Anda di halaman 1dari 8

STUDI PERKIRAAN SUSUT TEKNIS DAN ALTERNATIF PERBAIKAN

PADA PENYULANG KAYOMAN


GARDU INDUK SUKOREJO
Primanda Arief Yuntyansyah1, Ir. Unggul Wibawa, M.Sc.2, Ir. Teguh Utomo, MT.3
1
Mahasiswa Teknik Elektro, 2 3Dosen Teknik Elektro, Universitas Brawijaya
E-mail: yuntyansyah@gmail.com

Abstrak - Pada sistem tenaga listrik, susut teknis, sehingga perlu dilakukannya perbaikan pada
energi merupakan salah satu ukuran efisien atau susut teknis pada penyulang.
tidaknya suatu pengoperasian sistem distribusi Biasanya perhitungan susut energi pada sistem
tenaga listrik. Susut merupakan kerugian energi jaringan distribusi dilakukan menggunakan selisih energi
akibat masalah teknis dan non teknis pada terjual dengan yang diterima pada setiap penyulang.
penyaluran energi listrik. Selama ini perhitungan Mengingat pentingnya informasi mengenai besarnya
susut pada penyulang dilakukan dengan cara susut pada suatu jaringan distribusi yang dipergunakan
menghitung selisih kWh beli dan kWh jual pada dalam perencanaan pengembangan jaringan, maka studi
penyulang. Dalam penelitian ini dilakukan susut energi mengenai susut energi pada sistem jaringan
perhitungan susut teknis yang lebih rinci, yaitu distribusi yang meliputi susut saluran dan susut
dengan menghitung susut konduktor dan susut transformator perlu dilakukan.
transformator pada penyulang sehingga akan
diketahui seberapa besar susut yang disebabkan II. TINJAUAN PUSTAKA
konduktor dan transformator pada penyulang.
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai susut 2.1 Susut Energi Pada Jaringan
teknis pada penyulang Kayoman 103,23 kW dan Energi listrik yang hilang dalam perjalanan baik
susut non teknis sebesar 22,78 kW. Sehingga susut di saluran transmisi maupun di saluran distribusi disebut
pada penyulang kayoman adalah 126,02 kW. dengan rugi-rugi atau losses teknis. Sedangkan losses
Selanjutnya dilakukan upaya perbaikan pada non teknis lebih banyak disebabkan oleh masalah-
jaringan SUTM sehingga susut konduktor berkurang masalah yang berkaitan dengan pengukuran pemakaian
41,4%. Sedangkan upaya perbaikan pada energi listrik di sisi [1].Sehingga Pada dasarnya susut
transformator menurunkan susut transformator energi pada sistem distribusi primer berdasarkan
sebesar 7,7%. Upaya perbaikan yang terakhir penyebabnya dapat dibedakan menjadi:
dengan cara memparalelkan penyulang berhasil
menurunkan susut mencapai 50%. 2.1.1 Susut energi teknis
Pada dasarnya Susut energi teknis ini
Kata Kunci – Energi Listrik, Susut Teknis, berdasarkan susut energi pada komponen yang
Transformator, Perbaikan Susut. diakibatkan ada kesalahan pada komponen tersebut [1].
Sehingga berdasarkan Berdasarkan persamaan dasar
I. PENDAHULUAN susut daya [1] besar susut pada penghantar adalah:
Pkond = I2.Rsal (2-1)
Susut energi pada jaringan merupakan masalah Keterangan:
utama PT. PLN (Persero) Area Pasuruan Distribusi Jawa Pkond = Susut daya pada penghantar (W)
Timur. Upaya yang dilakukan untuk menurunkan susut Rsal = resistansi total penghantar (Ω)
adalah memperbaiki jaringan yang ada dan menekan I = arus beban rata-rata (A)
susut non teknis akibat pencurian listrik. Energi listrik
yang hilang dalam perjalanan penyaluran energi listrik Sedangkan susut transformator terdiri dari susut
baik di saluran transmisi maupun distribusi disebut inti besi dan susut tembaga. Besarnya susut inti besi
dengan rugi-rugi atau susut energi teknis. Sedangkan konstan (tidak dipengaruhi pembebanan pada
susut energi non teknis lebih berkaitan dengan transformator). Besarnya susut tembaga transformator
pengukuran pemakaian energi listrik di sisi pelanggan. Disebabkan resistansi di kumparan trafo.Rugi-rugi
Perbaikan susut selama ini hanya mengacu pada sisi non tembaga sebanding dengan kuadrat arus atau kuadarat
kVA. Dengan kata lain, rugi-rugi tembaga setengah
1
beban penuh sama dengan seperempat rugi-rugi beban
penuh. Besarnya rugi-rugi ini dapat diketahui melalui tes Keterangan:
hubung singkat. [2]. R = nilai resistensi (Ω)
Rugi-rugi transformator daya dapat dituliskan A = luas penampang penghantar (m2)
dengan persamaan berikut [2]: 𝜌 = resistivitas bahan (Ω/m)
L = panjang penghantar (m)
Arus nominal transformator
𝐾 Sedangkan besarnya nilai susut energi dalam
In = 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠
𝑉
(A) (2-2)
kWh nya tiap bulan adalah [1]:
Tahanan tembaga
𝑃 PkWh = PsusutTotal.FLS.720 (2-8)
𝑅𝑐𝑢 = 𝐼 𝑐𝑢2 (Ω) (2-3)
𝑛
Keterangan:
Susut tembaga Pkwh = susut energi (kWh)
Pcu = I2.Rcu (W) (2-4) PsusutTotal =Susut daya total (W)
FLS = faktor losses
Susut total transformator
Ptrans = PFe + Pcu (W) (2-5)
2.3 Daya Listrik
2.1.2 Susut energi non teknis Didalam sistem tenaga listrik dikenal tiga jenis
Susut energi non teknis merupakan susut energi daya listrik, yang masing-masing energi ini saling
yang bukan diakibatkan kesalahan sistem, dalam arti berhubungan dan dipengaruhi oleh besarnya nilai faktor
penyebab susut energi adalah dari luar sistem atau yang kerja (Cos φ). Sebuah sumber listrik arus bolak-balik
berhubungan dengan sistem [1]. (AC), memasok daya listrik dalam bentuk daya aktif dan
daya reaktif. Energi reaktif ini hanya ada jika bebannya
berupa beban induktif atau beban kapasitif [3].
2.2 Penentuan Pemakaian Penghantar
Untuk menentukan jenis penghantar baik itu 2.3.1 Daya Aktif
kawat berisolasi maupun kabel, harus ditentukan Daya ini dinyatakan dengan simbol P dengan
berdasarkan pertimbangan teknis yang meliputi tegangan satuan W atau kW. Daya aktif ini diperlukan untuk
nominalnya, konstruksi (ukuran), dan KHA (kuat hantar diubah kedalam bentuk energi lain, misalnya: energi
arusnya). Konstruksi atau luas penampang dari panas, cahaya, dan sebagainya [3].
penghantar juga dapat ditentukan dengan melihat rapat Besar dari daya aktif ini, dinyatakan dengan
arus nominal suatu penghantarnya. Pada dasarnya, rumus:
penentuan rapat arus ini berhubungan dengan suhu
maksimum penghantar yang akan ditimbulkan oleh P = V. I. 𝑐𝑜𝑠𝜃 (2-9)
aliran arus [1]. Rapat arus (S) ini dapat dinyatakan
sebagai berikut: Keterangan:
𝐼
P = Daya nyata (W)
𝑆= 𝐴
(2-6) V = Tegangan 1 fasa (volt)
𝑐𝑜𝑠𝜃 = faktor daya
Keterangan: I = arus (ampere)
S = rapat arus (A/mm2)
A = luas penampang kabel (mm2) 2.3.2 Daya Reaktif
I = arus lewat (A) Daya reaktif dinyatakan dengan simbol Q
dengan satuan VAR (Volt Ampere Reaktif) atau kVAR.
Berdasarkan konstruksi dan kuantitasnya juga Jenis daya ini diperlukan untuk keperluan pembentukan
akan mempengaruhi besarnya nilai resistansi dari medan magnet pada peralatan yang bekerja dengan
penghantar, yang besarnya didasarkan oleh hukum Ohm sistem electromagnet [3]. Besar dari daya reaktif ini,
dalam panas sebagai pengganti satuan listrik [1], yaitu: dinyatakan dengan rumus:

𝜌 .𝐿
𝑅= (2-7) Q = V.I.Sin𝜃 (2-10)
𝐴

2
tertentu dengan nilai kerugian maksimum pada periode
tersebut [1].
Keterangan:
V = Tegangan 1 fasa (V) FLS = 0,2Lf + 0,8Lf2 (2-14)
I = arus (A)
Q = Daya Reaktif (VAR)
Sin𝜃 = faktor kerja untuk daya reaktif III. METODE PENELITIAN

2.3.3 Daya Semu Dalam penyusunan penelitian ini digunakan


Daya semu adalah daya yang terbentuk dari daya metodologi yang ditunjukkan pada gambar 3.1.
aktif dan reaktif, daya ini dinyatakan dengan simbol S
dengan satuan (volt ampere/VA). Daya nyata ini
merupakan penjumlahan vektor dari daya aktif dan
reaktif [3].

𝑆 = √𝑃2 + 𝑄 2 (2-11)
atau
𝑆 = 𝑉. 𝐼 (2-12)

Keterangan:
S = daya semu (VA)
Q = Daya Reaktif (VAR)
P = daya nyata (W)
I = arus (A)
V = Tegangan 1 fasa (V)

Hubungan dari ketiga jenis daya ini dapat kita


lihat pada gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Segitiga Daya


sumber : zuhal,1992
Gambar 3. 1 Diagram alir penelitian
Sumber: Penulis, 2014
2.4 Faktor Beban
Faktor beban merupakan perbandingan dari nilai
kebutuhan rata–rata dengan nilai kebutuhan maksimum. 3.1 Studi Literatur
Besarnya faktor beban ditentukan dengan rumus berikut Studi literatur dilakukan dengan mempelajari
[4]. buku-buku literatur tentang sistem dan keandalan
𝐼 jaringan distribusi 20 kV, yang mencakup sistem
Lf = 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
𝐼
(2-13) jaringan distribusi, karakteristik jaringan distribusi,
𝑝𝑢𝑛𝑐𝑎𝑘
klasifikasi jaringan distribusi, susut transformator
distribusi, konduktor penghantar, macam-macam daya
2.5 Faktor Losses dan faktor-faktor yang mempengaruhi susut pada
Faktor losses adalah merupakan faktor kerugian penyulang.
dari suatu penyulang. Definisinya merupakan
perbandingan dari Jumlah susut energi total pada perioda

3
3.2 Survei dan Pengambilan Data 3.3 Perhitungan dan Analisis Data
Kegiatan survei lapangan dilakukan untuk Setelah dilakukan survei dan pengambilan data
mengetahui kondisi riil dari obyek yang dibahas, data- maka data akan diolah untuk mendapatkan nilai yang
data yang diperlukan, serta informasi penting lain yang dinginkan. Setelah mendapat nilai yang diinginkan maka
terkait dengan permasalahan yang dibahas. Di skripsi ini akan dianalisis sesuai dengan teori yang ada untuk
survei dan pengambilan data dilakukan di penyulang mendapatkan penyelesaian untuk mengurangi nilai susut
Kayoman G.I Sukorejo PT. PLN Distribusi Area penyulang Kayoman G.I Sukorejo PT. PLN Distribusi
Pasuruan. Data yang diambil meliputi data penyulang Area Pasuruan.
dan data trafo distribusi pada penyulang Kayoman yang Dari data penyulang yang berupa kWh jual,
digunakan sebagai acuan dalam menghitung susut dan kWh beli, arus penyulang, resistansi konduktor, panjang
patokan alternatif perbaikannya. penyulang, dan Tegangan penyulang, akan dilakukan
Data – data yang digunakan dalam kajian ini perhitungan susut kWh perbulan dengan cara
terdiri dari data primer dan data sekunder. mengurangkan kWh beli dengan kWh jual penyulang
Kayoman. kWh beli adalah kWh yang dibeli PT. PLN
1. Data Primer Distribusi dari gardu induk Sukorejo. Sedangakan kWh
Data primer adalah data yang diperoleh dari jual adalah kWh yang terjual pada sisi pelanggan
hasil pengukuran, perhitungan, dan pengamatan penyulang Kayoman.
langsung di lapangan. Pada skripsi ini, data primer
meliputi data tegangan penyulang, arus pembeban 3.4 Penarikan Kesimpulan
penyulang dan arus pembebanan pada masing-masing Dari analisis tersebut akan didapatkan
transformator distribusi. Arus pembebanan dan tegangan kesimpulan berupa besar susut energi pada penyulang
pada penyulang didapatkan dengan cara mengamati arus Kayoman dan alternatif perbaikannya. Besar susut
pembebanan pada sisi outgoing penyulang Kayoman meliputi besar susut teknis dan non teknis pada
pada GI Sukorejo. Sedangkan untuk data arus penyulang Kayoman, susut tahunan pada penyulang
pembebanan transformator distribusi didapatakan dari kayoman dan alternatif-alternatif perbaikannya yang
pengamatan arus pada masing-masing transformator meliputi perhitunga-perhitungan perbandingan sebelum
menggunakan AMR (automatic meter reading) yang ada dan sesudah dilakukan perbaikan.
di PLN Area Pasuruan. Pada penyulang Kayoman, setiap
transformator distribusi pada penyulang Kayoman
mempunyai AMR, sehingga monitoring terhadap IV. PEMBAHASAN
transformator dapat sepenuhnya dilakukan.
Pengambilan sampel data pada transformator 4.1 Perhitungan Susut Energi
distribusi dilakukan selama satu minggu dan diambil Studi yang dilakukan adalah studi susut energi
data arus setiap 30 menit dari masing-masing pada sebuah penyulang, yaitu penyulang Kayoman,
transformator untuk mengetahui karakteristik nama ini merupakan identifikasi nama penyulang dari
pembebanannya. UPJ Sukorejo. Data spesifikasi objek studi ini
didapatkan berdasarkan data-data dari UPJ Sukorejo dan
2. Data Sekunder APJ Pasuruan. Karena secara lokasi letak penyulang ini
Data sekunder adalah data yang bersumber dari adalah dikawasan industri yaitu di kecamatan Sukorejo
buku referensi, jurnal, dan skripsi yang relevan dengan kabupaten Pasuruan, dengan berpangkal atau mengambil
pembahasan skripsi ataupun yang terdapat pada sumber dari Gardu Induk Sukorejo. Penyulang Kayoman
lapangan (PLN GI Sukorejo , PLN Area Pasuruan, dan adalah penyulang yang mempunyai konfigurai berbentuk
PLN Rayon Sukorejo). Pada penelitian ini, data loop atau paralel, dimana penyulang ini merupakan
sekunder yang diperlukan yaitu kWh jual-beli, resistansi penyulang (feeder) khusus APJ Pasuruan. Sehingga
konduktor, panjang penyulang, rugi inti besi dan rugi penyulang ini harus selalu diperhatikan keandalan
tembaga pada transformator. pasokan energi listriknya.
kWh jual-beli didapatkan dari data pengendalian Pelanggan pada penyulang kayoman merupakan
susut penyulang PLN Area Pasuruan. Resistansi pelanggan industri tegangan menengah 20kV. Terdapat
konduktor dan panjang penyulang didapatkan dari GI 11 pelanggan industri tegangan menengah pada
Sukorejo. Sedangkan rugi-rugi transformator didapatkan penyulang ini yang akan di tunjukan pada tabel 4.1.
dari katalog dan SPLN no.50. Industri memerlukan kualitas listrik yang baik, dengan
adanya penyulang khusus diharapkan gangguan dan
rugi-rugi bisa ditekan sekecil mungkin.

4
4.1.1 Susut Total Saluran Pkond  I 2 .Rsal
Setelah data didapatkan, perhitungan susut total
saluran dihitung dari selisih kWh jual dan beli. Susut  206 2.1,51
total pada penyulang kayoman sebesar 80.560 kWh.  63882 ,09W
Sedangkan besar faktor pembebanan (Lf) penyulang  63,882 kW
kayoman bisa didapatkan dengan persamaan (2-13):
Irata  rata 4.1.3 Susut Transformator
Faktor Pembebanan (Lf) 
Ipuncak Perhitungan susut transformator didapat dari
206 penjumlahan susut masing-masing transformator
 distribusi. Susut transformator yang dimaksud disini
220 adalah susut inti besi (PFe) dan susut tembaga (Pcu). Susut
 0,936 inti besi dianggap konstan karena susut inti besi tidak
dipengaruhi pembebanan transformator, sedangkan susut
Sehingga didapatkan besar faktor losses (FLs) tembaga transformator besarnya tergantung pada arus
dengan mengacu pada faktor pembebanan penyulang beban pada transformator. Susut inti besi didapatkan dari
mengacu pada persamaan (2-18) sebagai berikut: nameplate transformator. Untuk mendapatkan nilai susut
Faktor Losses (FLS)  0,2 L f  0,8 L f
2
tembaga pada transformator berbeban, pertama
menghitung arus nominal transformator menurut
 0,2(0,936 )  0,8(0,936 ) 2
persamaan (2-2). Selanjutnya menghitung resistansi
 0,188 0,7 tembaga yang mengacu pada persamaan (2-3). Setelah
 0,888 didapatkan resistansi tembaga, dilakukan perhitungan
rugi tembaga dengan menggunakan arus rata-rata
Sehingga, susut daya pada penyulang kayoman transformator. besarnya rugi tembaga mengacu pada
dapat dihitung dengan persamaan (2-8): persamaan (2-4). Dari perhitungan diatas didapatkan
susut inti besi dan susut transformator, sehingga rugi
PkWh transformator bisa didapatkan melalui persamaan (2-5).
Psusut  Berikut tabel 4.1 susut transformator penyulang
FLS .720 kayoman:
80560 Tabel 4. 1 Susut transformator penyulang Kayoman

0,888.720 P susut
Nama Pelanggan PFe (W) Pcu (W)
80560 total (W)

639,26 PT. SADHANA 6500 119,976 6619,976
 126,021kW PT. KARYA DIBYA 5400 881,704 6281,704
ANWAR HENDRA 1750 7,069 1757,070
4.1.2 Susut konduktor PT AKASHA WIRA 3600 196,152 3796,153
Susut konduktor adalah susut yang terjadi akibat
adanya hambatan dalam pada konduktor penyulang. PT. HP SPINTEX 1750 319,564 2069,564
Konduktor yang digunakan pada penyulang Kayoman PT. REXPLAST 2300 165,198 2465,198
adalah tipe konduktor tanpa isolasi (kabel udara) dengan PT. TIRTA BAHAGIA 480 325,542 805,542
tipe kabel NA2XSERGbY 300mm2 dengan daya hantar PT. NIAGA 2500 184,946 2684,946
arus sebesar 400A. Besarnya Resistansi tipe kabel
PT. FORTUNA 3750 2972,530 6722,530
NA2XSERGbY pada penyulang Kayoman (l=12.043 m)
ini adalah sebagai berikut: PT. SARIGUNA 3750 1656,837 5406,837
P  0,125 / km PT. SARIGUNA II 480 251,410 731,410
TOTAL 32260 7080,95 39350,944
Merujuk ke pesamaan (2-7), Maka besar R Sumber: Hasil perhitungan. 2014
keseluruhan adalah:
Rsal  0,125  12,043
 1,51

Sehingga didapatkan nilai susut konduktor


berdasarkan persamaan (2-12) sebesar:

5
4.2 Total Susut Teknis 21 kV. Harga ini masih dalam toleransi SPLN 1 tahun
Total susut teknis adalah besarnya energi yang 1978. Toleransi yang diizinkan sebesar 5% dari tegangan
hilang dalam penyaluran daya listrik pada penyulang. SUTM (20 kV).
Pada penelitian ini, susut teknis dibatasi hanya pada Dapat dijelaskan dengan persamaan (2-9)
susut konduktor penyulang dan susut transformator daya sebagai berikut:
pada penyulang. PL = VL.IL.cosƟ
Besarnya susut total teknis adalah: P1 = V1.I1.cosƟ
Pteknis = Pkonduktor + Ptransformator Dimana:
= 63.882,09 + 39.350,944 PL = Daya pada perhitungan lapangan
= 103.233,034 W P1 = Daya pada skenario 1

4.3 Susut Non Teknis Daya pada saluran dianggap sama (PL = P1).
Susut non teknis adalah susut yang diakibatkan Sehingga:
oleh hal-hal non teknis seperti kesalahan pembacaan PL = P1 = 20400.206.0,85
meter, pencurian listrik, gangguan dan lain-lain. = 3572040 W
Besarnya susut non teknis bisa dihitung dari selisih susut = 3572 kW
total saluran dengan susut teknis. Pada perhitungan lapangan, dengan daya saluran
Susut non teknis (kW) = Susut total – Susut teknis sebesar 3.572 kW pada rating tegangan 20.400 V
= 126,021 kW – 103,23 kW didapatkan arus saluran sebesar 206 A.
= 22,78 kW Sedangkan jika skenario 1 dijalankan, rating
tegangan dinaikan sampai 21.000 V, maka mengacu
pada persamaan (2-9) didapatkan:
4.4 Susut Energi Tahunan P1
Susut tahunan adalah besarnya susut energi I1 
V1 . cos 
dalam jangka waktu satu tahun. Pada PLN distribusi area
Pasuruan, diadakan evaluasi susut energi pada beberapa 3572

periode waktu dalam setahun, yaitu perbulan, triwulan, 21.0,85
dan pertahun. Evaluasi ini diperlukan untuk menekan  200,1A
susut energi pada penyulang.
Besar susut tahunan pada penyulang Kayoman
Sehingga arus penyulang pada skenario 1
menurut persamaan (2-1) adalah:
menjadi 200,1 ampere.
PkWh (tahunan) = PsusutTotal.FLS.8760
= 126,021.0,888.8760
2. Mengganti Konduktor dengan Nilai Resisitansi
= 980302,237 kWh
yang Lebih Kecil
Dapat terlihat bahwa nilai susut daya penghantar
4.5 Alternatif Perbaikan Susut
berbanding lurus dengan nilai resistansi penghantar.
Berdasarkan perhitungan terlihat bahwa nilai
Semakin kecil resistansi pada penghantar, maka akan
susut energi terbesar adalah pada penghantar dan
semakin kecil pula nilai susut daya pada penghantar.
transformator (susut teknis) sebesar 82% dari nilai susut
Dalam hal ini penulis mengambil solusi dengan
totalnya. Untuk itu, dalam permasalahan ini penulis
mengganti tipe kabel NA2XSERGbY menjadi
lebih memberikan solusi dengan memproritaskan solusi
N2XSERGbY. Karena nilai resistansi N2XSERGbY
penurunan susut energi pada penghantar dan
lebih kecil daripada NA2XSERGbY, nilai resistansi tipe
transformator.
kabel N2XSERGbY adalah 0,0754 Ω/Km. Sehingga
4.5.1 Perbaikan Susut Pada Jaringan SUTM nilai totalnya dengan panjang penyulang 12,043 km
Perbaikan susut pada jaringan SUTM adalah adalah sebesar:
perbaikan yang dilakukan hanya pada sisi penyulang RL = 0,0754x12,043
yang dilakukan dengan cara menaikan tegangan = 0,91Ω
penyulang dan penggantian konduktor penyulang.
Berikut adalah skenario-skenario perbaikan pada Sehingga besarnya susut setelah melakukan
jaringan SUTM: skenario 2 dan skenario 3 adalah:

1. Menaikan Tegangan Penyulang menjadi 21 kV Pkondbaru = I2.Rsal


Maksud skenario 1 ini adalah menaikkan = 200,12x0,91
tegangan sumber dari gardu induk dari 20,4 kV menjadi = 36436,41 W
6
Besar susut transformator pada skenario ini
Besarnya susut konduktor setelah dilakukan adalah 36.318,44 W, atau berkurang 3.032,504 W (turun
skenario 1 dan skenario 2 adalah 36.436,41 W dari yang 7,77%).
sebelumnya tanpa dilakukan skenario 1 dan skenario 2
sebesar 63.882,09 W. Susut konduktor berkurang 4.5.3 Perbaikan Susut Dengan Cara Memparalelkan
sebanyak 26.445,68 W atau berkurang sebanyak 41,4 %. Penghantar
Pada perbaikan susut ini ditambahkan penghantar
4.5.2 Perbaikan Susut Pada Transformator baru yang bertipe sama dan spesifikasi yang sama.
Penggunaan transformator yang tepat dapat Konduktor yang digunakan adalah konduktor yang
ditinjau dari kebutuhan arus bebannya. Terdapat dua identik dengan diameter 300 mm2. Maksud dari skenario
arus beban, yaitu arus rata-rata dan arus puncaknya. ini adalah untuk memperkecil susut konduktor dengan
Pada pemilihan transformator yang tepat dilihat dari arus cara membagi arus penyulangnya.
puncaknya agar transformator yang digunakan tidak Dengan skenario ini maka arus akan terbagi dua
kelebihan beban saat beban puncak. 𝐼
dengan nilai yang sama, I1 = I2= 2. Sehingga besarnya
Menurut SPLN 50, transformator akan bekerja
susut energi bisa diketahui.
efektif saat transformator dibebani dengan beban 80% 𝐼
dari kapasitas dayanya. Pada skenario ini dilakukan I1 = I2 = 2
206
perhitungan dengan cara memperhitungkan beban = 2
puncak masing-masing pelanggan yang nantinya beban = 103 A
puncaknya akan dijadikan acuan pemakaian daya
transformator dengan memempatkan beban puncaknya Besar resistansi per-kilometer (P) dari
sebagai acuan beban transformator, atau dengan kata lain aluminium 300 mm2adalah:
pemilihan kapasitas transformator dengan mengacu pada
P  0,125 / km
beban puncaknya yang nilainya dianggap 80% dari nilai
daya transformator baru yang akan dipasang.
Rugi-rugi transformator dihitung menggunakan Merujuk ke pesamaan (2-7), Maka besar R
cara perhitungan rugi-rugi transformator pada keseluruhan adalah:
perhitungan (4.1.3), sehingga didapatkan hasil
perhitungan sesuai tabel 4.2. Berikut adalah tabel 4.2 Rsal  0,125  12,043
perbaikan susut transformator dan rugi-ruginya:  1,51
Tabel 4.2 Rugi transformator menggunakan
Sehingga didapatkan nilai susut konduktor
Skenario Perbaikan susut transformator dengan skenario6 berdasarkan persamaan (2-1) sebesar:
Pkond 1  I 1 .Rsa l
2
Daya Baru
In (A) Rcu P'cu (W)
(kVA)  106 2.1,52
1000 49.02 5.04 1225.45  16966 ,36W
1600 78.43 2.94 3463.7
100 4.9 66.59 79.11 Dimana Pkond1=Pkond2, jadi besar Pkond
menggunakan skenario ini adalah dua kali Pkond1 yaitu
400 19.61 11.96 1075.26 33.932,72 W. Jauh lebih kecil dibandingkan pada
315 15.44 16.36 883.65 perhitungan lapangan yaitu 63.882 W.
250 12.25 19.98 655.86
V. PENUTUP
160 7.84 32.51 407.43 Dari penelitian ini, dapat disimpulkan:
200 9.8 26.01 1202.7 1. Besar susut teknis pada penyulang Kayoman adalah
103,23 kW, sedangkan besar susut non teknisnya
1600 78.43 2.94 6728.5 adalah 22,78 kW. Besar susut teknis lebih besar
1250 61.27 4 5111.75 daripada susut non teknis, hal ini dikarenakan
100 4.9 83.23 805.03 pelanggan pada penyulang adalah pelanggan 20kV
(penyulang khusus) sehingga susut non teknis bisa
Sumber: Hasil perhitungan, 2014 ditekan.

7
2. Susut tahunan pada penyulang Kayoman adalah
980.302,237 kWh.
3. Perbaikan susut pada jaringan SUTM susut
konduktor berkurang sebanyak 26.445,68 W (turun
41,4%). Sedangkan perbaikan susut pada
transformator susut berkurang sebanyak 3.032,504
W (turun 7,77%). Perbaikan susut dengan cara
memparalelkan penghantar susut turun 46,88%.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Muchyi, Abdul. 2009. “Studi Perkiraan Susut
Energi dan Alternatif Perbaikan pada
Penyulang”. Universitas Indonesia. Jakarta.
[2] Waluyo. 2007. “Perhitungan Susut Daya Pada
Sistem Distribusi Tegangan Menengah Saluran
Udara dan Kabel”. Jurnal sains dan teknologi
EMAS. Bandung.
[3] Zuhal. 2000. “Dasar Teknik Tenaga Listrik dan
Elektronika Daya”. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
[4] Kadir, Abdul. 2000. “Distribusi dan Utilitas
Tenaga Listrik”.UI-Press.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai