Anda di halaman 1dari 17

BERITA ACARA BIMBINGAN PRAKTIK LAB ONLINE

PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN

AKADEMI KEBIDANAN KARTINI JAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Pada hari Rabu tanggal 20 Mei 2020

Semester 2/2020 Telah dilaksanakan Bimbingan Praktik Lab Online

Program Studi D3 Kebidanan.

Jumlah Mahasiswa Hadir : 8 Orang

Jumlah Mahasiswa Tidak Hadir :0

Dosen Pengajar : Kartika, SST


: Resusitasi dewasa & neonatus
Materi Bimbingan
(KDK II)
Waktu Pelaksanaan : 12:00-13:40 WIB
Keterangan : Kelompok 2
- Mutiara Pratiwi
- Nur Mumtahanah
- Amelia Maryestika
- Tiara Ridha Atiqah
- Faradhea Ananda Safitri
- Feni Syapitri
- Novia Puspitasari
- Novita Sari

A. INFORMASI / MATERI YANG DIBERIKAN


1. Cara melakukan resusitasi pada orang dewasa saat keadaan darurat, dan melakukan
resusitasi pada bayi baru lahir, dengan cara yang benar

B. PERTANYAAN-PERTANYAAN
Tidak ada pertanyaan
C. DOKUMENTASI

(Terlampir)

Dosen Pengajar

Kartika, SST
JOB SHEET
RESUSITASI PADA DEWASA

Mata kuliah : Asuhan Kebidanan Kehamilan


Bobot mata kuliah : Bd. 301
Semester II Prodi : DIII Kebidanan
Pokok bahasan : Resusitasi Pada Dewasa
Pembimbing : Kartika, SST
Pertemuan :

OBJEKTIF PRILAKU SISWA


Setelah mengikuti kegiatan dilahan praktik mahasiswa mampu menyiapkan peralatan dan bahan yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan antenatal care sesuai dengan prosedur.

PETUNJUK
1. Pemeriksaan antenatal care dilakukan oleh mahasiswa secara individu
2. Baca dan pelajari jobsheet yang tersedia
3. Ikutilah petunjuk instruksi
4. Tanyakan pada instruktur/pembimbing jika ada hal-hal yang kurang dimengerti
5. Bekerja dengan hati-hati

KESELAMATAN KERJA
1. Lakukan sesuai prosedur
2. Perhatikan keadaan umum pasien
3. Jaga privasi pasien, sehingga klien betul-betul merasa nyaman
4. Letakan semua peralatan pada tempat yang mudah dijangkau
5. Setiap langkah dikerjakan secara sistematis
 RESUSITASI PADA DEWASA

Langkah langkah Gambar


Persiapkan tindakan aman: 3A
1. Lingkungan
2. Penolong
1. 3. korban

Cek Respon Korban


• Guncangkan/ tepuk keuda bahu
korban
• Tanyakan “Apakah anda baik –
baik saja?”
2

Minta Bantuan
Minta tolong untuk panggilkan tim
emergency dan dekatkan alat –
alat emergency (AED/
3. Defibrilator) (Jika alat tersedia)
Cek Sirkulasi dan pernafasan
•Cek nadi dan pernafasan secara
bersamaan
•Jika pernafasan tidak normal atau
megap – megap segera lakukan
4. kompresi 100 - 120 x/ menit

Aktifkan AED/ Defibrilator


(Jika alat tersedia)
•Segera aktifkan AED/ atau alat
5. bantu emergency dilakukan
sendiri atau berdua
Lakukan kompresi dada 30 : 2
(Tekan dengan kuat dan tekan
dengan cepat)
•Kompresi dada dilakukan dengan 2
tangan (satu tangan bertumpu
diatas tangan yang lain), pangkal
telapak tangan ditengah sternum
•Kompresi dada kecepatan 100 -
120 x/menit
•Waktu 15 detik s.d 18 detik
(Pemberian 30 kali kompresi)
6. •Kedalaman kompresi dada minimal
5 cm dan tidak lebih dari 6 cm
•Memberikan kesempatan dada
mengembang penuhtidak
menghentikan kompresi lebih
dari 5 detik untuk tujuan apapun
•Untuk penolong yang tidak terlatih
hanya melakukan hands CPR
(Kompresi dada sampai datang
tim medis)

Ventilasi (nafas buatan) 2 kali


•Memberikan nafas buatan dengan
alat bantu ventilasi / BVM
•Memberikan tiupan nafas 1 detik
sampai terlihat dada
mengembang
•Memberikan kesempatan udara
7. keluar
•Memberikan kesempatanventilasi
hanya 2x dan segera lanjutkan
kompresi dada

Evaluasi
• Setiap 2 menit atau siklus
• Cek NAdi dan pernafasan secara
bersamaan
8. • Ulangi cpr, gunakan AED/
Defibrilator jika diperlukan
sampai tim penolong datang
Posisikan kesalah satu sisi tubuh
(Posisi sisi mantap)
• Bila pasien sudah bernafas normal
posisikan pasien pada posisi sisi
9. miring mantap

JOB SHEET
RESUSITASI PADA NEONATUS

Mata kuliah : Asuhan Kebidanan Kehamilan


Bobot mata kuliah : Bd. 301
Semester II Prodi : DIII Kebidanan
Pokok bahasan : Resusitasi Pada Neonatus
Pembimbing : Kartika, SST
Pertemuan :
OBJEKTIF PRILAKU SISWA
Setelah mengikuti kegiatan dilahan praktik mahasiswa mampu menyiapkan peralatan dan bahan yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan antenatal care sesuai dengan prosedur.

PETUNJUK
1. Pemeriksaan antenatal care dilakukan oleh mahasiswa secara individu
2. Baca dan pelajari jobsheet yang tersedia
3. Ikutilah petunjuk instruksi
4. Tanyakan pada instruktur/pembimbing jika ada hal-hal yang kurang dimengerti
5. Bekerja dengan hati-hati

KESELAMATAN KERJA
1. Lakukan sesuai prosedur
2. Perhatikan keadaan umum pasien
3. Jaga privasi pasien, sehingga klien betul-betul merasa nyaman
4. Letakan semua peralatan pada tempat yang mudah dijangkau
5. Setiap langkah dikerjakan secara sistematis.

 RESUSITASI PADA NEONATUS

LANGKAH LANGKAH GAMBAR


1.
Memperkenalkan diri pada pasien

2. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan


resusitasi pada bayi baru lahir
3. Menjaga privacy

Persiapan
4. Perlengkapan resusitasi harus selalu
tersedia dan siap digunakan pada setiap
persalinan. Penolong telah mencuci tangan
dan mengenakan sarung tangan DTT/steril.
Persiapan lainnya adalah sebagai berikut :

5. Antisipasi bayi baru lahir dengan asfiksia


(lihat kondisi ibu dengan risiko tinggi asfiksia
pada bayi)
a.Tempat resusitasi datar, rata, bersih, kering
dan hangat.
b.Handuk atau kain bersih dan kering
(2) untuk mengeringkan dan menutup tubuh
dan kepala bayi dan handuk atau kain kecil
(1) untuk ganjal bahu
c. Alat penghisap lendir
• Bola karet bersih dan kering
• Penghisap DeLee DTT/steril
d. Alat penghantar udara/oksigen
• Tabung sungkup untuk bayi cukup
bulan atau prematur. Sungkup dengan
bantalan karet atau udara
• Balon sungkup dengan katup pengatur
tekanan
e. Lampu 60 watt dengan jarak dari lampu ke
bayi sekitar 60cm

Penilaian Bayi Baru Lahir


6. .Lakukan penilaian (selintas) :

a. Apakah bayi menangis kuat dan/atau


bernapas tanpa kesulitan?

b. Apakah bayi bergerak dengan aktif?


Bila salah satu jawaban adalah "TIDAK",
lanjutkan ke langkah resusitasi pada asfiksia
bayi baru lahir

LANGKAH AWAL

7. 1. Hangatkan bayi

2. Atur Posisi bayi

3. Hisap Lendir dari jalan nafas

4. Keringkan bayi (dengan sedikit tekanan)

5. Mereposisikan kepala bayi

6. Penilaian detak jantung bayi

a. Bila menangis kuat atau bernapas spontan


dan detak jantung bayi >100 kali/ menit,
lakukan Asuhan Bayi Baru Lahir Normal

b. Bila tetap tidak bernapas/megap-megap


dan detak Jantung bayi < 100 kali/ menit
maka lakukan ventilasi tekanan positif

PERSIAPAN VENTILASI
8. 1. Indikasi VTP:

Bila telah dilakukan langkah awal, setelah


dinilai bayi belum menangis, bernafas tetapi
megap – megap dan kulit biru detak
Jantung bayi < 100 kali/ menit
2. Persiapan pasien

a. Atur posisi bayi seperti saat langkah awal


dan buka bagian dada agar dapat
diobservasi

b. Menjaga kehangatan bayi

3. Menyiapkan alat dan memeriksa fungsi


balon dan sungkup

4. Memasang sungkup resusitasi yang telah


dihubungkan dengan sumber oksigen/
udara kamar

9.
1.Posisi penolong berdiri di dekat kepala bayi,
memastikan posisi bayi benar
2.Balon dipegang dengan tangan kanan dan
sungkup di tangan kiri (bila tidak kidal), posisi
balon tidak menghalangi pandangan untuk
mengobservasi pergerakan dada bayi
3.Sungkup menutupi hidung, mulut, dan tepi
dagu tertutup tepat dengan pinggiran
sungkup, tidak menutupi/ mengenai mata,
sungkup diletakkan di muka bayi dengan
menggunakan cara ibu jari dan telunjuk dan/
jari tengah melingkari hampir seluruh bagian
sungkup.
4.Melakukan Ventilasi Percobaan sebanyak 2x
untuk melihat:
a.Kebocoran tempat lekatan
b.Lekatan sungkup sudah benar
c.Dada bayi berhasil mengembang
Jangan menekan habis balon untuk
mengembangkan paru – paru bayi, karena
volume paru – paru bayi hanya sebagian kecil
dari volume balon
KOMPRESI DADA

1 1. lakukan ventilasi definitif dengan jalan


10. meniupkan udara dengan frekuensi 20 kali
. dalam waktu 30 detik. Nilai hasil ventilasi
(pernapasan setiap 30 detik)
2.Lakukan penilaian ventilasi dan lanjutan
tindakan :
a. Jika setelah 30 detik pertama bayi menangis
kuat dan bergerak aktif maka selimuti bayi
dan serahkan pada ibunya untuk menjaga
kehangatan tubuh dan inisiasi menyusu dini
b. Jika setelah 30 detik pertama bayi belum
bernapas spontan atau megap-megap maka
lanjutkan tindakan ventilasi

INDIKASI MELAKUKAN KOMPRESI DADA


Indikasi melakukan kompresi dada:
11. Bila setelah 30 detik melakukan VTP dengan
oksigen 100%, Frekuensi jantung bayi kurang
dari 60 kali/ menit

 PERSIAPAN PASIEN
1.Posisi saat melakukan kompresi dada:
Pelaksana menghadap ke dada bayi dengan
kedua tanganya dalam posisi yang benar
2.Lokasi untuk melakukan kompresi dada
Kompresi dilakukan di 1/3 bagian bawah
tulang dada dengan cara menyelusuri lengkung
tulang iga dengan jari sampai menemukan
sifoid. Lalu tempatkan jari – jari sedikit diatas
sifoid. Hati – hati jangan sampai menekan
12. prosesus sifoideus

CARA MELAKUKAN KOMPRESI DADA


13. 1. Cara/ teknik menggunakan kedua ibu jari
a. Kedua tangan melingkari dada bayi bagian
lateral, tempatkan kedua ibu jari di tulang
dada di lokasi kompresi, sedangkan jari –
jari lainnya diletakkan di punggung bayi.
b. Kedua ibu jari diletakkan berdampingan
(Untuk bayi kecil ibu jari yang satu
diletakkan diatas ibu jari yang lain)
2. Cara atau teknik menggunakan 2 jari
a. Ujung – ujung jari tengah dan jari telunjuk
salah satu tangan digunakan untuk kompresi
dada
b. Letakkan kedua jari tersebut tegak lurus
tulang dada di lokasi kompresi. Kompresi
hanya dilakukan dengan ujung – ujung jari
tsb
c. Jari – jari tangan lain diletakkan dan
menopang punggung bayi agar penekanan
jantung bayi di antara tulang dada dan
tulang belakang lebih efektif.
Selain itu jari – jari yang menopang bahu/
bagian belakang bayi dapat merasakan
tekanan dan dalamnya kompresi

3. Kedalaman kompresi dada


Dengan posisi jari – jari dan tangan yang benar,
gunakan tekanan yang cukup untuk
menekan tulang dada kira – kira sedalam
1/3 diameter anteropsterior, kemudian
tekanan dilepaskan untuk memungkinkan
pengisian jantung. Yang dimaksudkan
dengan 1 kompresi dada adalah tekanan
kebawah dan pembebasan tekanan

4. Kecepatan kompresi dada


a. Rasio komprsi dada dan ventilasi per menit
ialah 90 kompresi dan 30 ventilasi (rasio 3 :
1). Dengan demikain dilakukan 3 kompresi
dada per 11/2 detik dan 1 ventilasi per ½
detik
b. Ibu jari/ ujung – ujung jari harus tetap
kontak dengan tempat komprsi dada selama
prosedur dilakukan, baik saat penekanan
maupun saat melepaskan penekanan.
Jika ibu jari atau ujung – ujung jari diangkat
dari tulang dada, maka:
1. Membuang waktu untuk melokalisasi
kembali daerah penekanan
2. Kehilangan kontrol dalamnya penekanan
3. Dapat menekan daerah lain yang salah dan
menyebabkan cedera pada dada atau organ
lain.

5. Menjaga konsistensi
Yang terpenting ialah menjaga agar dalam dan
kecepatan penekanan tetap konsisten untuk
memastikan sirkulasi yang cukup. Setiap
interupsi penekanan akan menyebabkan
penurunan tekanan darahkarena peredaran
darah berhenti
6. Mengontrol efektivitas
Untuk mengetahui apakah darah mengalir
secara efektif, nadi harus di kontrol secara
periodik dengan meraba nadi misalnya di
tali pusat, karotis, brakialis, dan femoralis
7. Evaluasi Frekuensi denyut jantung bayi
a. Pada awal, setelah 30 detik tindakan
kompresi dada frekuensi denyut jantung
bayi harusdikontrol, oleh karena setelah
frekuensi denyut jantung mencapai 60x/
menit atau lebih, tindakan kompresi dada
dihentikan
b. Frekuensi denyut jantung bayi atau nadi di
kontrol tidak lebih dari 6 detik
c. Apabila menggunakan stetoskop, ventilasi
harus dihentikan sementara sementara pada
saat menilai frekuensi denyut jantung bayi
agar suara nafas tidak mengaburkan denyut
jantung
d. Pada resusitasi kardiopulmonal yang lama,
pemantauan frekuensi denyut jantung bayi
dapat dikurangi

8. Membuat keputusan untuk melakukan


langkah berikutnya:
a. Menghentikan komprsi dada karena denyut
jantung bayi > 60 kali/ menit, menerukan
VTP saja
b. Meneruskan kompresi dada dan VTP bila
denyut jantung < 60 kali/ menit
c. Memberi obat – obatan
Epinefrin
1. Frekuensi jantung kurang dari 60x/menit
setelah dilakukan VTP dan kompresi dada
secara terkoordinasi selama 30 detik
2. Epinefrin tidak boleh diberikan sebelum
melakukan ventilasi adekuat karena
epinefrin akan meningkatkan beban dan
konsumsi oksigen otot jantung
3. Dosis yang diberikan 0,1 - 0,3 ml/ kgBB
larutan
1:10.000 (setara dengan 0,01-0,03 mg/ kgBB)
intravena

9. Keputusan mengentikan resusitasi neonatus


Resusitasi kardiopulmonal dihentikan bila
setelah 10 – 15 menit (prioritas 15 Menit)
melakukan tindakan resusitasi dengan benar,
tetap tidak ada denyut jantung.
10. Membuat catatan rekam medik/ catatan
resusitasi
11. Pencegahan infeksi pasca tindakan
TEKNIK
1. Teruji melakukan tindakan sistematis
2. Teruji melakukan tindakan teliti
3. Teruji melakukan tindakan hati - hati
14. 4. Teruji menjaga kehangatan bayi
PENERAPAN
Mahasiswa mampu mempraktikan pemeriksaan antenatal care dibawah bimbingan.

EVALUASI
1. Mahasiswa dapat melakukan persiapan dengan baik
2. Mahasiswa dapat melakukan langkah-langkah pemeriksaan antenatal care secara urut sesuai job sheet
3. Mahasiswa dinilai oleh pembimbing dalam melakukan antenatal care la dengan menggunakan daftar tilik

Berikut link video resusitasi dewasa dan neonatus :


1. Resusitasi dewasa
https://drive.google.com/file/d/1DkqLls0JY9_43KXusUHjLEA1S8lc8KXz/view?usp=drivesdk

2. Resusitasi neonatus
https://drive.google.com/file/d/1DM5WTA1OqP1V3t2LrxaAwfjiSHJDDeBV/view?usp=drivesdk
Absen bimbingan pertama

Absen bimbingan akhir


Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai