Anda di halaman 1dari 7

PELATIHAN KEPERAWATN KARDIOVASKULAR TINGKAT DASAR

PRINSIP REHABILITASI KARDIOVASKULAR

LEMBARAN KERJA

Nama : Putra Purnomo Tanggal : 8 April 2021

1. Apa yang dimaksud dengan Rehabilitasi menurut WHO ?

Rehabilitasi adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan untuk memperbaiki

penyebab penyakit jantung untuk mencapai kondisi fisik, mental, dan social terbaik,

sehingga dapat mempertahankan atau mencapai kehidupan seoptimal mungkin di

masyarakat dengan usahanya sendiri.

2. Jelaskan tujuan umum dan tujuan khusus rehabilitasi kardiovaskular ?

Tujuan umum: memulihkan penderita sesegera mungkin pada kehidupan yang aktif

dan produktif

Tujuan khusus:

a. Medical goals: meningkatkan kapasitas fungsional, mengontrol factor risiko,

mencegah progresivitas penyakit, mengurangi resiko kematian mendadak dan

perawatan ulang

b. Psychological goals: meningkatkan kualitas hidup dan kepercayaan diri,

mengatasi kecemasan dan depresi, fungsi seksual menjadi lebih baik

c. Social goals: dapat bekerja Kembali hingga melakukan aktivitas kehidupan

sehari-hari secara mandiri

d. Health service goals: mengurangi waktu perawatan, penggunaan obat-obatan

dan perawatan ulang

3. Sebutkan manfaat mengikuti program rehabilitasi kardiovaskular ?

a. Menurunkan tekanan darah

b. Menjaga berat badan tetap stabil


c. Menjaga kadar kolesterol darah tetap normal

d. Menurunkan kadar gula darah

e. Menurunkan stress

f. Menghindari depresi dan ansietas

g. Meningkatkan sirkulasi darah

h. Meningkatkan kekuatan otot

i. Meningkatkan semangat untuk tetap sehat

j. Memperoleh berbagai edukasi Kesehatan

4. Jelaskan apa saja komponen rehabilitasi kardiovaskular ?

a. Pengkajian kondisi medis pasien : anamnesis (RPS, RPD, factor risiko ,

Tindakan intervensi yang sudah dan akan dilakukan, obat-obatan),

pemeriksaan fisik dan penunjang

b. Edukasi dan konseling: proses penyuakit, factor risiko, Tindakan yang pernah

dijalani, stop merokok, aktivitas dan Latihan fisik, konseling gizi dan

psikososial, diet sehat

c. Pengontrolan factor risiko: identifikasi terutama yang ada dan belum

terkontrol, serta konseling pengontrolan faktor risiko

d. Program Latihan: pengukuran kapasitas fisik, stratifikasi risiko, Latihan fisik

5. Sebutkan prinsip dalam rehabilitasi kardiovaskular ?

a. Dimulai sedini mungkin jika memungkinkan

b. Memiliki program yang kompprehensif

c. Teratur dan sistematis

d. Team yang berpengalaman

e. Terlibat system support


6. Sebutkan indikasi dan kontraindikasi program rehabilitasi kardiovaskular ?

Indikasi: pasca akut MCI, chronic stable angina, gagal jantung kongestif, aritmia

jantung, pasca CABG dan PTCA, pasca operasi katup jantung atau CHD, pasca

transplantasi jantung, geriatric dengan kelainan Kardiovaskuler, deep vein

thrombosis, penyakit pembuluh darah perifer, penyakit kardiovaskuer risiko tinggi

yang tidak dapat dilakukan Tindakan intervensi

Kontraindikasi: angina tidak stabil , TD sistoli >200 mmhg atau diastolis>100

mmhg, penurunan TD sistolik bermakna (20 mmhg atau lebih) dari TD sehari-hari,

AS moderat sampai berat, penyakit sistemik akut atau demam, aritmia atrial atau

ventrikel, takikardia tidak terkontrol (>100 kali/menit), gagal jantung kongestif tidak

terdekompensasi, blok AV derajat 3 atau tanpa pacemaker, pperikarditis atau

miokarditis akut, emboli paru, thrombophlebitis, EKG istirahat menunjukkan depresi

ST> 3 mm, DM dengan gula darah tidak terkontrol, masalah musculoskeletal.

7. Jelaskan jenis dan karakteristik gangguan jantung berdasarkan faktor resiko ?

a. Risiko rendah:

 paska bedah by pass atau infark myocardial tanpa komplikasi


 Kapasitas fungsional lebih dari rehabilitasi kardiovaskular ≥8 METs pada
exercise test selama 3 minggu
 Tidak adanya gejala klinis selama exercise testing setara pada aktivitas
vocational; sehari-hari
 Tidak adanya iskemia, disfungsi ventricular kiri dan distritmia kompleks
b. Resiko sedang:
 Kapasitas fungsional < 8 METs pada exercise test selama 3 minggu
 Shock atau PJK selama infark myocardial (<6 bulan)
 Ketidakmampuan untuk memonitor denyut jantung
 Ketidakmampuan untuk melaksanakan program latihan
 Terjadinya iskemia yang dipicu oleh latihan (ST<2mm)
c. Resiko Tinggi
 Fungsi Ventrikel kiri yang sangat rendah (fraksi ejeksi <30%)
 Distritmia ventrikel pada saat istirahat
 Hipotensi pada saat latihan (≥15 mmhg)
 Infark myocardial baru (<6bulan) dengan komplikasi distrimia ventrikel
 Terjadinya iskemia yang dipicu oleh latihan (ST>2mm)
 Pernah mengalami serangan jantung
8. Jelaskan tahap-tahap dalam rehabilitasi kardiovaskular ?

a. Persiapan (inklusi)
 Klien yang dirawat atau ditunjuk oleh DPJP
 Klien yang masuk dalam clinical pathway
 Tidak ada kontraindikasi untyk latihan (exercise)
b. Pelaksanaan
 Terdaftar untuk program rehabilitasi
 Evaluasi: status medic, riwayat penyakit, serta pengobatan
 Identifikasi factor risiko dari penyulit
 Pelaksanaan program sesuai fase (I,II, III)
9. Sebutkan fase pelaksanaan program rehabilitasi kardiovaskular ?

a. Fase I (inhospital)

b. Fase II (Ambulatory/outpatient)

c. Fase III (Maintenance)

10. Jelaskan program apa saja yang diberikan pada tiap-tiap fase pelaksanaan program?

a. Fase I (inhospital)

 Diberikan ketika pasien dirawat, dikonsulkan, atau masuk dalam

clinical pathway

 Tujuan:

 Mengatasi dampak negative dari tirah baring, seperti imobilisasi

 Membantu pasien beradaptasi dengan aktivitas perawatan diri dan

ambulasi dalam ruangan


 Menurunkan tingkat kecemasan/gangguan psikis

 Memberi motivasi untuk komitmen rehabilitasi jantung jangka

panjang

 Durasi sesuai dengan masa rawat, dimulai segera setelah kondisi

pasien stabil

 Program yang diberikan:

 Konseling, edukasi, modifikasi factor risiko

 Kontrol hyperlipidemia, hipertensi, merokok, diabetes, dan

manajemen stress

 Mobilisasi bertahap

 Latihan dengan aktivitas metabolisme rendah, durasi 5-10 menit,

ditingkatkan sampai 20-30 menit, 2-4 kali sehari

 Naiknya heart rate (HR) tidak lebih dari 20x/menit. Parameter lain

meliputi tekanan darah, EKG, dan gejala klinis (symptom)

 Fisioterapi/terapi okupasi

 Evaluasi kemampuan fungsional, missal dengan 6 walk-test,

treadmill, CPX

a. Target: Klien mampu berjalan 1,5 km (setara dengan 3 METs). Uji

dilakukan pada akhir fase 1 sebelum pulang rs

b. Fase II (ambulatory/outpatient)

 Program rehabilitasi berbasis rawat jalan yang dilakukan segera setelah

masa rawat selesai

 Tujuan:

 Mengatasi perkembangan penyakit lebih jauh


 Persiapan kembali bekerja, rekreasi, atau aktivitas sehari-hari yang

optimal (termasuk seksual)

 Mengontrol factor risiko, edukasi, konseling tambahan mengenai

gaya hidup sehat

 Membantu pasien melakukan program latihan secara amandan

efektif

 Durasi 1-2 bulan (12-24 kali kunjungan)

 Program

 Konseling, edukasi bagi pasien dan keluarga

 Pengontrolan factor risiko

 Latihan fisik3x/minggu

o Senam pemanasan, kalistenik

o Jalan/sepeda statis sesuai hasil uji treadmill

o Latihan beban

o Pendinginan/terapi relaksasi

 Evaluasi tingkat fungsional dengan 6MWT, ergocycle/treadmill

 Latihan di luar ruangan

 Fisioterapi/terapi okupasi

 Target intensitas 60-70% HR maksimum

 Target: klien mampu berjalan 2,4km/30 menit (setara dengan 6METs)

memiliki pengetahuan mengenai penyakit dan gejala sehingga dapat

melanjutkan aktivitas vokasional, rekreasional, dan seksual dengan

aman.
c. Fase III (Maintenance)

 Dilakukan setelah evaluasi dari fase II dengan kapasitas aerobic

minimal 6-8 METs dan supervise minimal klinis dan EKG intermitten

 Tujuan:

 Melanjutkan program untuk mengatasi progresivitas penyakit

 Memelihara kondisi paling optimal dan melanjutkan pola hidup

mandiri

 Durasi: 3-6 bulan

 Program fase III sama dengan fase II, hanya dengan target yang lebih

tinggi, target intensitas 70-85% HR maksimum. Latihan aerobic jalan

3-4 km/30 menit

= SELAMAT BELAJAR =

Anda mungkin juga menyukai