Anda di halaman 1dari 33

Intervensi Keperawatan

SLKI SIKI
NO Diagnosa Keperawatan Rasional

1. Pola Napas Tidak Efektif (D.0005) Pola napas Manajemen jalan napas
Kategori:Fisiologis Kriteria hasil : Observasi
Subkategori: Respirasi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor pola napas (frekuensi,
Definisi : keperawatan selama 3 x 24 jam kedalaman, usaha napas)
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak maka masalah pola napas tidak 2. Monitor bunyi napas tambahan
memberikan ventilasi adekuat. efektif dapat teratasi dengan (mis. Gurgling, mengi,
Penyebab : indikator: wheezing, ronkhi kering)
1. Depresi pusat pernapasan 1. Dipsnea membaik Terapeutik
2. Hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat 2. Ortopnea membaik 1. Posisikan semi-fowler atau
bernapas, kelemahan otot pernapasan) 3. Frekuensi nafas cukup fowler
3. Deformitas dinding dada membaik 2. Berikan minum hangat
4. Deformitas tulang dada 4. Kedalaman nafas cukup 3. Berikan oksigen, jika perlu
5. Gangguan neuromuskular membaik Health Education
6. Gangguan neurologis (mis. 5. Ekskursi dada cukup 1. Anjurkan asupan cairan 2000
Elektroensefalogram [EEG] positif, membaik ml/hari, jika tidak kontraindikasi
cedera kepala, gangguan kejang) 2. Ajarkan teknik batuk efektif
7. Imaturitas neurologis Kolaborasi
8. Penurunan energi 1. Kolaborasi pemberian
9. Obesitas bronkodilator, ekspektoran,
10. Posisi tubuh yang menghambat mukolitik, jika perlu
ekspansi paru
11. Sindrom hipoventilasi
12. Kerusakan inervasi diafragma
(kerusakan saraf C5 ke atas)
13. Cedera pada medula spinalis
14. Efek agen farmakologis
15. Kecemasan
Gejala dan tanda mayor
Subjektif :
1. Dispnea
Objektif :
1. Penggunaan otot bantu pernapasan
2. Fase ekspirasi memanjang
3. Pola napas abnormal (mis. takipnea,
bradipnea, hiperventilasi, kussmaul,
cheyne-stokes)
Gejala dan tanda minor
Subjektif :
1. Ortopnea
Objektif :
1. Pernapasan pursed-lip
2. Pernapasan cuping hidung
3. Diameter thoraks anterior-posterior
meningkat
4. Ventilasi semenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi menurun
7. Tekanan inspirasi menurun
8. Ekskursi dada berubah
Kondisi klinis terkait
1. Depresi sistem saraf pusat
2. Cedera kepala
3. Trauma thoraks
4. Gullian barre syndrome
5. Mutiple sclerosis
6. Myasthenia gravis
7. Stroke
8. Kuadriplegia
9. Intoksikasi alkohol

2. Nyeri kronis (D.0078) Tingkat nyeri Manajemen nyeri


Kategori : Psikologis Kriteria hasil : Observasi :
Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi skala nyeri
Definisi : keperawatan selama 3 x 24 jam 2. Identifikasi faktor yang
Pengalaman sensorik atau emosional yang maka masalah pola napas tidak memperberat dan memperingan
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual efektif dapat teratasi dengan nyeri
atau fungsional, dengan onset mendadak atau indikator:
lambat dan berintensitas ringan hingga berat Terapeutik :
dan konstan, yang berlangsung lebih dari 3 1. Keluhan nyeri cukup 1. Kontrol lingkungan yang
bulan. menurun memperberat rasa nyeri (mis.
Penyebab : 2. Meringis cukup menurun Suhu ruangan, pencahayaan,
1. Kondisi muskuloskeletal kronis 3. Sikap protektif menurun kebisingan)
2. Kerusakan sistem saraf 4. Gelisah cukup menurun 2. Pertimbangkan jenis dan sumber
3. Penekanan saraf 5. Frekuensi nadi membaik nyeri dalam pemilihan strategi
4. Infiltrasi tumor 6. Pola nafas membaik meredakan nyeri
5. Ketidakseimbangan neurotransmiter, 7. Tekanan darah membaik Health education :
neuromodulator, dan reseptor 1. Jelaskan penyebab, periode, dan
6. Gangguan imunitas (mis. Neuropati pemicu nyeri
terkait HIV, virus varicella-zoster) 2. Jelaskan strategi meredakan
7. Gangguan fungsi metabolik nyeri
8. Riwayat posisi kerja statis Kolaborasi :
9. Peningkatan indeks massa tubuh 1. Kolaborasi pemberian analgetik,
10. Kondisi pasca trauma jika perlu
11. Tekanan emosional
12. Riwayat penganiayaan (mis. Fisik,
psikologis, seksual)
13. Riwayat penyalahgunaan obat/zat
Gejala dan tanda mayor :
Subjektif :
1. Mengeluh nyeri
2. Merasa depresi
Objektif :
1. Tampak meringis
2. Gelisah
3. Tidak mampu menuntaskan aktivitas
Gejala dan tanda minor :
Subjektif :
1. Merasa takut mengalami cedera
berulang
Objektif :
1. Bersikap protektif (mis. Posisi
menghindari nyeri)
2. Waspada
3. Pola tidur berubah
4. Anoreksia
5. Fokus menyempit
6. Berfokus pada diri sendiri
Kondisi klinis terkait :
1. Kondisi kronis (mis. Arthritis
reumatoid)
2. Infeksi
3. Cedera medula spinalis
4. Kondisi pasca trauma
5. Tumor

3. Gangguan pertukaran gas (D.0003) Peertukaran gas Pemantauan respirasi


Kategori : Fisiologis Kriteria hasil : Observasi :
Subkategori : Respirasi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor frekuensi, irama,
Definisi: keperawatan selama 3 x 24 jam kedalaman dan upaya napas
Kelebihan atau kekurangan oksigenasi maka masalah pola napas tidak 2. Monitor kemampuan batuk
dan/atau eliminasi karbondioksida pada efektif dapat teratasi dengan efektif
membran alveolus-kapiler. indikator: Terapeutik :
Penyebab : 1. Dpsnea cukup menurun 1. Alur interval pemantauan
1. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi 2. Bunyi nafas tambahan respirasi sesuai kondisi pasien
2. Perubahan membran alveolus-kapiler sedang 2. Dokumentasikan hasil
Gejala dan tanda mayor : 3. Pola nafas cukup membaik pemantauan
Subjektif : Edukasi :
1. Dispnea 1. Jelaskan tujuan dan prosedur
Objektif : pemantauan
1. PCO2 meningkat/menurun 2. Informasikan hasil pemantauan,
2. PO2 menurun jika perlu
3. Takikardi
4. pH arteri meningkat/menurun
5. Bunyi napas tambahan
Gejala dan tanda minor :
Subjektif :
1. Pusing
2. Penglihatan kabur
Objektif :
1. Sianosis
2. Diaforesis
3. Gelisah
4. Napas cuping hidung
5. Pola napas abnormal (cepat/lambat,
regular/ireguler, dalam/dangkal)
6. Warna kulit abnormal (mis. Pucat,
kebiruan)
7. Kesadaran menurun
Kondisi klinis terkait :
1. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
2. Gagal jantung kongestif
3. Asma
4. Pneumonia
5. Tuberkulosis paru
6. Penyakit membran hialin
7. Asfiksia
8. Persistent pulmonary hypertension of
newborn (PPHN)
9. Prematuritas
10. Infeksi saluran napas
4. Intoleransi aktivitas (D.0056) Toleransi aktivitas Manajemen energi
Kategori : fisiologis Kriteria hasil : Observasi :
Subkategori : aktivitas/istirahat Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor pola dan jam tidur
Definisi : keperawatan selama 3 x 24 jam 2. Monitor lokasi dan
Ketidakcukupan energi untuk melakukan maka masalah pola napas tidak ketidaknyamanan selama
aktivitas sehari-hari. efektif dapat teratasi dengan melakukan aktivitas
Gejala dan tanda mayor : indikator: Terapeutik :
Subjektif : 1. Sediakan lingkungan nyaman
1. Mengeluh lelah 1. Frekuensi nadi cukup dan rendah stimulus (mis.
Objektif membaik Cahaya, suara, kunjungan)
1. Frekuensi jantung meningkat >20% 2. Saturasi oksigen cukup 2. Berikan aktivitas distraksi yang
dari kondisi istirahat membaik menenangkan
Gejala dan tanda minor : 3. Frekuensi nafas cukup Edukasi :
Subjektif : membaik 1. Anjurkan melakukan aktivitas
1. Dispnea saat/setelah aktivitas secara bertahap
2. Merasa tidak nyaman setelah 2. Ajarkan strategi koping untuk
beraktivitas mengurangi kelelahan
3. Merasa lemah
Objektif : Kolaborasi :
1. Tekanan darah berubah >20% dari 1. Kolaborasi dengan ahli gizi
kondisi istirahat tentang cara meningkatkan
2. Gambaran EKG menunjukkan aritmia asupan makanan.
saat/setelah aktivitas
3. Gambaran EKG menunjukkan iskemia
4. Sianosis
Kondisi klinis terkait :
1. Anemia
2. Gagal jantung kongestif
3. Penyakit jantung koroner
4. Penyakit katup jantung
5. Aritmia
6. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
7. Gangguan metabolik
8. Gangguan muskuloskeletal

5. Gangguan pola tidur (D.0055) Pola nafas Dukungan tidur


Kategori : fisiologis Kriteria hasil : Observasi :
Subkategori : aktivitas/istirahat Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi pola aktivitas dan
Definisi : keperawatan selama 3 x 24 jam tidur
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur maka masalah pola napas tidak 2. Identifikasi faktor pengganggu
akibat faktor eksternal. efektif dapat teratasi dengan tidur (fisik dan/atau psikologis)
Penyebab : indikator: Terapeutik :
1. Hambatan lingkungan (mis. 1. Modifikasi lingkungan (mis.
Kelembapan lingkungan sekitar, suhu 1. Keluhan sulit tidur cukup Pencahayaan, kebisingan, suhu,
lingkungan, pencahayaan, kebisingan, menurun matras, dan tempat tidur)
bau tidak sedap, jadwal 2. Keluhan sering terjaga 2. Fasilitasi menghilangkan stres
pemantauan/pemeriksaan/tindakan) cukup menurun sebelum tidur
2. Kurangnya kontrol tidur 3. Keluhan pola tidur berubah Edukasi :
3. Kurangnya privasi cukup mrnurun 1. Jelaskan pentingnya tidur cukup
4. Restraint fisik 4. Keluhan istirahat tidak selama sakit
5. Ketiadaan teman tidur cukup, cukup menurun 2. Anjurkan menepati kebiasaan
6. Tidak familiar dengan peralatan tidur waktu tidur
Gejala dan tanda mayor : 3. Anjurkan menghindari
Subjektif : makanan/minuman yang
1. Mengeluh sulit tidur menganggu tidur
2. Mengeluh sering terjaga
3. Mengeluh tidak puas tidur
4. Mengeluh pola tidur berubah
5. Mengeluh istirahat tidak cukup
Objektif :
(tidak tersedia)
Gejala dan tanda minor :
Subjektif :
1. Mengeluh kemampuan beraktivitas
menurun
Objektif :
(tidak tersedia)
Kondisi klinis terkait :
1. Nyeri/kolik
2. Hipertiroidisme
3. Kecemasan
4. Penyakit paru obstruktif kronis
5. Kehamilan
6. Periode pasca partum
7. Kondisi pasca operasi

6. Defisit perawatan diri (D.0109) Perawatan diri Dukungan perawatan diri


Kategori : perilaku Kriteria hasil : Observasi :
Subkategori : kebersihan diri Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kebiasaan aktivitas
Definisi : keperawatan selama 3 x 24 jam perawatan diri sesuai usia
Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan maka masalah pola napas tidak 2. Monitor tingkat kemandirian
aktivitas perawatan diri efektif dapat teratasi dengan 3. Identifikasi kebutuhan alat bantu
Penyebab : indikator: kebersihan diri, berpakaian,
1. Gangguan muskuloskeletal berhias, dan makan
2. Gangguan neuromuskuler 1. Kemampuan mandi cukup Terapeutik :
3. Kelemahan meningkat 1. Sediakan lingkungan yang
4. Gangguan psikologis dan/atau psikotik 2. Kemampuan mengenakan terapeutik (mis. Suasana hangat,
5. Penurunan motivasi/minat pakaian cukup meningkat rileks, privasi)
Gejala dan tanda mayor : 3. Kemampuan makan 2. Siapkan keperluan pribadi (mis.
Subjektif : meningkat Parfum, sikat gigi, dan sabun
1. Menolak melakukan perawatan diri 4. Kemampuan ke toilet mandi)
Objektif : (BAB/BAK) cukup 3. Fasilitasi kemandirian, bantu
1. Tidak mampu mandi/mengenakan meningkat jika tidak mampu melakukan
pakaian/makan/ke toilet/berhias secara perawatan diri
mandiri Edukasi :
2. Minat melakukan perawatan diri 1. Anjurkan melakukan perawatan
kurang diri secara konsisten sesuai
Gejala dan tanda minor : kemampuan
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
(tidak tersedia)
Kondisi klinis terkait :
1. Stroke
2. Cedera medula spinalis
3. Depresi
4. Arthritis reumatoid
5. Retardasi mental
6. Delirium
7. Demensia
8. Gangguan amnestik
9. Skizofrenia dan gangguan psikotik lain
10. Fungsi penilaian terganggu

7. Bersihan jalan napas tidak efektif (D.0001) Bersihan jalan nafas Latihan batuk efektif
Kategori : fisiologis Kriteria hasil : Observasi :
Subkategori : respirasi Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kemampuan batuk
Definisi : keperawatan selama 3 x 24 jam 2. Monitor tanda dan gejala infeksi
Ketidakmampuan membersihkan sekret atau maka masalah pola napas tidak saluran napas
obstruksi jalan napas untuk mempertahankan efektif dapat teratasi dengan Terapeutik :
jalan napas tetap paten. indikator: 1. Atur posisi semi-fowler atau
Penyebab : fowler
Fisiologis 1. Batuk efektif cukup 2. Pasang perlak dan bengkok di
1. Spasme jalan napas meningkat pangkuan pasien
2. Hipersekresi jalan napas 2. Produksi sputum cukup 3. Buang sputum pada tempat
3. Disfungsi neuromuskuler berkurang sputum
4. Benda asing dalam jalan napas 3. Mengi cukup menurun Edukasi :
5. Adanya jalan napas buatan 4. Wheezing cukup menurun 1. Jelaskan tujuan dan prosedur
6. Sekresi yang tertahan 5. Dipsnea cukup menurun batuk efektif
7. Hiperplasia dinding jalan napas 6. Frekuensi nafas cukup 2. Anjurkan tarik napas dalam
8. Proses infeksi membaik melalui hidung selama 4 detik,
9. Respon alergi 7. Pola nafas cukup membaik ditahan selama 2 detik,
10. Efel agen farmakologis (mis. Anastesi) kemudian keluarkan dari mulut
Situasional dengan bibir mencucu
1. Merokok aktif (dibulatkan) selama 8 detik
2. Merokok pasif Kolaborasi :
3. Terpajan polutan 1. Kolaborasi pemberian mukolitik
Gejala dan tanda mayor : atau ekspektoran, jika perlu
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1. Batuk tidak efektif atau tidak mampu
batuk
2. Sputum berlebih / obstruksi di jalan
napas / mekonium di jalan napas (pada
neonatus)
3. Mengi, wheezing dan/atau ronkhi
kering
Gejala dan tanda minor :
Subjektif :
1. Dispnea
2. Sulit bicara
3. Ortopnea
Objektif :
1. Gelisah
2. Sianosis
3. Bunyi napas menurun
4. Frekuensi napas berubah
5. Pola napas berubah
Kondisi klinis terkait :
1. Gullian barre syndrome
2. Sklerosis multipel
3. Myasthenia gravis
4. Prosedur diagnostik (mis. Bronkoskopi,
transesophageal echocardiography
[TEE])
5. Depresi sistem saraf pusat
6. Cedera kepala
7. Stroke
8. Kuadriplegia
9. Sindrom aspirasi mekonium
10. Infeksi saluran napas
11. Asma

8. Koping tidak efektif (D. 0096) Status koping Dukungan pengambilan keputusan
Kategori : psikologis Kriteria hasil : Observasi :
Subkategori : integritas ego Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi persepsi mengenai
Definisi : keperawatan selama 3 x 24 jam masalah dan informasi yang
Ketidakmampuan menilai dan merespons maka masalah pola napas tidak memicu konflik
stresor dan/atau ketidakmampuan efektif dapat teratasi dengan Terapeutik :
menggunakan sumber-sumber yang ada untuk indikator: 1. Fasilitasi pengambilan
mengatasi masalah. keputusan secara kolaboratif
Penyebab : 1. Kemampuan memenuhi 2. Fasilitasi hubungan antara
1. Ketidakpercayaan terhadap peran sesuai usia cukup pasien, keluarga, dan tenaga
kemampuan diri mengatasi masalah meningkat kesehatan lainnya
2. Ketidakadekuatan sistem pendukung 2. Perilaku koping adaptif Edukasi :
3. Ketidakadekuatan strategi koping cukup mrningkat 1. Informasikan alternatif solusi
4. Ketidakteraturan atau kekacauan 3. Verbalisasi kemampuan secara jelas
lingkungan mengatasi masalah cukup 2. Berikan informasi yang diminta
5. Ketidakcukupan persiapan untuk meningkat pasien
menghadapi stresor Kolaborasi :
6. Disfungsi sistem keluarga 1. Kolaborasi dengan tenaga
7. Krisis situasional kesehatan lain dalam
8. Krisis maturasional memfasilitasi pengambilan
9. Kerentanan personalitas keputusan
10. Ketidakpastian
Gejala dan tanda mayor :
Subjektif :
1. Mengungkapkan tidak mampu
mengatasi masalah
Objektif :
1. Tidak mampu memenuhi peran yang
diharapkan (sesuai usia)
2. Menggunakan mekanisme koping yang
tidak sesuai
Gejala dan tanda minor :
Subjektif :
1. Tidak mampu memenuhi kebutuhan
dasar
2. Kekhawatiran kronis
Objektif :
1. Penyalahgunaan zat
2. Memanipulasi orang lain untuk
memenuhi keinginannya sendiri
3. Perilaku tidak asertif
4. Partisipasi sosial kurang
Kondisi klinis terkait :
1. Kondisi perawatan kritis
2. Attention deficit/hyperactivty disorder
(ADHD)
3. Gangguan perilaku
4. Oppositional defiant disorder
5. Gangguan kecemasan perpisahan
6. Delirium
7. Demensia
8. Gangguan amnestik
9. Intoksikasi zat
10. Putus zat

9. Risiko syok (D. 0039) Tingkat syok Pencegahan syok


Kategori : fisiologis Kriteria hasil : Observasi :
Subkategori : nutrisi/cairan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor status oksigenasi
Definisi : keperawatan selama 3 x 24 jam (oksimetri nadi, AGD)
Berisiko mengalami ketidakcukupan aliran maka masalah pola napas tidak 2. Monitor status cairan (masukan
darah ke jaringan tubuh, yang dapat efektif dapat teratasi dengan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
mengakibatkan disfungsi seluler yang indikator: 3. Monitor tingkat kesadaran dan
mengancam jiwa respon pupil
Faktor risiko : 1. Kekuuatan nadi cukup Terapeutik :
1. Hipoksemia membaik 1. Berikan oksigen untuk
2. Hipoksia 2. Output urine cukup mempertahankan saturasi
3. Hipotensi membaik oksigen >94%
4. Kekurangan volume cairan 3. Tingkat kesadaran cukup 2. Lakukan skin test untuk
5. Sepsis meningkat mencegah reaksi alergi
6. Sindrom respons inflamasi sistemik 4. Saturasi oksigen cukup
(systemic inflamatory response membaik Edukasi :
syndrome [SIRS]) 5. Tekanan nadi cukup 1. Jelaskan penyebab/faktor risiko
Kondisi klinis terkait : membaik syok
1. Perdarahan 6. Frekuensi nadi membaik 2. Jelaskan tanda dan gejala awal
2. Trauma multipel 7. Frekuensi nafas cukup syok
3. Pneumothoraks membaik Kolaborasi :
4. Infark miokard 1. Kolaborasi pemberian IV, jika
5. Kardiomiopati perlu
6. Cedera medula spinalis
7. Anafilaksis
8. Sepsis
9. Koagulasi intravaskuler diseminata
10. Sindrom respons inflamasi sistemik
(systemic inflamatory response
syndrome [SIRS]
)

10. Hipovolemia (D.0023) Status cairan Manajemen hipovolemia


Kategori : fisiologis Kriteria hasil : Observasi
Subkategori : nutrisi dan cairan Setelah dilakukan tindakan 1. Periksa tanda dan gejala
Definisi : keperawatan selama 3 x 24 jam hipovolemia(mis. Frekuensi nadi
Penurunan volume cairan intravaskuler, maka masalah pola napas tidak meningkat, nadi teraba lemah,
interstisiel, dan/ataunintraseluler efektif dapat teratasi dengan tekanan darah menurun, tekanan
Penyebab : indikator: nadi menyempit, turgor kulit
1. Kehilangan cairan aktif 1. Kekuautan nadi meningkat menurun,membran mukosa
2. Kegagalan mekanisme regulasi 2. Turgor kulit cukup kering, volume urine menurun,
3. Peningkatan permeabilitas kapiler meningkat hematokrit meningkat,
4. Kekurangan intake cairan 3. Output urin haus,lemah)
5. Evaporasi cukupmeningkat 2. Monitor intake dan output cairan
Gejala dan tanda mayor 4. Frekuensi nadi cukup Terapeutik
Subjektif : meningkat 1. Hitung kebutuhan cairan
(Tidak tersedia) 5. Tekanan darah cukup 2. Berkan posisi modified
Objektif : membaik trendelernburg
1. Nadi teraba lemah 6. Tekanan nadi cukup 3. Berikan asupan cairan oral
2. Tekanan darah menurun membaik Edukasi
3. Turgor kulit menurun 1. Anjurkan memperbanyak asupan
4. Membran mukosa kering cairan oral
5. Volume urine menurun 2. Anjurkanmenghindari perubahan
Gejala dan tanda minor posisi mendaak
Subjektif : Kolaborasi
1. Merasa lemah 1. Kolaborasi pemberian cairan IV
Objektif : isotonis (mis. NsCl,RL)
1. Pengisian vena menurun 2. Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis (mis. Glukosa 25%,
NaCl 0,4 %)
3. Kolaborasi pemberian cairan
koloid(mis. Albumin,
plasmanate)
4. Kolaborasi pemberian produk
darah

3.5 Implementasi Keperawatan


No DiagnosaKeperawatan Jam Implementasi Evaluasi
1. Perfusi perifer tidak efektif Subjektif:
Observasi
-
1. Memeriksa sirkulasi perifer
(MIS,nadi perifer,edema,pengisian Objektif :

kapiler,warna,suhu,ankle brachial -
index).
Assesment :
2. Mengidentifikasi faktor resiko
3 X 24 gangguan sirkulasi (Mis diabetes -
,perokok,orang tua,hipertensi dan
Planning :
kadar kolestrol tinggi)
-
Terapeutik
1. Menghindari pemasangan infuse atau
pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi
2. Melakukan pencegahan infeksi
3. Melakukan perawatan kaki dan kuku
Health Education
1. Menganjurkan berhenti merokok
2. Menganjurkan berolahraga rutin
3. Menganjurkan melakukan perawatan
kulit yang tepat (mis. Melembabkan
kulit kering pada kaki).

Observasi : Subjektif : -
1. Memonitor posisi selang endotrakeal
2. pola nafas tidak efektif 3 x 24 2. Memonitor tekanan balon ETT setiap Objektif : -
4-8 jam
Assesment :-
Terapeutik
1. Mengurangi tekanan balon secara Planning :-
periodic tiap shift
2. Memasang oropharingeal airway
(OPA) untuk mencegah ETT tergigit
3. Mencegah ETT terlipat (kingking)
Health education :
1.Menjelaskan kepada pasien atau
keluarga tentang tujuan dan prosedur
pemasangan jalan nafas buatan.

S Subjektif : -
Observasi : Objektif : -
3. intoleransi aktivitas 3 x 24 1 Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang Assesment : -
mengakibatkan kelelahan Planning: -
2.Memonitor kelelahan fisik dan emosional
3.Memonitor pola dan jam tidur
Terapeutik
1.Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah
stimulus (mis,cahaya suara kunjungan)
2.Melakukan latihan rentang gerak pasif atau
aktif
3.Memberikan aktivitas distraksi yang
menenagkan
Health education :
1.Menganjurkan tirah baring

4. Defisit nutrisi Observasi : ssubjektif : -


1 Mengidentifikasi status nutrisi Objektif : -
2 Mengidentifikasi alergi dan intoleransi Assesment : -
makanan Planning: -
2 Mengidentifikasi makanan yang di sukai
4. Mengidentifikasi kalori dan jenis nutrient
Terapeutik
1.Melakukan oral hygiene sebelum makan,jika
perlu
2.Memberikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
3.Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
Health education
1.Menganjurkan posisi duduk jika mampu
2.Menganjurkan diet yang di programkan
Pathway
Terhentinya pembuatan sel
Pendarahan masif Kurang bahan baku Penghancuran eritrosit
pembuatan sel darah merah darah oleh sum-sum tulang
secara berlebihan
belakang

ANEMIA

kadar Hb menurun Penurunan jumlah eritrosit


Peredaran darah tidak lancar

Suplai O2 yang terikat pada HB Penurunan kadar Penurunan kadar hb


mengalami penurunan kejaringan nutrisi kejaringan

Kompensasi paru
Ketidakefektifan perfusi Anoreksia dan BB menurun
242 perifer
jaringan

Peningkatan frekuensi nafas


Ketidakseimbangan
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

Kesulitan bernafas

Penurunan transpor O2

Hipoksia

Ketidakefektifan Pola Nafas


BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya
hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit
dibawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).Anemia adalah
berkurangnya hingga dibawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells
(hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256). Anemia sering
di jumpai di masyarakat dan mudah di kenali (di
diagnosa ). Tanda dan gejalanya beragam, seperti pucat,
lemah, maul,dll. Pendiagnosaan anemia dapat di
tunjangdengan pemeriksaan laborat yakni adanya penurunan
kadar Hb.
1.2 Saran
Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam
kehidupan kita, maka dari itu selayaknya kita menjaga kesehatan
dari kerusakan dan penyakit. Dengancarapolahidup yang
sehatdapatmencegahpenyakit anemia,
hidupterasalebihnyamandanindahdenganmelakukanpencegahanterh
adappenyakit anemia daripadakitasudahterkenadampaknya.
Daftar Pustaka

Kang L S,. Pengobatan Vertigo dengan Akupunktur, Cermin Dunia Kedokteran


No. 144, Jakarta, 2004.
Doenges, Marilynn E, dkk, 2000, rencana asuhan keperawatan, edisi 3, EGC.
Jakarta.

Brunner dan sudarth. 1997. Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta : EGC

AMK, Drs. H Syaifuddin. 2012. AnatomiFisiologisEdisi 4. Jakarta: EGC

Herdman, t.h., danKamitsuru. s. 2015. DignosisKeperawatanEdisi 10. Jakarta:


EGC

Price, s.a, & Wilson, l.m (2012). Patofisiologi Edisi 6, Jakarta : EGC

Wilkinson,J.M & ahern, n.r. (2011). Buku diagnosis keperawatan edisi 9. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai