Jtptunimus GDL Fikrisanti 6769 2 Babii
Jtptunimus GDL Fikrisanti 6769 2 Babii
KONSEP TEORI
A. Pengertian
Dialisi adalah suatu proses difusi zat terlarut dan air secara pasif melalui suatu
membran berpori dari satu kompartemen cair lainnya. Hemodialisi adalah suatu mesin
ginjal buatan (atau alat hemodialisis) terutama terdiri dari membran semipermeabel
dengan darah di satu sisi dan cairan dialisis di sisi lain. (Price, 2005)
Hemodoalisis adalah suatu dialisis eksternal terdiri dari sebuah coil yang
keluar dari tubuh dan melalui coil dan kemudian kembali ke dalam tubuh. Selain coil,
terdapat juga solusi hipertonic yang disebut dialysate yang menarik produk-produk
buangan yang berasal dari darah melintasi membran semipermeable. (Reeves, 2001)
Hemodialisa adalah suatu tindakan yang digunakan pada gagal ginjal untuk
menggunakan sistem dialisa eksternal; terdapat beberapa tipe akses vaskular yang
fistula-permanen, sambungan internal atau tandur diantara arteri dan vena dilengan
atau paha; jalur subklavia atau femoral-sementara, kateter eksternal pada vena besar
(Turker, 1999) .
kotoran dan racun dalam darah dengan menggunakan suatu alat dialisis atau ginjal
6
1. Indikasi
Price dan Wilson (1995) menerangkan bahwa tidak ada petunjuk yang jelas
penderita yang terus diikuti dengan cermat sebagai penderita rawat jalan.
Pengobatan biasanya dimulai apabila penderita sudah tidak sanggup lagi bekerja
lainnya. Pengobatan biasanya juga dapat dimulai jika kadar kreatinin serum diatas
6 mg/100 ml pada pria , 4 mg/100 ml pada wanita dan glomeluro filtration rate
(GFR) kurang dari 4 ml/menit. Penderita tidak boleh dibiarkan terus menerus
berbaring ditempat tidur atau sakit berat sampai kegiatan sehari-hari tidak
dilakukan lagi.
2. Kontra Indikasi
Menurut Thiser dan Wilcox (1997) kontra indikasi dari hemodialisa adalah
hipotensi yang tidak responsif terhadap presor, penyakit stadium terminal, dan
multi infark, sindrom hepatorenal, sirosis hati lanjut dengan ensefalopati dan
7
B. Anatomi dan Fisiologi
1. Anatomi Ginjal
http://nemalz88veterinerblog.blogspot.com/2009/html
Anatomi ginjal menurut Price dan Wilson (2005) dan Smletzer dan Bare
(2001), ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak pada
kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan
ginjal kiri karena tekanan ke bawah oleh hati. Katub atasnya terletak setinggi iga
kedua belas. Sedangkan katub atas ginjal kiri terletak setinggi iga kesebelas.
Ginjal dipertahankan oleh bantalan lemak yang tebal agar terlindung dari trauma
langsung, disebelah posterior dilindungi oleh iga dan otot-otot yang meliputi iga,
sedangkan anterior dilindungi oleh bantalan usus yang tebal. Ginjal kiri yang
berukuran normal biasanya tidak teraba pada waktu pemeriksaan fisik karena dua
pertiga atas permukaan anterior ginjal tertutup oleh limfa, namun katub bawah
8
Ginjal terbungkus oleh jaringan ikat tipis yang dikenal sebagai kapsula
renis. Disebelah anterior ginjal dipisahkan dari kavum abdomen dan isinya oleh
toraks bawah. Darah dialirkan kedalam setiap ginjal melalui arteri renalis dan
keluar dari dalam ginjal melalui vena renalis. Arteri renalis berasal dari aorta
abdominalis dan vena renalis membawa darah kembali kedalam vena kava
inferior.
inci) lebarnya 6 cm (2,4 inci) tebalnya 2,5 cm (1 inci) dan beratnya sekitar 150
gram. Permukaan anterior dan posterior katub atas dan bawah serta tepi lateral
ginjal berbentuk cembung sedangkan tepi lateral ginjal berbentk cekung karena
http://nemalz88veterinerblog.blogspot.com/2009/html
9
Apabila dilihat melalui potongan longitudinal, ginjal terbagi menjadi dua
bagian yaitu korteks bagian luar dan medulla di bagian dalam. Medulla terbagi-
papilaris bellini dan masukke dalam perluasan ujung pelvis ginjal yang disebut
kaliks minor dan bersatu membentuk kaliks mayor, selanjutnya membentuk pelvis
http://nemalz88veterinerblog.blogspot.com/2009/html
Ginjal tersusun dari beberapa nefron. Struktur halus ginjal terdiri atas
satu juta pada setiap ginjal yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi
10
yang sama. Setiap nefron terdiri dari kapsula bowmen yang mengintari rumbai
yang mengandung urine antara rumbai kapiler dan kapsula bowman dan ruang
yang mengandung urine ini dikenal dengan nama ruang bowmen atau ruang
kapsular. Kapsula bowman dilapisi oleh sel-sel epitel. Sel epitel parielalis
berbentuk gepeng dan membentuk bagian terluar dari kapsula, sel epitel
veseralis jauh lebih besar dan membentuk bagian dalam kapsula dan juga
melapisi bagian luar dari rumbai kapiler. Sel viseral membentuk tonjolan-
daerah yang bebas dari kontak antar sel epitel. Daerah-daerah yang terdapat
11
Gambar 2. 4 Anatomi nefron
http://nemalz88veterinerblog.blogspot.com/2009/html
Vaskilari ginjal terdiri dari arteri renalis dan vena renalis. Setiap arteri
renalis bercabang waktu masuk kedalam hilus ginjal. Cabang tersebut menjadi
oleh parallel dalam korteks, arteri ini selanjutnya membentuk arteriola aferen
kapiler peritubular.
12
http://nemalz88veterinerblog.blogspot.com/2009/html
jalinan vena menuju vena intelobaris dan vena renalis selanjutnya mencapai vena
kava inferior. Ginjal dilalui oleh darah sekitar 1.200 ml permenit atau 20%-25%
1. Fisiologi ginjal
a. Fungsi ginjal
Menurut Price dan Wilson (2005), ginjal mempunyai berbagai macam fungsi yaitu
normal.
13
4) Degradasi insulin.
5) Menghasilkan prostaglandin.
Fungsi utama ginjal diringkas dalam boks pada hal. 134, yang menekankan
ginjal ketika ia mengatakan “peranan sebagai pengatur ini jelas sekali berbeda
dengan konsep ginjal yang populer yang dibayangkan sebagai suatu unit
pembuangan sampah yang mulia, yang membebaskan tubuh dari sampah tertentu
batas-batas normal. Tentu saja ini dapat terlaksana dengan mengubah ekskresi air
fungsi ini dengan ketepatan yang tinggi. Pembentukan renin dan eritropoietin
Sekresi renin berlebihan yang mungkin penting pada etiologi beberrapa bentuk
sedikit. Prostaglandin (PG) merupakan hormon asam lemak tidak jenuh yang
terdapat dalam banyak jaringan tubuh. Medula ginjal membentuk PGA2 dan
14
PGE2 yang merupakan vasodilator potensial. Prostagladin mungkin mempunyai
peranan penting dalam pengaturan aliran darah ginjal, pengeluaran renin dan
C. Etiologi
hiperkalemia berat, kelebihan cairan yang tidak responsive dengan diuretic, asidosis
diare
pankreatitis
antihipertensi, nitrat
15
3) Hipoalbuminemia : sindrom nefrotik, gagal hati (sirosis)
lain
angiotensin II
4) Sindrom hepatorenal
16
1) Pascaiskemik, syok, sepsis, bedah jantung terbuka, bedah aorta
2) Nefrotoksik
akut
2) Hipertensi maligna
c) Nefritis tubulointerstisial
D. Patofisiologi
Gagal ginjal akut adalah hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan
hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi tubular dan
glomeruluar. Ini dimanfestasikan dengan anuria, oliguria atau volume urin
normal. Anuria (kurang dari 50 ml urin per hari) dan normal haluran urin
tidak seperti oliguria. Oliguria (urin kurang dari 400 ml per hari) adalah
situasi klinis yang umum dijumpai pada gagal ginjal akut.
17
a) Prarenal (hipoperfusi ginjal)
b) Intrarenal (kerusakan aktual jaringan ginjal)
c) Pascarenal (obstruksi aliran urin)
a) Hipovolemia
b) Hipotensi
c) Penurunan curah jantung dan gagal jantung kongestif
d) Obstruksi ginjal atau traktus urinarius bawah akibat tumor,
bekuan darah atau batu ginjal
18
e) Obstruksi vena atau arteri bilateral ginjal
Jika kondisi ini tidak ditangani dan diperbaiki sebelum rusak secara
permanen, peningkatan BUN, oliguria dan tanda-tanda lain yang berhubungan
dengan ginjal akut dapat dikurangi.
Terdapat empat tahapan klinik dari gagal ginjal akut, periode awal,
periode oliguria, periode diuresis dan periode perbaikan.
Pada tahap awal dengan awitan awal dan diakhiri dengan terjadinya
oliguria.
Pada banyak pasien hal ini dapat merupakan penurunan fungsi ginjal
disertai kenaikan retensi nitrogen, namun pasien masih mengekskresikan urin
sebanyak 2 liter atau lebih setiap hari. Hal ini merupakan bentuk nonoligurik
dari gagal ginjal dan terjadi terutama setelah antibiotik nefrotoksik diberikan
diberikan pada pasien, dapat juga terjadi pada kondisi terbakar, cedera
traumatik dan penggunaan anestesi halogen.
19
Periode penyembuhan merupakan tanda perbaikan fungsi ginjal dan
berlangsung selama 3 sampai 12 bulan. Nilai laboratorium akan kembali
normal. Meskipun terdapat reduksi laju filtrasi glomerulus permanen sekitar 1
– 3 %, tatapi hal ini sacara klinin tidak signifikan. (Smeltzer, 2002)
Asidosis
20
(Barbara C, 1996)
produk sampah, maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia
oleh ginjal.
akan menurun dan kadar kreatinin serum akan meningkat. Selain itu, kadar
indikator yang paling sensitif dari fungsi renal karena substansi ini
diproduksi secara konstan oleh tubuh. BUN tidak hanya dipengaruhi oleh
penyakit renal, tetapi juga oleh masukan protein dalam diet, katabolisme
21
Retensi cairan dan natrium, ginjal juga tidak mampu untuk
ginjal tahap akhir, respon ginjal yang sesuai terhadap perubahan masukan
cairan dan elektrolit sehari-hari, tidak terjadi. Pasien sering menahan natrium
dan hipertensi. Hipertensi juga dapat terjadi akibat aktivitas aksis renin
(Smeltzer, 2002)
E. Manifestasi Klinik
Menurut Speicher & Smith dan grace & borley, 2002 gambaran klinis gagal
1. Fase oliguri
Tergantung waktu pasien pertama kali di jumpai dan jenis terapi yang
basa, elektrolit dan cairan asidosis metabolik, kadar kalium, fosfat dan sulfat
meningkat serta kadar kalsium serum menurun. Pada fase ini biasanya
berlangsung beberapa jam, hari bahkan minggu. Yang khas pada fase ini
adalah :
a. Oliguria
22
e. Retensi cairan : hipovolemia, hipertensi
f. Hiperkalemia : disritmia
g. Asidosis
tingkat normal. Pada fase ini berlangsung beberapa hari atau minggu.
b. Hiponatremia
c. Hipokalemia
Sedangkan pada Gagal ginjal kronik manifestasi klasik uremia (secara harfiah)
artinya urin dalam darah kini jarang ditemukan. Gagal ginjal kronis, sesuai dengan
definisinya, berkembang lambat dan biasanya datang dengan letargi, malaise umum,
tidak teratur dan hilangnya fertilitas adalah keluhan yang umum pada pasien dengan
usia lebih muda. Pada uremia berat terdapat bau amis yang khas, cegukan, muntah,
pruritus berat disertai eksoriasi kulit, pigmentasi kulit, neuropati perifer dan gangguan
sistem saraf pusat yang menyebabkan letargi, stupor dan koma disertai kejang.
F. Penatalaksanaan
23
Dialise berdasarkan tiga prinsip : difusi, osmose dan ultrafiltrasi. Difusi
tinggi ke daerah yang lebih rendah. Didalam tubuh ini terjadi melewati membran
menyebabkan pergeseran urea, kreatinin dan uric acid dari darah pasien ke larutan
dari aliran darah dan harus ditambah konsentrasi partikel-partikel yang lebih
tinggi. Karena dialisis tidak mengandung produk sisa protein, konsentrasi dari zat-
zat ini di dalam darah akan berkurang karena peergeseran random partikel-partikel
lewat membran semipermiabel ke dialisat. Prinsip yang sama berlaku untuk ion-
ion potasium. Walaupun konsentrasi sel-sel eritrosit dan protein lebih tinggi
didalam darah, molekul-molekulnya lebih besar dan tidak bisa berdisfusi melalui
24
(diambil dari
http://www.advancedrenaleducation.com/Portals/0/JPEG/Osmosis.jpg pada 11
daerah yang kadar pertikel-partikel rendah ke darah yang kadar partikel lebih
tinggi. Osmose bertanggung jawab atas pergeseran cairan dari pasien, terutama
tinggi dari yang terdapat pada aliran darah pasien. Cairan kemudian akan bergeser
dampak dari ramuan tekanan yang dikreasikan secara buatan. Ultrafiltrasi lebih
efisisen dari osmose untuk menggeser cairan dan dipergunakan pada dialise untuk
tujuan tersebut. Pada waktu dialise, osmose dan difusi atau uultrafiltrasi dan difusi
2. Prosedur
dialisator dimana terjadi difusi dan ultrafiltrasi dan kemudian kembali ke sirkulasi
pasien. Untuk pelaksanaan hemodialisa terjadi yang masuk ke darah pasien, suatu
mekanisme yang mentraspor darah ke dan dari dialisator, dan dialisator (daerah
Sekarang terdapat lima cara utama agar terjadi yang masuk ke aliran darah pasien.
25
a. Fistula aerteriovena
Indikasi – indikasi dan berbagi implikasi cara memasukan ke vaskuler untuk hemodialisa
Eksternal 1. Perlu waktu lama 1. Mudah masuk 1. Mengkajik lien yang sering mengenai
shunt (mingguan atau 2. Dapat segera perdarahan pada tempat masuk
bulanan) untuk dipakai 2. Mengkaji kepatenan masuk yang
masuk ke sering dan memperhatikan aliran darah
vaskuler lewat shunt
2. Masuk dalam 3. Shunt merupakan tempat potensial
beberapa jam menjadi infeksi
Kateterisasi 1. Langsung masuk 1. Aktifitas klien 1. Mengkaji klien yang sering mengenai
vena 2. Waktu pendek tidak terbatas perdarahan pada tempat masuk
subclavia atau panjang 2. Hanya 2. Teknik sterilitas diperlukan bila
diperlukan satu mengelola kateter
kateter 3. Perlu dibilas dengan larutan heparin
untuk pemeliharaan kepatenan
Fistual dan 1. Perlu masuk yang 1. Semua tempat 1. Pengkajian fistula atau graft depalpasi
graft permanen masuk sangat atau austkultasi bruit/bunyi arus
arteriovena kurang untuk 2. Pesankan kepada klien agar fistula
infeksi tidak tertekan oleh baju yang ketat atau
2. Setelah ada mengangkat sesuatu dengan lengan
memudahkan dibelokkan
untuk masuk 3. Klien diminta untuk mengkaji fistula
mengenai tanda-tanda gejala infeksi,
terdiri dari nyeri, merah bengkak atau
sangat panas.
dialisator yang dipakai dan jumlah waktu yang yang diperlukan demi koreksi cairan,
26
elektrolit, asam basa dan masalaah produk sisa yang ada. Dialise untuk masalah yang
akut harus dilaksanakan tiap hari atau lebih sering berdasarkan kondisi pasien yang
masih menjamin. Hemodialisa bagi orang dengan gaggal ginjal kronik biasanya
Sebelum prosedur pasien harus merasa terbiasa dengan melihat unit dialise. Ia
harus mendapatkan penerangan apa yang akan dikerjakan dan apa yang akan
pengobatan
Bahan darah diambil untuk pemeriksaan kadar elektrolit dalam serum dan
kepala dan mual pada waktu pengobatan dan beberapa jam sesudahnya. Sakit kepala
27
adalah dampak dari perubahan cairan, asam dan basa, dan keseimbangan produk sisa
selama dialisis. Gejala-gejala tersebut tidak boleh parah dan harus menjadi kurang
setelah istirahat dan tidur, analgetik ringan atau anti piretik. Hipertensi postural bisa
juuga terjadi dialisis, sifatnya transit dan disebabkan oleh kekurangan volume
Dapat disembuhkan dengan istirahat beberapa jam. Pasien harus diyakinkan bahwa
semua gejala tersebut adalah akan mereda, seringnya dipantau pada waktu sedang
Bila pada pasien dipasang shunt eksternal tidak akan timbul nyeri pada
permulaan dialise. Namun rasa nyeri sedikit akan tetap terasa bila sedang dilakukan
fungsi vena pada fistula arteriovena. Pada umumnya suka dilakukan anesthesi
Pasien perlu berkumur bila mual dan muntah. Karena ekstremitas atas
dipertahankanimobilitas pada waktu dialisa pasien perlu dibantu bila ada kegiatan
Aktifitas pada waktu dialisis hanya merupakan pilihan dari pasien. Sementara
orang terus tidur selama pengobatan, yang lain membaca atau menegerjakan sesuatu.
28
Makan sedang dialise merupakan pilihan inddividu saja. Sementara orang bisa
menjadis sangat lapar, sedangkan yang lain jadi mual karena bau darah. Para pasien
menghendaki makan pada waktu dialise yang pada umumnya tidak diizinkan. Dalam
praktek yang baik mengizinkan atau memperbolehkan makan pada waktu dialise
adalah merupakan fisiologi masing-masing unit. Karena seringnya mual dan muntah
dan disequilibilibrium yang sering dialami pasien lebih baik untuk tidak
memperbolehkan makan pada waktu dialise agar dapat mencegah aspirasi yang
G. Komplikasi
1. Hemodialisis, akibat kerusakan sel darah merah ketika melewati pompa, dapat
menyebabkan hiperkalemia dan henti jantung. Amati adanya nyeri dada dan
dispnea. Darah didalam sirkuit vena mungkin memiliki tampilan “port wine”
uremik secara tiba-tiba dan pasien dapat mengalami nyeri kepala, muntah, gelisah,
29
H. Pengkajian Fokus
ginjal kronik menurut Doeges (2000), long (1996), jevon (2004) dan tucker (2000)
a. Demografi
Lingkungan yang tercemar oleh timah, cadmium, merkuri, kromium dan sumber
air tinggi kalsium beresiko untuk gagal ginjal kronik, kebanyakan menyerang
umur 20-50 tahun, jenis kelamin lebih banyak perempuan, kebanyakan ras kulit
hitam.
1) Pemeliharaan kesehatan
30
control tekanan darah dan gula darah tidak teratur pada penderita tekanan
(malnutrisi), nyeri ulu hati, rasa metalik tidak sedap pada mulut
dehidrasi.
3) Pola eliminasi
Rasa panas pada telapak kaki, perubahan tingkah laku, kedutan otot,
31
7) Persepsi diri dan konsep diri
Perasaan tidak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan, menolak,
e. Pengkajian fisik
(LILA) menurun.
5) Kepala
edema periorbital.
32
7) Dada dab toraks : penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan dangkal
10) Ekstremitas : capirally refill time > 3 detik,kuku rapuh dan kusam serta
tipis, kelemahan pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki, foot drop,
kekuatan otot.
11) Kulit : ecimosis, kulit kering, bersisik, warnakulit abu-abu, mengkilat atau
edema.
f. Pemeriksaan penunjang
adalah :
1) Urine
a) Volume, biasnya kurang dari 400 ml/24 jam (oliguria) atau urine tidak
ada.
c) Berat jenis urine, kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010 menunjukkan
mereabsobsi natrium.
33
f) Protein, derajat tinggi proteinuria (3-4 +) secara kuat menunjukkan
kerusakan glomerulus.
2) Darah
menurun.
f) Kalsium menurun
h) Osmolaritas serum: lebih beasr dari 285 mOsm/kg, sering sama dengan
urin.
3) Pemeriksaan radiologik
ekstravaskuler, masa
34
c) Sistouretrogram berkemih; menunjukkan ukuran kandung kemih,
demineralisasi, kalsifikasi.
tumor).
I. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut (Doenges, 2000) adalah sbb:
35
3. Risiko tinggi kelebihan volume cairan berhubungan dengan pemasukan cairan
prosedur hemodialisa, perawatan di rumah dan instruksi evaluasi dan perawatan sisi
akses
36
Pemisah dalam selang indikatif
pembekuan. Darah merah gelap
kemudian cairan kuning jernih
menunjukan pembekuan bekuan
lengkap
Palpasi kulit sekitar pirau untuk Penurunan aliaran darah akan
kehangatan mengakibatkan “kedinginan” pada
pirau
37
balon pada tekanan diatas TD
sistolik pasien.
6. Infeksi : 6. Rasional infeksi :
Kaji kulit sekitar akses Tanda infeksi lokal, dapat menjadi
vaskular, perhatikan sepsis bila tak diatasi
kemerahan, pembengkakan,
hnagat lokal, eksudat, nyeri
tekan Mencegah introduksi organisme
Hindari kontaminasi pada sisi penyebab infeksi
akses, gunakan teknik aseptik
dan masker bila memberikan
perawatan pirau mengganti
balutan dan bila melakukan Tanda infeksi/sepsis yang
proses dialisa. memerlukan intervensi medik cepat
Awasi suhu, perhatikan adanya
demam,mengigil, hipotensi
Kolaborasi : Kolaborasi :
7. Contoh kultur sisi/darah sampel 7. Menentukan adanya patogen
sesuai indikasi
8. Berikan obat sesuai indikasi, 8. Rasional :
contoh :
Heparin (dosis rendah) Infus pada sisi arterial filter untuk
mencegah pembekuan pada filtrasi
tanpa efek samping sistemik
Antibiotik (sistemik atau topikal) Pengobatan cepat infeksi dapat
mengamankan jalan masuk, mencegah
sepsis
38
lembab dialisa dilakukan pengukuran dengan tepat adalah
Tak ada pengukuran ultrafiltrasi dan
perdarahan pembuangan cairan
3. Awasi TD, nadi dan tekanan 3. Hipotensi, takikardi, penurunan
hemodinamik bila tersedia selama tekanan hemodinamik menunjukan
dialisa kekurangan cairan
4. Pastikan kontinuitas kateter 4. Terputusnya pirau/akses terbuka akan
pirau/akses memungkinkan eksanguinasi
5. Lakukan balutan eksternal pirau. 5. Meminimalkan stres pada pemasukan
Jangan izinkan suntikan nada pirau kanula untuk menurunkan perubahan
posisi yang kurang hati-hati dan
perdarahan pada sisi tersebut
6. Tempatkan pasien pada posisi 6. Memaksimalkan aliran balik vena bila
terlentang/trandelenburg sesuai terjadi hipotensi
kebutuhan
7. Kaji adanya perdarahan terus- 7. Heparinisasi sistemik selama dialisa
menerus atau perdarahan besar pada meningkatkan waktu pembekuan dan
sisi akses, membran mukosa, menempatkan pasien pada risiko
insisi/luka. perdarahan, khususnya selama 4 jam
pertama setelah prosedur.
Kolaborasi : Kolaborasi :
8. Awasi pemeriksaan laboratorium 8. Rasional :
sesuai indikasi :
Hb/Ht Menurun karena anemia, hemodilusi
atau kehilangan darah aktual
Elektrolit serum dan pH Ketidakseimbangan dan memerlukan
perubahan dalam cairan dialisa atau
tambahan pengganti untuk mencapai
keseimbangan
Waktu pembekuan, contoh Penggunaan heparin untuk mencegah
ACT, PT/PTT dan jumlah pembekuan pada aliran darah dan
trombosit hemofilter mengubah koagulasi dan
potensial perdarahan aktif
9. Berikan cairan IV (contoh garam 9. Cairan garam faal/dekstrosa, elektrolit
faal) / volume ekspander (contoh dan NaHCO3 mungkin diinfuskan dalam
albumin) selama dialisa sesuai sisi vena hemofolter CAV bila kecepatan
indikasi. ultrafiltrasi tinggi digunakan untuk
membuang cairan ekstraselular dan
39
cairan toksik. Volume ekspander
mungkin dibutuhkan selama/setelah
hemodialisa bila terjadi hipotensi tiba-
tiba/nyata
10. Penurunan kecepatan ultrafiltrasi 10. Menurunkan jumlah air selama
selama dialisa sesuai indikasi dibuang dan dapat memperbaiki
hipotensi/hipovolemia
3 Tuj : Mempertahankan Mandiri : Mandiri :
berat badan dalam 1. Ukur semua sumber pemasukan 1. Membantu mengevaluasi status cairan
batas normal dan pengeluaran. Timbang khususnya bila dibandingkan dengan
KH : dengan rutin berat badan. Peningkatan berat badan
Pasien bebas antara pengobatan harus tidak lebih
edema dari 0,5 kg/hari
Bunyi nafas 2. Awasi TD, nadi 2. Hipertensi dan takikardia antara
jelas hemodialisa dapat diakibatkan oleh
Kadar kelebihan cairan dan atau gagal
natrium 3. Perhatikan adanya edema jantung
dalam batas perifer/sakral, pernafasan 3. Kelebihan cairan karena tidak
normal gemericik, dispnea, ortopnea, efektifnya dialisa atau hipervolemia
distensi vena leher, perubahan berulang diantara pengobatan dialisa
EKG menunjukan hipertrofi dapat menyebabkan/eksaserbasi gagal
ventrikel. jantung, seperti diindikasikan oleh
tanda/gejala kongestive vena
4. Perhatikan perubahan mental sistematik atau pernafasan.
4. Kelebihan cairan/hipervolemia,
berpotensi untuk edema serebral
(sandrom disekuilibrium)
Kolaborasi : Kolaborasi :
5. Awasi kadar natrium serum. 5. Kadar natrium tinggi dihubungkan
Batasi pemasukan natrium sesuai dengan kelebihan cairan, edema,
indikasi hipertensi dan komplikasi jantung
6. Batasi pemasukan per oral cairan 6. Hemodialisa intermiten mengakibatkan
IV sesuai indikasi, pemberian retensi/kelebihan cairan antara
jangka waktu memungkinkan prosedur dan dapat memerlukan
cairan sepanjang periode 24 jam pembatasan cairan. Jarak cairan
membantu mengurangi haus.
40
41