PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia remaja merupakan usia dimana memulai periode maturasi fisik, emosi,
sosial dan seksual menuju dewasa. Setiap orang pasti menginginkan sehat, maka
harus diperhatikan gizi apa saja yang dibutuhkan oleh tubuh jangan sampai
mengalami kekurangan atau kelebihan tanpa harus seimbang. Remaja dan dewasa
merupakan usia yang produktif, termasuk sistem reproduksinya sudah mulai
menunjukkan kematangan.
Banyak kaum remaja dan dewasa yang menjalankan diet karena khawatir
dengan penampilannya. Boleh melakukan diet asal sehat. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi tentang kualitas kesehatan seseorang yaitu faktor pengetahuan tentang
gizi dan kesehatan, faktor pendidikan dan ekonomi. Makanan yang bergizi seimbang
akan mendukung bagi kesehatan reproduksi seorang wanita.
Oleh sebab itu, diharapkan para remaja dan dewasa harus memperhatikan
keseimbangan gizi yang dibutuhkan untuk tubuh kita karena kesimbangan gizi sangat
penting untuk pertumbuhan, perkembangan dan membangun sistem imun yang baik
dan kuat agar tidak mudah terjangkit oleh penyakit.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
5. Mengetahui kebutuhan gizi seimbang
6. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gizi seimbang
7. Mengetahui status gizi terhadap sistem reproduksi.
8. Mengetahui masalah-masalah gizi pada remaja dan dewasa.
D. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gizi
Status gizi adalah ekspesi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi
jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung
lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang
aktivitas sehari-hari. Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan
makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari
hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju.
Pada umumnya remaja lebih suka makan makanan jajanan yang kurang begizi
seperti goreng-gorengan, coklat, permen dan es. Sehingga makanan yang beraneka
ragam tidak dikonsumsi. Remaja sering makan diluar rumah bersama teman-teman,
sehingga waktu makan tidak teratur, akibatnya mengganggu sistem pencernaan
(gangguan maag atau nyeri lambung). Selain itu, remaja sering tidak makan pagi
karena tergesa-gesa beraktivitas sehingga mengalami lapar dan lemas, kemampuan
menangkap pelajaran menurun, semangat belajar menurun, keluar keringat dingin,
kesadaran menurun samapi pingsan.
Remaja putri sering menghindari beberapa jenis bahan makanan seperti telur
dan susu. Susu dianggap minuman anak-anak atau dihubungkan dengan kegemukan.
Akibatnya akan kekurangan protein hewani, sehingga tidak dapat tumbuh atau
mencapai tinggi secara optimal. Kadang standar langsing tidak jelas untuk remaja.
Banyak remaja putri menganggap dirinya kelebihan berat badan atau mudah menjadi
gemuk sehingga sering diet dengan cara yang kurang benar seperti membatasi atau
mengurangi frekuensi makan dan jumlah makan, memuntahkan makanan yang sering
dimakan, sehingga lama-lama tidak ada nafsu makan yang sangat membahayakan
bagi remaja.
4
Kebanyakan remaja umumnya menginginkan bentuk tubuh yang ideal, sampai
rela diet mati-matian untuk menurunkan berat badannya.
Menurut buku Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan, yang ditulis
oleh Drs. Djoko Pekik Irianto, M.Kes, ada 10 kriteria makan sehat berimbang dan 13
pesan dasar gizi seimbang untuk dapat memperoleh bentuk tubuh yang ideal tanpa
mengesampingkan kesehatan .Kriteria makanan sehat berimbang, antara lain :
1. Cukup Kuantitas
2. Proporsional
3. Cukup Kualitas
Makanan harus steril atau terbebas dari kuman penyakit. Salah satu upaya
untuk mensterilkan makanan tersebut adalah dengan cara mencuci bersih dan
memasak hingga suhu tertentu sebelum dikonsumsi.
Hal ini karena makanan nabati lebih sedikit kandungan lemak, terutama
lemak jenuh.
Misalnya, sayur yang direbus terlalu lama dan dengan suhu tinggi justru
menyebabkan kehilangan vitamin dan mineral pada sayur tersebut.
5
Misalnya, Fani makan pagi pukul 7 pagi, makan siang pukul 1 siang, dan
makan malam pukul 7 malam. Pola penyajian ini dilakukan teratur setiap hari.
Waktu penyajian makan ini tak harus sama untuk setiap orang. Teman Fani,
Ina, boleh-boleh saja mengatur jadwal makannya dengan makan pagi pukul 7
pagi, makan siang pukul 2 siang, dan makan malam pukul 8 malam. Penyajian
makan tetap teratur setiap hari. Jangan membiasakan makan “kapan ingat”
karena dapat menyebablan gangguan pencernaa, seperti sakit maag atau buang
air tak lancer.
Misalnya, 3 kali makan utama dan 2 kali makan selingan. Ingat, makanan
yang dikonsumsi tersebut tetap disesuaikan dengan kapasitas lambung
Tubuh memerlukan 2550 liter air per hari. Kebutuhan air tersebut didapat
dari makanan sebanyak 100 ml, sisa metabolism sebanyak 350 ml dan yang
berasal dari air minum sebanyak 1200 liter. Untuk itu, dianjurkan meminum
air sebanyak 6 gelas air yang setara dengan 1200 liter.
1. Beragam
13. Baca label kemasan (misal, melihat daftar komposisi dan tanggal
kadaluarsa)
6
E. Kebutuhan Gizi Seimbang pada Remaja
7
b. Aktifitas fisik
Aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga secara sederhana yang sangat penting bagi
21.
pemeliharaan fisik, mental dan kualitas hidup sehat Pekerjaan yang
dilakukan sehari-hari dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang. Gaya
hidup yang kurang menggunakan aktivitas fisik akan berpengaruh terhadap
kondisi tubuh seseorang. Dalam kehidupan yang semakin moderen ini
dengan kemajuan teknologi yang mutakhir, hidup jadi serba mudah bila
kalori yang masuk berlebihan dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik
yang akan memudahkan orang mengalami kegemukan. Meningkatnya
kesibukan menyebabkan seseorang tidak lagi mempunyai waktu yang
cukup untuk berolah raga secara teratur
8
Konferensi Gizi Internasional yang dilakukan di Roma pada tahun
1992 merekomendasikan agar setiap negara menyusun Pedoman Gizi
Seimbang (PGS) untuk mencapai dan memeliharan kesehatan dan
kesejahteraan gizi (nutritional well-being)19. Indonesia saat itu menghadiri
dan menandatangani rekomendasi tersebut. Jadilah Indonesia menyusun
PGS tersebut dan menjabarkannya sebagai 13 pesan dasar yang disebut
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Kemudian PUGS ini
dikeluarkan oleh Direktorat Gizi, Depkes pada tahun 1995. Ketiga belas
pesan dasar gizi seimbang tersebut adalah:
1) Makan makanan yang beraneka ragam
2) Makan makanan sesuai dengan kebutuhan energi
3) Makan makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan
energi
4) Makan makanan sumber lemak seperempat dari kebutuhan energi
5) Konsumsi garam beryodium
6) Konsumsi makanan sumber zat besi
7) Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan
8) Sarapan pagi
9) Konsumsi air bersih, aman dan cukup jumlahnya
10) Menghindari minuman beralkohol
11) Makan makanan yang aman bagi kesehatan
12) Membaca label pada makanan berkemasan
13) Aktivitas dan olahraga teratur
9
a. Sumber zat tenaga untuk melakukan berbagai aktivitas. Makanan yang
mengandung sumber zat tenaga adalah yang mengandung karbohidrat.
b. Sumber zat pembangun untuk pembentukan, pertumbuhan dan
pemeliharaan. Bahan makanan yang mengandung zat pembangun
adalah protein, baik nabati maupun hewani.
c. Sumber zat pengatur untuk mengatur penggunaan zat-zat gizi didalam
tubuh. Bahan yang mengandung zat pengatur adalah vitamin dan
mineral. (Seri Ayah Bunda, 2000)
Tabel berikut ini memuat perkiraan kebutuhan berbagai zat gizi pada usia remaja. Anjuran
kecukupan gizi pada usia remaja (13-18 tahun)
13 – 15 45 2400 64 600 17
Laki-laki
16 – 19 56 2500 66 600 23
13 – 15 46 2100 62 500 19
Wanita
16 – 19 50 2000 51 500 25
a. Energi
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi
remaja adalah aktivitas fisik, seperti olahraga yang diikuti, baik dalam
kegiatan sekolah maupun diluar sekolah. Remaja dan eksekutif muda yang
aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih
besar dibanding yang kurang aktif. Sejak lahir hingga usia 10 tahun, energi
yang dibutuhkan relatif sama dan tidak dibedakan antara laki-laki dan
perempuan. Pada masa remaja terdapat perbedaan kebutuhan energi untuk
10
laki-laki dan perempuan karena perbedaan komposisi tubuh dan kecepatan
pertumbuhan. Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI (WKNPG VI)
tahun 1998 menganjurkan angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja
dan dewasa muda perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki
antara 2400-2800 kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan sekitar 60%
berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah beras,
terigu dan hasil olahan lainnya (mie, spagettti, macaroni), umbi-umbian (ubi
jalar, singkong), jagung, gula dan lain-lain.
b. Protein
Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses
pertumbuhan yang sedang terjadi dengan cepat. Pada masa awal remaja,
kebutuhan protein remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki,
karena memasuki masa pertumbuhan cepat lebih dulu. Pada akhir masa
remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan
karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 1,5-2,0
gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr/hari
untuk perempuan dan 55-66 gr/hari untuk laki-laki. Makanan sumber protein
hewani bernilai biologis lebih tinggi dibandingkan sumber protein nabati,
karena komposisi asam amino esensial yang lebih baik, dari segi kualitas
maupun kuantitas. Berbagai sumber protein adalah daging merah (sapi,
kerbau, kambing), daging putih (ayam, ikan, kelinci), susu dan hasil
olahannya (keju, mentega, yakult), kedele da hasil olahannya (tempe, tahu),
kacang-kacangan dan lain-lain.
c. Kalsium
Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi
maskular, skeletal/kerangka dan perkembangan endokrin lebih besar
dibandingkan masa anak dan dewasa. Lebih dari 20% pertumbuhan tinggi
badan dan sekitar 50% massa tulang dewasa dicapai pada masa remaja. AKG
kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600-700 mg/hari untuk
perempuan dan 500-700 mg untuk laki-laki. Sumber kalsium yang paling
baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium lainnya adalah ikan,
kacang-kacangan, sayuran hijau, dan lain-lain.
d. Besi
Kebutuhan zat besi pada remaja juga meningkat karena ekspansi
volume darah dan peningkatan konsentrasi hemoglobin (Hb). Setelah
dewasa, kebutuhan zat besi menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang
tinggi akan zat besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama
menstruasi. Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia
besi dibandingkan laki-laki. Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang
atau mereka dengan kehilangan zat besi yang meningkat, akan mengalami
11
anemia gizi besi. Sebaliknya defisiensi besi mungkin merupakan faktor
pembatas untuk pertumbuhan pada masa remaja, mengakibatkan tingginya
kebutuhan mereka akan zat besi. Hal lain yang perlu diingat, biovailabilitas
dari makanan umumnya sangat rendah, yaitu < 10%. Sumber besi dari
hewani mempunyai biovaibilitas yang lebih tinggi dibandingkan sumber
nabati.
Status besi dalam tubuh juga mempengaruhi efisiensi penyerapan besi.
Pada remaja dengan defisiensi besi maka penyerapan besi akan lebih efisien
dibandingkan yang tidak defisiensi besi. Yang dapat meningkatkan
penyerapan besi dari sumber nabati adalah vitamin C serta sumber protein
hewani tertentu (daging dan ikan). Sedangkan zat yang dapat menghambat
penyerapan besi antara lain kafein, thanin, phfitat, zinc, dan lain-lain. AKG
besi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 19-26 mg/hari, sedangkan
untuk laki-laki 13-23 mg/hari. Makanan yang banyak mengandung zat besi
adalah hati, daging merah (sapi, kambing, domba), daging putih (ayam,
ikan), kacang-kacangan, sayuran hijau.
e. Seng (Zinc)
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja,
terutama untuk remaja laki-laki. AKG seng adalah 15 mg/hari untuk remaja
dan dewasa muda perempuan dan laki-laki.
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karema
pertumbuhan dan perkembangan cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi
meningkat, maka kebutuhan beberapa vitaminpun meningkat, antara lain
yang berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti vitamin
B1, B2 dan Niacin. Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6,
asam folat dan vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan
vitamin D yang cukup, vitamin A, C dan E diperlukan untuk pembentukan
dan penggantian sel.
Selain itu, faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi
remaja adalah aktivitas fisik, seperti olahraga yang diikuti baik dalam kegiatan di
sekolah maupun di luar sekolah. Remaja yang aktif dan banyak melakukan olahraga
memerlukan asupan energi yang lebih besar dibandingkan yang kurang aktif.
Sejak lahir hingga usia 10 tahun, energi yang dibutuhkan relatif sama dan
tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Pada masa remaja terdapat perbedaan
kebutuhan energi untuk laki-laki dan perempuan karena perbedaan komposisi tubuh
dan kecepatan pertumbuhan.
Kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan
2000-1200 kkal sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. AKG
energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber
12
karbohidrat adalah: beras, terigu dan hasil olahannya (mie, spagetti, macaroni), umbi-
umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula, dan lain-lain.
13
dengan kimchi dan nasi. Ditemukan kejadian obesitas sentral paling tinggi
pada pola makan barat (16,8%) dari pada pola makan tradisional Korea
(9,76%) dan pola makan modifikasi (9,75%)10
Tubuh yang langsing sering menjadi idaman bagi para remaja terutama
wanita remaja. Hal itu sering menjadi penyebab masalah, karena untuk
memelihara kelangsingan tubuh mereka menerapkan pengaturan pembatasan
makanan secara keliru. Sehingga kebutuhan gizi mereka tak terpenuhi. Hanya
makan sekali sehari atau makan makanan seadanya, tidak makan nasi
merupakan penerapan prinsip pemeliharaan gizi yang keliru dan mendorong
terjadinya gangguan gizi. Penelitian yang dilakukan oleh Ruka Sakamaki, dkk
(2004) menemukan bahwa pelajar wanita di China memiliki keinginan yang
besar untuk menjadi langsing (62,0%) dibandingkan dengan pelajar lelaki
(47,4%). Demikian pula dengan studi sebelumnya yang dilakukan di Jepang,
perubahan gaya hidup telah menyebabkan sebagian besar pelajar wanita
memiliki keinginan untuk menjadi langsing, meskipun jumlah responden yang
mengalami obesitas sangat sedikit pada studi tersebut. Di tahun 2005, mereka
menemukan bahwa sebagian besar responden yang memiliki IMT normal,
ternyata menginginkan ukuran tubuh dengan IMT yang tergolong kurus
(BMI : 18,4+ 3,4).
Usia remaja merupakan usia dimana mereka sangat tertarik pada hal-
hal baru. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh pengusaha makanan untuk
mempromosikan produk mereka dengan cara yang sangat mempengaruhi
remaja. Padahal, produk makanan tersebut bukanlah makanan yang sehat bila
dikonsumsi dalamjumlah yang berlebihan.
14
7. Masuknya produk-produk makanan baru yang berasal dari negara lain secara
bebas mempengaruhi kebiasaan makan para remaja
Jenis-jenis makanan siap santap (fast food) yang berasal dari negara
barat seperti hotdog, pizza, hamburger, fried chicken danfrench fries, berbagai
jenis makanan berupa kripik (junk food) sering dianggap sebagai lambang
kehidupan modern oleh para remaja. Padahal berbagai jenis fast food itu
mengandung kadar lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi disamping kadar
garam. Zat-zat gizi itu memicu terjadinya berbagai
penyakitkardiovaskuler pada usia muda.
15
Kebutuhan energi dan nutrisi pada remaja dipengarhi oleh usia reproduksi,
tingkat aktivitas dan status nutrisi. Nutrisi yang dibutuhkan sedikit lebih tinggi untuk
memenuhi kebutuhan pertumbuhan remaja tersebut. Remaja yang berasal dari sosial
ekonomi rendah sumber makanan pokok kurang terpenuhi, dan mempunyai resiko
defisisensi zat besi sebelum hamil. Pemberian tambahan energi diberikan kepada
remaja dengan berat badan rendah. Penambahan energi didapatkan dengan
meningkatkan nafsu makan, akan tetapi seorang remaja sering terlalu memperhatikan
penambahan berat badannya. Seorang remaja dapat mengalami peningkatan resiko
defisisensi zat besi, karena kebutuhan yang meningkat sehubungan dengan
pertumbuhan.
Masalah gizi dan kesehatan remaja boleh jadi berawal pada usia yang sangat
dini. Gejala sisa infeksi dan mallnutrisi ketika kanak-kanak akan menjadi beban pada
usia remaja. Mereka yang dapat selamat dari penyakit diare dan infeksi kronis saluran
nafas terkait dengan mallnutrisi semasa bayi tidak akan mungkin tumbuh sempurna
menjadi remaja yang normal
Ada tiga alasan mengapa remaja dikategorikan rentan terhadap masalah gizi.
Pertama, percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energi lebih
banyak. Kedua, perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan menuntut penyesuaian
masukan energi dan zat gizi. Ketiga, kehamilan, keikutsertaan dalam olah raga,
kecanduan alkohol dan obat-obatan meningkatkan kebutuhan energi dan zat gizi
a. Obesitas
16
Obesitas adalah kegemukan atau kelebihan berat badan. Di kalangan
remaja, obesitas merupakan permasalahan yang mengkhawatirkan, karena
dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang dan menyebabkan gangguan
psikologis yang serius. Belum lagi kemungkinan diskriminasi dari lingkungan
sekitar. Dapat di bayangkan jika obesitas terjadi pada remaja, maka remaja
tersebut akan tumbuh menjadi remaja yang kurang percaya diri. Berdasarkan
data dari Riskesdas 2007, prevalensi obesitas sentral pada usia 15-24 tahun
adalah 8,09 persen.
Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis (KEK) pada
umumnya disebabkan karena makan terlalu sedikit. Penurunan berat badan
secara drastis pada remaja perempuan memiliki hubungan erat dengan faktor
emosional. Salah satunya, takut gemuk seperti ibunya atau dipandang kurang
seksi oleh lawan jenis. Makan makanan yang bervariasi dan cukup
mengandung kalori dan protein termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan
kentang setiap hari dan makanan yang mengandung protein seperti daging,
ikan, telur, kacang-kacangan atau susu perlu dikonsumsi oleh para remaja
tersebut sekurang-kurangnya sehari sekali.
c. Anemia
17
Remaja putri lebih mudah terserang anemia karena:
Selain itu, remaja putri mengalami haid setiap bulan, di mana kehilangan
zat besi ± 1,3 mg perhari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari
pada pria.
d. Jerawat
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
18
Berdasarkan teori-teori yang telah dijabarkan di atas dapat disimpulkan bahwa
gizi sangat penting bagi remaja karena dapat mempengaruhi pertumbuhan remaja.
Dalam pertumbuhan remaja dibutuhkan zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur
yang disebut triguna makanan. Ketika remaja memasuki masa pertumbuhan dalam
mengkonsumsi gizi sebaiknya memenuhi standar gizi seimbang, karena jika
kekurangan gizi dapat menyebabkan anemia dan Kurang Energi Kronis (KEK)
bahkan jerawat, sedangkan jika kelebihan gizi dapat menyebabkan obesitas.
Selain itu, status gizi juga mempengaruhi sistem reproduksi karena untuk
persiapan wanita remaja menjadi calon ibu setelah masa pubertas. Masa pubertas pada
wanita ini ditandai dengan menstruasi. Cepat lambatnya remaja mengalami pubertas
dipengaruhi oleh keadaan gizi. Jika gizi remaja baik maka akan lebih cepat
mengalami pubertas, sedangkan jika gizinya kurang dapat memperlambat pubertas.
DAFTAR PUSTAKA
Courtney Moore, Mary. 1997. Buku Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi. Jakarta. Hipokrates.
19
Adriani, meriana & bambang wiratmaja. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan.
Jakarta: Kencana Prena Gramedia Grup.
Sibagarian, A.A. 2010. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Proverawati, A & Sitiaspuah. 2009. Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Muha Medika.
Depkes, Poltekes. 2010. Kesehatan Remaja Problem Dan Solusinya. Jakarta : PT Salemba
Medik.
Proverawati, A. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan. Yogyakarta: PT Muha
Medika. 2010
Paath, Erna Francin, dkk. 2005. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta:EGC.
20