Anda di halaman 1dari 53

HASIL KEGIATAN PRAKTIK PROFESI NERS STASE

KEPERAWATAN DASAR PROFESI DI RUANG KAMBOJA


RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 15 – 18 APRIL 2021

Oleh :

I MADE OKA ARISTANA


209012582

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)

  A.    KONSEP DASAR PENYAKIT

1.      Definisi/Pengertian

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya

perorangan dan hygiene yang artinya sehat. Personal hygiene atau kebersihan diri

adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk

memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis. Menurut Hidayat (2008), perawatan diri

atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri sendiri yaang dilakukan

untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Kebersihan

perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan untuk

kesejahteraan fisik dan psikis (Wartonah, 2006).

Menurut Ananto (2006), memeilihara kebersihan dan kesehatan pribadi adalah salah

satu upaya pendidikan kesehatan yang diberikan kepada peserta didik disekolah atau

madrasah dan dirumah. Melalui peningkatan kebersihan dan kesehatan pribadi, kesehatannya

akan menjadi lebih baik.

Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan

mereka. Pemeliharaan higiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu,

keamanaan, dan kesehatan. Praktek hygiene sama dengan meningkatkan kesehatan (Perry

dan Potter, 2005).


Tujuan perawatan personal hygiene menurut Wartonah (2006) adalah :

a.       Meningkatkan derajat kebersihan dan kesehatan

b.      Memelihara kebersihan diri seseorang

c.       Memperbaiki personal hygiene yang kurang

d.      Pencegahan penyakit

e.       Meningkatkan percaya diri seseorang

f.       Menciptakan keindahan

Dampak yang muncul pada masalah personal hygiene menurut Wartonah (2006)

adalah:

a.       Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya

kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah

gangguan integritas kulit, gangguan mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga

serta gangguan fisik pada kuku.

b.      Dampak psikologi

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan

kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri dan

kebutuhan interaksi sosial.

2.      Epidemiologi/Insiden Kasus Gangguan Personal Hygiene


Defisit personal hygiene dapat terjadi pada setiap orang mulai dari lahir sampai mati

karena ketidakmampuan melakukan aktivitas sendiri, kurangnya pengetahuan dan

banyak faktor lain yang mempengaruhi.

3.      Etiologi/Penyebab Defisit Gangguan Personal Hygiene

Adapun penyebab terjadinya defisit gangguan personal hygiene adalah:

a.       Sakit, sehingga tidak dapat melakukan sendiri

b.      Kurangnya pengetahuan dan informasi

c.       Keterbatasan biaya

d.      Lingkungan yang tidak mendukung

e.       Tidak adanya fasilitas yang memadai

4.      Faktor Predisposisi yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Menurut hidayat (2008), pemenuhan perawatan diri di pengaruhi oleh beberapa

faktor, diantaranya budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan

terhadap perawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri.

Menurut Notoatmodjo 2007, teori yang mempengaruhi perilaku, khususnya

perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain teori Lawrence Green

(1980). Menurut Lewrence Green dalam perilaku kesehatan di pengaruhi oleh tiga

faktor yaitu :

1. Faktor predisposisi

Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai budaya

atau norma yang diyakini seseorang


2. Faktor pendukung

Yaitu faktor lingkungan yang memfasilitasi perilaku seseorang. Faktor pendukung di

sini adalah ketersediaan sumber-sumber atau fasilitas. Misalnya puskesmas, obat-

obatan, alat- alat kontrasepsi, jamban, air bersih dan sebagainya

3. Faktor pendorong atau penguat

Faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memeperoleh dukungan atau

tidak. Faktor ini terwujud dalam sikap dan perilaku. Perilaku orang lain yang

berpengaruh (tokoh masyarakat, tokoh agama, guru, petugas kesehatan, keluarga,

pemegang kekuasaan) yang dapat menjadi pendorong seseorang untuk berperilaku.

Menurut Tarwoto dan Wartinah dalam buku Kebutuhan Dasar Manusia dan

Proses Keperawatan, sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh

sejumlah faktor antara lain:

a.       Body Image

Gambaran individu terhadap dirinya sangan mempengaruhi kebersihan diri misalnya

karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli kebersihannya.

b.      Praktik Sosial

Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri sehingga kemungkinan akan

terjadi perubahan personal hygiene.

c.       Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,

shampo dan alat lainnya yang semuanya memerlukan biaya untuk membelinya.
d.      Pengetahuan

Pengetahuan mengenai personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang

baik dapat meningkatkan kesehatan.

e.       Budaya

Disebagian masyarakat jika individu sakit maka tidak boleh dimandikan.

f.       Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri

seperti pengguanaan sabun, shampo, dll.

g.      Kondisi fisik

Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu

bantuan untuk melakukannya.

Menurut Wahit Iqbal Mubarak dan Nurul Cahayati dalam buku Kebutuhan Dasar

mengatakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene yaitu:

a.       Budaya

Sejumlah mitos berkembang dimasyarakat bahwa saat individu sakit, ia tidak boleh

dimandikan karena dapat memperparah penyakitnya.

b.      Status Soial – Ekonomi

Untuk melakukan personal hygiene yang baik diperlukan sarana dan prasarana yang

memadai. Semua kebutuhan itu memerlukan biaya.

c.       Agama
Agama juga mempengaruhi keyakinan individu dalam melaksanakan kebiasaan

sehari – hari. Setiap agama pasti memerintahkan umatnya untuk menjaga kebersihan

karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini tentu akan mendorong untuk

mengingat pentingnya kebersihan diri bagi kelangsungan hidupnya.

d.      Tingkat Pengetahuan/Perkembangan Individu

Kedewasaan sesorang mempengaruhi pada kualitas diri seseorang, salah satunya

adalah pengetahuan yang baik.

e.       Status Kesehatan

Kondisi sakit/cedera akan menghambat kemampuan individu dalam melakukan

perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh pada tingkat kesehatan individu.

Individu akan semakin lemah sehingga jatuh sakit.

f.       Cacat Mental dan Jasmani

Kondisi cact dan gangguan mental yang menghambat kemampuan individu untuk

melakukan perawatan diri secara mandiri.

5.      Patofisiologi

Personal hygiene adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk memelihara

kebersihan diri. Personal hygiene dapat terganggu apabila individu sedang sakit.

Selan itu fasilitas yang kurang, kurangnya pengetahuan tentang personal hygiene

yang tepat, ekonomi yang kurang dan faktor lingkungan sekitar. Akibatnya individu

akan mrngalami defisit personal hygiene.


Apabila defisit personal hygiene individu terganggu, maka akan menimbulkan

dampak baik dilihat dari segi fisik maupun psikologis.

Dampak fisik yang mungkin muncul adalah:

a.       Gangguan integritas kulit

b.      Gangguan mukosa mulut

c.       Infeksi pada mata dan telinga

d.      Gangguan fisik pada kuku

Dampak psikologis yang mungkin muncul adalah:

a.       Kebutuhan harga diri

b.      Gangguan interaksi sosial

c.       Aktualisasi diri

d.      Gangguan rasa nyaman

e.       Kebutuhan mencintai dicintai

6.      Jenis Personal Hygiene

Jenis perawatan diri, menurut Hidayat (2008) :

a. Perawatan diri pada kulit

Kulit merupakan salah satu bagian pentingdari tubuh yang dapat melindungi tubuh

dari berbagai kuman atau trauma, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat

(cukup) dalam mempertahankan fungsinya. Kulit secara umum mempunyai berbagai

fungsi, diantaranya:
1. Melindungi tubuh dari masuknya berbagai kuman atau trauma jaringan bagian

dalam yang juga dapat menjaga keutuhan kulit.

2. Mengatur keseimbangan suhu tubuhdan membantu produksi keringat serta

penguapan.

3. Sebagai alat peraba yang dapat membantu tubuh menerima rangsangan dari luar

melalui rasa sakit, sentuhan, tekanan, atau suhu.

4. Sebagai alat ekskresi keringat melalui pengeluaran air, garam, dan nitrogen.

5. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang bertugas mencegah

pengeluaran cairan tubuh secara berlebihan.

6. Memproduksi dan menyerap vitamin D sebagai penghubung atau pemberi vitamin

D dari sinar ultraviolet matahari (Hidayat, 2008).

Hal yang dapat dilakukan untuk perawatan kulit yaitu dengan melakukan mandi.

Mandi bermanfaat untuk menghilangkan atau membersihkan bau badan, keringat dan

sel yang mati, serta merangsang sirkulasi darah, dan membuat rasa nyaman. Mandi

menggunakan sabun mandi secara rutin minimal 2 kali sehari (bila perlu lakukan lebih

sering bila kerja di tempat kotor atau banyak berkeringat). Hindari penggunaan

pakaian, handuk, selimut, sabun mandi, dan sarung secara berjamaah. Hindari

penggunaan pakaian yang lembab/basah (karena keringat/sebab lain). Gunakan obat

anti jamur kulit (bila perlu).


Mengganti pakaian dengan teratur. Minimal 1x sehari atau setelah mandi. Biasakan

mengganti pakaian sesampainya di rumah setelah pulang sekolah atau bepergian

karena pakaian dan keringat akan menempel pada pakaian setelah di pakai

beraktivitas (Haince, 2012).

b. Perawatan diri pada kuku, kaki dan tangan.

Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam

mempertahankan perawatan diri karena kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui

kuku (Hidayat, 2008). Oleh karena itu, Potong kuku 1x/mg atau saat terlihat panjang

(gunakan pemotong kuku dan setelah dipotong ujung kuku dihaluskan/dikikir)

(Haince, 2012). Masalah kuku kaki dan tangan sampai terjadi nyeri atau

ketidaknyamanan dihasilkan karena perawatan yang salah atau kurang terhadap kaki

dan tangan, seperti menggigit kuku dan pemotongan yang tidak tepat dan pemakaian

sepatu yang tidak pas (Potter, 2006)

Bersihkan tangan dan kaki sehari minimal 2x/hr atau setiap kotor. Mencuci

tangan menggunakan sabun dan air bersih mengalir. Sabun dapat membersihkan

kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun, kotoran dan kuman masih

tertinggal di tangan. Oleh karena itu biasakan cuci tangan dengan air bersih yang

mengalir dan memakai sabun agar tangan bersih dan sehat. Saat harus cuci tangan
yaitu setiap tangan kita kotor (setelah memegang uang, memegang binatang,

berkebun), setelah buang air besar atau buang air kecil, sebelum makan dan sebelum

memegang makanan.

Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan pada kaki, gunakan alas kaki yang

lembut, aman, dan nyaman. Jenis alas kaki yang dipakai dapat mempengaruhi maslah

kaki dan kuku. Sepatu yang sempit atau kurang pas dapat mnyebabkan luka kulit

tertentu dan mengganggu sirkulasi kaki. Menjaga kebersihan sepatu itu juga sangat

penting. Begitu kaki berkeringat, keringatnya akan menempel ke sepatunya, sehingga

menjadi tempat tumbuhnya bakteri yang bisa menyebabkan penyakitpenyakit di kaki.

Segera setelah pulang sekolah dan tiba di rumah, bukalah sepatunya terlebih dahulu.

Kemudian untuk menjaga sepatunya tetap bersih dengan cara mencuci, menyikat, dan

menyemirnya. Usai beraktivitas ajarkan anak untuk mencuci kakinya dan

mengeringkannya dengan baik. Cuci kaki dengan baik ketika mandi atau sebelum

pergi tidur. Keringkan dengan baik menggunakan handuk bersih. (Haince, 2012).

c. Perawatan diri pada rambut

Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta

pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi

( Hidayat, 2008).
Rambut yang bersih tak hanya menghindarkan aroma tak sedap, tetapi juga

menghindari gangguan pada kulit kepala seperti ketombe, mudah rontok atau bahkan

kutu rambut. Rambut barmanfaat mencegah infeksi daerah kepala. Kebersihan

rambut bisa membantu melancarkan sirkulasi darah pada kulit kepala. Rambut yang

bersih juga membantu mengurangi stres dan membantu jaringan metabolisme agar

tetap tumbuh dan berkembang secara normal. Kutu rambut pun tidak diberi

kesempatan untuk hidup. Karena itu, ajarkan anak untuk keramas secara teratur

minimal membersihkan rambut dua kali dalam seminggu, atau setelah berolah raga

atau banyak mengeluarkan keringat, keramas dengan menggunakan shampoo, agar

kebersihan rambut dan kulit kepala terjaga. Samphoo berfungsi membersihkan

rambut juga untuk memberikan beberapa vitamin bagi rambut sehingga rambut subur

dan berkilau. Selain itu untuk menjaga kebersihan rambut jangan lupa juga menjaga

kebersihan sisir yang dipakai. Membersihkan sisir bisa bersamaaan saat kita keramas

(Haince, 2012). Penyisiran pada rambut juga sangat penting, karena dapat mencegah

rambut menjadi kusut dan dapat membebtuk gaya rambut. Rambut dan kulit kepala

mempunyai kecenderungan kering, maka diperlukan penyisiran sehari-hari agar tidak

kusut (potter, 2006).

d. Kebersihan mulut dan gigi.

Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi dan

bibir. Hygiene mulut yang lengkap memberikan rasa sehat dan selanjutnya

menstimulasi nafsu makan (Potter, 2006).


Gigi dan mulut adalah bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya, sebab

melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Tujuan dari menjaga kebersihan

mulut dan gigi adalah supaya gigi bersih dan tidak berlubang, mulut tidak berbau,

lidah bersih, gusi tidak bengkak, bibir tidak pecah-pecah. Sehingga menyikat gigi

bertujuan untuk menghilangkan plak yang dapat menyebabkan gigi berlubang (Caries

) dan menyebabkan sakit gigi. (Hidayat, 2008).

Pentingnya menyikat gigi, agar gigi tetap dalam kondisi baik hingga usia

dewasa. Menggosok gigi secara benar dan teratur, sedikitnya 4 kali sehari, dianjurkan

setiap selesai makan dan sebelum tidur. Menggosok gigi menggunakan sikat gigi

sendiri. Sikat gigi harus diganti setiap 3 bulan sekali (Potter,2006).

Selain itu, yang penting diketahui adalah jenis makanan yang dapat merusak

gigi dan membiasakannya untuk mengonsumsi makanan yang lebih sehat. Ajak anak

untuk menghindari makan/minum yang terlalu panas/dingin dan yang terlalu asam.

Anak harus banyak mengonsumsi makanan bergizi. Orangtua perlu juga membawa

anak untuk memeriksakan kesehatan gigi dan mulut secara rutin kurang lebih 6 bulan

sekali ke puskesmas atau ke dokter gigi. Jika merasa gigi nyilu/sakit segera berobat

ke puskesmas atau dokter gigi (Haince, 2012).


e. Kebersihan diri pada mata

Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena

secara terus menerus dibersihkan oleh air mata, dan kelopak mata dan bulu mata

mencegah masuknya partikel asing. Seseorang hanya memerlukan untuk

memindahkan sekresi kering yang berkumpul pada kantus sebelah dalam atau bulu

mata. Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan

pembersihan dengan waslap pembersih yang dilembabkan kedalam air. Bersihkan

daerah mata dari arah luar ke dalam (bersihkan kotoran mata yang menempel pada

sudut kelopak mata) (Potter, 2006).

f. Kebersihan telinga dan hidung.

Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran bila subtansi

lilin atau benda asing berkumpul pada kanal telinga luar, yang mengganggu konduksi

suara. Hidung memberikan indera penciuman tetapi juga memantau temperatur dan

kelembapan udara yang dihirup serta mencegah masuknya partikel asing kedalam

sistem pernafasan (Potter, 2006).

Bersihkan telinga secara rutin (1x/1-2 mg) lakukan dengan hati-hati menggunakan

alat yang bersih dan aman. Daun telinga dibersihkan waktu mandi kemudian

dikeringkan dengan handuk atau kapas bersih (Hidayat, 2008). Tidak di perbolehkan

menggunakan alat yang tajam seperti peniti untuk membersihkan serumen yang ada

pada telinga (Potter, 2006)


Bersihkan hidung juga menggunakan kapas, sapu tangan atau tisue yang bersih.

Biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan kedalam

dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan (Potter, 2006).

Jika terdapat keluhan dengan telinga atau hidung segera periksa ke Puskesmas/ dokter

(Haince, 2012).

7.      Gejala Klinis Gangguan Personal Hygiene

Tanda – tanda:

a.       Fisik

1)      Badan bau, pakaian kotor

2)      Rambut dan kulit kotor

3)      Kuku panjang dan kotor

4)      Gigi kotor dan mulut bau

5)      Penampilan tidak rapi

b.      Psikologis

1)      Malas, tidak ada inisiatif

2)      Menarik diri

3)      Merasa rendah diri

c.       Sosial

1)      Interaksi kurang


2)      Tidak mampu berperilaku sesuai dengan norma (misalnya: cara makan berantakan

dan BAB sembarangan).

8.      Pemeriksaan Fisik

a.       Rambut

1)      Amati kondisi rambut

2)      Keadaan rambut yang mudah rontok

3)      Keadaan rambut yang kusam

4)      Keadaan tekstur

b.      Kepala

1)      Amati kebersihan kulit kepala

2)      Amati adanya kebotakan

3)      Berkutu

4)      Ketombe

c.       Mata

Amati adanya tanda – tanda konjungtiva pucat, kesimetrisan palpebra, sklera dan

pupil.

d.      Hidung

Kaji kebersihan hidung, pendarahan hidung, adanya kotoran, dan amati adanya

sekret.

e.       Mulut

Amati kondisi mukosa, kaji kelembaban, bibir pecah – pecah dan sariawan.
f.       Gigi

Amati adanya gigi berlubang/caries dan amati kelengkapan gigi.

g.      Telinga

Perhatikan adanya serumen, lesi, infeksi/perubahan daya pendengaran.

h.      Kulit

Amati kondisi kulit (tekstur, turgor dan kelembaban), perhatikan kebersihan, adanya

lesi dan kulit keriput.

i.        Kuku tangan dan kaki

Amati bentuk dan kebersihan kuku, perhatikan adanya kelainan/luka.

j.        Genetalia

Amati kondisi dan kebersiha genetalia, perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis.

Pada laki – laki perhatikan adanya kelainan/luka.

k.      Tubuh secara umum

Amati kondisi dan kebersihan tubuh secara keseluruhan dan perhatikan adanya

kelainan bentuk tubuh.

9.      Therapy/Tindakan Penanganan Pada Gangguan Personal Hygiene

Tindakan yang dapat dilakukan keluarga/perawat bagi pasien yang tidak dapat

merawat diri sendiri adalah:

a.       Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien, dengan cara:

1)      Bina hubungan saling percaya

2)      Bicarakan tentang pentingnya kebersihan diri


3)      Kuatkan kemampuan pasien untuk merawat diri

b.      Membimbing dan mendorong klien merawat diri

1)      Bantu pasien merawat diri

2)      Ajarkan keteraampilan secara bertahap

3)      Buat kegiatan harian setiap hari

4)      Ingatkan setiap kegiatan

5)      Berikan pujian serta kegiatan positif

c.       Ciptakan lingkungan yang mendukung, seperti:

1)      Sediakan perlengkapan yang dibutuhkan (sabun, pasta gigi, dll)

2)      Sediakan tempat yang aman dan nyaman bagi pasien

d.      Sikap keluarga

1)      Sabar dan selalu siap membantu

2)      Menerima dan memuji setiap upaya pasien saat merawat diri

3)      Tidak mencela/menghina pasien saat merawat diri

            B.     KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1.      Pengkajian

a.       Riwayat keperawatan

1)      Keluhan utama

2)      Riwayat kesehatan sekarang

3)      Riwayat penyakit terdahulu

4)      Riwayat kesahatan keluarga


b.      Pola pemenuhan KDM

1)      Pola persepsi dan manajemen kesehatan

2)      Pola nutrisi-metabolik

3)      Pola eleminasi

4)      Pola aktivitas dan latihan

5)      Pola kognitif dan persepsi

6)      Pola persepsi - konsep diri

7)      Pola tidur dan istirahat

8)      Pola peran – hubungan

9)      Pola seksual – reproduksi

10)  Pola toleransi stress – koping

11)  Pola nilai – kepercayaan

c.       Pengkajian Fisik

1)      Keadaan umum

2)      Tanda – tanda vital

3)      Pemeriksaan fisik

2.      Diagnosa Keperawatan

Menurut NANDA 2013, diagnosa keperawatan umum untuk klien dengan masalah

personal hygiene adalah defisit perawatan diri. Diagnosa tersebut dibagi menjadi 4

yaitu:
a.       Defisit perawatan diri : makan

Kemungkinan berhubungan dengan:

1)      Gangguan kognitif

2)      Penurunan motivasi

3)      Kendala lingkungan

4)      Ketidaknyamanan

Ditandai dengan:

1)      Ketidakmampuan mengambil makanan dan memasukan ke mulut

2)      Ketidakmampuan mengunyah makanan

3)      Ketidakmampuan menghabiskan makanan

4)      Ketidakmampuan menelan makanan

b.      Defisit perawatan diri : mandi

Kemungkinan berhubungan dengan:

1)      Gangguan kognitif

2)      Penurunan motivasi

3)      Kendala lingkungan

4)      Nyeri

Ditandai dengan:

1)      Ketidakmampuan untuk mengakses ke kamar mandi

2)      Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi

3)      Ketidakmampuan mengeringkan tubuh


4)      Ketidakmampuan menjangkau sumber air

c.       Defisit perawatan diri : berpakaian/berhias

Kemungkinan berhubungan dengan:

1)      Gangguan kognitif

2)      Penurunan motivasi

3)      Kendala lingkungan

4)      Keletihan dan kelemahan

Ditandai dengan:

1)      Ketidakmampuan mengancingkan pakaian

2)      Ketidakmampuan mengenakan sepatu

3)      Ketidakmampuan mengenakan atribut pakaian

4)      Hambatan memilih pakaian

d.      Defisit perawatan diri : eleminasi

Kemungkinan berhubungan dengan:

1)      Gangguan kognitif

2)      Penurunan motivasi

3)      Kendala lingkungan

4)      Keletihan dan kelemahan

Ditandai dengan:

1)      Ketidakmampuan melakukan hygiene eleminasi yang tepat

2)      Ketidakmampuan naik ke toilet atau commode


3)      Ketidakmampuan untuk duduk di toilet atau commode

3.      Rencana Keperawatan

Rencana asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan personal hygiene harus

meliputi beberapa pertimbangan yaitu hal – halyang disukai klien, kesehatan klien

serta keterbatasan yang dimilikinya. Selain itu perawat perlu mempertimbangkan

waktu yang tepat untuk memberikan asuhan keperawatan serta fasilitas dan tenaga

yang tersedia.

Berikut ini adalah salah satu contoh rencana keperawatan.

Diagnosa yang dapat diangkat:

1.      Defisit perawatan diri: berpakaian b/d penurunan motivasi ditandai dengan

penampilan tidak rapi

2.      Defisit perawatan diri: eleminasi b/d hambatan mobilitas ditandai dengan tidak

mampu ke toilet sendiri

3.      Defisit perawatan diri: mandi berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal

ditandai dengan badan kotor dan bau

4.      Defisit perawatan diri: makan b/d nyeri ditandai dengan tidak mampu menelan

makanan
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

dx
1. Setelah dilakukan asuhan Kaji hambatan
1.      Menyiapkan untuk

keperawatan selama ...x 24 partisipasi dalam meningkatkan kemandirian

jam, px mampu perawatan diri

mempertahankan kebersihan Bantu pasien


2.      Px mungkin membutuhkan

diri dan kerapian, dengan memilih pakaian berbagai bantuan dalam

KH: persiapan memilih pakaian

1.      Penampilan rapi

2.      Rambut rapi dan bersih 3.      Jelaskan tentang


3.      Menambah pengetahuan pasien

3.      Mampu memakai pakaian cara – cara personal dan keluarga mengenai

dan berhias secara mandiri hygiene yang tepat perawatan diri yang tepat

4.      Libatkan keluarga 4.      Memberikan kesempatan

kepada keluarga untuk

membantu pasien dan

memberikan motivasi
2 Setelah dilakukan asuhan
1.      Kaji budaya pasien
1.      Mengetahui kebiasaan px

keperawatan selama ...x 24 ketika dalam toileting

jam, px mampu mempromosikan

melakukanaktivitas aktivitas perawatan

eleminasi secara tepat, diri


dengan KH:

1.      Px mampu duduk dan turun


2.      Bantu pasien ke
2.      Hambatan mobilitas

dari toilet toilet menyebabkan px tidak mampu

2.      Px mampu membersihkan melakukan perawatan diri

diri setelah eleminasi secara secara mandiri

mandiri/dibantu

3.     Berikan 3.      Mengetahui pentingnya

pengetahuan tentang personal hygiene bagi pasien

personal hygiene.

4.      Libatkan keluarga 4.      Memberikan kesempatan

kepada keluarga untuk

membantu pasien
3 Setelah dilakukan asuhan
1.      Pantau integritas
1.      Mengetahui kondisi kulit

keperawatan selama ...x 24 kult pasien secara umum

jam, px merasa nyaman dan

bersih dengan KH: 2.      Bantu pasien mandi2.      Agar pasien merasa lebih

1.      Kulit pasien tidak kotor nyaman dan segar

2.      Tidak ada bau badan

3.      Kuku pasien tidak panjang


3.      Berikan pendidikan
3.      Menambah wawasan pasien

dan kotor kesehatan tentang dan keluarga tentang

4.      Rambut bersih perawatan diri pentingnya perawatan diri


4.      Libatkan keluarga 4.      Memberikan kesempatan

kepada keluarga untuk

membantu pasien
4 Setelah dilakukan asuhan
1.      Identifikasi diet
1.      Makanan disesuaikan dengan

keperawatan selama ...x 24 yang diresepkan kondisi klien

jam, px mampu makan

secara mandiri dan tepat,


2.      Bantu pasien
2.      Pasien mungkin kesulitan

dengan KH: menyiapkan mengambil makanan sendiri

1.      Px mampu mengambil makanan yang lunak

makanan sendiri

2.      Px mampu makan sendiri

dengan rapi 3.      Jelaskan tentang


3.      Menambah wawasan pasien

3.      Px meampu personal hygiene dan keluarga tentang persoal

mengungkapkan kepuasan tentang pola makan hygiene: makan

makan

4.      Kolaborasikan
4.      Memberikan kesempatan

dengan keluarga kepada keluarga untuk

membantu pasien

4.      Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang

telah di susun pada tahap perencanaan. Ukuran intervensi keperawatan yang


diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk

memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk

mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.

5.      Evaluasi Keperawatan

Evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan personal hygiene

berdasarkan kriteria hasil pada tujuan keperawatan yaitu:

a.       Pasien mampu berpakaian dan berpenampilan rapo secara mandiri

b.      Kebutuhan personal hygiene pasien : eleminasi terpenuhi

c.       Pasien mampu mempertahankan mobilitas yang diperlukan untuk ke kamar mandi

dan menyediakan perlengkapan mandi

d.     Pasien mampu makan secara mandiri/dibantu

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Handhi. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan

NANDA. Jakarta : MediAction


Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC

Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan

Ediai 3. Jakarta: Salemba Medika

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “WS” DENGAN


GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE
DI RUANG KAMBOJA RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 15-18 APRIL 2021
I. PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan pada tanggal 15 April 2021 pada pukul 08.00 WITA di Ruang

Kamboja RSUP Sanglah dan masuk rumah sakit pada tanggal 14April 2021 pukul

20.45 WITA. Data diperoleh dari pasien, keluarga pasien, dan catatan medik No. CM

19002343 yang dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dan pemeriksaan

fisik.

A. Identitas Pasien Penanggung

Nama : “WS” : “KW”

Jenis kelamin : Laki-laki : Laki-laki

Usia : 62 tahun : 40 tahun

Status perkawinan : Menikah : Menikah

Agama : Hindu : Hindu

Suku bangsa : Indonesia : Indonesia

Pendidikan : SMP : SMA

Bahasa yang digunakan : Bahasa Bali : Bahasa Bali

Pekerjaan : Pemangku : Pegawai Swasta

Alamat : Selat Tengah, Susut : Selat Tengah, Susut

Diagnosa Medis : Dispepsia + HT

Sumber biaya : Umum

Hubungan dengan pasien : Anak pasien


B. Alasan Dirawat

1. Alasan MRS

Pada saat MRS pasien mengeluh mual, muntah, nyeri pada ulu hati, dan pusing sejak

5 hari yang lalu.

2. Keluhan Utama

Pada saat pengkajian pasien mengeluh mual, muntah, nyeri pada ulu hati, pusing, dan

pasein mengeluh gatal pada bagian punggung, ketiak, dan paha.

C. Riwayat Penyakit

1. Riwayat Penyakit Sekarang

Pada tanggal 14 April 2021 pukul 13.30 WITA pasien datang ke IGD

RSUP Sanglah dengan keluhan mual, muntah,dan nyeri pada ulu hati

namun setelah mendapatkan penanganan pasien dipulangkan. Pada tanggal

12 April pukul 20.45 WITA pasien dibawa ke IGD Rsup Sanglah oleh

keluarga dengan keluhan yang sama dan disarankan untuk rawat inap. Saat

di IGD pasien didiagnosa Dispepsia + HT dan mendapatkan therapy IVFD

RL 20 tpm, Pantoprazole 1 vial, Ranitidine 1 amp, obat oral captopril 12,5

2 tablet, antasida sirup 10 cc.

2. Riwayat Penyakit Dahulu

Saat pengkajian, pasien mengatakan sudah pernah dibawa ke rumah sakit

sebelumnya dengan penyakit yang sama namun tidak sampai rawat inap.

Pasien tidak memiliki alergi terhadap obat.


3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit

yang sama.

D. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual

1. Bernafas

Saat pengkajian pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan saat

bernafas. Tidak terpasang alat bantu pernapasan.

2. Makan dan Minum

Saat penkajian, pasien mengatakan sebelum MRS makan 1-2 kali sehari

dengan waktu makan yang tidak teratur (sekali makan habis ¾ porsi) dan

jarang mengkonsumsi sayur dan buah. Semenjak MRS pasien mengatakan

tidak nafsu makan. Sehari makan 3 kali, sekali makan hanya

menghabiskan 2 sendok karena merasa mual dan mau muntah.

Saat pengkajian pasien mengatakan sebelum MRS minum 1 gelas air

setelah makan (200cc) dan jarang mengkonsumsi air putih kecuali setelah

makan. Dalam sehari pasien menghabiskan 3-4 gelas air putih (600-

800cc). Sejak MRS pasien mengatakan minum sama seperti sebelum

MRS.

3. Eliminasi

BAB
Saat pengkajian pasien mengatakan sebelum MRS pasien BAB 1 kali

dalam sehari sampai 1 kali dalam dua hari. Sejak MRS pasien mengatakan

baru BAB 1 kali dengan warna faces kuning kecoklatan dan padat.

BAK

Saat pengkajian pasien mengatakan sebelum MRS kencing 2-3 kali dalam

sehari. Sejak MRS pasien mengatakan kencing 1 kali sehari (1 kali BAK

250 ml) dengan warna kuning dan bau khas urine. Pasien mengatakan

dibantu oleh keluarga untuk menuju kamar mandi. Setelah kencing pasien

tidak membersihkan area genetalianya.

4. Gerak dan Aktivitas

Saat pengkajian, pasien mengatakan hanya bangun dari tempat tidur saat

kencing. Karena sakit pada ulu hatinya pasien malas untuk bergerak.

Aktivitas pasien masih dibantu oleh keluarga.

5. Kebersihan Diri

Saat pengkajian pasien mengatakan sebelum MRS biasa mandi dan gosok

gigi 2 kali sehari yaitu di pagi dan sore hari dan keramas 2 kali seminggu.

Sejak MRS pasien tidak pernah mandi, gosok gigi, dan keramas. Saat

pengkajian pasien mengatakan tidak memiliki keinginan untuk mandi atau

membersihkan diri. Pasien mengeluh sakit pada ulu hatinya membuatnya

tidak perduli dengan kebersihan dirinya. Pasien juga mengatakan merasa


gatal pada tubuh bagian punggung, ketiak, dan paha. Tercium bau tidak

enak dari badan pasien.

6. Istirahat Tidur

Saat pengkajian pasien mengatakan sebelum MRS tidur 6-7 jam dalam

sehari biasanya dari pukul 23.00 WITA sampai 05.00 WITA. Sejak MRS

pasien tidur kurang lebih 4 jam dalam sehari dan terjaga 3-4 kali karena

nyeri yang dirasakan.

7. Pengaturan Suhu Tubuh

Saat pengkajian, suhu tubuh pasien 36,7OC.

8. Rasa Nyaman

Pasien mengatakan tidak nyaman dengan kondisinya. Pasien mengatakan

nyeri pada ulu hati seperti ditusuk-tusuk, pusing dan merasa gatal-gatal di

bagian punggung, ketiak, dan paha.

9. Rasa Aman

Pasien mengatakan cemas dengan penyakitkan namun mempercayakannya

kepada petugas medis. Pasien mengatakan aman karena didampingi oleh

keluarganya.

10. Sosialisasi dan Komunikasi

Saat pengkaian pasien sesekali berkomunikasi dengan perawat dan

keluarga.

11. Rekreasi
Saat pengkajian pasien hanya tertidur di tempat tidur dan sesekali

berbincang dengan keluarga dan penjeguk.

12. Prestasi

Saat pengkajian pasien mengatakan belum pernah memperoleh prestasi.

13. Pengetahuan

Saat pengkajian pasien mengatakan tidak tau dengan penyebab

penyakitnya dan tidak tau apa yang menyebabkan tubuhnya merasa gatal.

14. Ibadah

Saat pengkajian pasien mengatakan menjadi pemangku sebelum MRS

pasien biasa menghantarkan upacara agama, namun sejak MRS pasien

hanya dapat berdoa dari tempat tidur.

E. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum

a. Kesan umum : Lemas

b. Kesadaran : Compos Mentis

c. Postur tubuh : Kurus

d. Kebersihan diri: Kurang

e. Turgor kulit : Baik

f. Warna kulit : Sawo Matang

2. Gejala Kardinal

a. Suhu : 36,7OC
b. Nadi : 88 x/menit

c. TD : 140/90 mmHg

d. RR : 22 x/menit

3. Keadaan Fisik

a. Kepala

Bentuk simetris, persebaran rambut hitam keputihan merata, ketombe

(-), berkutu (-), benjolan (-), rambut rontok (-).

b. Wajah

Bentuk simetris, pucat (+), edema(-), nyeri tekan (-), kebersihan

kurang.

c. Mata

Bentuk simetris, konjungtiva merah muda, sclera agak keruh, pupil

mata ishokor, penglihatan sedikit rabun, kotoran mata (+), gatal (-),

bengkak (-).

d. Hidung

Bentuk simetris, secret (+), nafas ciping hidung (-), penciuman baik,

kotoran (+), kebersihan kurang.

e. Mulut

Bentuk simetris, mukosa kering, lesi (-), gigi utuh, karang gigi (+),

karies (-), terdapat kotoran di sela-sela gigi, kebersihan kurang,

berbau.
f. Telinga

Bentuk simetris, lesi (-), kotoran (+), serumen (+), nyeri tekan (-),

pendengaran baik, kebersihan kurang.

g. Thorax

Bentuk simetris, gerakan dada simetris, nyeri tekan (-), benjolan (-).

h. Andomen

Bentuk simetris, nyeri tekan (+) pada epigastrium, kembung (-).

i. Genetalia

Tidak diperiksa

j. Ekstremitas

Atas : bentuk normal, terpasang infuse pada tangan kanan, edema

(-), nyeri tekan (-).

Bawah : bentuk normal, edema (-), nyeri tekan (-).

k. Kuku

Tangan: pertumbuhan merata, warna kecoklatan, lesi (-), cukup bersih.

Kaki : pertumbuhan merata, warna kecoklatan, lesi (-), cukup bersih.

l. Kulit

Kusam, lengket (+), turgor kulit baik, warna sawo matang, lesi (-),

gatal pada bagian punggung, ketiak dan paha, berbau.

F. Data Penunjang

Hasil pemeriksaan darah lengkap tanggal 15 April 2021


Paramet Hasil Standar Normal

WBC 9.22 103/µl 5.00 - 10.00

NEO 6.50 70.5% 2.00 - 7.50

LYM 2.31 25.1% 1.30 - 4.00

MONO 0.32 3.5 % 0.15 - 0.20

EOS 0.08 0.9 % 0.00 - 0.50

BASO 0.0 % 0.00 - 0.15


RBC 4.93 103/µl 4.00 - 5.50

HGB 14.9 g/dL 12.0 - 17.4

HCT 41.1 % 36.0 - 52.0

MCV 83.4 fL 76.0 - 96.0

MCH 30.3 pg 27.0 - 32.0

MCHC 36.3 g/dL 31.0 - 38.0

RDWcv 16.3 % 0.0 - 16.0

RDWsd 41.5 fL 46.0 - 59.0


PLT 290 103/µl 150 - 400

MPV 4.8 fL 8.0 - 15.0

PCT 0.14 %

PDWcv 39.4 %

PDWsd 14.6 fL

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Analisis Data
Rumusan
No. Data Fokus Standar Normal
Masalah

1. DS:

 Pasien mengatakan Difisit


 Pasien tidak
merasa gatal pada perawatan diri
merasa gatal pada
bagian punggung,
tubuhnya.
ketiak, dan paha.

 Pasien mengatakan

tidak memiliki
 Pasien mandi 2
keinginan untuk
kali sehari
untuk merawat diri

sejak sakit pada ulu

hatinya dan pusing

yang dirasakannya.

DO :

 Kulit pasien tampak

kusam dan lengket.

 Kulit pasien tidak

 Terdapat kotoran di kusam dan lengket

mata, telinga, (bersih).


 Tidak terdapat
hidung, dan gigi
kotoran pada mata,
pasien.
telinga, hidung,
 Tercium bau tidak
dan gigi pasien.
enak pada sekujur
 Tidak tercium bau
tubuh pasien
tidak enak dari

tubuh pasien

2. Analisa Data

P : Defisit perawatan diri

E : Penurunan Motivasi

S : Pasien mengatakan merasa gatal pada bagian punggung, ketiak, dan

paha, pasien mengatakan tidak memiliki keinginan untuk untuk merawat diri

sejak sakit pada ulu hatinya dan pusing yang dirasakannya, kulit pasien

tampak kusam dan lengket, terdapat kotoran di mata, telinga, hidung, dan

gigi pasien, dan tercium bau tidak enak dari tubuh pasien.

Proses terjadinya :

Keluhan yang dirasakan oleh pasien (mual, muntah, nyeri pada ulu hati, dan

pusing) mengakibatkan pasien tidak memiliki keinginan untuk untuk

merawat diri atau penurunan motivasi untuk beraktivitas termasuk untuk

mandi dan memenuhi kebersihan diri lainnya sehingga pasien mengalami


defisit perawatan diri yang ditandai dengan pasien mengatakan merasa gatal

pada bagian punggung, ketiak, dan paha, pasien mengatakan tidak memiliki

keinginan untuk untuk merawat diri sejak sakit pada ulu hatinya dan pusing

yang dirasakannya, kulit pasien tampak kusam dan lengket, terdapat kotoran

di mata, telinga, hidung, dan gigi pasien, dan tercium bau tidak enak dari

tubuh pasien. Dan apabila tidak ditangani akan mengakibatkan timbulnya

masalah yang lain seperti gangguan rasa nyaman dan dapat mengakibatkan

penyakit seperti jamuran dan kerusakan integritas kulit.

3. Rumusan Diagnosa Keperawatan

Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan motivasi ditandai

dengan pasien mengatakan merasa gatal pada bagian punggung, ketiak, dan

paha, pasien mengatakan tidak memiliki keinginan untuk untuk merawat diri

sejak sakit pada ulu hatinya dan pusing yang dirasakannya, kulit pasien

tampak kusam dan lengket, terdapat kotoran di mata, telinga, hidung, dan

gigi pasien, dan tercium bau tidak enak dari tubuh pasien.

III. PERENCANAAN

No Waktu Dx Tujuan Intervesi Rasional

NOC : NIC :
1. Kamis, I 1. Untuk mengetahui
Self care : Self Care
15 batas kemampuan
Activity of assistane : ADLs
Daily Living 1. Monitor
April pasien dalam
(ADLs) kemampuan
2021 perawatan dirinya
Setelah klien untuk
2. Mengetahui
dilakukan perawatan diri
kebutuhan dari
tindakan yang mandiri.
klien untuk
keperawatan 2. Monitor
kebersihan dirinya.
selama 2x24 kebutuhan
3. Meningkatkan
jam Defisit klien untuk
kebersihan diri
perawatan diri alat-alat bantu
pasien
teratasi dengan untuk
4. Meminimalisir
kriteria hasil: kebersihan
ketergantungan
1. Klien diri,
yang tinggi dari
terbebas berpakaian,
pasien terhadap
dari bau berhias,
orang lain
badan toileting dan
5. Meminimalisir
2. Menyataka makan.
ketergantungan
n 3. Sediakan
yang tinggi dari
kenyamana bantuan
pasien terhadap
n terhadap sampai klien
orang lain
kemampua mampu secara
6. Meningkatkan
n untuk utuh untuk
pengetahuan dan
melakukan melakukan
peran serta keluarga
ADLs self-care.
pasien
3. Dapat 4. Dorong klien
7. Meminimalkan
melakukan untuk
ketergantungan
ADLS melakukan
terhadap orang lain
dengan aktivitas
8. Usia berpengaruh
bantuan sehari-hari
terhadap
yang normal
kemandirian klien
sesuai
tentang kebersihan
kemampuan
dirinya.
yang dimiliki.

5. Dorong untuk

melakukan

secara

mandiri, tapi

beri bantuan

ketika klien

tidak mampu

melakukannya

6. Ajarkan klien/
keluarga untuk

mendorong

kemandirian,

untuk

memberikan

bantuan hanya

jika pasien

tidak mampu

untuk

melakukannya

7. Berikan

aktivitas rutin

sehari- hari

sesuai

kemampuan.

8. Pertimbangka

n usia klien

jika

mendorong

pelaksanaan
aktivitas

sehari-hari.  

IV. IMPLEMENTASI

No Efaluasi
Waktu Dx Implementasi Paraf
. Formatif

1. Kamis, I Mengobservasi KU S:

15 April pasien Pasien mengeluh nyeri

2021 pada ulu hati dan

Pukul pusing

10.00 O:

wita Pasien tampak lemas,

kebersihan kurang,

kulit kusam dan

lengket, mata, telinga,

hidung, mulut dan gigi

kotor, tubuh berbau.

Pukul Mengkaji pola


14.00 I kebersihan diri S:

wita pasien. Pasien mengatakan

sebelum sakit mandi

dan gosok gigi 2x

sehari namun sejak

sakit pasien

mengatakan tidak

ingin membersihkan

dirinya.

O:

Pasien kooperatif saat

Pukul Memonitor ditanya.

16.00 I kemampuan pasien S:

wita untuk perawatan diri Pasien mengatakan

yang mandiri tidak berkeinginan

membersihkan diri

karena sakit pada ulu

hati dan pusing

O:

Pasien tampak lemas

dan belum ingin


beraktivitas, hanya

tidur di tempat tidur,

hanya sesekali bangun

untuk kencing dan

dibantu oleh keluarga.

Pukul Membantu

18.00 I membersihkan S:

wita tubuh pasien Pasien mengatakan

-Mengelap tubuh lebih nyaman setelah

pasien dengan air di lap oleh perawat

bersih O:

-Menggosok gigi Pasien kooperatif,

pasien tubuh pasien terlihat

segar, bau badan

berkurang

Pukul Memberikan HE

19.00 I tentang pentingnya S:

Wita kebersihan diri pada Pasien dan keluarga

pasien dan keluarga mengatakan mengerti

dengan penjelasan

yang diberikan dan


mau untuk

melakukannya.

O:

Pasien dan keluarga

tampak kooperatif

2. Jumat, 16 I Menyediakan S:

April lingkungan yang Pasien mengatakan

2021 bersih dan nyaman lebih nyaman setelah

Pukul -Membersihkan TT tempat tidurnya

08.00 pasien dibersihkan.

wita O:

Pasien kooperatif saat

dibersihkan tempat

tudurnya

Pukul I Mengobservasi KU S:

10.00 pasien Pasien mengatakan

wita nyeri pada ulu hati dan

pusing berkurang

O:
Pasien tampak masih

lemas, kulit , mata,

telinga, hidung, mulut

dan gigi tampak lebih

bersih, bau badan

berkurang

S:

Pukul I Memonitor Pasien mengatakan

11.00 kemampuan pasien masih tidak ingin

wita untuk perawatan diri membersihkan dirinya

yang mandiri secara mandiri karena

nyeri ulu hati dan

pusing yang dirasakan

belum hilang.

O:

Tampak keluarga

pasien membantu

pasien untuk

menggosok gigi dan


membersihkan wajah

pasien.

S:

Pasien mengatakan

Pukul I Mendorong pasien mau mencoba.

17.00 untuk melakukan O:

wita aktivitas hygiene Pasien mencoba

sesuai kemampuan menggosok gigi

yang dimiliki sendiri dan mengelap

tubuh sendiri namun

masih dibantu oleh

keluarga dan perawat.

Pasien tampak lebih

bersih.

S:

Pasien dan keluarga

Pukul I Memberikan HE mengatakan mengerti

19.00 kepada pasien dan dengan penjelasan

wita keluarga tentang yang diberikan dan

cara membersihkan mau untuk


tubuh pasien seperti melakukannya.

cara menggosok O:

gigi dan Pasien dan keluarga

membersihkan tampak kooperatif

tubuh dengan benar.

3. Sabtu, 17 I Menyediakan S:

April lingkungan yang Pasien mengatakan

2021 bersih dan nyaman lebih nyaman setelah

Pukul -Membersihkan TT tempat tidurnya

08.00 pasien dibersihkan.

wita O:

Pasien kooperatif saat

dibersihkan tempat

tudurnya
Pukul I Mengobservasi KU S:

10.00 pasien Pasien mengatakan

wita nyeri pada ulu hati

sudah hilang tapi

masih pusing. Pasien

mengatakan gatal-

gatal sudah hilang.

O:

Pasien tampak bersih,

kulit , mata, mulut,

telinga tampak lebih

bersih, bau badan

berkurang

Pukul I Memonitor S:

11.00 kemampuan pasien O:

wita untuk perawatan diri Tampak pasien

yang mandiri berusaha untuk

menggosok gigi,

mengelap tubuh, dan


membersihkan telinga

sendiri.

Pukul I Mendorong pasien S:

17.00 untuk melakukan Pasien mengatakan

wita aktivitas hygiene mau melakukannya.

sesuai kemampuan O:

yang dimiliki Pasien dapat

menggosok gigi

sendiri dan mengelap

tubuh sendirin. Pasien

juga berusaha untuk

makan, kencing, dan

BAB dengan mandiri.

4 Minggu, I Menyediakan S:

18 April lingkungan yang Pasien mengatakan

2021 bersih dan nyaman lebih nyaman setelah

Pukul -Membersihkan TT tempat tidurnya

08.00 pasien dibersihkan.

wita
O:

Pasien kooperatif saat

dibersihkan tempat

Pukul tudurnya

10.00

wita I Menganjurkan S:

pasien dan keluarga Pasien dan keluarga

mandi minimal 2x mengatakan mengerti

sehari jika kondisi dengan penjelasan

memungkinkan, yang diberikan dan

sikat gigi minimal mau untuk

2x sehari, dan melakukannya.

menjaga kebersihan O:

tubuh lainnya. Pasien dan keluarga

tampak kooperatif

V. EVALUASI

No Waktu Dx Evaluasi Sumatif Paraf

.
1. Minggu, I S : Pasien mengatakan gatal-

18 April gatalnya sudah hilang dan sudah

Pukul merasa nyaman.

11.00 wita O : Pasien tampak segar dan bersih,

kulit tampak bersih dan tidak

lengket, mata, hidung, telinga, gigi

dan mulut tampak bersih, tidak ada

bau badan, pasien mampu

beraktivitas mandiri sesuai

kemampuan.

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan keadaan pasien

Anda mungkin juga menyukai