NIM : 142180215
Kelas : EA-B
BAB 9
PENDETEKSIAN TINDAKAN KECURANGAN
Sejak permulaan, profesi audit yang dijalankan akuntan publik menolak mengambil
tanggungjawab dalam menemukan fraud. Namun dalam dasawarsa terakhir perubahan lebih
banyak dalam retorika daripada substansi.
Orang awam mengharapkan suatu audit umum dapat mendeteksi segala macam fraud, baik
yang melekat pada laporan keuangan maupun yang berupa pencurian asset. Namun akuntan
publik berupaya memasang pagar-pagar yang membatasi tanggung jawabnya, khususnya
mengenai penemuan atau pengungkapan fraud. Hal tersebut dikuatkan dalam SA seksi 110
tentang tanggungjawab dan fungsi audiror indepenen sebagai berikut.
Auditor dalam melaukan audit harus berdasarkan standar, apabila tidak posisi auditor
menjadi lemah. Davia et al. menganjurkan adanya standar yang secara spesifik ditujukan
untuk menemukan fraud yang disebut dengan fraud-specific examination.
Mereka tidak bisa, karenanya tidak boleh, memberikan jaminan bahwa mereka bias
menemukan fraud. Fraud dapat atau tidak dideteksi tergantung dari keahlian dan
jangka waktu pelaksanaan audit. Hal ini tentu saja berpengaruh kepada fee yang
dibayarkan pula.
Seluruh pekerjaan didasarkan pada standar audit. Di Indonesia standar yang
digunakan adalah SPAP atau SPKN untuk keuangan Negara.
Jumlah fee bergantung pada luasnya upaya pemeriksaan yang ditetapkan klien.
Praktisi bersedia memperluas jasanya dari tahap proactive review ke tahap
pendalaman/investigative apabila ada indikasi terjadinya fraud.
Ada bermacam-macam teknik audit investigative untuk mengungkap fraud, antara lain: