Anda di halaman 1dari 2

Fitrah Seksualitas

 
 
Pengertian fitrah seksualitas adalah membangkitkan, menumbuhkan dan
merawat fitrah sesuai gendernya.
Seorang laki-laki merasa, berfikir, bertindak dan bersikap sebagai laki-laki, begitupun
seorang perempuan.
 
Prinsip 1
Fitrah seksualitas memerlukan kehadiran, kedekatan, kelekatan anak sejak lahir
sampai usia 15 tahun dengan figur ayah dan ibu secara utuh dan seimbang.
 
Prinsip 2
Ayah berperan memberikan suplai maskulinitas dan ibu memberikan suplai
femininitas. Anak-anak laki-laki mendapatkan suplai 75% maskulinitas, dan 25%
femininitas, sedangkan anak perempuan 75% femininitas dan 25% maskulinitas.
 
Prinsip 3
Penumbuhan fitrah seksualitas yang paripurna, melahirkan lelaki yang mempunyai
peran keayahan sejati dan perempuan yang berperan kebundaan sejati. Mereka
memiliki ahlak yang mulia terhadap pasangan dan keturunannya.
 
Jika anak kehilangan sosok ayah atau bunda, maka harus dicarikan figur pengganti
dari keluarga atau komunitas

Tahapan Mendidik Fitrah Seksualitas


 
1. Usia 0 -2 tahun
Dekatkan anak dengan ibunya. Pada usia 0-2 tahun, anak masih menyusui
pada ibunya.Menyusui adalah pondasi penguatan konsepsi semua fitrah.
 
2. Usia 3-6
Pada tahapan ini penguatan konsepsi gender dengan penggambaran positif
gender masing-masing. Anak laki-laki dan perempuan harus didekatkan
dengan kedua orang tuanya. Indikator pada tahapan ini adalah anak dapat
menyebutkan dengan jelas dan bangga dengan gendernya di usia tiga tahun.
 
 
3. Usia 7-10 (Dekat sesuai gender)
Penyadaran potensi gender dengan aktivitas yang relevan dan beragam
sesuai gendernya.
Ayah mengajak anak laki-laki berperan dan beraktivitas sebagai laki-laki di
kehidupan sosialnya. Termasuk menjelaskan tentang mimpi basah, fungsi
sperma, dll.
Ibu mengajak anak perempuan beraktivitas sebagai perempuan di kehidupan
sosialnya. Dijelaskan tentang menstruasi, dll.
Indikator pada tahap ini, anak laki-laki mengagumi ayahnya dan anak
perempuan mengagumi ibunya.
 
 
4. Usia 11-14 (pre aqil baligh) (Dekat lintas Gender)
Tahap pengujian eksistensi melalui ujian di kehidupan nyata.
Anak laki-laki didekatkan dengan ibunya dan memahami cara pandang
perempuan (ibunya). Anak perempuan didekatkan dengan ayahnya dan
memahami cara pandang laki-laki (ayahnya).
Indikator pada tahapan ini adalah persiapan dan keinginan menjadi ayah bagi
anak laki-laki dan menjadi ibu bagi anak perempuan.
 
5. Usia 15 tahun (Mempersiapkan diri berperan sesuai gender)
Penyempurnaan fitrah seksualitas sehingga berperan keayahbundaan. Pada
tahapan ini anak sudah dibebani beban syariah, dan berubah stastusnya
menjadi mitra orang tua. Anak sudah siap berperan sebagai ayah dan bunda
sejati
 

Anda mungkin juga menyukai