Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PERCOBAAN 5

PENETAPAN KADAR ASETOSAL


SECARA ALKALIMETRI

Disusun oleh :
Nur Indah Anggraini Sukma (10119140)
Nur Lailatul Musyarofah (10119141)
Nurfaizul Imam Pratama (10119142)

LABORATORIUM ANALISA OBAT DAN INSTRUMEN


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2020/2021
I. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar asetosal
dalam sampel tablet.

II. Landasan Teori


Asetosal merupakan bahan obat yang telah digunakan secara luas,
diantaranya adalah sebagai obat antipiretik, sebagai obat inflamantori dan
sebagai analgesik. Asetosal dapat dibuat dengan mereaksikan asam salisilat
dengan asetil klorida atau anhidrid asam asetat menggunakan katalisator
H2SO4 pada suhu 58-60 °C. Rumus bangun asetosal adalah sebagai berikut:

Asetosal bersifat asam sehingga untuk mengetahui konsentrasi


asetosal dapat dilakukan dengan cara titrasi dengan larutan NaOH. Gugus
asetil dalam reaksi netralisasi ini lebih sukar lepas daripada gugus karbonil
sehingga terjadi reaksi sebagai berikut:

Titrasi menggunakan indikator fenolftalein diakhiri saat terjadi


perubahan warna yang konstan selama satu menit. Jika NaOH berlebih akan
terjadi reaksi sebagai berikut:

III. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu:
1. Buret
2. Erlenmeyer
3. Gelas beker
4. Pipet volume
5. Pipet tetes
6. Mortar-stamper
7. Push ball
8. Gelas ukur
9. Statif
10. Corong
Bahan yang digunakan pada percobaan ini,yaitu :
1. Akuades
2. Sampel tablet aspirin
3. Larutan NaOH 0,1 N
4. Larutan asam oksalat 0,0503 N
5. Indikator PP 1%
6. Etanol netral

IV. CARA KERJA


A. Standardisasi larutan NaOH 0,1 N dengan asam oksalat 0,05 N
Cara kerja:
1. Pipet 10 mL H2C2O4 0,0503 N, masukkan ke dalam Erlenmeyer.
2. Tambahkan 3 tetes indikator PP 1%.
3. Menitrasinya dengan NaOH sampai larutan berubah menjadi merah
muda konstan.
4. Titrasi diulang sebanyak 3 kali.
B. Penentuan kadar asetosal
Cara Kerja:
1. Timbang satu tablet sampel yang mengandung asetosal.
2. Gerus tablet sampai halus dan homogen kemudian masuk ke dalam
Erlenmeyer.
3. Cuci mortir dan stamper dengan alkohol netral hingga bersih,
kemudian masukkan ke dalam erlenmeyer sampai volume alkohol
yang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer adalah 10 mL
4. Erlenmeyer digoyang-goyang hingga seluruh sampel larut.
5. Tambahkan 3 tetes indikator PP pada Erlenmeyer
6. Titrasi dengan NaOH hingga larutan berubah menjadi merah muda
dan bila dibiarkan selama 1 menit warnanya tetap.
7. Penetapan kadar diulang sampai 3 kali dengan tablet yang berbeda.

V. DATA HASIL PERCOBAAN


a. Standardisasi
Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum Sesudah
Memasukkan 10 mL
Bening Bening
H2C2O4
Penambahan 3 tetes
Bening Bening
indikator PP 1%
Menitrasi dengan larutan
Bening Merah muda konstan
NaOH

b. Penetapan kadar
Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum Sesudah
Memasukkan 200 mg - -
sampel obat
Penambahan 10 mL alkohol - Bening (endapan
netral oranye)
Penambahan 3 tetes Bening (endapan Bening (endapan
indikator PP 1% oranye) oranye)
Penghomogenan Bening (endapan Oranye
oranye)
Menitrasi dengan larutan Oranye Merah muda
NaOH konstan

c. Standarisasi NaOH dengan H2C2O4


Titrasi Volume Awal Volume Akhir Volume Titrasi
ke- Titrasi (mL) Titrasi (mL) (mL)
1 50 45,1 4.9
Rata-rata 4,9

Perhitungan:
(V x N)NaOH = (V x N) H2C2O4
( V x N ) H 2 C 2O 4
NNaOH =
VNaOH
= Belum diisi.

d. Penentuan kadar asetosal


Merk asetosal yang dipakai: Bodrexin
Volume Volume Volume
Titras Massa
Awal Titrasi Akhir Titrasi Titrasi
i ke- Sampel (mg)
(mL) (mL) (mL)
1 200 4,9 2 2,9
Rata-rata 2,9

Perhitungan:
Vsampel x NNaOH
[ ]
Kadar asetosal (b/b) = mL x N
x mg
M x 1000
= Belum diisi.

VI. PEMBAHASAN
Belum diisi.

VII.KESIMPULAN
Belum diisi.

Anda mungkin juga menyukai