Anda di halaman 1dari 2

Pada Tabel 1. Ditampilkan sebagai pemanis siklamat dalam 51 sampel minuman berwarna.

Pada hasil uji kualitatif didapatkan 23 sampel minuman berwarna negatif yang tidak
mengandung siklamat dan 28 sampel yang positif mengandung siklamat. Sampel positif
mengandung siklamat dilanjutkan dengan uji kuantitatif. Pada uji kuantitatif dari 28 sampel
positif mengandung siklamat didapatkan kadar terkecil sebesar 31,86 mg/kg terdapat pada
minuman berwarna putih dan kadar terbesar sebesar 6440,20 mg/kg pada minuman coklat.
Pada sampel minuman berwarna dari total 51 sampel yang diuji siklamat terdapat 16 sampel
(31,37%) yang kadarnya melebihi batas maksimal yaitu lebih besar dari 350 mg/kg. Hal ini
menunjukkan 31,37% minuman berwarna tidak memenuhi syarat. Sedangkan 35 sampel
(68,63%) lebih kecil dari 350 mg/kg sehingga memenuhi batas maksimum yang
diperbolehkan.

Pada Tabel 2. Menunjukkan sebagai pemanis siklamat dalam 36 sampel lilin es. Pada hasil
uji kualitatif didapatkan 9 sampel es lilin negatif tidak mengandung siklamat dan 27 sampel
positif mengandung siklamat. Pada uji kuantitatif 27 sampel positif mengandung siklamat,
kadar terendah 81,61mg/kg terdapat pada es stik orange dan konsentrasi terbesar sebesar
6992,25 mg/kg pada es stik kuning. Pada sampel stik es dari total 36 sampel terdapat 25
sampel (69,44%) yang kadarnya melebihi batas maksimum yang diperbolehkan yaitu lebih
besar dari 250 mg/kg, sehingga 69,44% lilin es tidak memenuhi syarat. Sedangkan 11
sampel (30,56%) kadarnya memenuhi syarat maksimum yang diperbolehkan.

Pada Tabel 3. Ditampilkan sebagai pemanis siklamat pada 16 sampel minuman teh. Pada
hasil uji kualitatif, terdapat 11 sampel minuman teh yang tidak mengandung siklamat
(negatif) dan 5 sampel yang positif mengandung siklamat. Pada uji kuantitatif 5 sampel
positif mengandung siklamat kadar terkecil 53,35 mg/kg dan kadar terbesar 869,80 mg/kg.
Pada sampel minuman teh dari total 16 sampel yang diuji terdapat 1 sampel (6,25%) yang
kadarnya melebihi batas maksimal yang dipersyaratkan yaitu lebih besar dari 350 mg/kg. Ini
menunjukkan 6,25% minuman teh tidak memenuhi syarat. Sedangkan 15 sampel (93,75%)
memenuhi batas maksimum yang diperbolehkan yaitu 350 mg/kg.

Pada Tabel 4. Ditampilkan sebagai pemanis siklamat dalam 3 sampel es campur.


Berdasarkan hasil uji kualitatif diperoleh 1 sampel negatif tidak mengandung siklamat dan 2
sampel positif mengandung siklamat. Pada uji kuantitatif pada 2 sampel positif diperoleh
kadar 2.254,19 mg/kg dan 870,25 mg/kg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2 sampel
(66,67%) melebihi syarat batas maksimum yaitu lebih besar dari 350 mg/kg sehingga tidak
memenuhi syarat. Sedangkan 1 sampel (33,33%) memenuhi batas maksimal yang
diperbolehkan.

Pada Tabel 5. Menunjukkan sebagai pemanis siklamat pada 4 sampel yang termasuk dalam
jenis minuman lain seperti minuman es kelapa muda, minuman es cincau, dan minuman es
jeruk. Berdasarkan hasil uji kualitatif, keempat sampel tidak mengandung siklamat negatif,
sehingga memenuhi syarat batas maksimum penggunaan siklamat, yaitu maksimum 350
mg/kg. Persyaratan batas maksimum siklamat ini mengacu pada Peraturan Kepala Balai
Besar Pengawas Obat dan Makanan Nomor 4 Tahun 2014 tentang Batas Maksimal
Penggunaan Bahan Tambahan Makanan Pemanis.

Gambar 1. Grafik pemanis siklamat pada minuman jajanan.


Penggunaan pemanis alami aman. Tetapi memiliki kalori dan dapat menyebabkan beberapa
efek buruk, seperti gigi berlubang, peningkatan berat badan, peningkatan trigliserida dan
diabetes. Sebaliknya, pemanis buatan tidak memiliki kalori dan tidak menimbulkan
gangguan kesehatan (tidak menimbulkan gigi berlubang, tidak berpengaruh pada gula
darah). Tetapi pemanis ini memberikan efek samping dan keamanan yang kontroversial.
Ada 5 pemanis buatan yang boleh digunakan, yaitu acesulfame-K, aspartam, neotame,
sakarin, dan sucralose. Namun untuk penelitian lebih lanjut dan survei jangka panjang harus
dilakukan untuk mengurangi efek samping dari penggunaan pemanis buatan [12,13].

Hasil kuantitatif menunjukkan bahwa beberapa sampel kadar siklamat sangat tinggi dan
melebihi batas maksimum yang diperbolehkan. Metabolisme siklamat di lambung akan
menghasilkan senyawa sikloheksilamin yang bersifat karsinogen. Senyawa ini dapat
menyebabkan kanker kandung kemih dan kerusakan kromosom. Selain itu, pemanis
siklamat juga menimbulkan banyak masalah kesehatan, termasuk tremor, migrain, atau sakit
kepala, kehilangan ingatan, kebingungan, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit
perut, alergi, impotensi, dan gangguan seksual, kebotakan, dan kanker otak. Efek yang
timbul dari penggunaan siklamat tidak dapat dilihat secara langsung atau dalam jangka
pendek karena harus menunggu dua puluh tahun sampai tiga puluh tahun. Namun,
penggunaan pada anak-anak lebih baik dihindari karena pemanis ini tidak mengandung
energi dan nutrisi. Penggunaan yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan [14].

Kandungan sakarin dan siklamat pada jajanan merupakan hasil sirup yang mengandung
siklamat namun masih dalam batas maksimal yang diperbolehkan. Minuman es sirup yang
dijual oleh pedagang kuliner di pantai Malalayang Kota Manado diperoleh dari 8 sampel
yang diuji 6 sampel positif mengandung siklamat dan 1 sampel melebihi batas maksimal
siklamat yang diperbolehkan. Penelitian jajanan menunjukkan bahwa pada 16 sampel
jajanan di enam pasar tradisional di Kota Manado terdapat 2 sampel es sirup yang
mengandung pemanis buatan siklamat yaitu es sirup merah sebesar 931,98 mg/kg dan es
sirup kuning sebesar 848,65 mg/kg dimana kadarnya melebihi nilai maksimum yang diijinkan
[17]. Analisis siklamat pada minuman es jeruk di Universitas Sumatera Utara diperoleh hasil
bahwa es jeruk perasan yang dijual terdeteksi mengandung pemanis buatan siklamat
dengan kadar siklamat melebihi batas maksimal yang diperbolehkan mengacu pada
Peraturan Kepala Balai Besar Obat-obatan Indonesia. dan Pengawasan Pangan Nomor 4
Tahun 2014 [18].

Kesimpulan
Hasil uji laboratorium dari 110 sampel yang mengandung siklamat sebanyak 62 sampel
(56,36%) dan yang tidak mengandung siklamat sebanyak 48 sampel (43,64%). Sampel
yang melebihi batas maksimum siklamat yang diperbolehkan sebanyak 44 sampel (40%)
dan yang memenuhi syarat sebanyak 66 sampel (60%). Persyaratan ini mengacu pada
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 4 Tahun 2014, yaitu untuk
minuman, teh, dan es campur, kadar siklamat maksimal 350 mg/kg, sedangkan untuk es stik
maksimal siklamat. kandungannya 250 mg/kg.

Anda mungkin juga menyukai