Usbn Pai
Usbn Pai
Al-Hujurat/49: 10 dan 12;serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka
baik (husnuzzhan), dan persaudaraan(ukhuwah).
Q.S Al-Hujurat Ayat 10
Artinya:
"Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah saudaramu (yang
berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat."
Isi kandunganya:
Ayat ini menjelaskan bahwa setiap muslim itu bersaudara dengan muslim lainya. Persaudaraan itu di
ibaratkan dengan satu tubuh apabila salah satu tubuh sakit maka yang lain juga merasakanya. Bhakan
apabila perselisihan tida terelakan, maka kita tidak diperbolehkan sesama muslim selama 3 hari.
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari
prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara
kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah
Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang."
Isi Kandungan:
Bahwa sesama muslim tidak boleh berprasangka buruk kepada oarang lain (suzuan) dan melakukan
gibah. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ayat ini turut berkenaan dengan Salman Al-Farisi
yang apabila ia telah selesai makan maka ia langsung suka tidur dan mendengkur. Pada waktu itu ada
yang menggunjing perbuatannya, maka turunlah ayat ini yang melarang seseorang mengumpat dan
menceritakan aib orang lain.
2. Q.S. Al-Isra/17: 32, dan Q.S. An-Nur/24: 2, serta hadits tentang larangan pergaulan bebas dan
perbuatan zina.
Q.S. Al-Isra/17: 32
اح َشةً َو َسا َء َسبِياًل ِّ َواَل تَ ْق َربُوا
َ الزنَا ۖ إِنَّهُ َك
ِ َان ف
“ Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan
suatu jalan yang buruk.” (Al-Israa’/17: 32)
Arti perkata
Arti ayat Potongan ayat Arti ayat Potongan ayat
Dan janganlah َواَل Adalah
انَ َك
Kamu mendekati تَ ْق َربُوا Perbuatan keji
ًاح َشة ِ َف
Zina ِّ
الزنَا Dan sangat buruk
َو َسا َء
Sesunguhnya ia/zina ُإِنَّه Jalan
َسبِياًل
Q.S. An-Nur/24: 2
ْ ْ
ِ ةٌ فِي ِدc َا َرأفccاح ٍد ِم ْنهُ َما ِمائَةَ َج ْل َد ٍة ۖ َواَل تَأ ُخ ْذ ُك ْم ِب ِه َم
ين ِ ال َّزانِيَةُ َوال َّزانِي فَاجْ لِ ُدوا ُك َّل َو
َ ِد َع َذابَهُ َما طَائِفَةٌ ِم َن ْال ُم ْؤ ِمنcْ َون ِباهَّلل ِ َو ْاليَ ْو ِم اآْل ِخ ِر ۖ َو ْليَ ْشه
ين َ ُهَّللا ِ إِ ْن ُك ْنتُ ْم تُ ْؤ ِمن
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya
seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan)
agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman
mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.” (Q.S. An-Nuur/24 : 2)
3. Q.S. Ali Imran/3: 190-191, dan Q.S. Ali Imran/3: 159, serta hadits tentang berpikir kritis dan
bersikap demokratis.
Q.S Ali-Imran :190-191
﴾۱۹ب ﴿ە ِ َت أِّل ُ ۟ولِى ٱأْل َ ْل ٰب
ٍ ۢ َار َل َءا ٰيcِ cَل َوٱلنَّهc ِ cف ٱلَّ ْي ِ َٱختِ ٰل
ْ ض َوِ ْت َوٱأْل َر ِ إِ َّن فِى َخ ْل
ِ ق ٱل َّس ٰ َم ٰ َو
ِ ٰ َم ٰ َوcccٱلس
ت َّ قccc ِ ُون ِفى َخ ْل َ وبِ ِه ْم َويَتَفَ َّكرcccُو ۭ ًدا َو َعلَ ٰى ُجنcccُ ا َوقُعcccُون ٱهَّلل َ قِ ٰيَ ًۭم ْ َين ي
َ ذ ُكرccc cَ ٱلَّ ِذ
۱۹۱﴿ ار ِ َّاب ٱلن َ ك فَقِنَا َع َذ َ َت ٰهَ َذا ٰبَ ِطاًۭل ُسب ٰ َْحن ِ ْ﴾ َوٱأْل َر
َ ض َربَّنَا َما َخلَ ْق
Artinya: “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang,
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua
ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali-‘Imran: 190-191).
4. Q.S. Luqman/31: 13-14 dan Q.S. al-Baqarah/2: 83, serta hadits tentang saling nasihat-menasihati
dan berbuat baik (ihsan).
Q.S. Luqman/31: 13-14
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:
"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar".
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua
tahun[1180]. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.”
Q.S. al-Baqarah/2: 83
“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah
selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-
orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah
zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu
selalu berpaling.”
5. Q.S. Al-Maidah/5: 48; Q.S. Az-Zumar/39: 39 dan Q.S. At-Taubah /9: 105, serta hadits tentang
taat, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.
Q.S. Al-Maidah/5: 48
Dan Kami telah menurunkan kitab (Al Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang
membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka
menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah kamu mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan
kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang
terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji
kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya
kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu
perselisihkan.”
Q.S. Az-Zumar/39: 39
Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka
kelak kamu akan mengetahui,”
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat
pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
6. Q.S. Yunus/10: 40-41 dan Q.S. Al-Maidah /5: 32, serta hadits tentang toleransi dan
menghindarkan diri dari tindak kekerasan.
Q.S. Yunus/10: 40-41
"Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Qur'an, dan di antaranya ada (pula) orang-orang
yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan." (40)
Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu
berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan". (41)
Q.S. Al-Maidah /5: 32
Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang
manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi,
maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan
seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya
telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian
banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.
Allah menurunkan 104 kitab kepada : Nabi Syits 50 suhuf, kepada Nabi Khunukh ( idris) 30 suhuf,
kepada Nabi Ibrahim 10 suhuf dan kepada Nabi Musa sebelum diberikan kitab Taurat 10 suhuf. Dan
Allah menurunkan kitab kitab Taurat, Kitab Injil, kitab Zabur dan Kitab Al-Qur’an. (HR. Ibnu
Hibban;362)
Pengertian Wahyu
Menurut bahasa wahyu adalah isyarat cepat atau bisikan yang halus. Menurut istilah, wahyu adalah
pemberitahuan atau firman Allah swt yang disampaikan kepada Anbiya’(para nabi) dan Aulia’(para
wali yaitu hamba Allah SWT yang tulus dan tidak dianggkat sebagai Nabi)
11. Iman kepada Allah ( penghayatan al-Asma’ul al Husnaal-Karim, Al-Mu’min, Al-Wakil,, Al-
Matin,Al-Jami’, Al-Adl, dan Al-Akhir)
Al – Karim : Maha mulia
Al – Mu’min : Maha pemberi keamanan
Al – Wakil : Maha Memelihara
Al – Matin : Maha kokoh
Al – Jami’ : Maha mengumpulkan
Al – Adl’ : Maha adil
Al – Akhir : Maha akhir
Guru adalah orang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu kepada kita. Dalam paradigma
Jawa, guru bermakna “digugu dan ditiru”. Dikatakan digugu (dipercaya) karena guru memiliki
seperangkat ilmu yang memadai, yang karenanya ia memiliki wawasan dan pandangan yang luas
dalam melihat kehidupan ini. Dikatakan ditiru (diikuti) karena guru memiliki kepribadian yang utuh,
yang karenanya segala tindak tanduknya patut dijadikan panutan dan suri teladan oleh peserta
didiknya. Pengertian ini diasumsikan bahwa tugas guru tidak sekedar transformasi ilmu, tapi juga
bagaimana ia mampu menginternalisasikan ilmunya pada peserta didiknya.
Guru yang menjadikan kita orang beriman, mengerti hal yang baik dan buruk, gura juga menjadikan
kita orang yang pandai dan memahami ilmu pengetahuan, sehingga kita akan memperoleh kedudukan
yang tinggi di hadapan Allah dan manusia sebagaimana firman Allah swt:
Artinya: ”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang
berilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Q.S. Al-Mujahadah:11)
Di samping itu, para penuntut ilmu dijanjikan oleh Rasulullah saw. akan diberikan kemudahan
jalan ke surga. Perhatikan hadits di bawah ini:
سهَّ َل هللاُ بِ ِه طَ ِر ْيقًا اِلَى ا ْل َجنَّ ِة ـ رواه مسلم ُ سلَكَ طَ ِر ْيقًا يَ ْلتَ ِم
َ س فِ ْي ِه ِع ْل ًما َ َْمن
Artinya: “Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan
baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).
ً اc ْو َءاتِ ُك ْم َو ِريشc اري َس ِ َوc ُا ً يc ا َعلَ ْي ُك ْم لِبَاسccَ ْد أَن َز ْلنc َابَنِي آ َد َم قccَي
َ ذ َّكرcَّ cَت هَّللا ِ لَ َعلَّهُ ْم ي
.ُون ِ اccَك ِم ْن آي َ cِ ٌر ذلcك َخ ْي َ cِ َوى ذلcَولِبَاسُ التَّ ْق
)36:(االعراف
Artinya: “Hai anak adam (umat manusia) sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian menutupi
auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa (selalu taqwa pada Allah) itulah yang paling
baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah mudah-mudahan mereka selalu
ingat.” (QS. Al-A’raaf, 7: 36).
Aurat adalah bagian tubuh manusia yang tidak boleh terbuka dan dilihat orang lain. Aurat laki-laki dewasa ialah
antara pusat dan lutut, sedangkan aurat perempuan adalah seluruh tubuhnya, kecuali muka dan telapak tangan.
Pakaian yang Islami adalah pakaian yang dapat menutup aurat, bagi laki-laki harus dapat menutup bagian
tubuhnya anatar pusat dan lutut, sedangkan bagi wanita harus dapat menutup seluruh tubuhnya kecuali muka dan
telapak tangan. Perhatikan firman Allah SWT berikut:
18. Kejujuran
4. Menguburkan Jenazah
Segrera dikuburkan
Memperluas/memperdalam lubang kubur
Boleh mengubur 2-3 jenazah dalam 1 lubang
Dimiringkan ke kiblat
Kepala berada di utara
Diberi bantalan
Diberi papan
1. Ketentuan Khutbah
Islam.
Ballig.
Berakal sehat.
Tertib.
Membaca hamdallah.
Membaca syahadat.
Berwasiat taqwa.
Khotbah diucapkan dengan kalimat yang jelas, fasih, mudah dipahami, dan disampaikan
dengan penuh semangat.
Khatib menyampaikan khutbah hendaknya diperpendek dan jangan terlalu panjang, sebaliknya
solat Jumatnya yang diperpanjang.
2. Ketentuan Tabligh
Syarat Muballig
Islam.
Ballig.
Berakal sehat.
Materi dakwah yang disampaikan harus memiliki dasar hukum yang kuat dan sumber jelas.
Tidak menghasut orang lain untuk merusak, bermusuhan, berselisih, dan/atau mencari
kesalahan orang lain.
3. Ketentuan Dakwah
Islam.
Ballig.
Berakal sehat.
Dakwah dilaksanakan dengan hikmah (diucapkan dengan jelas, tegas dan sikap yang
bijaksana).
Dakwah dilaksanakan dengan mauzatul hasanah atau nasihat yang baik, yaitu cara persuasif
(tanpa kekerasan) dan edukatif (pengajaran).
Dakwah dilaksanakan dengan mujadalah, yaitu diskusi atau bertukar pikiran yang berjalan
dengan dinamis dan santun serta menghargai pendapat orang lain.
A. Pengertian Mu’āmalah
B. Macam-Macam Mu’āmalah
1) Jual-Beli
Syarat-Syarat Jual-Beli:
a)Ballig,
b)Berakal sehat,
3. Ijab Qobul
2) Khiyār
2. Macam-macam Khiyar
a) Khiyār Majelis → selama penjual dan pembeli masih berada di tempat berlangsungnya
transaksi/tawar-menawar.
c) Khiyār Aibi (cacat) → pembeli boleh mengembalikan barang yang dibelinya jika terdapat
cacat.
3) Ribā
1. Pengertian Ribā → bunga uang atau nilai lebih atas penukaran barang.
2. Macam-Macam Ribā
c) Ribā Yādi → penjual dan pembeli berpisah sebelum melakukan serah terima.
d) Ribā Nasi’ah → akad jual-beli dengan penyerahan barang beberapa waktu kemudian.
4) Utang-piutang → menyerahkan harta atau benda kepada seseorang dengan catatan akan
dikembalikan pada waktu nanti dan tidak mengubah keadaannya.
5)Sewa-menyewa → dalam fiqh Islam disebut ijārah, artinya imbalan yang harus diterima oleh
seseorang atas jasa yang diberikannya.
6) Syirkah
Suatu akad yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih yang bersepakat untuk melakukan usaha
untuk memperoleh keuntungan.
Macam-Macam Syirkah
1) Syirkah ‘inān → antara dua pihak atau lebih yang masing-masing memberi kontribusi kerja
(amal) dan modal (mal).
2) Syirkah ‘abdān → antara dua pihak atau lebih yang masing-masing hanya memberikan
kontribusi kerja (amal), tanpa kontribusi modal (amal).
3) Syirkah wujūh → kerja sama antara dua pihak yang sama-sama memberikan kontribusi kerja
(amal) dengan pihak ketiga yang memberikan konstribusi modal (mal).
5) Muḍārabah → akad kerja sama usaha antara dua pihak, di mana pihak pertama menyediakan
semua modal (ṡāhibul māl), pihak lainnya menjadi pengelola atau pengusaha (muḍarrib).
7)Muzāra’ah → kerja sama dalam bidang pertanian antara pemilik lahan dan petani di mana
benih tanamannya berasal dari petani.
8)Mukhābarah → kerja sama dalam bidang pertanian antara pemilik lahan dan petani di mana
benih tanamannya berasal dari pemilik lahan.
Muzāra’ah dan mukhābarah merupakan bentuk kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik
lahan dan penggarap yang sudah dikenal sejak masa Rasulullah saw. Dalam hal ini, pemilik
lahan memberikan lahan pertanian kepada penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan
pembagian persentase tertentu dari hasil panen.
7) Perbankan
Macam-macam
a. Bank Konvensional → fungsi utamanya menghimpun dana untuk disalurkan kepada yang
memerlukan, baik perorangan maupun badan usaha, guna mengembangkan usahanya dengan
menggunakan sistem bunga.
b. Bank Islam atau Bank Syari’ ah → menjalankan operasinya menurut syariat Islam. Istilah
bunga tidak ada dalam bank Islam. Bank syariah menggunakan beberapa cara yang bersih dari
riba, misalnya :
1) Muḍārabah → kerja sama antara pemilik modal dan pelaku usaha dengan perjanjian bagi
hasil dan sama-sama menanggung kerugian dengan persentase sesuai perjanjian.
2) Musyārakah → kerja sama antara pihak bank dan pengusaha di mana masing-masing
memiliki saham.
4) Qarḍul hasān → pembiayaan lunak yang diberikan kepada nasabah yang baik dalam
keadaan darurat.
5) Murābahah → istilah dalam fiqh Islam yang menggambarkan suatu jenis penjualan di
mana penjual sepakat dengan pembeli untuk menyediakan suatu produk dengan ditambah
jumlah keuntungan tertentu di atas biaya produksi.
Menurut UU No : 1 tahun 1974, Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk rumah tangga (keluarga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan YME.
Dalil: Q.S An-Nahl/16:72, Q.S An-Nur/24:32
A. HUKUM NIKAH Menurut sebagian besar ulama, hukum asal nikah adalah mubah, artinya
boleh dikerjakan dan boleh ditinggalkan.
1. Jaiz, artinya dibolehkan dan inilah yang menjadi dasar hukum nikah.
2. Wajib, yaitu orang yang telah mampu/sanggup menikah.
3. Sunah, yaitu orang yang sudah mampu menikah namun masih sanggup mengendalikan
dirinya dari godaan yang menjurus kepada perzinaan.
4. Makruh, yaitu orang yang mampu menikah tapi khawatir menyakiti wanita.
5. Haram, yaitu orang yang tidak mampu melaksanakan kewajiban pernikahan.
Wali nikah di bagi menjadi 2 macam yaitu wali nasab dan wali hakim :
1. Wali nasab yaitu wali yang mempunyai pertalian darah dengan mempelai wanita yang akan
dinikahkan.
3. Bagi janda yang hamil, ketika diceraikan atau karena suaminya meninggal dunia, masa
iddahnya sampai ia melahirkan.
4. Dan istri yang diceraikan suaminya sebelum sempat digauli, tidak ada iddah
23. Waris
(Q.S An-Nisa:77)
Mawaris/faroid yaitu ilmu yang mempelajari kadar pembagian masing-masing ahil waris.
2. Nikah
3. Wala’ (memerdekakna budak)
4. Seagama
3. Beda agama
4. Murtad
No Ahli Waris Syarat Harta
Bila tidak ada anak/cucu ¼
Istri
Bila ada anak/cucu 1/8
Bila tidak ada anak/cucu ½
Suami
Bila ada anak/cucu ¼
Sendiri (tdk ada anak/cucu) ½
Anak (P)
2 anak P (tidak ada anak cucu lain) 2/3
Anak (L) - Asabah
Bila tidak ada anak/cucu 1/3
Ayah
Bila ada anak/cucu 1/6
Tdk ada anak, cucu, 2 saudara/lebih,
1/3
ayah
Ibu Ada anak, cucu, 2 saudara/lebih, ayah 1/6
Tdk ada anak, cucu, 2 saudara/lebih, 1/3 setelah diambil
ada ayah istri/suami
Sendirian, tdk ada anak,cucu, ayah
1/6
kandung
Saudara L/P seibu
2 orang, tdk ada anak,cucu, ayah
1/3
kandung
Sendiri ½
Saudara P seayah
2 orang/lebih 2/3
Saudara L seayah - Ashabah
Cucu - -
1. Al-Qur’an
Wahyu Allah SWT yang disampaika kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup
manusia.
Kedudukan: sumber hukum utama & pertama, Asy-Syifa, An-Nur, Al-Furqon, Al-Huda.
2. Hadits
Perkataan, perbuatan, rakrir (ketetapan), sifat, keadaan, tabiat/watak, siran (perjalanan hidup) Nabi
Muhammad SAW.
Kedudukan: sumber hukum ke 2 setelah Al-Qur’an
Fungsi:a) Menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat umum.
b) Memperkuat pernyataan yang ada di Al-Qur’an (bayan At-Taqriri).
c) Menerangkan maksud dan tujuan ayat.
d) Menerapkan hukum/aturan yang tidak disebutkan secara zahir dalam Al-Qur’an.
Macam-macam Hadist
a) Segi banyak sedikitnya perawi
a. Mutawatir: banyak sahabat dan dilanjutkanke generasi berikutnya.
b. Mayhur: 2 sahabat/lebih tidak sampai mutawatir.
c. Ahad: 1/ 2 orang.
b) Kualitas perawinya
a. Shaih: adil, kuat hafalannya.
b. Hasan: tidak kuat hafalannya.
c. Da’if: lemah (tidak memenuhi syarat).
d. Maudu’: hadis palsu.
3. Ijtihad
Mencurahkan segenap tenaga dan pikiran secara bersungguh-sungguh untuk menetapkan suatu
hukum.
Kedudukan : sumber hukum ke 3
Bentuk :
a)Ijma’ : kesepakatan para ulama mujtahid dalam memutuskan suatu perkara atau hukum yang
tidak ada ketetapannya berdasarkan Al Qur’an dan Hadits
b)Qiyas : menyamakan suatu kejadian yang tidak ada hukumnya dengan kejdian yang ada
hukumnya, karena ada illat (alasan) yang sama.
c)Maslahah mursalah : cara dalam menetapkan hukum yang berdasarkan atas pertimbangan
kegunaan dan manfaatnya.
Ijtihad insya’i : menyimpulkan hukum baru mengenai peristiwa baru yang belum pernah
diselesai
Tarjihi/ intiqa’i
25. Wakaf
Rukun wakaf:
Zakat
a. Islam.
e. Mencapai haul.
1. Waktu yang di bolehkan yaitu dari awal ramadhan sampai hari penghabisan ramadhan
3. Waktu yang lebih baik (sunnat), yaitu dibayar sesudah shalat subuh sebelum pergi sholat hari raya
4. Waktu makruh, yaitu membayar fitrah sesudah hari raya tetapi sebelum terbenam matahari pada
hari raya
5. Waktu haram, yaitu dibayar sesudah terbenam matahari pada hari raya
Ukuran: makanan poko tiap-tiap daerah
Penerima Zakat:
1. Fakir => orang-orang yang hampir tidak mempunyai apa-apa sehingga tidak bisa memnuhi
kebutuhan hidup.
2. Miskin => orang-orang yang mempunyai harta tetapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
dasar untuk hidup.
3. Amil => orang-orang yang mengumpulkan zakat dan membagikannya kepada yang berhak atau
sering disebut panitia zakat.
4. Muallaf => orang yang baru masuk Islam dan memerlukan bantuan untuk membiasakan diri
dengan lingkugan baru sebagai muslim.
5. Hamba sahaya yang ingin memerdekakan atau membebaskan diri.
6. Gharim => orang yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak sanggup untuk
membayar atau memenuhi hutangnya.
7. Fisabilillah => orang-orang yang berjuang dijalan Allah.
8. Ibnu Sabil => orang-orang yang kehabisan biaya ditengah perjalanan.
Haji
Syarat wajib:1. Islam
2. Berakal Sehat
3. Dewasa atau Baligh
4. Merdeka
5. Mampu
Rukun Haji:
a. Ihram, yaitu berniat mengerjakan ibadah haji dengan memakai pakaian ihram (pakaian putih tidak
berjahit).
b. Wukuf, yaitu hadir di Padang Arafah mulai tergelincir matahari pada tanggal 9 Zulhijah sampai
terbit fajar pada tanggal 10 Zulhijah.
c. Tawaf, yaitu mengelilingi Kakbah 7 kali putaran dari Hajar Aswad dengan posisi Baitullah di
sebelah kiri. Dalam rukun haji, tawaf yang digunakan adalah tawaf ifadah.
d. Sa'i, yaitu lari-lari kecil antara Bukit Safa dan Bukit Marwa sebanyak 7 kali.
26. Substansi dan strategi keberhasilan dakwah Nabi Muhammad saw di Makkah
c. Kesucian jiwa
c. menyebarkan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia seperti contoh diutusnya muaz bin jabal
untuk berdakwah di negeri Yaman pada tahun 10 H.
d. konsolidasi dan pengembangan daulat Islam menjadi suatu bentuk Negara adidaya.
· Piagam madinah
· Perjanjian Hudaibiyah
·Perang Badar
·Perang Uhud
·Perang Khandaq/ Ahsab
·Perang khaibar
·Perang Mu’tah
·Fathul mekah
·Perang hunain
·Perang tabuk
Bentuk keberhasilan
1. Pranata sosial ekonomi
2. Pranata politik dan pemerintahan
3. Pranata militer
Sejarah
1. Masa rintangan (awal tahun hijriah-persepakatan Hudaibiyah, 6H)
2. Masa perdamaian (dengan para pemimpin paganisme- makkah pada bulan Ramadhan, 8H)
3. Masa kemenangan ( masa disaat manusia berbondong-bondong masuk Islam-wafatnya Nabi
SAW)
Islam sebagai agama dakwah sekaligus keseimbangan dalam menggapaikehidupan duniawi dan
ukhrawi.
Faktor eksternal:
1. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami
perkembangan dalam ilmu pengetahuan. Pengaruh Persia pada saat itu sangat penting di bidang
pemerintahan. Selain itu, mereka banyak berjasa dalam perkembangan ilmu filsafat dan sastra.
Adapun pengaruh Yunani masuk melalui berbagai macam terjemah dalam banyak bidang ilmu,
terutama filsafat.
2. Gerakan Terjemah. Pada masa Periode Klasik, usaha penerjemahan kitab-kitab asing dilakukan
dengan giat sekali. Pengaruh gerakan terjemahan terlihat dalam perkembangan ilmu
pengetahuan umum terutama di bidang astronomi, kedokteran, filsafat, kimia, dan sejarah.
Daulah Ummayah
Perkembangan Islam ditandai dengan meluasnya wilayah kekuasaan Islam dan berdirinya bangunan-
bangunan sebagai pusat dakwah Islam. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi bidang politik, keagamaan,
ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.
Daulah Abbasiyah.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan. Bidang budaya, ekonomi, arsitektur, sosial, dan militer.
Tokoh Islam
Bidang: ilmu fikih, ilmu kalam, sastra Arab, matematika, fisika, astronomi, kedokteran, dan
filsafat.
2. Al-Ghazali (450-505 H)
Karya: Ihya Ulumuddin dan Tahafut al-Falasifah
Bidang: filsafat
3. Al-Kindi (805-873 M)
Ia disebut Failasuf al-Arab (Filsuf orang Arab)
Bidang: filsafat
4. Al- Farabi (872-950 M)
Karya: Al-Madinah al-Fadhilah (kota atau negara utama)
Bidang: filsafat
Disaat dunia Islam sedang mengalami kemunduran di abad tengah, bangsa eropa justru mengalami
kemajuan, dalam kebudayaan, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Dengan melakukan
progaram imperialisme.
Imperialisme Eropa kedunia Islam menjadi pemicu kesadaran umat Islam untuk bangkit dar
keterpurukan
Tokoh pembaharuan Islam
1. India
a. Syah Waliyullah(Delhi)
Karya: Hujjatullah Al Bkighah dan Fujuh Al Haramain
b. Sayyid Ahmad Khan (Delhi)
Yang ada Inggris-Inggrisnya (perusahaan)
c. Muhammad Iqbal
Bidang tasawuf
Karya: The Reconstruction of Religius Thought in Islam
2. Mesir
a. Muhammad Ali Pasya (kawala, yunani)
Bidang militer, mendirikan sekolah-sekolah modern
b. Rifalah Baidawi Rafi’ Al-Tahtawi
c. Jamaludin Al-Afghani
d. Muhammad Abduh
e. Muhammad Rasyid Rida
3. Turki
a. Sultan Mahmud II
b. Namik Kemal