Sebuah kapal harus mampu berlayar dengan baik. Pasalnya, tidak jarang
kecelakaan kapal laut terjadi dan menimbulkan banyak korban. Ada banyak
faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan kapal, salah satunya adalah
stabilitas kapal.
Stabilitas pada kapal sangat berpengaruh pada keseimbangan, agar kapal
tidak miring ke kanan atau ke kiri, sehingga kapal tidak oleng saat berlayar.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari kapal itu sendiri, seperti
ukuran kapal, tata letak, kebocoran akibat tubrukan atau kandas, dan lain
sebagainya. Untuk itu, awak kapal harus memperhatikan letak dan bobot
barang sebelum berlayar.
Sedangkan sirip lambung atau yang dikenal juga dengan sirip lunas atau
Bilge keel merupakan perangkat yang dapat meningkatan friksi melintang
sebuah kapal. Dengan begitu, kapal akan sulit terbalik. Lambung sirip ini
biasanya berbentuk V.
Untuk menghitung stabilitas, ada beberapa ukuran pokok yang perlu Anda
ketahui seperti breadth (lebar), length (panjang), draft (sarat) dan depth
(tinggi).
Pengukuran tersebut dalam istilah perkapalan dikenal dengan Length
Between Perpendicular atau LBP, Length Over All atau LOA dan Length
Water Line atau LWL.
Stabilitas statis merupakan stabilitas saat kapal diam atau tidak berlayar,
stabilitas membujur dan stabilitas melintang termasuk dalam stabilitas
statis.
Center of Gravity
Center of Gravity (titik berat) atau yang biasa disimbolkan dengan titik G
adalah letak semua gaya atau beban dari kapal. Semakin banyak bobot yang
ada pada kapal, maka titik G akan semakin besar. Selain beban kapal,
pembagian beban juga turut mempengaruhi titik G.
Titik Metasentris
Titik selanjutnya adalah metasentris atau titik M disebut juga dengan titik
semu. Titik M menjadi batas bagi titik G untuk tidak melewatinya agar
stabilitasnya tetap positif. Karena jika titik G melewati titik M, maka dapat
menimbulkan kemiringan hingga tenggelam.
Center of Buoyancy
Kemudian ada titik apung atau Center of Buoyancy yang dikenal juga dengan
titik B. Titik ini merupakan titik yang mampu membuat kapal kembali tegak
setelah mengalami oleng atau senget. Titik B tidak tetap dan dapat
berpindah-pindah.
DESCRIBES THE USE OF BILGE BLOCKS, BREAST SHORES AND BILGE
SHORES AND THEIR PLACEMENT DURING PUMPING OUT
- Bilge block adalah tempat kapal bertumpu saat melakukan dry docking,
memiliki ketinggian yang cukup di atas lantai dock untuk memberikan
tumpuan yang pas ke pelat lambung kapal. Bilge block umumnya terbuat dari
baja dengan lapisan kayu kayu yang dapat diperbarui pada permukaannya.
Tiap tiap bilge block umumnya dapat dibongkar di bawah kapal untuk
memungkinkan akses ke bagian pelat lambung kapal yang tertutupi, jika
diperlukan, dan dapat dipasang kembali untuk mengambil bagian berat kapal
yang sesuai setelah operasi yang diperlukan telah selesai. Sebagian besar
kapal modern, terutama kapal tanker, memiliki bagian hampir persegi di
sebagian besar panjang tengahnya dan dapat dijaga tetap tegak di dry dock
dengan dukungan bilge block di bawah lunas lambung kapal tersebut. Di dry
dock terbaru, blok lambung kapal dilengkapi dengan alat mekanis untuk
mengatur posisi dan mengubah ketinggiannya dengan remote control saat
dock masih tergenang air. Pengaturan ini memungkinkan mereka untuk
disesuaikan dalam posisi yang benar sesuai dengan bentuk kapal sementara
yang terakhir masih mengapung tetapi bersentuhan dengan blok lunas garis
tengah. Bilge block akan di posisikan tepat di bawah setiap kerangka
longitudinal kapal
Dok kolam/graving dock yang sering juga disebut dok Gali adalah suatu
bangunan dok berbentuk kolam yang terletak ditepi laut atau sungai. Dok
kolam/graving dock mempunyai dinding yang kokoh seperti kolam renang
karena pada saat kosong, dok akan menerima tekanan tanah dari
sekitarnya, sedangkan pada saat ada kapal yang akan dimasukkan ke dalam
atau dikeluarkan dari dalam dok kolam/graving dock tersebut, beban berat
air akan diterima oleh dinding dan lantai dok kolam/graving dock tersebut.
Tangki-tangki ballast harus dikosongkan minimal hanya ada sedikit air dalam
ballast hanyauntuk mengatur supaya stabilitas posisi kapal dapat
ditentukan. Perbedaan sarat haluan dansarat buritan tidak boleh terlalu
besar, kemiringan melintang kapal pun harus diusahan nol.Semua ini
dilakukan untuk memudahkan proses docking kapal pada dudukan dock
yangsudah ada.
Menguras dan melakukan gas-freeing pada tangki minyak yang akan
dilaksanakanperbaikan.
3.Air bilasan yang berminyak harus ditampung di sludge tank jangan dibuang
dilaut.
4.Setelah saluran pipa minyak, semua suction valve didalam tanki harus
ditutup rapat.
9.Bila kandungan gas tanki sudah pada batas aman bagi orang / perkerja
masuk tankidiberikan, gas free certificate bagi tanki yang bersangkutan.