A. Definisi
Pengertian beton prategang menurut beberapa peraturan yang berlaku di dalam dunia
konstruksi adalah sebagai berikut:
Menurut ACI (American Concrete Institute), beton prategang merupakan beton yang
mengalami tegangan internal dengan besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat
mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal.
Dalam definisi lain, menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998, beton prategang adalah
beton bertulang yang telah diberikan tegangan tekan dalam untuk mengurangi tegangan tarik
potensial dalam akibat beban kerja.
Beton prategang juga dapat didefinisikan sebagai beton bertulang dimana tegangan tariknya
pada kondisi pembebanan tertentu dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa sampai
batas aman dengan pemberian gaya tekan permanen, dan baja prategang yang digunakan
untuk keperluan ini ditarik sebelum beton mengeras (pratarik) atau setelah beton mengeras
(pascatarik).
B. Konsep Dasar
Perbedaan utama antara beton bertulang dan beton prategang adalah beton bertulang
mengkombinasikan beton dan tulangan baja dengan cara menyatukan dan membiarkan
keduanya bekerja bersama-sama sesuai dengan keinginannya. Sedangkan, beton prategang
mengkombinasikan beton berkekuatan tinggi dan baja mutu tinggi dengan cara-cara “aktif”.
Pembuatan beton prategang dicapai dengan cara menarik baja dan menahannya ke beton,
jadi membuat beton dalam keadaan tertekan. Kombinasi aktif ini menghasilkan perilaku yang
lebih baik dari kedua bahan tersebut.
Baja adalah bahan yang dikenal dengan kemampuan ketahanannya dan bersifat liat. Hal itu
menyebabkan baja mampu dibuat untuk bekerja dengan kekuatan tarik yang tinggi oleh
prategang. Sedangkan, beton adalah bahan yang getas dan kemampuannya menahan tarikan
diperbaiki dengan memberikan tekanan, sementara kemampuannya menahan tekanan tidak
dikurangi. Jadi beton prategang merupakan kombinasi yang ideal dari dua buah bahan
konstruksi modern berkekuatan tinggi.
D. Tahap Pembebanan
Tidak seperti beton konvensioanl, beton prategang mengalami beberapa tahap
pembebanan. Pada setiap tahap pembebanan harus dilakukan pengecekan atas kondisi serat
tekan dan serat tarik dari setiap penampang. Pada tahap tersebut berlaku tegangan ijin yang
berbeda-beda sesuai kondisi beton dan tendon. Ada dua tahap pembebanan pada beton
prategang, yaitu transfer dan service.
Tahap transfer adalah tahap pada saat beton sudah mulai mengering dan dilakukan
penarikan kabel prategang. Pada saat ini biasanya yang bekerja hanya beban mati struktur,
yaitu berat sendiri struktur ditambah beban pekerja dan alat. Pada saat ini beban hidup belum
bekerja sehingga momen yang bekerja adalah minimum, sementara gaya yang bekerja adalah
maksimum karena belum ada kehilangan gaya prategang.
Kondisi service (servis) adalah kondisi pada saat beton prategang digunakan sebagai
komponen struktur. Kondisi ini dicapai setelah semua kehilangan gaya prategang
dipertimbangkan. Pada saat ini beban luar pada kondisi yang maksimum sedangkan gaya
pratekan mendekati harga minimum.
Kelebihan dari segi teknis ini akan mempengaruhi biaya untuk memproduksi beton
prategang itu sendiri, dan dari segi ekonomis beton prategang juga memiliki beberapa
kelebihan antara lain:
Volume beton yang digunakan untuk produksi beton prategang lebih sedikit
Jumlah baja/besi yang digunakan untuk produksi beton prategang sedikit.
Beton prategang akan lebih menguntungkan jika dibuat dalam jumlah besar
Beton prategang hampir tidak memerlukan biaya pemeliharan, lebih tahan lama karena,
dapat membuat balok dengan bentang yang lebih panjang.
Dengan menggunakan beton prategang bisa menghemat waktu pelaksanaan konstruksi.
Sedangkan, untuk kekurangan beton prategang adalah sebagai berikut :
Diperlukan kontrol dan monitoring quality control (QC) yang lebih ketat dalam proses
pembuatan.
Terdapat kehilangan tegangan pada pemberian gaya prategang awal.
Diperlukan biaya tambahan untuk pengangkutan.