Anda di halaman 1dari 19

BAB 3

PROSEDUR KERJA

3.1 Bahan Praktikum


Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kerja bangku ini adalah:
1. Benda Kerja 1
Benda kerja 1 yaitu hasil proses milling yang memiliki panjang 53,1 mm,
lebar 50 mm, dengan diameter lubang 5,2 mm, 7 mm, dan 9 mm. Benda
kerja 1 dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Benda Kerja 1


2. Benda Kerja 2
Benda kerja pertama yang digunakan adalah roda gigi hasil proses frais
yang memiliki diameter chamfer 46,9 mm, diameter luar 53.0 mm, diameter
lubang 12,0 mm, dan ketebalan 16,2 mm. Benda kerja 2 dapat dilihat pada
Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Benda Kerja 2

10
11

3. Benda Kerja 3
Benda kerja 3 yaitu hasil proses sekrap yang memiliki panjang sisi atas 52
mm, panjang sisi bawah 86 mm, tinggi sisi depan 8 mm, tinggi sisi belakang
15 mm, dan panjang bidang mring 35 mm. Benda kerja 3 dapat dilihat pada
Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Benda Kerja 3

3.2 Peralatan
Peralatan-peralatan yang digunakan selama praktikum kerja bangku berlangsung
antara lain:
1. Kikir
Kikir pada praktikum ini digunakan untuk meratakan atau menghaluskan
permukaan benda kerja yang tidak rata sehingga benda kerja dapat
terlihat lebih rata dan halus. Kikir dapat dilihat pada Gambar 3.4 di
bawah ini.

Gambar 3.4 Kikir


2. Jangka Sorong
12

Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya mencapai seperseratus


milimeter. Dalam praktikum ini, jangka sorong berfungsi untuk
mengukur dimensi benda kerja 1, 2, dan 3 sebelum dan sesudah melewati
proses kerja bangku. Jangka sorong dapat dilihat pada Gambar 3.5 di
bawah ini.

Gambar 3.5 Jangka Sorong


3. Ragum
Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja agar tidak bergeser atau
bergerak selama dilakukan proses pengikiran pada benda kerja 1 dan
pembuatan ulir pada benda kerja 2 dan 3. Ragum harus dikunci dengan
kuat agar benda kerja tidak bergerak selama proses pengerjaan
berlangsung. Ragum dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 Ragum

4. Mata Tap
13

Tap digunakan untuk membuat ulir pada benda kerja 1 dan 3. Berikut
adalah jenis mata tap yang digunakan yaitu:
a) Mata Tap M10x1.5
Tap ini digunakan untuk membuat ulir pada benda kerja 1 dan 3. Pada
benda kerja 1, ulir dibuat pada lubang yang ada di tengah benda kerja.
Sedangkan pada benda kerja 3, ulir dibuat pada lubang yang telah
dibuat pada proses pengeboran.
b) Mata Tap M8x1.25
Tap ini digunakan untuk membuat ulir pada lubang yang berada di
setiap sudut benda kerja.
c) Mata Tap M6x1.0
Tap ukuran ini digunakan untuk membuat ulir pada dua lubang yang
posisinya sejajar dengan lubang tengah benda kerja.
Mata Tap dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Mata Tap


5. Tap Holder
Tap holder digunakan untuk menjepit tap pada saat proses pembuatan
ulir. Tap dijepitkan pada lubang bagian tengah tap holder, lalu
dikencangkan dengan cara memutar bagian ujung dari tap holder. Tap
harus terjepit dengan kencang agar pada saat diputar, tap tidak bergerak-
gerak ataupun menyangkut pada benda kerja.

Tap holder dapat dilihat pada Gambar 3.8 di bawah ini.


14

Gambar 3.8 Tap Holder


6. Penggores
Penggores dalam praktikum ini berfungsi untuk memberikan tanda garis
pada permukaan benda kerja sebelum berlanjut ke proses penitikan.
Proses penggoresan akan dibantu dengan mistar siku untuk
menggambarkan garis-garis diagonal kemudian dari perpotongan garis
tersebut digambarkanlah titik dengan penitik sebagai penanda bagian
tersebutlah yang akan dilubangkan dengan mesin bor. Penggores dapat
dilihat pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Penggores


7. Penggaris Siku
Penggaris siku digunakan pada saat pemberian tanda garis oleh
penggores. Jika tidak menggunakan penggaris maka garis perpotongan
yang dibuat tidak akan simetris dan miring sehingga nantinya posisi
lubang yang akan dibuat dengan mesin milling akan miring.

Pengaris siku dapat dilihat pada Gambar 3.10.


15

Gambar 3.10 Penggaris Siku


8. Penitik
Penitik berfungsi untuk membuat tanda pada benda kerja sehingga pada
saat melakukan proses pelubangan dengan mesin bor, posisi mata bor
sesuai dengan posisi yang dikehendaki. Penitik digunakan dengan cara
dipukul dengan palu pada perpotongan garis yang telah dibuat pada
benda kerja. Penitik dapat dilihat pada Gambar 3.11.

Gambar 3.11 Penitik


9. Palu
Palu digunakan untuk memukul penitik pada permukaan benda kerja di
atas ragum. Penggunaan palu harus hati-hati agar tidak melukai tangan.

Palu dapat dilihat pada Gambar 3.12.


16

Gambar 3.12 Palu


10. Mesin Milling
Dalam praktikum kerja bangku ini, mesin milling digunakan untuk
membuat lubang pada benda kerja 3. Proses pelubangan ini bisa disebut
sebagai pengeboran dan alat-alat/tool yang digunakan dikenal dengan
istilah mata drill. Mesin milling dapat dilihat pada Gambar 3.13 di bawah
ini.

Gambar 3.13 Mesin Milling


11. Center Drill
Center drill berfungsi untuk memberikan tanda/pola pada benda kerja
sebelum proses pelubangan dengan mesin milling dimulai. Proses
penandaan oleh center drill ini dilakukan setelah proses penitikan. Kedua
proses ini hampir sama, perbedaannya adalah pada proses ini dilakukan
dengan menggunakan mesin milling sedangkan proses penitikan
sebelumnya dilakukan secara manual dengan menggunakan palu dan
penitik di atas ragum. Proses ini akan menghasilkan chips karena terjadi
17

gesekan antara center drill dengan benda kerja. Center drill dapat dilihat
pada Gambar 3.14.

Gambar 3.14 Center Drill


12. Kunci Chuck
Kunci chuck digunakan untuk mengencangkan atau mengendurkan chuck
sebelum proses pelubangan dimulai. Chuck berfungsi sebagai tempat
mata drill dipasang. Chuck harus dikunci dengan kuat agar mata drill
tidak terjatuh selama proses pelubangan berlangsung sehingga prosesnya
dapat berjalan dengan lancar. Gambar kunci chuck dapat dilihat pada
Gambar 3.15 di bawah ini.

Gambar 3.15 Kunci Chuck


13. Mata Drill
Lubang pada benda kerja sekrap dibuat menggunakan mata drill oleh
mesin milling. Untuk melubangi benda kerja 1, benda kerja 3 diposisikan
tepat di bawah mata drill agar posisi lubangnya sesuai dengan yang
dikehendaki. Mata drill yang digunakan dalam praktikum ini adalah yang
18

berdiameter 6 dan 9 mm. Mata drill dapat dilihat pada Gambar 3.16 di
bawah ini.

Gambar 3.16 Mata Drill


14. Coolant
Coolant atau cairan pendingin berfungsi sebagai media pendingin yang
digunakan untuk menurunkan temperatur panas benda kerja dan mata
drill pada saat proses pelubangan berlangsung. Coolant harus rutin
diberikan setiap proses pelubangan berlangsung. Coolant diperlukan agar
mata drill tidak cepat panas dan aus. Coolant dapat dilihat pada Gambar
3.17 di bawah ini.

Gambar 3.17 Coolant


15. Kuas
Kuas digunakan untuk membersihkan serpihan-serpihan besi (chips)
yang berasal dari proses pelubangan. Chips harus rutin dibersihkan
karena jika tidak chips yang dihasilkan dari gesekan antara mata drill
dengan benda kerja akan menempel pada mata drill dan lubang di benda
19

kerja sehingga akan membuat putaran mata drill terganggu. Kuas dapat
dilihat pada Gambar 3.18.

Gambar 3.18 Kuas


16. Tang
Tang digunakan untuk membantu mengunci Tap Holder agar mata tap
tidak terlepas saat proses pembuatan ulir. Tang dapat dilihat pada
Gambar 3.19.

Gambar 3.19 Tang

3.3 Prosedur Kerja


Langkah kerja yang dilakukan pada praktikum kerja bangku kali ini adalah:
20

3.3.1 Prosedur Kerja Benda Kerja 1


Proses pembuatan ulir pada benda kerja 1 terdiri dari beberapa tahap. Tahapan
tersebut dapat dilihat dalam flowchart yang terdapat pada Gambar 3.20 berikut
ini:

Gambar 3.20 Flowchart Prosedur Kerja


Adapun tahapan-tahapan pengikiran benda kerja 1 secara lebih lengkap
seperti di bawah ini:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengukur dimensi benda kerja 1 dengan jangka sorong.

Proses pengukuran benda kerja 1 dapat dilihat pada Gambar 3.21 di bawah ini.
21

Gambar 3.21 Pengukuran Benda Kerja 1


3. Meletakkan benda kerja pada ragum dan mengunci ragum dengan kuat.
4. Memasang mata mata tap ukuran M6 pada tap holder untuk membuat ulir pada
lubang yang berdiameter 5,2 mm. Mata tap harus dikunci dalam tap holder
sekencang mungkin agar mata mata tap tidak terlepas saat proses pembuatan
ulir.
5. Memulai proses pembuatan ulir dengan memutar tap holder searah jarum jam.
Mata tap harus benar-benar tegak lurus terhadap benda kerja dan tidak boleh
miring agar hasil ulir yang dibuat bagus. Apabila pemutaran sudah terasa sulit,
tap holder diputar berlawanan arah jarum jam. Proses ini dilakukan secara
terus-menerus sampai mata tap telah menembus benda kerja. Proses pembuatan
ulir dapat dilihat pada Gambar 3.22 di bawah ini.

Gambar 3.21 Pembuatan Ulir


6. Setelah kedua lubang berdiameter 5,2 mm dibuat ulir, mata tap M6 dilepas dari
tap holder dan digantikan dengan mata tap M8. Tap holder dikunci lagi dengan
kencang.
22

7. Memulai proses pembuatan ulir pada keempat lubang di masing-masing sudut


benda kerja. Proses ini sama seperti langkah kerja nomor 5.
8. Setelah keempat lubang telah dibuat ulir, mata tap M6 diganti dengan mata tap
M10. Mata tap M10 digunakan untuk membuat ulir pada lubang yang
berdiameter 9 mm.
9. Memulai proses pembuatan ulir pada lubang yang berada di tengah benda
kerja. Proses pembuatan ulir dengan Mata tap M10 dapat dilihat pada Gambar
3.22 di bawah ini.

Gambar 3.22 Pembuatan Ulir dengan Mata Tap M10


10. Mengikir permukaan benda kerja 1 yang sudah dibuat ulir sampai menjadi
halus dan dilakukan secara searah. Proses pengikiran benda kerja 1 dapat
dilihat pada Gambar 3.23 di bawah ini.

Gambar 3.23 Pengikiran Benda Kerja 1


11. Melepas benda kerja dari ragum.
12. Merapihkan alat dan bahan yang telah digunakan.
23

3.3.2 Prosedur Kerja Benda Kerja 2


Proses pembuatan ulir pada benda kerja 2 terdiri dari beberapa tahap. Tahapan
tersebut dapat dilihat dalam flowchart yang terdapat pada Gambar 3.24 berikut
ini:

Gambar 3.24 Flowchart Prosedur Kerja


Adapun tahapan-tahapan pembuatan ulir pada benda kerja 2 secara lebih
lengkap seperti di bawah ini:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
24

2. Mengukur dimensi benda kerja 2 dengan jangka sorong.


3. Meletakkan benda kerja 2 ke dalam rahang ragum dan ragum dikunci dengan
kuat agar benda kerja tidak bergerak saat dikikir. Proses peletakkan benda kerja
2 pada ragum dapat dilihat pada Gambar 3.25 di bawah ini.

Gambar 3.25 Peletakkan Benda Kerja 2


4. Memulai proses pengikiran pada permukaan benda kerja 2 dengan kikir.
Pengikiran dilakukan secara searah, bukan bolak-balik. Proses pengikiran
benda kerja 2 dapat dilihat pada Gambar 3.26 di bawah ini.

Gambar 3.26 Pengikiran Benda Kerja 2


5. Melepas benda kerja dari ragum setelah permukaan benda kerja sudah menjadi
lebih halus dan rata.
6. Merapihkan alat dan bahan yang telah dipakai.

3.3.3 Prosedur Kerja Benda Kerja 3


25

Proses pembuatan lubang pada benda kerja 3 terdiri dari beberapa tahap. Tahapan
tersebut dapat dilihat dalam flowchart yang terdapat pada Gambar 3.27 berikut
ini:

Gambar 3.27 Flowchart Prosedur Kerja


Adapun tahapan-tahapan pembuatan lubang pada benda kerja 3 secara lebih
lengkap seperti di bawah ini:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengukur dimensi benda kerja 3 dengan jangka sorong.
3. Membuat pola garis diagonal benda kerja dengan menggunakan penggores dan
mistar siku untuk menemukan titik tengah pada benda kerja.
4. Menggambar pola dengan penitik dan palu. Penitik ditempatkan tepat di atas
titik tengah yang telah dibuat dengan penggores. Penitik dipukul dengan palu
dengan hati-hati. Pembuatan pola dengan penitik bertujuan untuk
26

mempermudah melihat bagian benda kerja yang akan dibuat lubang.


Penandaan benda kerja dapat dilihat pada Gambar 3.28.

Gambar 3.28 Pembuatan Pola dengan Penitik dan Palu


5. Memasang center drill pada chuck di mesin milling dan mengencangkan chuck
dengan kunci chuck.
6. Memasang benda kerja pada ragum di mesin milling. Lalu ragum dikunci
dengan kencang agar benda kerja tidak berubah posisi selama proses
pembuatan lubang berlangsung.
7. Mengatur posisi benda kerja supaya pola yang telah dibuat tepat berada di
bawah center drill.
8. Menyalakan mesin dan memulai proses pembuatan pola dengan center drill.
Center drill digerakkan naik-turun secara perlahan. Proses pembuatan pola
oleh center drill dapat dilihat pada Gambar 3.29.

Gambar 3.29 Pembuatan Pola dengan Center Drill


9. Mematikan mesin setelah pola terbentuk.
10. Melepaskan center drill dari chuck dan diganti dengan mata drill 6. Chuck
dikunci lagi menggunakan kunci chuck dengan kuat agar mata drill tidak jatuh
27

saat proses pelubangan dilakukan. Proses pemasangan mata drill dapat dilihat
pada Gambar 3.30.

Gambar 3.30 Proses Pemasangan Mata Drill


11. Menyalakan mesin dan memulai proses pelubangan. Pembuatan lubang tidak
dalam sekali jalan, mata drill digerakkan naik-turun secara perlahan.
12. Gesekan antara mata drill dan benda kerja akan menghasilkan chips yang harus
dibersihkan.
13. Pada saat proses pelubangan berlangsung penting untuk memberikan coolant
pada mata drill dan benda kerja agar temperatur benda kerja tidak cepat panas
dan juga agar mata drill tidak cepat aus. Gambar proses pemberian coolant
dapat dilihat pada Gambar 3.31.

Gambar 3.31 Pemberian Coolant


14. Mengganti mata drill 6 dengan mata drill 9. Kemudian ulangi langkah 11
sampai 13.
15. Mematikan mesin ketika proses pelubangan telah selesai dan melepaskan
benda kerja dari ragum mesin dengan bantuan tang apabila tenperaturnya
panas.
28

16. Memasang benda kerja pada ragum meja.


17. Membuat ulir pada lubang yang terdapat pada benda kerja 3 menggunakan
mata tap M10. Proses pembuatan ulir dapat dilihat pada Gambar 3.32.

Gambar 3.32 Pembuatan Ulir dengan Mata Tap M10


18. Melepaskan benda kerja dari ragum.
19. Merapihkan alat dan bahan yang telah digunakan.

Anda mungkin juga menyukai