Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

GEOLOGI TEKNIK

“BAHAYA GEOLOGI TEKNIK”

KELOMPOK 5 :
1. ADELIA
2. SRI WAHYUNI NASIR
3. NUR ASMIN JAYA

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PENGAIRAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Bencana Geologi (Geological Hazards)” ini dengan tepat waktu.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah


Bencana Geologi. Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah Bencana Geologi.

Isi laporan ini diselesaikan berdasarkan berbagai sumber pada halaman


google. Penulis sadar, makalah ini masih belum sempurna. Karenanya kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 21 oktober 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Bahaya yang ditimbulkan oleh proses-proses geologi disebut dengan bencana


geologi. Bencana geologi adalah bencana yang terjadi diprmukaan bumi atau
disebabkan oleh gerakan atau aktivitas dari dasar bumi yang mundul ke permukaan.
Arti geologi sendrii adalah ilmu yang mempelajari tentang egaala hal tentang bumi,
Sehingga macam-macam bencana alam geologi yang terjadi merupakan murni
berasal dari aktivitas dipermukaan bumi tidak dipengaruhi oleh manusia ataupun
makhluk hidup lainnya. Contoh bencana alam geologi yang paling umum adalah
gempa bumi,tsunami,gunung meletus, dan tananh longsor. Kejadian bencana alam
geologi sulit diprediksi kapan datangnya , karena sebab itu manusia tidak bisa
mencegah datangnya, sehingga hanya bisa belajar untuk tindakan penyelamatan
bencana sebaik mungkin.

B. Rumusan masalah
1. Apa saja bahaya geologi ?
2. Apa penyebab terjadinya bencana geologi?
3. Bagaimana cara mengatasi terjadinya bencana geologi <
BAB II

PEMBAHASAN

Bahaya yang disebabkan proses geologi :

1. GEMPA BUMI

A.Pengertian Gempa bumi

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi.
Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakankerak bumi (lempeng bumi). Kata
gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian
gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi
terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk
dapat ditahan.

B. MACAM MACAM GEMPA BUMI

1. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api )


Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi
sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan
menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya
gempabumi. Gempabumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.

2. Gempa bumi tektonik


Gempabumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran
lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang
sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan
kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu
menjalar keseluruh bagian bumi.
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi karena
pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan
dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan
dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tektonik plate (plat tektonik)
menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area
dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan
tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama
lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.[1] Gempa bumi
tektonik memang unik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus
dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik
yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis
tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi
tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas
pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di
Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB,[2]

3. Gempa bumi runtuhan ;


Gempabumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daera
pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.

4. Gempa bumi buatan ;


Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari
manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan
bumi.
C. PENYEBAB TERJADINYA GEMPA BUMI

Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan


oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan
itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut
tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan
terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut.
Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan
kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi
karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada
kedalaman lebih dari 600 km. Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena
pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi
gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun)
juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti
Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarangjuga) juga dapat terjadi karena
injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada
beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal.
Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat
membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan
pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga
seismisitas terinduksi.

D. SEJARAH GEMPA BUMI DI ABAD 20 DAN 21

1. 1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan
merenggut sedikitnya 140.000 nyawa.

2. 31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan
menewaskan 50.000 orang.

3. 24 Januari 1939 - Di Chillan, Chile dengan ukuran 8,3 pada skala Richter,
28.000 kematian.

4. 26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan


menyebabkan 33.000 orang tewas.

5. 29 Februari 1960 - Di barat daya pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada


ukuran 5,7 skala Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan
memusnahkan seluruh kota Agadir.

6. 4 Februari 1976 - Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan


menyebabkan 22.778 terbunuh.
7. 28 Juli 1976 - Tangshan, Cina, berukuran 7,8 pada skala Richter dan
menyebabkan 240.000 orang terbunuh.
8. 4 Maret 1977 - Vrancea, timur Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan
sekitar 1.570 korban jiwa, diantaranya seorang aktor Rumania Toma Caragiu,
juga menghancurkan sebagian besar dari ibu kota Rumania, Bukares
(Bucureşti).
9. 16 September 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter dan
menyebabkan 25.000 kematian.
10. 19 September 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala
Richter, meragut lebih dari 9.500 nyawa.
11. 7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan
menyebabkan 25.000 kematian.
12. 21 Juni 1990 - Di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut
50.000 nyawa.
E. PERSIAPAN MEGHADAPI GEMPA BUMI

Persiapan untuk Keadaan Darurat

1. Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi.


Tempat berlindung yang aman adalah tempat yang dapat melindungi anda dari
benda-benda yang jatuh atau mebel yang ambruk, misalnya di kolong meja

2. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas botol air mineral
dapat digunakan untuk menyimpan air minum. Kebutuhan air minum biasanya 2
sampai 3 liter sehari untuk satu orang

3. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang
sangat dibutuhkan di tempat pengungsian. Barang-barang yang sangat diperlukan
dalam keadaan darurat misalnya:

a. Lampu senter berikut baterai cadangannya


b. Air minum
c. Kotak P3K berisi obat penghilang rasa sakit, plester, pembalut
d. dan sebagainya
e. Makanan yang tahan lama seperti biskuit
f. Sejumlah uang tunai
4. Mengencangkan mebel yang mudah rubuh (seperti lemari pakaian) dengan
langit-langit atau dinding dengan menggunakan logam berbentuk siku atau sekrup
agar tidak mudah rubuh di saat terjadi gempa bumi.

5. Mencegah kaca jendela atau kaca lemari pakaian agar tidak pecah berantakan
di saat gempa bumi dengan memilih kaca yang kalau pecah tidak berserakan dan
melukai orang (Safety Glass) atau dengan menempelkan kaca film

6. Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan rumah sakit yang terdekat. Jika
pemerintah setempat tidak mempunyai tempat evakuasi, pastikan anda tidak pergi
ke tempat yang lebih rendah atau tempat yang dekat dengan pinggir laut/sungai
untuk menghindari Tsunami.

Ketika Terjadi Gempa Bumi

1. Matikan api kompor jika anda sedang memasak. Matikan juga


alat-alat elektronik yang dapat menyebabkan timbulnya
api. Jika terjadi kebakaran di dapur, segera padamkan api dengan menggunakan
alat pemadam api. Jika tidak mempunyai pemadam api gunakan pasir atau karung
basah
2. Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung

3. Cari informasi mengenai gempa bumi yang terjadi lewat televisi atau radio

4. Utamakan keselamatan terlebih dahulu,


jika terjadi kerusakan pada tempat Anda berada, segeralah mengungsi ke
tempat pengungsian terdekat
5. Tetap tenang dan tidak terburu-buru
keluar dari rumah atau gedung. Tunggu sampai gempa mereda, dan sesudah agak
tenang, ambil tas ransel berisi barang-barang keperluan darurat dan keluar dari
rumah/gedung menuju ke tanah kosong sambil melindungi kepala dengan helm
atau barang-barang yang dapat digunakan untuk melindungi kepala

6. Jika anda harus berjalan di tengah jalan


raya, berhati-hatilah terhadap papan reklame yang jatuh, tiang listrik yang tibatiba
rubuh, kabel listrik, pecahan kaca, dan benda-benda yang berjatuhan dari atas
gedung

7. Pastikan tidak ada anggota keluarga yang


tertinggal pada saat pergi ke tempat evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat
Anda untuk pergi bersama-sama

8. Jika gempa bumi terjadi pada saat Anda


sedang menyetir kendaraan, jangan sekali-kali mengerem dengan mendadak atau
menggunakan rem darurat. Kurangilah kecepatan secara bertahap dan hentikan
kendaraan Anda di bahu jalan. Jangan berhenti di dekat pompa bensin, di bawah
kabel tegangan tinggi, atau di bawah jembatan penyeberangan.

2. TSUNAMI

A.Pengertian Tsunami

Tsunami (berasal dari Bahasa Jepang: Tsu = pelabuhan, Nami = gelombang,


secara harafiah berarti “ombak besar di pelabuhan”) yang artinya adalah perpindahan
badan air atau gelombang laut yang terjadi karena adanya gangguan impulsif.
Gangguan impulsif tersebut terjadi akibat adanya perubahan bentuk dasar laut yang
disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba(Pond and
Pickard, 1983) atau dalam arah horizontal (Tanioka and Satake, 1995).
Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang
berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau
atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah.
Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi
ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat
dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang.
Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju
gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika
mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per
jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter.
Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir
pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan
karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang
dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia
serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air
bersih.
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang
mengaitkan tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20,
pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus
dilakukan untuk memahami penyebab tsunami. Geologi, geografi, dan oseanografi
pada masa lalu menyebut tsunami sebagai “gelombang laut seismik”.
Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan
gelombang badai yang disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa
meter di atas gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya
bisa menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa
menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar)
pada Mei 2008.
Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning
Centre (PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada
wilayah ini. Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian
Ocean Tsunami Warning System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia. Bukti-
bukti historis menunjukkan bahwa megatsunami mungkin saja terjadi, yang
menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam.

B. Penyebab Tsunami

1) Skema terjadinya tsunami


Tsunami dapat terjadi jika terjadinya gangguan yang menyebabkan perpindahan
sejumlah besar air atau ombak raksasa, letusan gunung api, gempa bumi, longsor
maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi
bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung
meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau
turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada
di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai
di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut dimana
gelombang terjadi, yang kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila
tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan
energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi
gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai
pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan
masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis
pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa
kilometer. Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa
bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup
ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat
mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang
menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun
secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu.
Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika
ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang
tingginya mencapai ratusan meter.

2) Penyebab terjadinya tsunami


Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan terjadinya tsunami. Faktor
penyebab terjadinya tsunami itu adalah:
Gempa bumi yang berpusat dibawah laut, Meskipun demikian tidak semua gempa
bumi dibawah laut berpotensi menimbulkan tsunami. Gempa bumi dibawah laut yang
dapat menyebabkan terjadinya tsunami adalah gempa bumi dengan kriteria sebagai
berikut
-Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
-Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut.
-Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR
-Jenis pensesaran gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atauturun).
Letusan gunung berapi, letusan gunung berapi dapat menyebabkan terjadinya
gempa vulkanik. Tsunami besar yang terjadi padatahun 1883 adalah akibat
meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda. Meletusnya Gunung
Tambora di Nusa Tenggara Barat pada tanggal 10-11 April 1815 juga memicu
terjadinya tsunami yang melanda Jawa Timur dan Maluku. Indonesia sebagai negara
kepulauan yang berada di wilayah ring of fire (sabuk berapi) dunia tentu harus
mewaspadai ancaman ini.
Longsor bawah laut, longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tabrakan
antara lempeng samudera dan lempeng benua. Proses ini mengakibatkan terjadinya
palung laut dan pegunungan. Tsunami karena longsoran bawah laut ini dikenal
dengan nama tsunamic submarine landslide.
Hambatan meteor laut, jatuhnya meteor yang berukuran besar di laut juga
merupakan penyebab terjadinya tsunami.

3) Rambatan Tsunami
Kecepatan rambat gelombang tsunami berbeda-beda, tergantung pada
kedalaman laut. Di laut dalam, kecepatan rambat tsunami mencapai 500 – 1000km
per jam atau setara dengan kecepatan pesawat terbang namun
ketinggiangelombangnya hanya sekitar 1 meter.Ketika gelombang tsunami ini sudah
mendekati pantai, kecepatan rambatnya hanya sekitar 30 km per jam, namun
ketinggian gelombangnya bisa mencapai puluhan meter. Ini sebabnya banyak orang
yang sedang berlayar di laut dalam tak menyadari adanya tsunami. Mereka baru
mengetahui tsunami telah terjadi ketikatiba di daratan dan menyaksikan kehancuran
mengerikan yang disebabkan olehtsunami.

4) Tanda-tanda akan terjadi Tsunami


Tanda-tanda akan datangnya tsunami di daerah pinggir pantai adalah :
a) Air laut yang surut secara tiba-tiba.

b) Bau asin yang sangat menyengat.

c) Dari kejauhan tampak gelombang putih dan suara gemuruh yang sangatkeras.

C. Menghadapi Tsunami

1. Persiapan Menghadapi Tsunami

Mengetahui pusat informasi bencana, seperti Posko Bencana, Palang Merah


Indonesia, Tim SAR. Kenali areal rumah, sekolah, tempat kerja, atau tempat lain
yang beresiko. Mengetahui wilayah dataran tinggi dan dataran rendah yang beresiko
terkena Tsunami.

Jika melakukan perjalanan ke wilayah rawan Tsunami, kenali hotel, motel,dan


carilah pusat pengungsian. Adalah penting mengetahui rute jalan keluar yang ditunjuk
setelah peringatan dikeluarkan.
1) Siapkan kotak Persediaan Pengungsian dalam suatu tempat yang mudah
dibawa (ransel punggung), di dekat pintu.
2) Siapkan peersediaan makanan dan air minum untuk pengungsian.
3) Siapkan selalu peralatan P3K lengkap.
4) Membawa barang secukupnya saja untuk keperluan pengungsian.
5) Segera mengungsi setelah ada pemberitahuan dari pihak yang berwenang atas
penyebaran informasi tentang tsunami.
Jika hanya ada sedikit waktu sebelum dating tsunami,segera mencari pintu dan
mencari jalan keluar dari rumah atau gedung dengan segera.
Carilah tempat yang tinggi dan aman dari gelombang tsunami,atau mengikuti rute dan
tempat yang suah ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat Anda
berada,bila ingin menyelamatkan harta benda carilah yang mudah dan ringan dibawa.
Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat
evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi bersama-sama.
Jika tsunami terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, cepat keluar dan cari
tempat yang tinggi dan aman

Setelah Terjadi Tsunami


1) Periksa kesediaan makanan. Makanan apapun yang terkena air mungkin sudah
tercemar dan harus dibuang.
2) Memberikan bantuan kepada korban luka-luka. Berikan bantuan P3K dan
panggil bantuan. Jangan pindahkan orang yang terluka, kecuali yang luka
serius.
3) Segera membangun tenda pengungsian apabila keadaan untuk kembali ke
rumah tidak memungkinkan.
4) Pastikan keadaan sudah aman dan tidak terjadi tsunami susulan sebelum
kembali ke rumah.Bila keadaan rumah tidak memungkinkan untuk ditempati
carilah tempat tinggal yang bisa ditempati atau kembali ke tempat
pengungsian.

2. Cara penanggulangan Tsunami


Adapun cara yang dilakukan untuk penanggulangan bencana tsunami adalah :

1) Melaksanakan evakuasi secara intensif.


2) Melaksanakan pengelolaan pengungsi.
3) Melakukan terus pencarian orang hilang, dan pengumpulan jenazah.
4) Membuka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan resuplay serta
pendistribusian
5) logistik yang diperlukan.
6) Membuka dan memulihkan jaringan komunikasi antar daerah atau kota.
7) Melakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh puing dan lumpur.
8) Menggunakan dana pemerintah untuk penanggulangan bencana dan gunakan
pula dengan
9) tepat sumbangan dana baik dari dalam maupun luar negeri.
10) Menyambut dengan baik dan libatkan unsur civil society.

3. Upaya Penyelamatan diri saat terjadi Tsunami

Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak datang setiap saat.
Janganlah ancaman bencana alam ini mengurangi kenyamanan menikmati pantai dan
lautan.
1) Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air laut dekat
pantaisurut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju
ke tempat yangtinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) sambil
memberitahukan teman-teman yang lain.
2) Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar
berita daripantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan
perahu ke laut.
3) Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun
ke daerahyang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
4) Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada
korban. Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air
laut dekat pantaisurut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah
lari menuju ke tempat yangtinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) sambil
memberitahukan teman-teman yang lain.
5) Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar
berita daripantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan
perahu ke laut.
6) Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun
ke daerahyang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
7) Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada
korban.

D. Historis Tsunami

1) 1 November 1755, setelah gempa bumi kolosal menghancurkan Lisbon,


Portugal dan pegunungan di Eropa, orang menyelamatkan diri dengan
menggunakan perahu. Namun Tsunami akhirnya menyusul. Peristiwa
mengerikan secara bersamaan tersebut membunuh lebih dari 60 ribu orang.
2) 27 Agustus 1883, letusan gunung Krakatau memicu terjadinya tsunami yang
menenggelamkan 36 ribu orang Indonesia yang berada di pulau Jawa bagian
barat dan utara Sumatera. Kekuatan gelombang mendorong 600 ton blok
terumbu karang menuju tepi pantai bersama dengan arus tsunami yang besar.
3) 15 Juni 1896, gelombang setinggi 30 meter, disebabkan oleh gempa bumi
menyapu pantai timur Jepang. Sebanyak 27 ribu orang menjadi korban.
4) 1 April 1946, tsunami April Fool, dipicu sebuah gempa yang terjadi di
Alaska, membunuh 159 orang, dan kebanyakan berada di kepulauan Hawaii.
5) 9 Juli 1958, diingat sebagai tsunami terbesar yang pernah dicatat oleh masa
modern, Gempa di Teluk Lituya Alaska disebabkan oleh tanah longsor yang
awalnya dipicu oleh gempa bumi berskala 8,3 skala richter. Gelombang
sangat tinggi, tetapi karena wilayah tersebut relatif terisolasi dan kondisi
geologinya unik maka tsunami tidak menyebabkan banyak kerusakan. Tapi
hanya menenggelamkan satu perahu dan membunuh dua orang
6) 22 Mei 1960, salah satu gempa besar yang tercatat manusia terjadi di Chile
sebesar 8,6 skala richter, menciptakan tsunami yang menerjang pantai Chile
dalam waktu kurang dari 15 menit. Gelombang setinggi 25 meter membunuh
1500 orang di Chile dan Hawaii,menjadi tsunami yang cukup besar.
7) 27 Maret 1964, dikenal sebagai gempa bumi Good Friday Alaska, dengan
kekuatan sekitar 8,4 skala richter menggulung dengan kecepatan 400 mil per
jam tsunami di Valdez Inlet dengan ketinggian 6,7 meter, membunuh lebih
dari 120 orang.Sepuluh orang yang menjadi korban di kota Crescent, di utara
California, yang sempat menyaksikan gelombang setinggi 6,3 meter
8) 23 Agustus 1976, sebuah tsunami di barat daya Filipina membunuh 8 ribu
korban jiwa akibat gempa bumi yang terjadi 30 menit setelah adanya gempa.
9) 17 Juli 1998, sebuah gempa berkekuatan 7,1 skala richter menyebabkan
tsunami di Papua Nugini yang membunuh 2200 orang dengan sangat cepat.
10) 26 Desember 2004, gempa kolosal dengan kekuatan 9,1 dan 9,3 skala richter
setinggi 3,5 meter mengguncang Indonesia dan membunuh 230 ribu jiwa,
sebagian besar karena tsunami. Gempa tersebut dinamakan sebagai gempa
Sumatera-Andaman dan tsunami yang terjadi kemudian dikenal sebagai
tsunami lautan Hindia. Gelombang yang terjadi menimpa banyak belahan
dunia lain, sejauh hingga Nova Scotia dan Peru.
11) 2006 – 17 Juli, Gempa yang menyebabkan tsunami terjadi di selatan pulau
Jawa, Indonesia, dan setinggi maksimum ditemukan 21 meter di Pulau
Nusakambangan. Memakan korban jiwa lebih dari 500 orang. Dan berasal
dari selatan kota Ciamis
12) 2007 – 12 September, Bengkulu, Memakan korban jiwa 3 orang. Ketinggian
tsunami 3-4 m.
13) 2010 – 27 Februari, Santiago, Chili,yang memakan korban jiwa yang tidak
sedikit.
14) 2010 – 26 Oktober, Kepulauan Mentawai, Indonesia,yang meluluh-lantahkan
sebagian besar kepulauan Mentawai dan memakan banyak korban jiwa

3. GUNUNG MELETUS

A.Pengertian gunung meletus


Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di
dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu
yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang
keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-
1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur
sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai
sejauh radius 90 km. Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang
sering meletus disebut gunung berapi aktif.

B.Ciri-ciri gunung berapi akan meletus

Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain
a. Suhu di sekitar gunung naik.
b. Mata air menjadi kering
c. Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
d. Tumbuhan di sekitar gunung layu
e. Binatang di sekitar gunung bermigrasi
C. Hasil letusan gunung berapi

Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :

1) Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara
lain Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S),
Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.
2) Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam
Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran
sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang
membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
3) Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material
lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
4) Hujan Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi
letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai
ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.
5) Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan
ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih
besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang
terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak
napas.
D.Dampak Negatif

Gunung berapi yang meletus tentu akan membawa material yang berbahaya
bagi organisme yang dilaluinya, Karena itu kewaspadaan mutlak diperlukan. Berikut
ini hal negatif yang bisa terjadi saat gunung meletus:

1. Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-


macam gas mulai dari Sulfur Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau H2S, No2
atau Nitrogen Dioksida serta beberapa partike debu yang berpotensial meracuni
makhluk hidup di sekitarnya.
2. Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktifitas
penduduk di sekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk kegiatan ekonomi.
3. Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik
panas akan merusak pemukiman warga.
4. Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar
dan hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam.
5. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan
sejumlah penyakit misalnya saja ISPA.
6. Desa yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami kemandekan dengan
adanya letusan gunung berapi. Sebut saja Gunung Rinjani dan juga Gunung Merapi,
kedua gunung ini dalam kondisi normal merupakan salah satu destinasi wisata terbaik
bagi mereka wisatawan pecinta alam.

E. Dampak Positif Letusan Gunung Berapi


Selain dampak negatif, jika ditelaah, letusan gunung berapi juga sebenarnya
membawa berkah meski hanya bagi penduduk yang ada di sekitar. Apa saja? Berikut
uraiannya:
1. Tanah yang dilalui oleh hasil bulkanis gunung berapi sangat baik bagi
pertanian sebab tanah tersebut secara alamiah menjadi lebih subur dan bisa
menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi penduduk
sekitar pegunungan yang mayoritas petani, hal ini sangat menguntungkan.
2. Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang telah
meletus, apa itu? Jawabannya penambang pasir. Material vulkanik berupa
pasir tentu memiliki nilai ekonomis.
3. Selain itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat
meletus. Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan
warga sekitar gunung.
4. Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh
lagi pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga
baru.
5. Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas
yang keluar dari dalam bumi dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini
kabarnya baik bagi kesehatan kulit.
6. Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan kandungan
mineral yang sangat melimpah.
7. Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial
terjadi sebab gunung adalah penangkan hujan terbaik.
8. Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan
pembangkit listrik.

4.Tanah longsor

A.Pengertian Tanah Longsor


Tanah longsor atau dalam bahasa Inggris disebut Landslide, adalah
perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau
material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya
tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut: air yang meresap ke dalam tanah
akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air
yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan
di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.

B. Jenis-jenis Tanah Longsor


Ada 6 jenis tanah longsor, yakni: longsoran translasi, longsoran rotasi,
pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Jenis
longsoran translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia. Sedangkan
longsoran yang paling banyak memakan korban jiwa manusia adalah aliran bahan
rombakan.

1. Longsoran Translasi
Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang
gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.
2. Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergerak-nya massa tanah dan batuan pada bidang
gelincir berbentuk cekung.
3. Pergerakan Blok
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang
gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok batu.
4. Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan atau material lain
bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal
hingga meng-gantung terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat
menyebabkan kerusakan yang parah.
5. Rayapan Tanah
Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis
tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak dapat
dikenali. Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan
tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.
6. Aliran Bahan Rombakan
Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air.
Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan
jenis materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai
ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa sampai ribuan meter seperti di daerah
aliran sungai di sekitar gunung api. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup.
C. Gejala Umum Tanah Longsor

Gejala-gejala umum yang biasanya timbul sebelum terjadinya bencana tanah


longsor adalah :
1) Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
2) Biasanya terjadi setelah hujan.
3) Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
4) Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.

D. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Tanah Longsor


Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih
besar daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan
batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya
sudut lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.
1. Hujan
Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November karena
meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan
terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Hal itu
mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga terjadi retakan dan
merekahnya tanah permukaan
Ketika hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak sehingga tanah dengan
cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, intensitas hujan yang tinggi
biasanya sering terjadi, sehingga kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam
waktu singkat.
Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang
merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga
menimbulkan gerakan lateral. Bila ada pepohonan di permukaannya, tanah longsor
dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga akan
berfungsi mengikat tanah.
2. Lereng terjal
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng
yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin.
Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 apabila ujung
lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.

3. Tanah yang kurang padat dan tebal


Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan
ketebalan lebih dari 2,5 m dan sudut lereng lebih dari 220. Tanah jenis ini memiliki
potensi untuk terjadinya tanah longsor terutama bila terjadi hujan. Selain itu tanah ini
sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek terkena air dan pecah
ketika hawa terlalu panas.

4. Batuan yang kurang kuat


Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir dan
campuran antara kerikil, pasir, dan lempung umumnya kurang kuat. Batuan tersebut
akan mudah menjadi tanah bila mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan
terhadap tanah longsor bila terdapat pada lereng yang terjal.

5. Jenis tata lahan


Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan,
dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang
kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh
dengan air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan
penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran
yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama.

6. Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan, getaran
mesin, dan getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah,
badan jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi retak.

7. Susut muka air danau atau bendungan


Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng
menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan
penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh retakan.

8. Adanya beban tambahan


Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan
akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan
jalan pada daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan tanah dan
retakan yang arahnya ke arah lembah.

9. Pengikisan/erosi
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat
penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.

10. Adanya material timbunan pada tebing


Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya
dilakukan pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah
tersebut belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya.
Sehingga apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan
retakan tanah.

11. Bekas longsoran lama


Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan
material gunung api pada lereng yang relatif terjal atau pada saat atau sesudah terjadi
patahan kulit bumi. Bekas longsoran lama memilki ciri :

a) Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk tapal kuda.


b) Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya
gembur dan subur.
c) Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai.
d) Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah.
e) Dijumpai tebing-tebing relatif terjal yang merupakan bekas longsoran kecil
pada longsoran lama.
f) Dijumpai alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan dan longsoran
kecil.
g) Longsoran lama ini cukup luas.

12. Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung)


Bidang tidak sinambung ini memiliki ciri:
a) Bidang perlapisan batuan
b) Bidang kontak antara tanah penutup dengan batuan dasar
c) Bidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat.
d) Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan batuan yang
tidak melewatkan air (kedap air).
e) Bidang kontak antara tanah yang lembek dengan tanah yang padat.
f) Bidang-bidang tersebut merupakan bidang lemah dan dapat berfungsi sebagai
bidang luncuran tanah longsor.

13. Penggundulan hutan


Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana
pengikatan air tanah sangat kurang.

14. Daerah pembuangan sampah


Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah
banyak dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan,
seperti yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi.
Bencana ini menyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal.

E. Wilayah Rawan Tanah Longsor


Setidaknya terdapat 918 lokasi rawan longsor di Indonesia. Setiap tahunnya
kerugian yang ditanggung akibat bencana tanah longsor sekitar Rp 800 miliar,
sedangkan jiwa yang terancam sekitar 1 juta.
Daerah yang memiliki rawan longsor :
a. Jawa Tengah 327 Lokasi
b. Jawa Barat 276 Lokasi
c. Sumatera Barat 100 Lokasi
d. Sumatera Utara 53 Lokasi
e. Yogyakarta 30 Lokasi
f. Kalimantan Barat 23 Lokasi
g. Sisanya tersebar di NTT, Riau, Kalimantan Timur, Bali, dan Jawa Timur.

F. Tahapan Mitigasi Bencana Tanah Longsor

1) Pemetaan

Menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan bencana alam geologi di


suatu wilayah, sebagai masukan kepada masyarakat dan atau pemerintah
kabupaten/kota dan provinsi sebagai data dasar untuk melakukan pembangunan
wilayah agar terhindar dari bencana.

2) Penyelidikan
Mempelajari penyebab dan dampak dari suatu bencana sehingga dapat digunakan
dalam perencanaan penanggulangan bencana dan rencana pengembangan wilayah.

3) Pemeriksaan
Melakukan penyelidikan pada saat dan setelah terjadi bencana, sehingga dapat
diketahui penyebab dan cara penanggulangannya.

4) Pemantauan
Pemantauan dilakukan di daerah rawan bencana, pada daerah strategis secara
ekonomi dan jasa, agar diketahui secara dini tingkat bahaya, oleh pengguna dan
masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tersebut.

5) Sosialisasi
Memberikan pemahaman kepada Pemerintah Provinsi /Kabupaten /Kota atau
Masyarakat umum, tentang bencana alam tanah longsor dan akibat yang
ditimbulkannnya. Sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara antara lain,
mengirimkan poster, booklet, dan leaflet atau dapat juga secara langsung kepada
masyarakat dan aparat pemerintah

6) Pemeriksaan bencana longsor


Bertujuan mempelajari penyebab, proses terjadinya, kondisi bencana dan tata cara
penanggulangan bencana di suatu daerah yang terlanda bencana tanah longsor.

G. Tindakan Yang Bisa Dilakukan Selama dan Sesudah Tanah Longsor

1. Tanggap Darurat
Yang harus dilakukan dalam tahap tanggap darurat adalah penyelamatan dan
pertolongan korban secepatnya supaya korban tidak bertambah. Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan, antara lain:
a) Kondisi medan
b) Kondisi bencana
c) Peralatan
d) Informasi bencana

2. Rehabilitasi
Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial, ekonomi,
dan sarana transportasi. Selain itu dikaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik
pengendaliannya supaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi
korban tanah longsor bila tanah longsor sulit dikendalikan.

3. Rekonstruksi
Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak
menjadi pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah
longsor, karena kerentanan untuk bangunan-bangunan yang dibangun pada jalur
tanah longsor hampir 100%.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Bahaya yang ditimbulkan oleh proses-proses geologi disebut dengan bencana

geologi

2. Gempa bumi, tsunami, gunung meletus, tanah longsor adalah beberapa contoh

dari proses geologi yang dapat berdampak pada aktivitas manusia diberbagai

diwilayah muka bumi.

3. Bencana geologi merupakan bahaya yang sering terjadi dsn merupakan

bencana yang banyak menelan korban jiwa dan kerugian harta benda.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/pengertian-dan-macam-bencana

https://alhiedjamal.wordpress.com./2012/11/05/makalah-tsunami

https://id.m.wikipedia.org/wiki/tsunami&ved=2ahukewjs0

https://id.m.wikipedia.org/wiki/gempa_bumi&ved=2ahUKEwjaycvAhq3IA

https://stiebanten.blogspot.com/2011/06/makalah-gempa

https://id.m.wikipedia.org/wiki/gunung_berapi&ved=

https://warnetghelegar.blogspot.com/2018/12/makalah-bencana

https://makalah18.blogspot.com/2009/11/makalah-tanah-longsor.html&ved=

https://www.academia.edu/28974723/bahaya_geologi&ved=

Anda mungkin juga menyukai