Oleh :
Andini Fahmiyah Wati (19150120)
Devi Mufidatul Maulidiya (19150096)
Ahmad Abdal Akbar (19150121)
Nur Muhammad Faza
FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami haturkan keharibaan Allah SWT. yang senantiasa
memberikan rahmat nikmat serta hidayah-Nya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “ Metode Berfikir Ilmiah Bahasa, Matematika, Logika dan
Statistika” guna untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat ilmu.
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW. yang
telah membimbing umatnya menuju kehidupan yang penuh dengan ridho dan ampunan-
Nya. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas dari salah satu mata
kuliah. Penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak mungkin dapat dilesaikan dengan
baik tanpa dorongan dari keluarga dan teman-teman sebagai penyemangat dalam sehari-
harinya. Penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari kesalahan dan kekhilafan oleh
karena itu penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penyusun hanya dapat
mendoakan kepada Allah SWT agar rahmat dan taufik-Nya senantiasa dilimpahkan kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah SWT
mencatat penyusun makalah ini sebagai amal kebaikan yang dapat bermanfaat bagi
semuanya dan khususnya juga bermanfaat bagi penyusunnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian berfikir ilmiah
b. Mengetahui bahasa sebagai sarana berfikir ilmiah
c. Mengetahui logika sebagai sarana berfikir ilmiah
d. Mengetahui matematika sebagai sarana berfikir ilmiah
e. Mengetahui statistika sebagai sarana berfikir ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
1
Bawengan, G.W. Sebuah Studi tentang Filsafat.(PT.Prada Paramita:Jakarta). hlm. 165.
4. Menurut Jujun S. Suriasumantri
“ Berpikir merupakan kegiatan akal untuk memperoleh pengetahuan yang benar.
Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi “
2
Bactiar Amsal. Filsafat Ilmu.(PT. Raja Grapindo Persada:Jakarta, 2004). hlm. 96
Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama yakni:
A. Sebagai sarana komunikasi antar manusia.
B. Sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang
mempergunakan bahasa tersebut.
Bahasa merupakan sarana pengungkapan nilai-nilai budaya, pikiran, dan nilai-nilai
kehidupan kemasyarakatan. Oleh karena itu, kebijaksanaan nasional yang tegas di
dalam bidang kebahasaan harus merupakan bagian yang integral dari kebijaksanaan
nasional yang tegas di dalam bidang kebudayaan.
Ada dua pengolongan bahasa yang umumnya dibedakan yaitu :
1. Bahasa alamiah yaitu bahasa sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan sesuatu,
yang tumbuh atas pengaruh alam sekelilingnya. Bahasa alamiah dibagi menjadi dua
yaitu: bahasa isyarat dan bahasa biasa.
2. Bahasa buatan adalah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan akar pikiran untuk maksud tertentu. Bahasa buatan
dibedakan menjadi dua bagian yaitu: bahasa istilah dan bahasa antifisial atau bahasa
simbolik. Bahasa buatan inilah yang dikenal dengan bahasa ilmiah.
3
Ibid, hlm. 98
2) Ketahuilah dengan sadar apa yang anda sedang lakukan/kerjakan.
Kegitan yang sedang dikerjakan adalah kegiatan berfikir. Seluruh aktivitas intlek
kita adalah suatu usaha terus menerus mengerjakan kebenaran yang diselingi
dengan diperolehnya pengetahuan tentang kebenaran tetapi bersifat parsial.
4
Bawengan, G.W. Sebuah Studi tentang Filsafat.(PT.Prada Paramita:Jakarta). hlm. 169.
Matematika sebagai bahasa, artinya matematika adalah bahasa yang
melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.
Lambang-lambang matematika bersifat ”artifical” yang baru mempunyai arti setelah
sebuah makana diberikan kepadanya. Tanpa itu matematika hanya merupakan
kumpulan rumus-rumus yang mati. Alfred North Whitehead mengatakan bahwa “x itu
sama sekali tidak berarti”.
Bahasa verbal mempunyai beberapa kekurangan, untuk mengatasi kekurangan
yang terdapat pada bahasa verbal, kita berpaling kepada matematika. Dalam hal ini,
bahwa matematika adalah bahasa yang berusaha untuk menghilangkan sifat majemuk
dan emosional dari bahasa verbal. Bahasa verbal hanya mampu mengatakan
pernyataan yang bersifat kualitatif. Sedangkan sifat kuantitatif dari matematika
merupakan daya prediktif dan control dari ilmu. Ilmu memberikan jawaban yang lebih
bersifat eksak yang memungkinkan pemecahan masalah secara tepat dan cermat.
Contohnya, menghitung kecepatan jalan kaki seseorang anak. Maka objek “kecepatan
jalan kaki seorang anak” kita lambangkan X, “jarak tempuh seorang anak” kita
lambangkan Y, “waktu berjalan kaki seorang anak “kita lambangkan Z, maka kita
dapat melambangkan hubungan tersebut sebagai Z=Y/X. Pernyataan Z=X/Y kiranya
jelas tidak mempunyai konotasi emosional dan hanya mengemukakan informasi
mengenai hubungan antara X,Y dan Z. Dalam hal ini pernyataan matematika
mempunyai sifat yang jelas, spesifik dan informatif dengan tidak menimbulkan
konotasi yang tidak bersifat emosional.
5
Bactiar Amsal. Filsafat Ilmu.(PT. Raja Grapindo Persada:Jakarta, 2004). hlm. 103
6
S. Seria Sumantri, Jujun,.Filsafat Ilmu.(Pustaka Sinar Harapan:Jakarta). hlm.180.
dilakukan seseorang dalam mempergunakan pikiran-pikiran tanpa ada sesuatu pun yang
membatasinya.
Penguasaan statistika mutlak diperlukan untuk dapat berfikir ilmiah dengan sah
sering kali dilupakan orang. Berfikir logis secara deduktif sering sekali dikacaukan
dengan berfikir logis secara induktif. Kekacauan logika inilah yang menyebabkan
kurangberkembangnya ilmu di negara kita. Kita cenderung untuk berfikir logis cara
deduktif dan menerapkan prosedur yang sama untuk kesimpulan induktif.
Statistika harus mendapat tempat yang sejajar dengan matematika agar
keseimbangan berfikir deduktif dan induktif yang merupakan cara dan berpikir ilmiah
dapat dilakukan dengan baik.7
7
Ibid, hlm. 211.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis adalah masuk akal,
dan empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggung jawabkan.
2. Bahasa sebagai sarana komunikasi antar manusia, tanpa bahasa maka tiada
komunikasi. Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat komunikasi untuk
menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah
3. Logika adalah sarana untuk berfikir logis, sistematis, valid dan dapat
dipertanggungjawabkan. Berfikir logis adalah berfikir sesuai dengan aturan-aturan
berfikir : (a) Mencintai kebenaran, (b) Ketahuilah dengan sadar apa yang anda
sedang lakukan/kerjakan, (c) Ketahuilah dengan sadar apa yang sedang anda
katakan, (d) Buatlah distingsi (pembedaan) dan pembagian (klasifikasi) yang
semestinya, (e) Carilah definisi yang tepat, (f) Ketahuilah dengan sadar mengapa
anda menyimpulkan begini atau begitu, (g) Hindarilah kesalahan-kesalahan
dengan segala usaha dan tenaga, serta sangguplah mengenali jenis, macam dan
nama kesalahan, demikian juga mengenali sebab-sebab kesalahan pemikiran
(penalaran).
4. Matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu dengan
lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. Matematika
merupakan alat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau
situasi melalui abstraksi, idealisasi, atau generalisasi untuk suatu studi ataupun
pemecahan masalah
5. Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum
dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan.
Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan
yang ditarik tersebut, yang pada dasarnya didasarkan pada asas yang sangat
sederhana, yakni makin besar contoh yang diambil maka makin tinggi tingkat
ketelitian tersebut dan sebaliknya.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami memerlukan kritik serta masukan yang bersifat
membangun demi perbaikan makalah-makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA