Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TAQWA SOLUSI ISLAM DALAM MENGATASI


AKSES MODERNISASI
PEMBIMBING: ACH.JUNAEDI,S.Ag.,M.Pd.I

DISUSUN OLEH:

Kelompok :

1. A.Yogy Ariefan Ghani


2. Rofika Dewi
3. Nabila Hafina

PRODI D3 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY
PESANTREN ZAINUL HASAN
PAJARAKAN-PROBOLINGGO
TAHUN AKADEMI 2019-2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas


segala rahmat yang senantiasa dilimpahkan kepada kita semua. Kami
merasa bahagia dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjalan lancar.
Makalah ini berisi tentang taqwa dalam agama islam, adapun
tujuan penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata
kuliah agama.
Akhir kata “Tiada Gading Tak Retak” tiada manusia yang tidak
lepas dari kesalahan. Kami menyadari adanya kekurangan-
kekurangan dalam menyusun, maka dari itu kami mengharap kritik
dan saran yang membangun bila mana terdapat kesalahan dan
kekurangan penulisan mohon maaf. Semoga saja makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi kami dan teman-teman.
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Islam yang memiliki konsep penuh dengan nilai-nilai


ketauhidan dan kebenaran dalam menjalani kehidupan,lambat laun
mulai dikikis sedikit demi sedikit oleh para pelajar muslim yang
menimba ilmu didunia barat.Konsep moralitas berganti dengan
konsep materialistis dengan penuh hawa nafsu dan keinginan. Konsep
ketuhanan beralih pada konsep kekuasaan pada akal.
Dalam hal ini, peran pemuda harus diperhatikan sebagai
generasi penerus bangsa yang juga menjadi patokan untuk perubahan
dan mengatasi pendangkalan akidah dan globalisasi.

B. Tujuan Pembuatan Makalah

1. Agar mengetahui apa itu taqwa


2. Agar mengetahui bagaimana ruang lingkup taqwa
3. Agar mengetahui bagaimana ciri-ciri orang yang bertaqwa

C. Ruang Lingkup

a.Hubungan manusia dengan Allah SWT


b.Hubungan manusia dengan hati nurani dan dirinya sendiri
c.Hubungan manusia dengan sesama manusia
d.Hubungan manusia dengan lingkungan hidup
Hubungan manusia dengan Allah SWT
Ketaqwaan kepada Allah dapat dilakukan dengan cara beriman
kepad Allah menurut cara-cara yang di ajarkan-Nya melalui wahyu
yang sengaja diturunkan-Nya untuk menjadi petunjuk dan pedoman
hidup manusia,seperti yang terdapat dalam surah Ali-imron ayat 138
yang berbunyi:
َ‫اس َوهُدًى َو َموْ ِعظَةٌ لِ ْل ُمتَّقِين‬ ٌ َ‫ٰهَ َذا بَي‬
ِ َّ‫ان لِلن‬
“inilah(Al-quran)suatu ketenangan bagi manusia dan petunjuk serta
pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa”.(QS.Ali-imron 3:138)
Manusia juga harus beribadah kepada Allah denghan menjalankan
sholat 5 waktu,menunaikan zakat,berpuasa selama sebulan penuh
dalam setahun,melalukan ibadah haji sekali dalam seumur
hidup,semua itu kita lakukan menurut ketentuan ketentuan yang telah
di tetapkan-Nya.Sebagai hamba Allah sudah sepatutnya kita
bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya,bersabar
dalam menerima segala cobaan yang diberikan dari Allah serta
memohon ampun atas segala dosa yang telah dilakukan.
Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
Selain harus bertaqwa kepada Allah SWT, manusia juga harus bisa
mengendalikan hawa nafsunya karena tak banyak diantara umat
manusia yang tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya sehingga
semasa hidupnya hanya menjadi budak nafsu belaka, seperti yang
tertulis dalam Al-Qur’an Surat Yusuf ayat 53 yang berbunyi:
۞ ‫س أَل َ َّما َرةٌ بِالسُّو ِء إِاَّل َما َر ِح َم َربِّي ۚ إِ َّن َربِّي َغفُو ٌر َر ِحي ٌم‬ ُ ‫َو َما أُبَ ِّر‬
َ ‫ئ نَ ْف ِسي ۚ إِ َّن النَّ ْف‬
“Dan aku tidak membebaskan diriku (berbuat kesalahan),
sesungguhnya nafsu itu menyuruh kepada kejahatan, kecuali siap
yang diberi rahmat oleh tuhanku. Sesungguhnya tuhanku maha
pengampun lagi maha penyayang”. (QS. Yusuf 12:53)
Maka dari itu umat manusia harus bertaqwa kepada Allah SWT
dan diri sendiri agar mampu mengendalikan hawa nafsu tersebut.
Ketaqwaan terhadap diri sendiri dapat ditandai dengan ciri-ciri antara
lain:
1. Sabar
2. Tawakkal
3. Syukur
4. Berani
Sebagai umat manusia kita harus bersikap sabar dalam
menerima apa saja yang datang kepada dirinya, baik perintah larangan
maupun musibah. Sabar dalam menjalani perintah Allah SWT karena
dalam pelaksanaan perintah tersebut terdapat upaya untuk
mengendalikan diri agar perintah itu bisa dilaksanakan dengan baik.
Hubungan Manusia dengan Sesama Manusia
Selain memelihara komunikasi dan hubungan tetap dengan
Allah SWT dan diri sendiri, dimensi taqwa yang ketiga adalah
memelihara dan membina hubungan baik dengan sesama manusia.
Hubungan antar manusia ini dapat dibina dan dipelihara, antara lain
dengan mengembangkan cara dan gaya hidup yang selaras dengan
nilai dan norma yang disepakati bersama.
Hubungan antara manusia dengan manusia lain dalam
masyarakat dapat dipelihara, antara lain dengan: (1) tolong menolong;
(2) suka memaafkan kesalahan orang lain;(3) menepati janji;(4)
lapang dada; dan (5) menegakkan keadilan dan berlaku adil terhadap
diri sendiri dan orang lain.
Hubungan Manusia dan Lingkungan hidup
Alam yang penuh dengan sumber daya ini mengharuskan
manusia untuk bekerja keras menggunakan tenaga dan pikirannya
sehingga dapat menghasilkan barang yang bermanfaat bagi manusia.
Orang yang bertaqwa adalah orang yang mampu menjaga
lingkungan dengan sebaik-baiknya. Ia dapat mengelola lingkungan
sehingga dapat bermanfaat dan juga memeliharanya agar tidak
musnah. Fenomena kerusakan lingkungan sekarang ini menunjukkan
bahwa manusia jauh dari ketaqwaan. Mereka mengeksploitasi alam
tanpa memperdulikan apa yang akan terjadi pada lingkungan itu
sendiri dimasa mendatang.
Bagi orang yang bertaqwa lingkungan alam adalah nikmat Allah
SWT yang harus disyukuri dengan cara memelihara lingkungan
tersebut, dengan cara ini akan menambah kualitas nikmat yang
diberikan oleh Allah SWT.

D. Rumusan Masalah

Taqwa solusi islam mengatasi akses modernisasi


BAB II

PERMASALAHAN

Seiring pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi, cepatnya


kemajuan iptek dan derasnya arus informasi yang melanda umat
manusia ini justru dari satu sisi menimbulkan dampak negatif berupa
kerusakan-kerusakan tata nilai kehidupan, yaitu diantaranya judi,
penyalahgunaan obat terlarang, sarana dan prasarana kemaksiatan
semakin mudah didapatkan dari diskotik dan tempat-tempat hiburan
kelas tinggi, dari bioskop-bioskop yang ada di dalam rumah sampai
foto-foto porno dari artis-artis yang tak bermoral, membuat orang
semakin nekat dan berani melakukan maksiat.
Inikah globalisasi yang kita perjuangkan? Kerusakannya jauh
lebih kita rasakan dari pada kemaslahatan. Jawabnya ialah:
Modernisasi dengan iptek yang melaju cepat tidak memberikan
makna kehidupan.
Taqwa adalah barometer keimanan seorang muslim. Dengan
taqwa mata hati akan terbuka untuk melihat dan menerima kebenaran
serta menolak dan menjauhi kemungkaran. Sebagaimana firman-Nya:
‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ ْن تَتَّقُوا هَّللا َ يَجْ َعلْ لَ ُك ْم فُرْ قَانًا َويُ َكفِّرْ َع ْن ُك ْم َسيِّئَاتِ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ۗ َوهَّللا ُ ُذو ْالفَضْ ِل ْال َع ِظ ِيم‬
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah
SWT, niscaya dia menjadikan pembeda (antara al-haq dengan al-
batil) bagimu.” (QS.Al-Anfal:29).
Maka demikianlah, orang-orang yang tidak bertaqwa kepada
Allah SWT tidak hanya akan mendapatkan kesengsaraan hidup
didunia berupa kegelisahan hati, gangguan jiwa, dll. Tetapi mereka
juga akan di azab dan di siksa dengan siksa akhirat yang teramat
dahsyat. Sedangkan sebaliknya orang-orang yang bertaqwa kepada
Allah SWT selain akan diberikan jalan keluar dari setiap kesulitan,
dimudahkan segala urusan dunianya, mereka juga di janjikan surga
sebagai tempat kemenangan.
BAB III

PEMBAHASAN
1. Pengertian dan Kedudukan taqwa

Taqwa berasal dari bahasa arab taqwa. Menurut penelitian al-


Muqaddasi (Beirut, 1323) , di dalam Al-Qur’an terdapat 256 kata
taqwa, pada 251 ayat dalam berbagai hubungan dan variasi warna.
Akar katanya adalah w.q.y., artinya antara lain : takut, menjaga diri,
memelihara, tanggung jawab dan memenuhi kewajiban. Oleh karna
itu, orang yang bertaqwa adalah orang yang takut kepada Allah SWT
berdasarkan kesadaran: mengerjakan suruhan-Nya, tidak melanggar
larangan-Nya, takut terjerumus ke dalam perbuatan dosa. Orang yang
taqwa adalah orang yang menjaga (membentengi) diri dari kejahatan;
memelihara diri agar tidak melakukan perbuatan yang tidak di ridhoi
Allah SWT, bertanggung jawab mengenai sikap, tingkah laku dan
perbuatannya, dan memenuhi kewajiban.
Dari berbagai makna yang dikandung perkataan taqwa itu,
dalam bukunya keterangan filsafat tentang Tauhid, Takdir dan
Tawakkal, cendekiawan muslim indonesia almarhum Haji Agus
Salim, merumuskan makna taqwa dengan mempergunakan
memelihara sebagai titik tolak.
Disebukan sebuah hadist bahwa abu zar al-Ghifari,pad suatu
hari,meminta nasihat kepada rasulullah.Rasulullah menasehati al-
Ghifari,”Supaya ia taqwa kepada Allah,karena taqwa adalah pokok
segala pekerjaan.”Dari nasehat rasulullah itu dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa taqwa adalah pokok(pangkal)segala pekerjaan
muslim,taqwa juga adalah ukuran.Di dalam surah Al-Hujurat (49)
Ayat 13,Allah mengatakan bahwa,”(Manusia)yang paling mulia disisi
Allah adalah (orang)yang paling bertaqwa.”

2.Ciri-ciri Orang Bertaqwa Menurut Al-Quran


A.Surah Al-Baqoroh 2-5 :Al Kitab ini (Al Quran) adalah
petunjuk buat orang yang bertaqwa,dengan ciri sebagai berikut:
1. Beriman pada yang ghaib
2. Mendirikan sholat
3. Menafkahkan sebagian rezeki yang Allah karuniakan
kepadanya
4. Beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad
SAW) dan sebelum mu.
5.Yakin kepada hari akhirat
B.Surah Al-Baqarah 177,Mereka itulah orang orang yang benar dan
mereka itulah orang orang yang bertaqwa dngan ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Beriman kepada Allah (Tuhan YME),hari akhirat,malaikat-
malaikat,kitab-kitab,nabi-nabi.
2. Memberikan harta yang di cintainya kepada kerabat,anak-
anak yatim,orang-orang miskin,musafir,orang yang meminta-
minta.
3.Membebaskan perbudakan.
4. Mendirikan sholat.
5. Menunaikan zakat
6. Memenuhi janji bila berjanji.
7.Bersabar dalam kesengsaraan,penderitaan,dan waktu
peperangan.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Amal ibadah itu sama, ada yang lahir maupun yang batin adalah
syariat. Kita beramal dan bersyariat untuk mendekatkan diri kepada
kepada Allah SWT. Untuk mendapat ridho kasih sayang dan
kekuasaan Allah SWT, atau dengan kata lain untuk mendapat taqwa.
Karena Allah SWT hanya menerima ibadah dari orang-orang yang
bertaqwa. Allah SWT hanya membela, membantu dan melindungi
orang-orang yang bertaqwa. Hanya orang-orang yang bertaqwa saja
yang selamat disisi Allah SWT.
Dari berbagai makna yang terkandung dalam taqwa,
kedudukannya sangat penting dalam agama islam dan kehidupan
manusia karena taqwa adalah pokok dan ukuran dari segala pekerjaan
orang muslim.
Taqwa tidak hanya berhubungan dengan Allah SWT, tetapi juga
berhubungan dengan manusia dengan dirinya sendiri, antar sesama
manusia, dan dengan lingkungan hidup.

B. Saran

Berdasarkan uraian diatas, kami sebagai penulis menyarankan


kepada kaum pemuda sebagai generasi penerus bangsa, untuk bisa
memerankan dirinya sebagai pemuda yang berakhlak baik dan tidak
terpengaruh oleh dampak buruk dari globalisasi dunia. Para pemuda
dapat mengisi waktu dalam kegiatan positif yang dapat meningkatkan
aqidah, sehingga nantinya peran pemuda akan sangat berarti dalam
mengatasi pendangkalan aqidah dan juga dapat mengaplikasikannya
dalam kehidupan berbangsa dan beragama. Para pemuda diharapkan
bisa menjadi patokan untuk perubahan bangsa kearah positif dengan
memperbaiki aqidah.

Daftar Pustaka
Hadduri, Choiruddin SP .: Klasifikasi Kandungan alQur’an, Jakarta,
Gema Insani Press, 1993.
Qadir, C.A.: Filsafat dan ilmu pengetahuan dalam islam, Jakarta,
Obor Indonesia 1989.
Rahman, Afzalur: Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan, Jakarta,
Bina Aksara, 1989.

Anda mungkin juga menyukai