Disusun oleh :
Kelompok 1
Fatin Adilah Hanifah [2001015027]
Siti Uswatun Hasanah[2001015052]
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti
'sama'. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make to
common). Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara
penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung
pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication
depends on our ability to understand one another).
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami
oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan
dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik” topik
ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan
sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi
yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan
industrialisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat
akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri di mana komunikasi dibagi-bagi menjadi
komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya
akan tetap begitu. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu
sendiri.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa saja sitem dalam komunikasi antar pribadi?
2. Unsur apa saja yang ada di dalam komunikasi antar pribadi?
3. Apa makna dari pesan denotative dan konotatif?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui sitem apa saja yang ada didalam komunikasi antar pribadi
2. Untuk mengetahui unsur-unsur dalam komunikasi antar pribadi
3. Untuk mengetahui makna dari pesan denotative dan konotatif
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Sistem Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi interpersonal merupakan interaksi interpersonal antara komunikator
dengan komunikan. Interaksi interpersonal itu digerakkan oleh komponen input yang terdiri
dari : aturan dan harapan, persepsi dan konsep diri. Produk aktivitas komunikasi interpersonal
mungkin saja sekedar memberikan informasi atau pengetahuan, mengubah sikap ataupun
mengubah perilaku komunikan.
Tiga komponen sistem , yg saling berpengaruh yg sangat menentukan efektifitas kerja sebuah
sistem :
1). Input
3). Output
a) Keterbukaan
Menurut sudut pandang humanistis, proses komunikasi interpersonal harus menjadi
proses yang efektif di mana seorang individu harus terbuka terhadap individu lain yang
diajak berkomunikasi. Kedua belah pihak harus memiliki kesediaan dalam membuka
diri dan memberikan informasi. Baik pembawa dan penerima informasi juga harus
bersedia mengakui perasaannya dan pendapatnya kepada pihak lain. Selain itu mereka
juga harus dapat mempertanggung jawabnya isi informasi yang disampaikan. Sikap
terbuka amat penting dalam membangun komunikasi interpersonal yang efektif.
b) Empati
Sikap empati didefinisikan sebagai kemampuan manusia dalam menempatkan diri pada
posisi manusia lainnya. Memiliki empati artinya individu harus mampu memahami apa
yang dirasakan oleh orang lain baik secara emosional atau pun intelektual. Dengan
2
adanya kemampuan empati dari kedua belah pihak, sistem komunikasi interpersonal
dapat berjalan secara efektif di mana pesan dalam komunikasi dapat tersampaikan
dengan baik.
c) Sikap mendukung
Sikap sportif juga sangat penting untuk menciptakan komunikasi interpersonal yang
efektif. Baik pembawa dan penerima informasi harus memberikan sifat mendukung
terhadap isi pesan yang disampaikan. Individu seharusnya mengurangi sifat sifat
menentang informasi karena alasan personal seperti kecemasan, ketakutan dan hal
lainnya. Penentangan yang dilakukan oleh salah satu atau kedua belah pihak dapat
menggagalkan tujuan komunikasi interpersonal. Penentangan akan membuat individu
memahami isi informasi yang diberikan. Untuk itulah sifat mendukung wajib dimiliki
pelaku komunikasi interpersonal.
Pandangan humanistis terhadap sistem komunikasi interpersonal lainnya adalah:
1) Sikap positif Dalam perspektif humanistis, komunikasi interpersonal juga harus
dilandasi oleh sikap positif antar kedua belah pihak. Pemberi dan penerima informasi
harus memiliki pemikiran positif terhadap prang lain dan juga dirinya sendiri.
2) Sikap kesetaraan Kesamaan atau kesetaraan perilaku dari pihak pihak yang
melakukan komunikasi interpersonal juga menjadi kunci untuk menciptakan
komunikasi interpersonal yang efektif. Pihak yang memiliki sifat, pemikiran, nilai dan
kebiasaan yang sejalan cenderung dapat membangun komunikasi interpersonal yang
lebih efektif. (SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL, 2019)
b) Pesan (Message).
3
Pesan (message) merupakan sinyal yang dipandang sebagai stimuli bagi penerima pesan dan
diterima oleh salah satu indera manusia atau kombinasi dari beberapa indera manusia.
Encoding adalah tindakan memproduksi pesan seperti menulis dan berbicara, sedangakan
decoding adalah tindakan memahami pesan seperti mendengar dan membaca.
d) Media (Channel).
Media (channel) adalah sesuatu hal yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang
menghubungkan sumber dan penerima. Dalam komunikasi tatap muka, orang akan mengirim
dan menerima pesan melalui panca indera yang dimiliki.
e) Gangguan (Noise).
Gangguan (noise) adalah segala sesuatu yang mendistorsi sebuah pesan atau segala hal yang
mencegah penerima menerima sebuah pesan. Dalam komunikasi, gangguan (noise) disebut
juga sebagai hambatan-hambatan komunikasi. Yang termasuk jenis gangguan (noise) adalah
gangguan semantik, gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan intelektual, dan
gangguan lingkungan.
Umpan balik (feedback) adalah informasi yang diterima sebagai bentuk respon terhadap pesan
yang telah dikirimkan. Umpan balik (feedback) dapat berupa umpan balik verbal, umpan balik
non verbal, umpan balik positif, umpan balik negatif, dan lain sebagainya.
h) Konteks (Context).
Komunikasi selalu berlangsung dalam sebuah konteks (context) tertentu. Konteks (context)
terdiri dari berbagai macam, seperti konteks lingkungan, konteks situasi, konteks budaya, serta
konteks-konteks lain yang mampu mempengaruhi isi dari pembicaraan tersebut.
i). Etika (Ethics). Komunikasi selalu selalu memiliki konsekuensi, oleh karena itu dalam
berkomunikasi selalu melibatkan etika komunikasi. Dalam komunikasi interpersonal, setiap
tindakan komunikasi memiliki dimensi moral, apa yang benar dan apa yang salah. (Asmana,
2019)
4
2.3.Makna Pesan Denotatif dan Konotatif
1. Makna denotative
Denotatif adalah makna dalam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah
makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung
sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata
makan, misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut,dikunyah, dan ditelan.
Makna kata makan seperti ini adalah denotatif.
2. Makna konotatif
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari
sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan kepada sebuah makna
konseptual. Kata makan dalam makna konotatifdapat berarti untung atau pukul. Makna
konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil mengacu kepada
kamar yangg kecil (Denotatif ) tetapi kamar kecil bisa berarti Wc atau toilet (Koonotatif ).
Konotatif dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1) konotatif positif dan 2) konotatif
negatif.
1) Konotatif positif adalah konotatif yang mengandung nilai rasa lebih tinggi, baik, halus,
sopan, dan menenangkan. Sedangkan,
2) Konotatif negatif yaitu konotatif yang mengandung nilai rasa rendah, jelek, kasar, kotor,
dan tidak sopan. Contoh kata gugur dan mampus makna denotatifnya adalah mati, namun
kata mampus termasuk konotatif negatif, sedangkan gugur memiliki konotatif positif.
5
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang
berarti 'sama'. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat
sama (make to common). Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada
kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu,
komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan
yang lainnya (communication depends on our ability to understand one another).
3.2.Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk
kedepannya penulis akan berusaha menjelaskan makalah secara lebih detail dengan
sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggung jawabkan. Kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan oleh penulis.
6
DAFTAR PUSTAKA
Asmana, A. (2019, Mei). Unsur-unsur dan Klasifikasi Komunikasi Interpersonal. Retrieved
from Legal and General Knowladge:
https://legalstudies71.blogspot.com/2019/05/komunikasi-interpersonal-unsur-
unsur.html
Jazuli, M. (2014, december 13). Makna Konotatif Dan Denotatif. Retrieved from
slideshare.net: https://www.slideshare.net/jazulie212/makna-konotatif-dan-denotatif
SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL. (2019). Retrieved from E-Learning Universitas
Bina Sarana Informatika :
https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/240401/Psikologi-Komunikasi-
10.pdf