oleh bank-bank
semakin sehatnya Bank Mandiri, maka sektor riil yang membutuhkan jasa
keuangan bank tersebut akan semakin baik dan secara makro perekonomian
Tabel 4.3
Kinerja Keuangan Bank Mandiri Sesudah Merger
Tahun 1998-2002
69
Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, bahwa pemerintah
telah mengumumkan rencana merger empat bank pemerintah pada bulan Februari
1998. Namun pelaksanaannya secara hukum baru terjadi pada bulan Oktober 1998
dengan nama Bank Mandiri. Proses konsolidasi seluruh aspek seperti keuangan,
jumlah kantor cabang yang dibutuhkan dan jumlah sumber daya manusia yang akan
digunakan secara efektif selesai akhir Juli 1999. Jika kita melihat rasio kecukupan
modal (CAR) sebagai ukuran sebagai ukuran utama untuk melihat tingkat
kesehatan bank seperti yang dipersyaratkan Bank Indonesia (BI) sebesar minimum
8 % pada akhir tahun 2001. Seiring dengan upaya tersebut, pada tahun 2001 CAR
Bank Mandiri adalah sebesar 28,51 % dan tahun 2000 sebesar 16,42 %.
Menurunnya CAR tahun 2000 disebabkan oleh penurunan pada portofolio obligasi
pemerintah dan peningkatan portofolio aktiva produktif lain seperti kredit yang
diberikan memiliki bobot risiko yang lebih tinggi. Hal ini mengindikasikan, jumlah
kredit bermasalah di Bank Mandiri masih cukup banyak dimana hal ini telah
melampaui batas maksimum yang telah ditetapkan Bank Indonesia. Sementara itu,
dengan loan to deposit ratio (LDR) tahun 1998 sebesar 95,79 %, 1999 sebesar
94,20 %, tahun 2000 sebesar 93,58 %, 2001 sebesar 93 % dan tahun 2002 sebesar
98,83 %. LDR Bank Mandiri tahun 2001 masih dibawah angka LDR nasional yang
70
Namun, setelah melalui proses yang panjang Bank Mandiri mampu
memenuhi CAR seperti yang dipersyaratkan BI, akan tetapi hal ini bukan berarti
bank ini telah sehat, sebab CAR tersebut adalah snapshot (posisi sesaat keadaan
pentingnya adalah bagaimana keadaan sesaat tersebut tercapai (track record) dan
yang lebih penting lagi adalah apa yang diperkirakan akan terjadi dimasa
mendatang, dari analisis kinerja bank tersebut. Oleh karena itu, semata-mata
Mandiri saat ini bisa misleading atau memberikan gambaran yang tidak akurat.
merger, maka akan dilakukan pengujian terhadap data yang telah dihitung untuk
sebelum dan sesudah melakukan merger disajikan dalam tabel 4.4 sebagai berikut :
71
Tabel 4.4
Kinerja Keuangan Bank Mandiri Sebelum dan Sesudah Melakukan Merger
Periode 1994 - 2002.
Modal rentabilitas Likuiditas
No Tahun CAR ROA ER LDR
Sebelum Melakukan Merger
1 1994 14,22% 4,054% 931,524% 56,232%
2 1995 17,252% 4,636% 855,502% 55,432%
3 1996 21,746% 5,866% 1072,788% 74,036%
4 1997 -236,83% -22,67% 821,716% 78,036%
5 1998 -4572,2% -8955% -26850,6% 121,654%
Sesudah Melakukan Merger
1 1998 13.46% 10.81% 2272.56% 95.79%
2 1999 22.38% 6.50% 1623.54% 94.20%
3 2000 16.42% 6.46% 1456.43% 93.58%
4 2001 28.51% 7.26% 1329.07% 93.00%
5 2002 22.87% -246.10% 8475.58% 98.83%
Sumber : Laporan Keuangan, 2008.
sebelum dan sesudah melakukan merger, maka akan dilakukan perhitungan statistic
menggunakan alat bantu SPSS dengan metode uji dua sampel berpasangan (Paired
Tabel 4.5
Hasil Uji Paired Sample t-test
Paired Sampl es Test
Pair 1
Sebelum - Sesudah
Merger
Paired Dif f erences Mean ,0022595
St d. Dev iation .0161932
St d. Error Mean
.0029565
95% Conf idence Int erv al Lower 10,0083061
of the Dif f erence Upper .0037872
t 2,764
df 4
Sig. (2-tailed) ,005
72
Dari hasil pengujian t-test terhadap dua sampel berpasangan yaitu sebelum
dan sesudah melakukan merger diperoleh thitung (2,764) > ttabel (2,571). Sehingga
keuangan perusahaan PT. Bank Mandiri Tbk sebelum dan sesudah Merger, yang
(Likuiditas).
Hasil perhitungan ini telah dapat menjawab hal ±hal yang telah penulis
diharapkan Bank Mandiri yaitu kinerja keuangan Bank Mandiri semakin baik
membantu sektor riil yang membutuhkan jasa keuangan bank tersebut akan
semakin baik dan secara makro perekonomian nasional semakin membaik di masa
BUMN yang belum dan tidak sehat menjadi suatu pilihan agar BUMN tersebut
dapat bersaing di dalam negeri dan di luar negeri. Salah satu restrukturisasi yang
dilakukan adalah melakukan merger empat bank pemerintah menjadi satu bank
yaitu Bank Mandiri. Harapan pemerintah dengan adanya merger tersebut adalah
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), (3) Bank Bumi Daya (BBD), dan (4)
Bank Dagang Negara (BDN). Secara resmi tanggal 2 Oktober 1998 pemerintah
Juli 1999 sekaligus mengurangi jumlah kantor cabang dan sumber daya manusia
kegiatan perbankan. Hal ini berlanjut saat memasuki krisis ekonomi tahun 1997,
keempat empat tersebut menunjukkan bahwa dari keempat rasio tidak satupun
menunjukkan perbaikan, malah utang yang demikian besar melebihi modal dan
aktiva merupakan bank yang tidak layak beroperasi. Puncaknya pada tahun 1998,
rencana merger empat bank pemerintah pada bulan Februari 1998. Namun
pelaksanaannya secara hukum baru terjadi pada bulan Oktober 1998 dengan nama
Bank Mandiri. Proses konsolidasi seluruh aspek seperti keuangan, jumlah kantor
cabang yang dibutuhkan dan jumlah sumber daya manusia yang akan digunakan
74
BAB V
5.1 Kesimpulan
Adequancy Ratio (CAR), Efficiency Ratio (ER), dan Load to Deposit Ratio
apakah ada jaminan Bank Mandiri akan semakin sehat kinerjanya. Dengan
Kinerja keuangan Bank BBD dan Bank BDN, Bank Exim dan Bank
Bapindo.
75
Demikian pula dengan utang bank BBD & BDN, nilai utangnya pada tahun
1994 s.d. 1997 sudah mendekati nilai aktivanya (assets) dan pada pada
puncaknya tahun 1998 saat krisis berlangsung nilai utang melebihi nilai
merupakan bank yang tidak sehat. Walaupun Bank BDN masih lebih baik
dibandingkan Bank BBD. Apabila kita lihat pada tabel 4.1, kinerja
keuangan yang dihasilkan oleh Bank Exim dan Bank Bapindo tidak jauh
berbeda dengan Bank BBD dan Bank BDN yaitu bank yang memiliki
kinerja yang buruk (tidak sehat). Bank Bapindo merupakan bank yang
paling tidak sehat dibandingkan dengan ketiga bank BUMN. Hal ini dapat
dilihat dari ROA Bank Bapindo sejak tahun 1994 ± 1996. Walaupun pada
tahun 1997 terjadi peningkatan yang cukup besar pada ROE menjadi
sebesar 14.64 %.
perbankan Indonesia akan menjadi lebih kuat dan stabil apabila ditopang
sehatnya Bank Mandiri, maka sektor riil yang membutuhkan jasa keuangan
bank tersebut akan semakin baik dan secara makro perekonomian nasional
statistic sebelum dan sesudah melakukan merger diperoleh thitung (2,764) >
5.2 Saran
2. Peneliti
Bagi pihak peneliti yang lain penulis menyarankan untuk menambah waktu
78
DAFTAR PUSTAKA
Anto Dajan. 1999. Pengantar Metode Statistik. Jilid II. Jakarta : Pustaka LP3S
Iswardono Sp. MA. Drs. 2000. Uang dan Bank. Edisi 4. Yogyakarta :BPFE.
Korn, Meir. 1998. Money, Banking, and Financial Markets. 2nd Edition. Forth
Worth : The Dryden Press.
Kinerja Keuangan Bank BBD, Bank BDN, Bank Exim, Bank Bapindo
Sebelum Merger
Tahun 1994 ± 1998
Rata-rata Kinerja Keuangan Bank BBD, Bank BDN, Bank Exim, Bank
Bapindo Sebelum Merger
Tahun 1994 ± 1998
Tahun 1998-2002