Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DEGAN

STEMI ANTERIOR DI RUANG AVERAGE CARE


RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH
DARAH HARAPAN KITA JAKARTA

OLEH PEER GROUP


SAADIAH
HUNA NUR KAMILA
PUTRA
VILNA
WIDA SRI

NOVEMBER 2019
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. IDENTITAS
Nama : Tn. “MF”
MR : 2019467495
Diagnosa medis : Cardiac arrest survivor.c. VT unstable dan PEA. Shock
kardiogenic e.c. STEMI anterior, STEMI anterior onset 7 jam
Killip III Timi 6/14, post PPCI 1 DES LAD pada CD3VD, DM
type 2 dd hiperglikemia reaktif, susp. CAP.
Ruang : Average care GP II lt. 3.

B. PENGKAJIAN
1. Riwayat kesehatan sekarang: tanggal 22 September 2019, jam 14.35. Pasien
merupakan rujukan dari RS Sari Asih dengan STEMI anterolateral. Keluhan sesak
napas tiba tiba dirasakan pada jam 01.00 saat sedang rebahan, disertai dengan
keringat dingin hingga membasahi baju, tidak ada mual dan muntah, sesak
sebelumnya tdk ada, demam dan batuk juga tidak ada. Nyeri dada dirasakan
seperti ditindih batu tembus ke punggung, saat jam 01.30 dirasakan nyeri dengan
skala VAS 9/10. Pasien dibawa ke RS Sari Asih Ciledug dan diberikan obat di
bawah lidah dan obat pengencer darah, dan dikatakan serangan jantung, lalu
dirujuk ke RSJPDHK. Pasien baru di RSJPDHK. Pasien dibawa kecath lab untuk
dilakukan PCI, pasien tiba-tiba bradikardia, diberikan SA 2 ampul, lalu HR
80x/mnt, kemudian VT auto convert, diberikan vascon, direncanakan intubasi,
lalu kembali bradikardia, PEA, dilakukan RJP 10 mnt, dan ROSC, irama SR. TD:
60/40 mmHg, saat akan dilakukan PCI, irama VT unstable, kardioversi 100 joule,
lalu asistol, RJP 15 mnt, lalu ROSC, dan dilakukan stenting, kemudian pindah
ICVCU, TD: 89/45 mmHg, N: 113x/mnt, RR: 14x/mnt. Sat O2: 84% s.d. 90%.
Pada tanggal 3/10/2019, pindah ke Average care. Pasien tidak mengatakan nyeri
dada lagi.
2. Riwayat kesehatan dahulu: pasien belum pernah merasakan sakit yang sama
seperti yang dirasakan sekarang.
3. Faktor resiko: hipertensi tdk ada. Perokok berat ada. Riwayat keuarga ada yang
meninggal tiba tiba. DM type 2 ada.
4. Riwayat kesehatan keluarga: keluarga ada yang meninggal tiba tiba diduga karena
serangan jantung.
5. Pengkajian fisik (dilakukan di Average care)
a. Kesadaran: composmentis.
b. Tanda-tanda vital: tekanan darah: 87/38 mmHg, N: 121x/mnt, irama tertur,
kekuatan nadi: kuat, Suhu: 36,5 derajat celcius, Saturasi O2: 100%,
pernapasan: 14x/mnt.
c. Kepala: bentuk simetris, rambut lebat dan hitam, mata tidak anemis, tidak
ikterik, pandangan masih jelas, hidung simetris. Gigi geligi lengkap, gigi
berlubang ada.
d. Leher: leher simetris, tidak ada peningkatan JVP, reflek menelan baik,
e. Dada: simetris, pergerakan dada simetris, sesak napas tidak ada, suara napas:
vesikuler, pola napas: normal.
f. Abdomen: teraba supel, timpani tidak ada, peristaltic normal 10x/mnt. Hepar
tidak teraba.
g. Ekstremitas: suhu kulit agak dingin, turgor kulit elastis, tidak ada luka tekan.

6. Pemeriksaan Penunjang:
a. Hasil echo di ICVCU: EDD: 47, ESD: 36, EF: 25%, Tapse: 1,7 cm, MR mild,
PE minimal, akinetik di mid dan apical anterior dan mid anteroseptal.
b. Hasil lab: tgl 22/9/2019: Hb: 13, Ht: 40, leukosit: 15910, trombosit: 235, NT
pro BNP: 1932, Ur: 29,6, Cr: 1,4, eGFR: 59, Na: 132, K: 4, Cl: 102, Ca Tot:
2,63, Mg: 1,7, CRP: 12.
c. Hasil EKG:
tgl 22/9/2019: Sinus rhytm, HR: 118x/mnt, axis RAD, P wave normal, PR
interval 0,16 dtk, QRS dur 0,09 dtk, Q dan ST elevasi V2-V3, ST elevasi V4-
V5.
Tgl 3/10/2019: NSR HR: 98x/mnt, ST elevasi V2-V3 involusi dibandingkan
dengan EKG tgl 22/9/2019. Demikian juga pada V4-V5 St dalam garis
isoelektris. Sudah terbentuk Q wave pada V2-V3, V4-V5.
d. Hasil rontgen: CTR 49%, segmen aorta normal, segmen pulmonal menonjol,
apex downward, kongesti ada, infiltrate ada.
e. Hasil DI INB: LM: normal, LAD stenosis 80% di mid, LCx diffuse lesion
proximal-distal dengan subtotal oklusi di distal setelah cabang OM1. RCA
diffuse lesion mid-distal dengan maksimal stenosis 90% di mid, 80% distal.
Kesimpulan: STEMI anterior onset 7 jam Killip IIIpada CAD 3 VD, post PPCI
1 DES LAD. Riwayat cardiac arrest durante PCI.

7. Terapi medis: saat dirawat: loading aspilet 320 mg, loading clopidogrel 600mg,
aspilet 1x80 mg, CPG 1x75mg, captopril 3x12,5mg, simvastatin 1x20mg,
dobutamin drip 3mcg/kgBB/mnt, drip KCl 25 meq, insulin drip (s.d. tgl
2/10/2019), Lasix 2x20mg iv, lovenox 2x0,6ml (6x pemberian, stop tgl
2/10/2019), lactulac 1xC1, allopurinol 2x300mg, haloperidol 0,5 mg k/p,
levofloxacin 1x750mg (s.d. tgl 2/10.2019), meropenenm 3x2gram (s.d. tgl
3/10/2019), pantoprazole 2x40mg, novorapid 3x6 unit, lantus1x18 unit.
Saat rawat jalan: aspilet 1x80 mg, clopidogrel 1x75 mg, ramipril 1x5 mg, concor
1x1,25 mg, simvastatin 1x20 mg, metformin 3x500 mg, glimepirirde 1x1 mg,
lantus 1x 18 unit.
8. Status fungsional: mandiri, dengan skor: 85
9. Kebutuhan komunikasi dan edukasi: fungsi bicara baik, bahas seahri hari bahasa
Indonesia, tidak ada hambatan edukasi. Edukasi yang dibutuhkan: obat oobatan
alat bantu medis, rehabilitasi, manajemen nyeri, nutrisi.
10. Psiko-sosial- ekonomi-spiritual: reaksi psikologis tenang, status mental: sadar dan
orientasi penuh, tidak memerlkan pelayanan rohani, keluarga yang terdekat istri
dan anak, perlu dukungan motivasi.
11. Skrining perencanaan pasien pulang: ada, dengan kriteria: pasien mengkonsumsi
obat antkoagulan, pasien mendapatkan lebih dari 5 jenis obat, pasien dengan
diagnose medis komplek ACS dan DM.
12. Skrining populasi khusus: tidak ada kriteria yang ditemukan.
C. ANALISA DATA
Tanggal Data Masalah keperawatan
jam
3/10/201 DS: pasien mengatakan bab warna kuning, Risiko perdarahan
9 pipis warna kuning bening.
Jam DO: tidak ditemukan tanda tanda
07.00 perdarahan, pasien mendapatkan terapi
Lovenox 2x0,6 ml, clopidogrel 1x75 mg,
aspilet 1x 80 mg.
3/10/201 DS: pasien mengatakan gula darahnya Ketidakstabilan kadar
9 masih tinggi glukosa darah
Jam DO: GDS masih belum terkontrol, pasien
07.00 mendapatkan terapi insulin injeksi
Novorapid 2x6 unit, Lantus 1x18 unit,
Metformin 3x500 mg.
3/10/201 DS: pasien mengatakan kadang masih Risiko penurunan curah
9 cepet lelah saat aktifitas. jantung
Jam DO: hasil echo: EDD: 47, ESD: 36, EF:
07.00 25%. MR mild, akinetik di mid dan apical,
anterior dan mid anteroseptal.
3/10/201 DS: pasien mengatakan masih mudah lelah Intoleransi aktifitas
9 setelah aktifitas agak berat, seperti ke
Jam kamar mandi.
07.00 DO: pasien tampak kelelahan setelah dari
kamar mandi untuk BAB atau mandi.
N: setelah aktifitas 90-110x/mnt.

D. PRIORITAS MASALAH
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah
2. Intoleransi aktifitas
3. Risiko perdarahan
4. Risiko penurunan curah jantung
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tanggal Masalah Intervensi keperawatan
Jam keperawatan
3/10/201 Ketidakstabilan 1. Monitor kadar glukosa darah sesuai
9 kadar glukosa indikasi
07.00 darah 2. monitor tanda hiperglikemia (ketonuria,
kelemahan, lethargia, malaise, pandangan
kabur, atau sakit kepala) atau
hipoglikemia (gemetar, sempoyongan,
berkeringat, jantung berdebar, cemas,
kepala terasa ringan, pucat, lapar,
mengantuk, kelemahan, pusing, pingsan,
paresthesia, bingung, koma)
3. monitor status cairan, meliputi intake dan
output
4. monitor akses iv sesuai kebutuhan
5. identifikasi penyebab kemuungkinan
hiperglikemia atau hipoglikemia
6. berikan cairan iv sesuai kebutuhan, bantu
ambulasi jika terdaopat hipotensi
ortostatik
7. antisipasi situasi dimana aka nada
kebutuhan peningkatan insulin batasi
katifitas ketika kadar glukosa darah lebih
dari 250 mg/dl
8. berikan bantuan untuk penyesuaian
regimen pengobatan untuk mencegah aau
merawat hiperglikemia sesuai indikasi
9. perhatiksn kepatenen jalan napas
10. kaji ulang kejadian sebelum terjadinya
hipoglikemia/hiperglikemia
11. modifikasi target kadar glukosa darah
12. berikan umpan balik atas kepatuhan
manajemen diri pasien untuk mengatasi
hipoglikemia/hiperglikemia
13. dorong pematauan mandiri kadar glukosa
darah
14. bantu pasien dalam menginterpretasi
kadar glukosa darah
15. insruksikan pada pasien dan keluarga
menegnai manajemen dibetes selama
periode sakit, termasuk penggunaan
insulin dan atau OHO
16. bantu penyesuaian regimen pengobatan
untuk mencegah hiperglikemia atau
hipoglikemia
17. instruksiksan pada pasien dan orang
terdekat untuk mengenal gejala dan tanda
hiperglikemia/hipoglikemia
18. instruksikan pada pasien untuk patuh
terhadap diitnya, terapi insulin, dan
melakukan olahraga
19. berikan insulin sesuai kolaborasi
20. konsultasikan dengan dokter tanda dan
gejla hiperglkemia yang menetap dan
memburuk
21. fasilitasi kepatuhan trhadap diit dan
latihan
22. berikan sumber karbohidrat kompleks
sesuai indikasi
23. kolaborasi dengan pasien dan tim
perawatan jika diperlukan perubahan
dosisi insulin
24. Teridentifikasi respon pasien terhadap
keberhasilan terapi insulin maupun terapi
komplementer
25. Teridentifikasi factor yang memperberat,
pengetahuan, pengaruh budaya, terhadap
ketidakstabilan kadar glukosa darah

3/10/201 Intoleransi aktifitas 1. Kaji dan observasi respon pasien terhadap


9 aktifitas
07.00 2. Rencanakan periode istirahat diantara
program aktifitas
3. Motivasi intake nutrisi adekuat
4. Ajarkan tehnik ROM aktif dan pasif
5. Bantu dalam pemenuhan perawatan diri
6. Berikan terapi oksigen sesuai kolaborasi
7. Berikan tehnik manajemen nyeri
8. Dukung dan motivasi pasien untuk
aktifitas mandiri

3/10/201 Risiko penurunan 1. Monitor tingkat kesadaran


9 curah jantung 2. Observasi hemodinamik dan keluhan
07.00 pasien
3. Ukur dan monitor intake dan output
Ciaran per 24 jam
4. Batasi aktifitas sesuai kemapuan
5. Bantu pemenuhan kebutuhan sehari hari
sesuai kebutuhan
6. Berikan oksigen sesuai kolaborasi

3/10/201 Risiko perdarahan 1. Observasi tanda tanda perdarahan


9 2. Observasi warna sputum, urine dan faeces
07.00 pasien
3. Observasi adanya tanda tenda perdarahan
pada bawah kulit dan pada area
pemasangan iv cateter
4. Anjurkan pasien untuk memenuhu intake
nutrisi dan cairan peroral secara adekuat
5. Ingatkan pasien untuk berhati hati saat
menggosok gigi

F. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Tanggal/ja Implementasi Evaluasi
m keperawatan

G. EVALUASI
Evaluasi hasil dilakukan pada saat pasien akan pulang tgl 7/10/2019
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah: teratasi, ditandai dengan: pasien memiliki kadar
gula yang terkontrol dengan obat insulin injeksi, dan OHO
2. Intoleransi aktifitas: teratasi, ditandai dengan: pasien sudah mampu beraktifitas
mandiri untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari hari
3. Risiko penuruna curah jantung: teratasi, ditandai dengan: pasien mampu melkukan
kegoatan sehari hari dan dengan tanda vital yang stabil
4. Risiko perdarahan: teratasi, ditandai dengan: urine berawarna kuning jernih, faeses
warna kuning, integument dalam batas normal, gusi normal
Referensi

Nursing Intervention Classification (NIC), edisi bahasa Indonesia, Gloria M. Bulechek,


Howard K. Butcher, etc, alih bahasa: Intansari Nurjanah, Roxsana Devi Tumanggor,
2013.
Nursing Outcomes Classification (NOC), edisi bahasa Indonesia, Sue Moorhead, Marion
Johnson, Meridean L. Maas, Elizabeth Swanson, alih bahasa: Intansari Nurjanah,
Rxsana Devi Tumanggor, 2013.

SDKI, PPNI, tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017.

Anda mungkin juga menyukai