XXX
XXX
1. Menggunakan masker medis bila bekerja dalam jarak 1 meter dari pasien.
2. Tempatkan pasien di ruang-ruang terpisah, atau kelompokkan mereka yang memiliki
diagnosis etiologi yang sama.
3. Bila diagnosis etiologi tidak memungkinkan, kelompokkan pasien sesuai dengan
diagnosis klinis dan berdasarkan pertimbangan faktor risiko dalam ruangan dengan
separasi.
4. Saat menatalaksana pasien dengan jarak dekat, gunakan face
mask atau goggles mengingat cipratan sekret dapat terjadi.
5. Batasi pergerakan pasien dalam fasilitas pelayanan kesehatan dan pastikan pasien
menggunakan masker medis saat di luar ruang perawatan.
APD yang harus dikenakan oleh dr. Lisa dan Ners Sita adalah APD Level 1 yang terdiri dari penutup
kepala, masker surgikal, handshcoen, baju kerja dan alas kaki.
Khusus pada pasien dengan kasus sesak nafas (kesulitan dalam bernapas)
Khusus pada pasien dengan kasus perubahan status mental
Khusus pada pasien dengan kasus syok
2c) Pemeriksaan lanjutan apa sajakah yang diperlukan untuk
masing –masing pasien?
Pasien pertama dengan kasus sesak: Pemeriksaan darah perifer lengkap, ureum, kreatinin,
analisis gas darah (AGD), f oto toraks dan EKG
Pasien kedua dengan kasus lemas pasca diare à Pemeriksaan darah perifer lengkap, Na, K, Cl,
gula darah sewaktu, ureum, kreatinin, dan feses lengkap
Berdasarkan Interagency Integrated Triage Tools di atas urutan kelima pasien diatas sebagai berikut :
Dari sudut pandang etik, prognosis merupakan dasar utama. Usia dan jenis kelamin pun merupakan
dasar pertimbangan berikutnya dalam menilai prognosis. Prinsip triase "pertama datang, pertama dilayani"
menjadi panduan keputusan triase ke unit perawatan kritis selama masa non-pandemi saja.
3) Bagaimana tata laksana pasien DoA pada kasus di atas?
Jenazah dari luar rumah sakit yang memiliki riwayat suspek atau probabel, termasuk pasien
DOA (Death on Arrival) yang dirujuk dari rumah sakit lain harus dilakukan prosedur
pemindahan dan penjemputan jenazah sebagai berikut:
Tindakan swab nasofaring atau pengambilan sampel lainnya dilakukan oleh petugas yang
ditunjuk di ruang perawatan sebelum jenazah dijemput oleh petugas kamar jenazah
Jenazah ditutup/disumpal lubang hidung dan mulut menggunakan kapas, hingga dipastikan
tidak ada cairan yang keluar
Bila ada luka akibat tindakan rnedis, maka dilakukan penutupan dengan plester kedap air
Petugas kamar jenazah yang akan menjemput jenazah, membawa:
1. Alat pelindung diri (APD) berupa: masker surgikal, goggle/kaca mata pelindung, apron
plastik, dan sarung tangan/hand schoen non-steril.
2. Kantong jenazah. Bila tidak tersedia kantong jenazah, disiapkan plastik pembungkus.
3. Brankar jenazah dengan tutup yang dapat dikunci.
Sebelum petugas memindahkan jenazah dari tempat tidur perawatan ke brankar jenazah,
dipastikan bahwa lubang hidung dan mulut sudah tertutup serta Iuka-Iuka akibat tindakan
medis sudah tertutup plester kedap air, lalu dimasukkan ke dalam kantong jenazah atau
dibungkus dengan plastik pernbungkus. Kantong jenazah harus tertutup sempurna
Setelah itu jenazah dapat dipindahkan ke brankar jenazah, lalu brankar ditutup dan dikunci
rapat.
Semua APD yang digunakan selama proses pemindahan jenazah dibuka dan dibuang di
ruang perawatan
Jenazah dipindahkan ke kamar jenazah selama perjalanan, petugas tetap menggunakan
masker surgikal
Surat keterangan kematian atau sertifikat medis penyebab kematian dibuat oleh dokter yang
merawat dengan melingkari jenis penyakit penyebab kematian sebagai penyakit menular
Jenazah hanya dipindahkan dari brankar jenazah ke meja pemulasaraan jenazah di kamar
jenazah oleh petugas yang menggunakan APD lengkap