BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang
seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat serius. WHO
(2001) menyatakan, paling tidak ada satu dari empat orang di dunia mengalami
masalah mental. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia
sebanyak 264 dari 1.000 anggota rumah tangga menderita gangguan kesehatan
kesehatan jiwa di masyarakat yang sangat tinggi, yakni dari enpat penduduk
1
Hasil riset kesehatan dasar pada tahun 2018 Prevalensi gangguan mental
Gangguan jiwa berat adalah gangguan jiwa yang ditandai oleh terganggunya
kemampuan menilai realitas atau tilikan (insight) yang buruk. Gejala yang
menyertai gangguan ini antara lain berupa halusinasi, ilusi, waham, gangguan
proses pikir, kemampuan berpikir, serta tingkah laku aneh, misalnya agresivitas
atau katatonik. Gangguan jiwa berat dikenal dengan sebutan psikosis dan salah
banyak juga bisa kembali hidup secara normal dalam periode akut tersebut.
sebagai manusia dalam kehidupan sosial, tidak memiliki motivasi sama sekali,
Suara dapat berasal dari dalam diri individu atau dari luar dirinya. Suara dapat
dikenal (familiar) misalnya suara nenek yang meninggal. Suara dapat tunggal
atau multipel. Klien sendiri yakin bahwa suara itu berasal dari tuhan, setan,
sahabat atau musuh. Kadang-kadang suara yang muncul semacam bunyi bukan
yang positif, meningkatkan pola hubungan antar pribadi yang lebih harmonis
Berdasarkan hasil pre survei yang dilakukan peneliti di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Lampung angka kejadian skizofrenia rawat inap tahun 2015
di RSJ Provinsi Lampung sebesar 1067 Pasien, sedangkan tahun 2016 jumlah
1244 pasien skizofrenia. Sedangkan pada Tahun 2019 sampai dengan bulan
Februari jumlah pasien skizofrenia rawat inap sendiri sebanyak 661 pasien dan
pasien halusinasi sebanyak 124 pasien (Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Lampung, 2019). Hasil observasi pada pasien gangguan jiwa yang mengalami
suara-suara yang tidak didengar orang lain dan halusinasi visual seolah seperti
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
meliputi asfek bio, psiko, sosio dan spiritual pada klien dengan gangguan jiwa
2. Tujuan khusus
halusinasi.
halusinasi.
d. Melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa
halusinasi.
halusinasi.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Aplikatif
keperawatan yang akan datang yang berkaitan dengan karya ilmiah ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Gangguan jiwa yang sering ditemukan pada masyarakat adalah (Nasir &
Muhith, 2011) :
a. Skizofrenia
Jenis gangguan jiwa ini menunjukkan gejala utama dalam gangguan fungsi
kognitif (pikiran) berupa disorganisasi dengan kata lain, gangguan jiwa ini
mengenai pembentukan arus serta isi pikiran. Selain itu, ditemukan gejala
b. Depresi
Depresi adalah salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan yang
berguna dan putus asa. Gangguan ini sering ditemukan pada masyarakat
6 6
c. Cemas
e. Bunuh Diri
Dahulu, pelaku bunuh diri adalah usia dewasa, jarang sekali pada anak
usia 12 tahun yang melakukan bunuh diri (Nasir & Muhith, 2011).
Tanda dan gejala gangguan jiwa menurut Yosep (2013) adalah sebagai
berikut :
7
b. Gangguan kognisi pada persepsi seperti merasa mendengar
mendengarnya dan suara tersebut sebenarnya tidak ada, hanya muncul dari
dalam diri individu sebagai bentuk kecemasan yang sangat berat dia
rasakan. Hal ini sering disebut halusinasi, klien bisa mendengar sesuatu
atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada menurut orang lain.
membuat keputusan atau memulai tingkah laku, susah sekali bangun pagi,
mandi, merawat diri sendiri sehingga terlihat kotor, bau dan tidak rapi.
merasa sebagai orang penting, sebagai raja, pengusaha, orang kaya, titisan
e. Sangat sedih, menangis, tak berdaya (depresi) sampai ada ide ingin
mengakhiri hidupnya.
B. Halusinasi
1. Pengertian Halusinasi
2. Jenis Halusinasi
Jenis halusinasi menurut Stuart 2009 dalam Satrio. dkk (2015) adalah
sebagai berikut:
a. Halusinasi pendengaran
suara, rentang suara dari suara sederhana atau suara yang jelas, suara
antara dua orang atau lebih seperti orang yang berhalusinasi. Suara yang
dkk, 2015).
b. Halusinasi penciuman
aroma atau bau tertentu seperti urine atau feces atau bau yang bersifat
lebih umum atau bau busuk atau bau yang tidak sedap.
c. Halusinasi penglihatan
berupa melihat bayangan yang sebenarnya tidak ada sama seklai, misalnya
cahaya atau orang yang telah meninggal atau mungkin sesuatu yang
bentuknya menakutkan.
d. Halusinasi pengecapan
rasa yang tetap ada dalam mulut atau perasaan bahwa makanan terasa
seperti sesuatu yang lain. Rasa tersebut dapat berupa rasa logam atau pahit,
dapat berupa rasa busuk, tak sedap dan anyir seperti darah, urine dan feces.
e. Halusinasi perabaan
listrik yang menjalar ke seluruh tubuh atau binatang kecil yang merayap di
kulit.
f. Halusinasi Chenesthetik
berdenyut melalui vena dan arteri, mencerna makanan atau bentuk urin.
g. Halusinasi Kinesteteik
tubuh, gerakan tubuh yang tidak lazim seperti melayang di atas tanah.
Menuurt Satrio. dkk (2015). Fase halusinasi terdiri dari empat fase, yaitu:
cemas, kesepian, rasa bersalah, dan takut dan mencoba untuk berfokus
1) Arahan yang diberikan halusinasi tidak hanya dijadikan objek saja oleh
katatonia
5) Klien tidak dapat berespon pada lebih dari satu orang (Satrio. dkk,
2015).
4. Rentang Respon Neurobiologis
Gambar 2.1
Rentang Respon Neurobiologis
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Biologis
a) Genetik
dan materi abu-abu pada neuron akson (Kuroki et al, 2006; Higgins,
c) Neurokimia
skizofrenia.
d) Imunovirologi
orang lain (Brown et al, 2004). Teori ini didukung oleh temuan riset
musim dingin atau awal musim semi dan di daerah perkotaan (Van
dan awal musing semi dan dapat terjadi in utero atau pada anak usia
2) Psikologis
lalu, konsep diri dan motivasi. Selain itu faktor penyebab terjadinya
kehidupan awal dan masa remaja, skizofrenia terjadi akibat ibu yang
cemas atau ayah yang jauh dan suka mengontrol (Satrio, dkk, 2015).
3) Sosial Budaya
dikirim untuk diproses oleh lobus frontal dan bila informasi yang
disampaikan terlalu banyak pada suatu waktu atau jika informasi tersebut
d. Sumber Koping
adekuat maka ia akan mampu beradaptasi dan mengatasi stressor yang ada.
Stuart,2009) :
e. Mekanisme Koping
1. Masalah Keperawatan
a. Anxiety
c. Comfusion, acute
e. Ineffective coping
f. Decisional complict
g. Hopelessness
h. Impaired memory
i. Noncompliance
o. Social isolation
a. Pendengaran
3) Terlibat pembicaraan dengan benda mati atau orang yang tidak nampak
b. Penglihatan
c. Pengecapan
d. Penghirup
e. Peraba
menyakitkan
f. Sintetik
a. Data subyektif
Pasien mengatakan
itu menyenangkan
b. Data obyektif
8) Menutup hidung
9) Sering meludah
10) Muntah
4. Pohon Masalah
berikut :
Isolasi Sosial
5. Diagnosis Keperawatan
c. Isolasi sosial
a. Tindakan keperawatan
halusinasi muncul.
Yaitu:
a) Menghardik halusinasi
3) Pemberian psikomfarmakoterapi
1) Anti Psikotik :
c) Stelazine
d) Clozapine (Clozaril)
e) Risperidone ( Risperidal)
2) Anti parkinson
a) Trihexyphenidile
Perencanaan
No Rasional
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
1 Pasien Mampu : Setelah 4x SP 1
1) Mengontrol pertemuan, 1) Membantu pasien 1) Mencari tahu apa yan
halusinasi pasien dapat mengenal halusinasi g terjadi ketika pasien
dengan cara menjelaskan ( isi, frekuensi, halusinasi.
menghardik. tentang: waktu terjadinya,
2) Mengontrol 1)Cara Menghardik situasi pencetus, 2) Memberi pengetahuan
Cara minum obat perasaan saat terjadi
halusinasi 2)
dengan cara (6 Benar) halusinasi) 3) Memberikan latihan
minum obat (6 Bercakap-cakap 2) Menjelaskan cara praktik langsung untuk
Benar) 3) dengan orang mengontrol mencegah datangnya
3) Mengontrol lain. halusinasi : hardik, halusinasi
Melakukan obat, bercakap-cakap,
halusinasi melakukan kegiatan 4) Mengontrol/evaluasi apa
dengan cara 4)
bercakap-cakap Kegiatan Harian. harian saja yang sudah pasien
dengan orang 3) Mengajarkan pasien lakukan.
lain. mengontrol halusinas
4) Mengontrol dengan cara
halusinasi menghardik
dengan cara halusinasi
melakukan
kegiatan harian.
8. Pelaksanaan Keperawatan
yang telah dibuat. Meskipun evaluasi dianggap sebagai tahap akhir dari
proses keperawatan proses ini tidak berhenti, yang telah terpecahkan dan
rumusan kesehatan jiwa yang lazim dianut oleh para ahli, yakni rumusan
dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang
manusia melalui Nabi Muhamad Saw sangat sarat nilai dan bukan hanya
mengenai satu segi, namun mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia,
melindungi agama, jiwa, keturunan, akal, jasmani dan harta benda. Tiga dari
keenam hal tersebut yakni jiwa, jasmani dan akal sangat berkaitan erat
dengan kesehatan, oleh karena itu ajaran Islam sangat sarat dengan tuntutan
membicarakan tentang kesehatan, baik itu dari segi fisik, kejiwaan, sosial dan
doktirndoktrin etik. Dalam bagian pertama ini, kita mengenal banyak sekali
kafir.
ujian yang di timpakan oleh Allah berupa penyakit. Kisah ini tertuang dalam
QS. al-Anbiyya’ (21) ayat 83-84 berikut ini: Artinya: ”Dan (ingatlah kisah)
Telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang
suatu rahmat dari sisi kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang
diperbuat.
(Suhaimi, 2015).
DAFTAR PUSTAKA
Dalami. (2010). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Jiwa. Yogyakarta: Trans Info.
Media. Keliat, B. A. (2014). Proses keperawatan kesehatan jiwa, Edisi 2. Jakarta : EGC.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan
Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika. Nanda. (2012). Diagnosa
Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Buku Kedokteran : EGC. Nasir & Muhith.
(2011). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika. Purwaningsih & Karlina.
(2010). Asuhan Keperawatan Jiwa. Dilengkapi Terapi Modalitas Dan Standar Operating
Procedure (SOP). Yogyakarta: Nuha Medika. Riyadi, S. & Purwoto, T. (2009). Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Graha Ilmu. Satrio, KL., Damayanti,R., & Ardinata. (2015).
Buku Ajar Keperawatan jiwa. Pusat penelitian dan penerbitan LP2M Institut Agama Islam
Negeri Raden Intan: Lampung. Stuart.G.W. (2009). Buku saku keperawatan jiwa. Alih bahasa.
Jakarta: EGC. Suhaimi, S. (2015). Gangguan Jiwa dalam Perspektif Kesehatan Mental Islam.
An-Nida', 40(1), 23-30. Jurnal RISALAH. Vol. 26, No. 4, Desember 2015: 197-205 Yosep, I.
33