Anda di halaman 1dari 5

Nama : Abel Kevin Bhaskara

NPM : 110110150180
Tugas : Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional
Dosen : Dr. Diajeng Wulan Christianti, S.H., LL.M.

Nama: Abel Kevin Bhaskara


NPM: 110110150180
Mata Kuliah : Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional
Dosen : Dr. Diajeng Wulan Christianti, S.H., LL.M.

A. Penyelesaian Sengketa di Organisasi Internasional Regional

1. Penyelesaian Sengketa di Uni Eropa (UE)


Uni Eropa adalah organisasi internasional regional yang sangat penting pada

saat ini. Di lingkungan negara – negara Uni Eropa, Perjanjian Roma (cikal

bakal UE dan perjanjian yang mendirikan Masyarakat Ekonomi Eropa)

mensyaratkan negara – negara anggotanya untuk tidak menyerahkan

sengketa nya mengenai penafsiran dan pelaksanaan Perjanjian Roma 1957,

sesuai dengan cara atau prosedur yang terdapat dalam Perjanjian Roma.

Badan yang berwenang menangani sengketa – sengketa di antara negara

anggota UE adalah

1. The European Commision


2. The Court Of Justice.1

The European Commission (Commission) bertugas antara lain

mengeluarkan usulan – usulan pengaturan kepada the Council dan the


1
Shaw dan Malcolm N, Internasional Law, Cambridge: Cambridge U.P, 2003, hlm. 1117
European Parliament. Tugas lainnya yang juga penting adalah bertindak

sebagai an enforcing mechanism of Community Laws. Terhadap negara –

negara yang melanggar hukum UE maka dalam beberapa hal, the

Commission dapat mengenakan denda kepada negara yang

bersangkutan.2

Apabila suatu anggota menganggap bahwa anggota lainnya telah

gagal melaksanakan kewajibannya, berdasarkan Perjanjian negara

tersebut harus membawa masalah tersebut ke hadapan the Commission.

Selanjutnya the Commission akan mengeluarkan pendapatnya dalam

jangka waktu 3 bulan. Pendapat ini sifatnya tidak mengikat. 3

Apabila the Commission tidak dapat memenuhi batas waktu yang

telah ditetapkan atau apabila pihak negara penuntut tidak sepakat dengan

pendapat the Commission, atau apabila negara tergugat tidak

melaksanakan pendapat the Commission maka pihak penuntut dapat

membawa masalah tersebut ke hadapan the Court of Justice (the Court).4

The Court terdiri dari 15 orang hakim (setiap satu negara ‘diwakili’

satu hakim). Mereka bertugas untuk jangka waktu 6 tahun. manakala the

Court of Justice berkesimpulan bahwa suatu negara anggota telah gagal

melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian Roma maka negara

tersebut akan diminta untuk melakukan tindakan – tindakan yang

diperlukan untuk mematuhi putusan the Court.5

2
Ibid.
3
Pasal 170 Perjanjian Roma 1957
4
Pasal 170 Perjanjian Roma 1957
5
Pasal 171, Perjanjian Roma 1957
The Single European Act 1986 memperkenalkan satu pengadilan

baru, yaitu the Court of First Instance (semacam Smal Claims Tribunal

yang terdapat di negara – negara Anglo Saxon , misalnya Singapura).

Fungsi badan peradilan ini adalah mendengar dan mengadili sengketa di

antara UE dengan para pegawainya (semacam peradilan administratif

UE), sengketa mengenai hukum persaingan, atau sengketa – sengketa

yang tergolong kecil. Badan peradilan ini terdiri dari 15 orang hakim.

Badan peradilan ini mulai bekerja pada tanggal 1 September 1989. Tugas

mereka berlangsung untuk jangka waktu 6 tahun.

Contoh Kasus :

Pada tahun 2010 , Uni Eropa memiliki Perhatian khusus terhadap hak

asasi manusia terkait suaka dan migrasi dan menjadikan salah satu aspek

penting dalam kebijakan luar negerinya sesuai yang tercantum dalam Traktat

Lisbon. Ketika Presiden Prancis Nicholas Sarkozy mengeluarkan kebijakan untuk

mendeportasi kaum roma yang berada di wilayah Perancis kembali ke Rumania

dan Bulgaria. Kaum roma yang berada di Perancis merupakan Imigran dari

Rumania dan Bulgaria sehingga Uni Eropa mengecam tindakan Perancis yang

mendeportasi Kaum Imigran tersebut karena telah melanggar hak asasi manusia

yang tertuang dalam Konvensi Hak Asasi Manusia Eropa dan membuat Uni

Eropa untuk mengambil tindakannya tersebut.

2. Organisasi Negara – negara Amerika

Instrumen hukum yang menjadi landasan pendirian organisasi negara –

negara Amerika (Organization of America States atau OAS) adalah Piagam


OAS, 30 April 1948. Piagam tersebut mengalami beberapa perubahan yaitu

pada tahun 1967 dab 1985. Pasal 1 Piagam menggariskan tujuan

pembentukan OAS, yaitu :

“to achieve an order of peace and justice, to promote their solidarity

to strengthen their collaboration and to defend their sovereignty, their

territorial integrity, and their independencen.”

Pasal ini mengatur penyelesaian sengketa dalam Bab VI (Pasal 23 – 26).

Pasal ini antara lain menyatakan bahwa manakala suatu sengketa lahir di antara

dua atau lebih negara – negara Amerika maka mereka terlebih dahulu

menyelesaikannya melalui saluran – saluran diplomatik yang ada (dalam hal ini

negosiasi). Prosedur tersebut dapat beruba jasa baik , mediasi , ad hoc

committte , atau cara – cara lain yang disepakati para pihak. 6

Manakala penyelesaian melalui sarana diplomatik gagal maka para pihak

dapat bersepakat mengenai prosedur penyelesaian sengketa selanjutnya.

Di samping Piagam , negara – negara Amerika juga menandatangani

perjanjian yang khusus mengatur penyelesaian sengketa yaitu Pakta Bogota

atau the American Treaty on Pacific Settlement. Pakta ini ditandatangani

bersamaan dengan Piagam OAS. Badan yang berwenang menangani sengketa

di antara negara – negara anggota OAS menurut Pakta Bogota adalah Council

OAS dan the Inter – American Peace (Committe).

Fungsi dari Committe adalah melakukan pencarian fakta , mediasi, dan

konsiliasi. Komisi pernah berperan dalam berbagai insiden militer , di antaranya:


6
Shaw , Op.Cit, hlm. 935
a. Kosta Rika dan Nikaragua pada tahun 1948, 1949, 1955 , dan 1959.

b. Haiti dan Santo Domingo , pada tahun 1950 dan 1963.

c. Panama dan Amerika Serikat pada tahun 1959 dan 1964.

d. Venezuela dan Santo Domingo, pada tahun 1960.

e. Amerika Serikat dan Kuba, pada tahun 1961.

Ketika Piagam OAS diubah Protokol Buenos Aires (27 Februari 1967),

peran the inter – American Peace Committe digantikan oleh the Inter American

Committe on Peaceful Settlements (Committee). Komisi ini berada di bawa

Council OAS.

Masalah – masalah yang dapat diserahkan para pihak kepada Council OAS

dapat dilakukan baik oleh salah satu pihak atau secara bersama – sama. Setelah

menerima suatu persoalan, komisi berdasarkan kesepakatan para pihak , akan

menyelenggarakan penyelidikan atas persoalan tersebut. Setelah ini, komisi

akan memberi rekomendasi prosedur penyelesai sengketa yang dianggap tepat.

Contoh Kasus :

Penyelesaian Perang Dingin yang terjadi antara Amerika Serikat dengan Kuba
dengan ditandai nya Krisis Misil Kuba pada tahun 1961. PBB mendesak melalui
OAS untuk menyelesaikan sengketa antara kedua negara tersebut.            
            

Anda mungkin juga menyukai