Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KE – 4

PERSAINGAN INTRASPESIFIK DAN INTERSPESIFIK


Dosen Pengampu; Nanda Eska Anugrah Nasution, M.Pd.

Nama : Lukman Nur Hakim Ibnu Latief P

NIM : T20188088

Kelas : Biologi 3

Mata Kuliah : Ekologi Dasar

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
A. Tujuan Praktikum
Mempelajari pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap
pertumbuhan tanaman jagung dan kacang hijau.

B. Tinjauan Teori
Makhluk hidup yang ada dalam suatu ekosistem dapat mengalami adanya interaksi
antar satu spesies dengan spesies yang lainnya. Interaksi tersebut dapat berupa interaksi
positif yang saling menguntungkan dapat juga interaksi negatif seperti kompetisi atau
persaingan. Persaingan tumbuhan dalam suatu spesies dapat dilihat dari jarak antar
tumbuhan, di mana sebenarnya persaingan yang paling keras terjadi antara tumbuhan
yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari sepesies tunggal sangat jarang
ditemukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini mempengaruhi
pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan (Dian, 2018).
Faktor-faktor lingkungan akan mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman. Respons
tanaman sebagai akibat faktor lingkungan akan terlihat  pada penampilan tanaman.
Tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, disini terlihat bahwa tumbuhan
saling mempengaruhi dengan lingkungannya. Begitu pula biasanya vegetasi yang
tumbuh disekitar ekosistem tersebut juga spesifik atau tertentu. Karena hanya tumbuhan
yang sesuai dan cocok saja yang dapat hidup berdampingan. Tumbuhan pun mempunyai
sifat menolak terhadap tumbuhan yang tidak disukainya, yaitu dengan mengeluarkan zat
kimia yang dapat bersifat bagi jenis tertentu. Sifat tersebut dinamakan allelopati (Irwan,
2007).
Dalam usaha mengkomposisikan jenis-jenis tanaman misalnya untuk keperluan
estetika, perlu diketahui bahwa hubungan sesama tanaman tertentu memerlukan bantuan
tanaman tertentu pula, misalnya untuk perlindungan. Tumbuh-tumbuhan dapat
mengahasilkan zat-zat yang dapat merangsang atau meracuni jenis tumbuhan lain.
Senyawa-senyawa ini dapat meracuni biji-biji tanaman yang ada disekitarnya. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan  sesama tanaman  yaitu:
 Adanya kompetisi yang disebabkan kekurangan sumber energy atau sumber
daya lainnya yang terbatas seperti sinar matahari, unsur hara, dan air. Kompetisi
ini disebut juga alelospoli.
 Tumbuhan tertentu baik masih hidup atau sudah mati menghasilkan senyawa
kimia yang dapat mempengaruhi tumbuhan lain. Senyawa kimia tersebut disebut
allelopati.
 Adanya pengaruh baik fisik maupun biologis lingkungan yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jenis-jenis tumbuhan yang
bertindak sebagai tuan rumah atau inang (Irwan, 2007).
Kompetisi adalah interaksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan
akan sumber daya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan
(survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing (Begon et al .1990),
sedangkan Molles (2002) kompetisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang
berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar
individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik.
Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang
saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu
sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis
tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan
ruang tumbuh (Kastono, 2005).
Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila (1)
suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan
organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang
berkualitas tinggi lebih banyak. organisme mungkin bersaing jika masing-masing
berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau
apabila dua individu mencoba menempati tempat yang sama secara simultan. Sumber
yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk hidup dan bereproduksi, contohnya
makanan, oksigen, dan cahaya (Noughton, 1990).
Secara teoritis, apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies, maka
akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-
macam, salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada
interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar
spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang
mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secar merugikan. Bentuk dari kompetisi
dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya
pemisahan secara ekologi, spesies yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di
kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif (competitive exclusion principles).
Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi menjadi dua, yaitu kompetisi sumber daya
(resources competition atau scramble atau exploitative competition), yaitu kompetisi
dalam memanfaatkan secara bersama-sama sumber daya yang terbatas Inferensi
(inference competition atau contest competition), yaitu usaha pencarian sumber daya
yang menyebabkan kerugian pada individu lain, meskipun sumber daya tersebut tersedia
secara tidak terbatas. Biasanya proses ini diiringai dengan pengeluaran senyawa kimia
(allelochemical) yang berpengaruh negatif pada individu lain.
Persaingan terjadi ketika organisme baik dari spesies yang sama maupun dari
spesies yang berbeda menggunakan sumber daya alam. Di dalam menggunakan sumber
daya alam, tiap-tiap organisme yang bersaing akan memperebutkan sesuatu yang
diperlukan untuk hidup dan pertumbuhannya. Menurut Gopal dan Bhardwaj (1979),
persaingan yang dilakukan organisme-organisme dapat memperebutkan kebutuhan ruang
(tempat), makanan, unsur hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau
faktor-faktor ekologi lainnya sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap
organisme untuk hidup dan pertumbuhannya. (Indriyanto, 2006).
Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme tersebut mempengaruhi
pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan (Odum, 1971). Setiap
organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas
jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat hara,
sinar matahari, dan lain-lain (Setiadi, 1989). Faktor-faktor intraspesifik merupakan
mekanisme interaksi dari dalam individu organisme yang turut mengendalikan
kelimpahan populasi. Pada hakikatnya mekanisme intraspesifik yang di maksud
merupakan perubahan biologi yang berlangsung dari waktu ke waktu (Wirakusumah,
2003).
Persaingan intraspesifik di gunakan untuk menggambarkan adanya persaingan antar
individu-individu tanaman yang sejenis. Persaingan intraspesifik terdiri atas:
1. Persaingan aktivitas
2. Persaingan sumber daya alam
Dua jenis populasi tumbuhan dapat bertahan bersama bila individu-individunya
secara bebas di kendalikan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Perbedaan unsur hara
2. Perbedaan sebab-sebab kematian
3. Kepekaan terhadap berbagai senyawa racun
4. Kepekaan terhadap faktor-faktor yang mengendalikan sama dan pada waktu
yang berbeda.
Beberapa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan
interspesifik pada tumbuhan, yaitu:
1. Jenis tanaman
Faktor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system perakaran, bentuk
pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang
memiliki system perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan
persaingan dalam memperebutkan unsur hara. Bentuk daun yang lebar pada
daun talas menyebabkan laju transpirasi yang tinggi sehingga menimbulkan
persaingan dalam memperebutkan air.
2. Kepadatan tumbuhan
Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan
persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak
mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.
3. Penyebaran tanaman
Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau
melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji
mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang
menyebar dengan rimpang. Namun persaingan yang terjadi karena faktor
penyebaran tanaman sangat dipengaruhi faktor-faktor lingkungan lain seperti
suhu, cahaya, oksigen, dan air.
4. Waktu
Lamanya periode tanaman sejenis hidup bersama dapat memberikan tanggapan
tertentu yang mempengaruhi kegiatan fisiologis tanaman. Periode 25-30 %
pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap
kerugian yang disebabkan oleh kompetisi (Wirakusumah, 2003).
Jagung dan kacang hijau merupakan jenis tumbuhan dengan habitat yang berbeda.
Akan tetapi, jika keduanya ditanam pada satu media bukan tidak mungkin akan terjadi
suatu interaksi. Interaksi tersebut tentu saja berupa kompetisi dimana keduanya tidak
hanya memperebutkan tempat tumbuh, tetapi juga saling memperebutkan unsur hara, air
dan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Hal ini berarti terjadi tumpang tindih relung
ekologi antara jagung dan kacang hijau.
C. Metode
Alat :
- Polybag
- Alat mencatat (buku, pulpen, kertas gambar, handphone, dsb)
- Alat mendokumentasi (handphone, kamera, dsb).

Bahan :
- Tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang
- Biji jagung
- Biji kacang hijau
- Kertas label
- Kertas milimeter blok.

Cara kerja :
1. Persiapkan 36 polybag dengan media tanam yang optimal (tanah yang telah dicampur
dengan pupuk kandang)
2. Persiapkan beberapa biji/benih jagung dan kacang hijau sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan di praktikum ini, pilih yang baik dan utuh/tidak rusak
3. Boleh dilakukan perendaman benih di dalam air agar optimal dalam berkecambah
sebelum ditanam
4. Tanam semua biji kacang hijau dan jagung ke dalam polybagnya masing-masing
mengikuti pola berikut :
a. Pada polybag 1 ditanami 1 biji jagung/kacang hijau
b. Pada polybag 2 ditanami 2 biji jagung/kacang hijau
c. Pada polybag 3 ditanami 4 biji jagung/kacang hijau
d. Pada polybag 4 ditanami 6 biji jagung/kacang hijau
e. Pada polybag 5 ditanami 8 biji jagung/kacang hijau
f. Pada polybag 6 ditanam 1 biji jagung dan 1 biji kacang hijau
g. Pada polybag 7 ditanami 2 biji jagung dan 2 biji kacang hijau
h. Pada polybag 8 ditanam 3 biji jagung dan 3 biji kacang hijau
i. Pada polybag 9 ditanam 4 biji jagung dan 4 biji kacang hijau.
5. Lakukan pengulangan 3 x lagi
6. Berikan label pada setiap polybag menggunakan kertas label
7. Lakukan kontrol setiap hari, berupa: pembersihan jika ada tanaman lain yang tumbuh
8. Jarak masing-masing biji diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu berdekatan
9. Semua tanaman disiram setiap hari (pagi dan sore) sebanyak 25 ml air
10. Lakukan pengamatan dan catat perubahan yang tampak 4 hari sekali, berupa
tinggi tanaman, jumlah daun (pengamatan dilakukan 1 minggu setelah penananam)
11. Selesaikan praktikum pada minggu ke-empat, dan ukur tinggi tanaman, jumlah
daun, panjang daun, lebar daun, warna daun, dan berat tanaman
12. Dalam mengukur luas daun digunakan kertas millimeter blok
13. Dokumentasikan setiap kegiatan dalam bentuk poto.

D. Hasil Praktikum
Tabel 1. Kontrol seminggu setelah penanaman

Ket. Tinggi tanaman Jumlah daun


P.1 16 cm 3 daun
P.2 17 cm. 16 3. 3
P.3 10 cm. 15. 16. 17 3. 3. 3. 3
P.4 5 cm. 4. 5. 6. 9. 5 2. 2. 2. 2. 2. 3
P.5 6 cm. 7. 7. 9. 10. 10. 7. 7 2. 2. 2. 2. 3. 3. 3. 3
P.6 Jagung (12 cm) KH ( 10 cm) Jagung (3). KH (2)
P.7 Jagung (9 cm. 11) KH (10 cm. 16) Jagung (3. 3) KH (2. 2)
P.8 Jagung (11 cm. 6. 7) KH (8 cm. 7. 6) Jagung (3. 2. 2) KH (2. 2. 2)
P.9 Jagung (11 cm. 11. 12. 8) KH (8 cm. 8. 7. 10) Jagung (3. 3. 2. 2) KH (2. 2. 2. 2)

Ket:
P = polybag
KH = kacang hijau

Tabel 2. Kontrol 4 hari sekali

Ket Tinggi tanaman Jumlah daun


.
P.1 32 cm 4 daun
P.2 31 cm. 27 4. 4
P.3 20 cm. 26. 29. 30 4. 4. 4. 4
P.4 17 cm. 27. 20. 24. 25. 21 3. 3. 3. 3. 4. 4
P.5 20 cm. 19. 22. 18. 21. 21. 15. 19 3. 3. 3. 4. 4. 4. 4. 4
P.6 Jagung (20 cm) KH (4 cm) Jagung (4). KH (5)
P.7 Jagung (19 cm. 18) KH (4 cm. 4) Jagung (4. 4) KH (2. 4)
P.8 Jagung (17 cm. 16. 16) KH (2 cm. 2. 3) Jagung (3. 2. 2) KH (3. 3. 3)
P.9 Jagung (18 cm. 21. 22. 23) KH (3 cm. 3. 3. 4) Jagung (3. 3. 2. 2) KH (5. 5. 5. 4)

Tabel 3. Kontrol 4 hari sekali

Ket Tinggi tanaman Jumlah daun


.

P.1 34 cm 5 daun
P.2 32 cm. 30 5. 5
P.3 34 cm. 44. 21. 24 4. 4. 5. 5
P.4 23 cm. 29. 23. 21. 26. 20 4. 4. 4. 4. 4. 5
P.5 15 cm. 18. 29. 25. 25. 29. 30. 29 4. 4. 4. 4. 4. 4. 4. 4
P.6 Jagung (29 cm) KH (18 cm) Jagung (5). KH (5)
P.7 Jagung (25 cm. 20) KH (17 cm. 18) Jagung (4. 4) KH (4. 5)
P.8 Jagung (28 cm. 28. 16) KH (17 cm. 17. 19) Jagung (4. 3. 3) KH (5. 5. 5)
P.9 Jagung (27 cm. 23. 24. 24) KH (14 cm. 14. 16. Jagung (4. 4. 4. 5) KH (5. 5. 5. 5)
19)

Tabel 4. Kontrol 4 hari sekali

Ket. Tinggi tanaman Jumlah daun


P.1 35 cm 5 daun
P.2 31 cm. 33 5. 5
P.3 35 cm. 27. 30. 36 5. 4. 4. 4
P.4 37 cm. 39. 30. 36. 27. 30 5. 5. 4. 5. 4. 4
P.5 29 cm. 31. 32. 25. 30. 35. 30. 31 4. 4. 4. 4. 4. 4. 4. 4
P.6 Jagung (45 cm) KH (18 cm) Jagung (5) KH (8)
P.7 Jagung (37 cm. 29) KH (25 cm. 20) Jagung (4. 4) KH (8. 8)
P.8 Jagung (35 cm. 30. 30) KH (19 cm. 19. 21) Jagung (3. 4. 5) KH (6. 6. 6)
P.9 Jagung (41 cm. 32. 34. 33) KH (19 cm. 18. 22. Jagung (4. 4. 4. 5) KH (8. 8. 8. 8)
29)

Tabel 5. Kontrol 4 hari sekali

Ket Tinggi tanaman Jumlah daun


.

P.1 55 cm 5 daun
P.2 42 cm. 40 5. 5
P.3 40 cm. 39. 39. 47 5. 5. 5. 5
P.4 37 cm. 36. 36 45. 39 48 5. 5. 4. 5. 4. 4
P.5 39 cm. 40. 39. 36. 45. 39. 39. 39 4. 4. 4. 4. 4. 4. 4. 4
P.6 Jagung (55 cm) KH (30 cm) Jagung (5) KH (11)
P.7 Jagung (49 cm. 49) KH (28 cm. 27) Jagung (4. 4) KH (11. 10)
P.8 Jagung (40 cm. 49. 38) KH (30 cm. 31. 32) Jagung (5. 5. 4) KH (11. 11. 10)
P.9 Jagung (47 cm. 40. 36. 36) KH (30 cm. 30. 30. Jagung (4. 4. 4. 5) KH (11. 11. 10.
27) 10)

Ket :
 Pada salah satu polybag 4, 6 pohon jagung mati
 Pada salah satu polybag 6, 1 pohon jagung mati
 Pada salah satu polybag 7, 2 pohon jagung mati
 Pada salah satu polybag 8, 3 pohon jagung mati.

Tabel 6. Kontrol 4 hari sekali

Ket Tinggi tanaman Jumlah daun


.

P.1 70 cm 6 daun
P.2 55 cm. 53 6. 6
P.3 55 cm. 55. 56. 62 5. 6. 5. 6
P.4 40 cm. 57 5. 5
P.5 42 cm. 35 4. 4
P.6 Jagung (87 cm) KH (31 cm) Jagung (5) KH (11)
P.7 Jagung (73 cm. 83) KH (28 cm. 29) Jagung (4. 4) KH (11. 11)
P.8 Jagung (83 cm. 86. 50) KH (31 cm. 30. 30) Jagung (5. 5. 4) KH (11. 11. 10)
P.9 Jagung (89 cm. 67. 50. 52) KH (34 cm. 33. 32. Jagung (4. 4. 5. 5) KH (10. 11. 11.
28) 11)

Ket :
 Polybag 4, 1 pohon jagung mati & disuatu polybag 4 pohon jagung mati
 Polybag 5, disuatu polybag 6 pohon jagung mati
 Polybag 6, 2 pohon jagung mati & 1 pohon kacang hijau mati
 Polybag 7, 1 pohon jagung mati
 Polybag 8, 1 pohon jagung mati & disuatu polybag 1 pohon jagung mati
 Polybag 9, 1 pohon jagung mati.

Tabel 7. Kontrol terakhir / minggu ke 4

Ket. Tinggi Jumlah daun Panjang daun Lebar daun Warna Berat
tanaman daun tanaman
P.1 74 cm 6 daun 67. 66. 46. 5. 5. 4. 3. 2. 2 Hijau 1 gram
32. 23. 33
P.2 69 cm. 75 6. 6 51. 87. 43. 4. 4. 5. 1. 5. 4 Hijau 2 gram
21. 82. 76
P.3 69 cm. 69. 61. 7. 7. 7. 7 48. 69. 91. 3. 4. 5. 6. 1. 7 Hijau 2 gram
55 46. 14. 76. 86 4
P.4 54 cm. 61 5. 5 48. 61. 45. 3. 3. 4. 5. 5 Hijau 1 gram
53. 14
P.5 54 cm. 67 4. 4 61. 25. 57. 60 3. 4. 4. 5 Hijau 1 gram
P.6 J (91 cm) KH J (5) KH J (29. 50. 38. J (3. 3. 3. 4. 5) Hijau J (2
(32 cm) (14) 15. 55) KH KH (1. 1. 1. 1. gram)
(4. 4. 3. 3. 3. 2. 2. 3. 3. 3. 3. KH (1
4. 4. 4. 3. 5. 2. 3. 3. 3) gram)
5. 6. 6. 6)
P.7 J (79. 88) KH J (4. 4) KH J (20. 23. 37. J (2. 3. 3. 3) Hijau J (1
(29. 29) (11. 14) 34) KH (4. 4. KH (1. 1. 1. 1. gram)
5. 5. 6. 6. 3. 2. 2. 3. 3. 2. 2. KH (1
3. 4. 4. 5) 3) gram)
P.8 J (85. 89. 94) J (5. 5. 4) J (30. 38. 51. J (3. 3. 4. 5. 5) Hijau J (1
KH (31. 30. KH (11. 11. 55. 38) KH KH (1. 1. 2. 2. gram)
30) 10) (4. 4. 4. 5. 5. 3. 3. 4. 4. 5. 5) KH (1
5. 3. 3. 3. 4) gram)
P.9 J (90. 89. 83. J (4. 4. 5. 5) J (32. 35. 55. J (3. 4. 4. 5) Hijau J (1
82) KH (30. KH (10. 11. 67) KH (4. 4. KH (1. 1. 2. 2. gram)
33. 32. 30) 11. 11) 4. 5. 5. 5. 6. 3. 3. 4. 4. 4. 3) KH (1
6. 6. 5) gram)

Ket :
P = polybag
J = jagung
KH = kacang hijau
 Polybag 4, 1 pohon jagung mati & disuatu polybag 4 pohon jagung mati
 Polybag 5, disuatu polybag 6 pohon jagung mati
 Polybag 6, 2 pohon jagung mati & 1 pohon kacang hijau mati
 Polybag 7, 3 pohon jagung mati
 Polybag 8, 1 pohon jagung mati & disuatu polybag 1 pohon jagung mati
 Polybag 9, 1 pohon jagung mati.

E. Pembahasan
Data dari Tabel 1 menunjukkan didapatkan hasil tinggi tanaman jagung pada
persaingan intraspesifik yang menunjukkan perlakuan 1 dengan polybag berisi 1 tanaman
jagung memperoleh hasil sebesar 16 cm. Hasil tersebut tidak berbeda nyata dengan
perlakuan 2 yang mana polybag berisi 2 tanaman jagung dengan tinggi tanaman sebesar
17 cm & 16 cm. Pada polybag 3 yang berisi 4 tanaman jagung dengan tinggi tanaman
rerata 16 cm tidak jauh berbeda dengan polybag 1 dan 2. Sedangkan jika dibandingkan
dengan perlakuan 4 dan 5 terjadi perbedaan nyata tinggi tanaman yaitu sebesar 9 dan 10.
Hasil yang didapatkan pada perlakuan 4 dan 5 lebih rendah dibandingkan perlakuan 1, 2
dan 3, hal ini dikarenakan adanya persaingan tanaman pada perlakuan 4 dan 5 dengan
jumlah tanaman yang cukup banyak dalam satu polybag.
Data tersebut jika dibandingkan dengan literatur yang ada menurut Molles (1999)
kompetisi atau persaingan dapat diartikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat
pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Dengan perlakuan penanaman benih
jagung yang lebih banyak dalam satu polybag maka akan terjadi kompetisi atau
persaingan antar sesama jenis tanaman yang biasa disebut persaingan intraspesifik untuk
memperebutkan sumber daya yang tersedia sesuai dengan pernyataan Gopal dan
Bhardwaj (1979), persaingan yang dilakukan organisme-organisme dapat
memperebutkan kebutuhan ruang (tempat), makanan, unsure hara, air, sinar, udara, agen
penyerbukan, agen dispersal, atau faktor-faktor ekologi lainnya sebagai sumber daya
yang dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme untuk hidup dan pertumbuhannya. Sehingga
pada perlakuan 4 dan 5 yang mana terdapat cukup banyak tanaman jagung
pertumbuhannya kurang optimal.
Dan pada perlakuan 6 dengan polybag berisi 1 tanaman jagung dan 1 tanaman
kacang hijau menunjukkan rerata hasil tertinggi dibandingkan dengan perlakuan 7, 8, dan
9 yang mana tinggi tanaman jagung sebesar 12 cm dan kacang hijau sebesar 10 cm. Hal
tersebut diduga karena adanya kompetisi antar tanaman di mana pada polybag yang
berisi lebih banyak tanaman mengalami pertumbuhan yang terhambat. Sesuai dengan
Kastono (2005) yang menyatakan bahwa kompetisi atau persaingan juga sebagai salah
satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam
yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif
terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam
tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh.
Pada Tabel 2 menunjukkan didapatkan hasil tinggi tanaman jagung pada persaingan
intraspesifik yang menunjukkan perlakuan 1 dengan polybag berisi 1 tanaman jagung
memperoleh hasil sebesar 32 cm. Hasil tersebut tidak berbeda nyata dengan perlakuan 2
yang mana polybag berisi 2 tanaman jagung dengan tinggi tanaman sebesar 31 cm & 27
cm. Pada polybag 3 yang berisi 4 tanaman jagung dengan tinggi tanaman rerata 30 cm
tidak jauh berbeda dengan polybag 1 dan 2. Sedangkan jika dibandingkan dengan
perlakuan 4 dan 5 terjadi perbedaan nyata tinggi tanaman yaitu sebesar 27 dan 22. Hasil
yang didapatkan pada perlakuan 4 dan 5 lebih rendah dibandingkan perlakuan 1, 2 dan 3,
hal ini dikarenakan adanya persaingan tanaman pada perlakuan 4 dan 5 dengan jumlah
tanaman yang cukup banyak dalam satu polybag. Dan pada perlakuan 6 dengan polybag
berisi 1 tanaman jagung dan 1 tanaman kacang hijau menunjukkan rerata hasil tertinggi
dibandingkan dengan perlakuan 7, 8, dan 9 yang mana tinggi tanaman jagung sebesar 20
cm dan kacang hijau sebesar 4 cm. Hal tersebut diduga karena adanya kompetisi antar
tanaman di mana pada polybag yang berisi lebih banyak tanaman mengalami
pertumbuhan yang terhambat.
Pada Tabel 3 menunjukkan didapatkan hasil tinggi tanaman jagung pada persaingan
intraspesifik yang menunjukkan perlakuan 1 dengan polybag berisi 1 tanaman jagung
memperoleh hasil sebesar 34 cm. Hasil tersebut tidak berbeda nyata dengan perlakuan 2
yang mana polybag berisi 2 tanaman jagung dengan tinggi tanaman sebesar 32 cm & 30
cm. Pada polybag 3 yang berisi 4 tanaman jagung dengan tinggi tanaman rerata 30 cm
tidak jauh berbeda dengan polybag 1 dan 2. Sedangkan jika dibandingkan dengan
perlakuan 4 dan 5 terjadi perbedaan nyata tinggi tanaman yaitu sebesar 26 dan 29. Hasil
yang didapatkan pada perlakuan 4 dan 5 lebih rendah dibandingkan perlakuan 1, 2 dan 3,
hal ini dikarenakan adanya persaingan tanaman pada perlakuan 4 dan 5 dengan jumlah
tanaman yang cukup banyak dalam satu polybag. Dan pada perlakuan 6 dengan polybag
berisi 1 tanaman jagung dan 1 tanaman kacang hijau menunjukkan rerata hasil tertinggi
dibandingkan dengan perlakuan 7, 8, dan 9 yang mana tinggi tanaman jagung sebesar 29
cm dan kacang hijau sebesar 18 cm. Hal tersebut diduga karena adanya kompetisi antar
tanaman di mana pada polybag yang berisi lebih banyak tanaman mengalami
pertumbuhan yang terhambat.
Pada Tabel 4 menunjukkan didapatkan hasil tinggi tanaman jagung pada persaingan
intraspesifik yang menunjukkan perlakuan 1 dengan polybag berisi 1 tanaman jagung
memperoleh hasil sebesar 35 cm. Hasil tersebut tidak berbeda nyata dengan perlakuan 2
yang mana polybag berisi 2 tanaman jagung dengan tinggi tanaman sebesar 31 cm & 33
cm. Pada polybag 3 yang berisi 4 tanaman jagung dengan tinggi tanaman rerata 33 cm
tidak jauh berbeda dengan polybag 1 dan 2. Sedangkan jika dibandingkan dengan
perlakuan 4 dan 5 terjadi perbedaan nyata tinggi tanaman yaitu sebesar 30 dan 29. Hasil
yang didapatkan pada perlakuan 4 dan 5 lebih rendah dibandingkan perlakuan 1, 2 dan 3,
hal ini dikarenakan adanya persaingan tanaman pada perlakuan 4 dan 5 dengan jumlah
tanaman yang cukup banyak dalam satu polybag. Dan pada perlakuan 6 dengan polybag
berisi 1 tanaman jagung dan 1 tanaman kacang hijau menunjukkan rerata hasil tertinggi
dibandingkan dengan perlakuan 7, 8, dan 9 yang mana tinggi tanaman jagung sebesar 45
cm dan kacang hijau sebesar 18 cm. Hal tersebut diduga karena adanya kompetisi antar
tanaman di mana pada polybag yang berisi lebih banyak tanaman mengalami
pertumbuhan yang terhambat.
Pada Tabel 5 menunjukkan didapatkan hasil tertinggi tinggi tanaman jagung pada
persaingan intraspesifik yang menunjukkan perlakuan 1 dengan polybag berisi 1 tanaman
jagung memperoleh hasil sebesar 55 cm. Dan pada perlakuan 6 dengan polybag berisi 1
tanaman jagung dan 1 tanaman kacang hijau menunjukkan rerata hasil tertinggi
dibandingkan dengan perlakuan 7, 8, dan 9 yang mana tinggi tanaman jagung sebesar 55
cm dan kacang hijau sebesar 30 cm. Hal tersebut diduga karena adanya kompetisi antar
tanaman di mana pada polybag yang berisi lebih banyak tanaman mengalami
pertumbuhan yang terhambat.
Pada Tabel 6 menunjukkan didapatkan hasil tertinggi tinggi tanaman jagung pada
persaingan intraspesifik yang menunjukkan perlakuan 1 dengan polybag berisi 1 tanaman
jagung memperoleh hasil sebesar 70 cm. Dan pada perlakuan 6 dengan polybag berisi 1
tanaman jagung dan 1 tanaman kacang hijau menunjukkan rerata hasil tertinggi
dibandingkan dengan perlakuan 7, 8, dan 9 yang mana tinggi tanaman jagung sebesar 87
cm dan kacang hijau sebesar 31 cm. Hal tersebut diduga karena adanya kompetisi antar
tanaman di mana pada polybag yang berisi lebih banyak tanaman mengalami
pertumbuhan yang terhambat.
Pada Tabel 7 menunjukkan didapatkan hasil tinggi tanaman jagung pada persaingan
intraspesifik yang menunjukkan perlakuan 1 dengan polybag berisi 1 tanaman jagung
memperoleh hasil sebesar 74 cm dengan jumlah daun 6 daun, panjang daun 67 cm, lebar
daun 5 cm, warna daun hijau, dengan berat tanaman 1 gram. Hasil tersebut tidak berbeda
nyata dengan perlakuan 2 yang mana polybag berisi 2 tanaman jagung dengan tinggi
tanaman sebesar 69 cm & 75 cm dengan jumlah daun 6 daun, panjang daun 51 cm dan
43 cm, lebar daun 4 cm dan 5 cm, warna daun hijau, dengan berat tanaman 2 gram. Pada
polybag 3 yang berisi 4 tanaman jagung dengan tinggi tanaman rerata 69 cm dengan
jumlah daun 7 daun, panjang daun 48 cm, lebar daun 5 cm, warna daun hijau, dengan
berat tanaman 2 gram, tidak jauh berbeda dengan polybag 1 dan 2. Sedangkan jika
dibandingkan dengan perlakuan 4 dan 5 terjadi perbedaan nyata tinggi tanaman yaitu
sebesar 61 dan 54 dengan jumlah daun 5, panjang daun 48 cm, lebar daun 4 cm, warna
daun hijau, dan berat tanaman 1 gram. Hasil yang didapatkan pada perlakuan 4 dan 5
lebih rendah dibandingkan perlakuan 1, 2 dan 3, hal ini dikarenakan adanya persaingan
tanaman pada perlakuan 4 dan 5 dengan jumlah tanaman yang cukup banyak dalam satu
polybag. Dan pada percobaan ke 6 menunjukkan hasil rerata tinggi tanaman jagung dan
kacang hijau yang ditanam secara bersama-sama dalam satu polybag. Menunjukkan
bahwa pada perlakuan 1 dengan 1 tanaman jagung dan 1 tanaman kacang hijau dalam
satu polybag menghasilkan rerata tinggi tanaman yang lebih tinggi dibandingkan
perlakuan yang lain yaitu sebesar 91 cm dan 32 cm dengan jumlah daun 5 dan 14,
panjang daun 55 cm dan 6 cm, lebar daun 5 cm dan 3 cm, dengan daun berwarna hijau,
dan berat tanaman sebesar untuk jagung 2 gram dan kacang hijau 1 gram. Hal tersebut
berbeda nyata dengan 3 perlakuan lainnya yang mana terdapat tanaman jagung dan
kacang hijau lebih banyak jumlahnya dalam satu polybag.
Dengan adanya perbedaann nyata hasil rerata tinggi tanaman tersebut menunjukkan
adanya kompetisi atau persaingan antar jenis tanaman yang berbeda dalam satu polybag.
Semakin banyak jumlah tanaman yang berada dalam satu polybag persaingannya akan
semakin ketat untuk mendapatkan ruang, unsur hara yang terkandung. Sehingga
menghambat pertumbuhan tanaman tersebut. Dan pertumbuhan tanaman jagung lebih
tinggi dibandingkan dengan kacang hijau. Hal ini sesuai dengan teori Wolf (1990) yang
ada bahwa tanaman kacang hijau membantu pertumbuhan tanaman jagung melalui
pengikatan unsur nitrogen oleh akar tanaman kedelai yang merupakan famili
leguminoceae karena tanaman jagung merupakan tanaman yang aktif mengambil
nitrogen di dalam tanah dan juga termasuk tanaman yang rakus akan unsur hara. Adapun
persaingan yang terjadi pada perlakuan ini adalah persaingan (kompetisi) interspesifik
karena terjadi pada tanaman yang berbeda spesies.
Adanya kompetisi yang terjadi pada tanaman yang berbeda jenis ini sesuai dengan
hukum Gause yang menyatakan bahwa tidak ada spesies dapat secara tak terbatas
menghuni tempat yang sama secara serentak. Salah satu dari spesies-spesies itu akan
hilang atau setiap spesies menjadi makin bertambah efisien dalam memanfaatkan atau
mengolah bagian dari lahan tersebut, dengan demikian keduanya akan mencapai
keseimbangan (Michael, 1994).
Pada pengontrolan terakhir atau minggu ke-4 terdapat polybag 4, 1 pohon jagung
mati dan disuatu polybag 4 pohon jagung mati. Polybag 5, disuatu polybag 6 pohon
jagung mati. Polybag 6, 2 pohon jagung mati dan 1 pohon kacang hijau mati. Polybag 7,
3 pohon jagung mati. Polybag 8, 1 pohon jagung mati dan disuatu polybag 1 pohon
jagung mati. Polybag 9, 1 pohon jagung mati. Hal ini disebabkan karena adanya
kompetisi atau persaingan yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka
dan bisa membuat tanaman tersebut gugur atau mati karena kekurangan ruang (tempat),
makanan, unsur hara, air, sinar matahari, udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau
faktor ekologi lainnya.

F. Kesimpulan
Kesimpulan pada hasil penelitian persaingan intraspesifik dan interspesifik pada
tanaman jagung dan kacang hijau adalah :
1. Pertumbuhan tanaman jagung kontrol (lebih sedikit) lebih bagus dibandingkan
dengan perlakuan dengan banyak tanaman dalam satu polybag karena adanya
pengaruh kompetisi intraspesifik antar sesama tanaman jagung
2. Pertumbuhan tanaman jagung lebih baik dibandingkan dengan kacang hijau jika
ditanam secara bersama dalam satu polybag karena adanya persaingan
interspesifik antara tanaman jagung dan kacang hijau
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan intraspesifik dan interspesifik
adalah kepadatan atau jarak tanaman, luas lahan tanam, jenis tanaman, dan
waktu lamanya tanaman hidup
4. Semakin rapat jarak suatu tanaman maka pertumbuhannya akan semakin
terhambat karena persaingan mendapatkan sumber daya atau unsur hara dari
tanah semakin ketat
5. Cepat atau lambatnya perkecambahan pada tanaman juga berpengaruh terhadap
menangnya suatu tanaman dalam berkompetisi
6. Terjadinya kompetisi antar tanaman dapat menyebabkan tanaman mati.

G. Daftar Pustaka
Gopal, B. Dan N. Bhardwaj. 1979. Elements of Ecology. Departement of Botany. Rajasthan
University Jaipur, India.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara.
Irwan, Z.D.. 2007. Prinsip-Prinsip Ekologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Kastono. 2005. Ilmu Gulma, Jurusan Pengantar Budidaya Pertanian. Yogyakarta: UGM.
Kusumawati, Dian Eka. 2018. Pengaruh Kompetisi Intraspesifik dan Interspesifik Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays) dan Kacang Hijau (Vigna radiata).
Jurnal Agroradix Vol. 1 No. 2. Fakultas Pertanian Universitas Islam Darul Ulum
Lamongan.
Michael. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. Jakarta: UI
Press.
Molles, M. 1999. Ecology Concepts and Application. Mexico: The Mc Graw Hill Companies
Inc.
Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. Yogyakarta: UGM Press Yogyakarta.
Odum, E.P. 1971. Dasar-Dasar Ekologi (diterjemahkan Tjahjono, S. dan Srigandono, B).
Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah Mada.
Setiadi, Dedi, Muhadiono, Ayip Yusron.1989. Penuntun Praktikum Ekologi. Bogor: PAU
Ilmu Hayat IPB.
Wirakusumah, S. 2003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas. Jakarta: UI-
Press.
Wolf, Larry dan S.J McNaughton. 1990. Ekologi Umum. Jogjakarta: UGM Press.

LAMPIRAN
Gambar 1. Tanaman jagung dan kacang hijau seminggu setelah penanaman (25
November 2020)

Gambar 2. Tanaman jagung dan kacang hijau kontrol 4 hari sekali (29 Nov 2020)
Gambar 3. Tanaman jagung dan kacang hijau kontrol 4 hari sekali (3 Des 2020)

Gambar 4. Tanaman jagung dan kacang hijau kontrol 4 hari sekali (7 Des 2020)

Gambar 5. Tanaman jagung dan kacang hijau kontrol 4 hari sekali (11 Des 2020)

Gambar 6. Tanaman jagung dan kacang hijau kontrol 4 hari sekali (15 Des 2020)
Gambar 7. Tanaman jagung dan kacang hijau kontrol terakhir minggu ke 4
penanaman (16 Des 2020)

Anda mungkin juga menyukai