Anda di halaman 1dari 6

MATERI SENDI RAHANG

A. Definisi Temporomandibular joint (TMJ)

Temporomandibular joint (TMJ) atau sendi rahang adalah satu-


satunya sendi bergerak yang terdapat di daerah wajah. Sendi ini sering
mengalami kelainan yang berkaitan dengan otot-otot daerah leher dan bahu. Karena
itu, kelainan pada TMJ harus selalu dipikirkan dalam menghadapi kasus kelainan
muskuloskeletal daerah leher, dan sebaliknya

B. Anatomi dan Fisiologi TMJ

TMJ adalah sendi dengan tipe “ball and socket” (bola dan
mangkok) yang menghubungkan mandibula di bagian bawah dengan os
temporalis di bagian atas. Mandibula memiliki ujung yang bentuknya
membulat (condylus mandibula) yang berperan sebagai ‘bola’ dan bergerak di
dalam ‘mangkok’ fossa temporalis. Di antara condylus mandibula dan fossa
temporalis terdapat suatu piringan (meniskus) dari jaringan fibrous yang
berfungsi sebagai pelumas pada pergerakan rahang sekaligus sebagai peredam
guncangan. Dalam menjalankan fungsinya TMJ berkaitan erat dengan otot-otot
pengunyah di sekitarnya. Otot-otot yang berperanan dalam pergerakan rahang
ke atas-bawah, depan-belakang, dan menyamping adalah m. masseter dan
m. temporalis. Untuk melakukan gerakan mengunyah, menguap, berbicara,
dan gerakan-gerakan rahang yang lain diperlukan adanya koordinasi yang baik
antara TMJ dan otot-otot pengunyah di sekitarnya.

C. Definisi Temporomandibular joint disorder (TMD)

Temporomandibular joint disorder (TMD) adalah kelainan pada


TMJ yang ditandai dengan nyeri tajam ataupun tumpul di daerah TMJ yang juga
dapat menjalar ke sekitarnya, keterbatasan atau gangguan pergerakan rahang, dan
terkadang diikuti timbulnya suara tambahan pada pergerakan rahang. Gejala-
gejala tersebut menimbulkan gangguan dalam proses mengunyah, menelan,
menguap, maupun berbicara.

D. Etiologi

Adapun hal-hal yang dapat menimbulkan TMD adalah sebagai berikut:

- -Riwayat memiliki kebiasaan mengerot (bruxism)

- -Susunan gigi geligi yang tidak teratur

- -Pemasangan gigi palsu yang tidak tepat

- -Trauma, baik yang berat maupun yang lebih ringan (misalnya trauma yang
terjadi

- pada saat makan atau mengunyah, menguap)

- -Stres psikologis
E. Etiologi dan Faktor

Kebiasaan buruk (bad habit) seperti kerot/bruxism, clenching, postur tubuh


yang keliru juga merupakan faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya
kelainan pada sendi rahang. Faktor lain penyebab kelainan sendi rahang (TMD) yang
jarang disadari ialah faktor emosi dan kecemasan. Faktor psikis hampir menyertai
banyak kelainan yang timbul pada sendi rahang dan juga dipengaruhi oleh timbulnya
spasme otot berlebih yang dipengaruhi oleh emosi dan kecemasan. Perawatan
Orthodontik atau kawat gigi juga dapat menjadi pemicu timbulnya kelainan pada
sendi rahang, oleh karena itu perawatan kawat gigi yang ideal ialah membentuk
lengkung dan hubungan gigi rahang atas dan bawah secara ideal tanpa mengabaikan
persendian temporo mandibular. Penyakit peradangan seperti arthritis ataupun
penyakit sistemik lain yang bermanifestasi pada kelainan sendi dapat pula ditemukan
pada beberapa kasus. Selain faktor sistemik, kelainan onkologis pada area maksila
dan mandibula dapat berdampak langsung pada timbulnya kelainan dan gangguan
pada sendi rahang.

F. Gejala Gangguan Sendi TMJ

Gejala dari kelainan sendi rahang dapat beragam antara lain :

- Kesulitan mengunyah

- Sakit gigi

- Sakit kepala

- Sakit pada area wajah

- Bunyi sendi (click/crack)

- Telinga berdenging (tinnitus aurium)

- Sakit pada area sendi

- Terbatasnya pembukaan mulut

- Rahang mudah terkunci

- Adanya deviasi maupun defleksi gerakan rahang

G. Pemeriksaan

Pemeriksaan klinis berupa pemeriksaan ekstraoral selanjutnya dilakukan


untuk melihat apakah ada kelainan wajah seperti asimetri wajah dengan bantuan plat
oklusal . Pemeriksaan intra oral bertujuan untuk melihat kondisi gigi geligi penderita
termasuk didalamnya atrisi dan palpasi otot intraoral. Pemeriksaan pembukaan mulut
maksimal dan pergerakan rahang diukur menggunakan kaliper digital dengan tujuan
untuk mengetahui adanya deviasi/ defleksi dan atau keterbatasan saat mandibula
digerakkan. Pemeriksaan bunyi dilakukan dengan menggunakan stetoskop bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya bunyi seperti kliking dan krepitasi sedangkan
pemeriksaan palpasi ekstraoral dilakukan pada daerah persendian yakni pada lateral
pole dan perlekatan posterior lalu palpasi otot ekstra oral meliputi otot temporalis,
masseter, sternocleidomastoid, splenius capitis, servikal posterior, trapezius.
Pemeriksaan palpasi intra oral meliputi area lateral pterigoideus dan tendon dari
temporal. Tujuan dari pemeriksaan palpasi sendi, otot ekstraoral, dan otot intraoral
yakni untuk mengetahui ada tidaknya rasa nyeri saat dilakukan palpasi
(Rehulina,2019).

Rehulina Ginting, Febe Mawar Nurindah Napitupulu. 2019. Gejala Klinis dan Faktor
Penyebab Kelainan Temporo Mandibular Joint pada Kelas I Oklusi Angle. J Ked Gi
Unpad. Agustus 2019; 31(2): 108-119.

H. Diagnosis

Penentuan atau diagnosis dari kelainan sendi rahang membutuhkan ketelitian


dan pemeriksaan klinis maupun penunjang yang lengkap. Pemeriksaan x-ray TMJ,
CBCT 3D, MRI merupakan pemeriksaan penunjang yang kerap digunakan untuk
menegakkan diagnosis kelainan sendi rahang. Kelainan sendi rahang memiliki
kriteria diagnostik untuk memudahkan penegakkan diagnosis TMD. Pemeriksaan
pada otot dan tulang sekitar rahang dengan palpasi serta pengukuran pada area rongga
mulut dapat membantu menentukan diagnosis kelainan pada sendi rahang.
Pemeriksaan klinis kelainan sendi rahang tidak jarang membutuhkan waktu yang
cukup lama dan alat instrumen penunjang pendukung untuk mendapatkan diagnosis
final kelainan pada sendi rahang yang akurat.

I. Penanganan/Perawatan

Penanganan kelainan sendi rahang tidak jarang membutuhkan kolaborasi dari


berbagai disiplin ilmu baik kedokteran maupun kedokteran gigi. Perawatan kelainan
sendi rahang (TMD) memerlukan tindakan kolaboratif atau rawat bersama antar
bidang ilmu spesialistik. Spesialis Saraf, Prostodonsia, Orthodonsia, Bedah mulut,
rehabilitasi meduik, Onkologi dan spesialistik lain merupakan bidang ilmu yang
mempelajari kelainan pada sendi rahang ataupun nyeri pada area wajah. Tindakan
kolaboratif pada penanganan kelainan sendi rahang dapat memberikan hasil yang
optimal bagi pasien TMD. Perawatan kolaboratif memberikan pilihan perawatan dan
sudut pandang penanganan kasus TMD yang lebih luas

Terdapat beragam cara perawatan pada kelainan sendi rahang antara lain :
a) Accupuncture/accupressure

Perawatan akupunktur pada sendi rahang biasa ditujukan untuk


mengatasi keluhan yang berkaitan dengan kelainan, disfungsi atau spasme
otot terutama otot sekitar wajah dan otot yang berperan dalam fungsi
membuka dan menutup mulut.Perawatan akupunktur difokuskan pada area
triger nyeri dan diharapkan dapat meredakan atau bahkan menghilangkan
nyeri.
b) TMJ Exercises (senam TMJ)

Senam TMJ merupakan suatu bentuk latihan (exercise) fisioterapi


untuk mengembalikan fungsi otot dan juga postur yang mungkin mengalami
kelainan.Senam TMJ melatih otot untuk dapat aktif dan berfungsi secara
semestinya.Senam TMJ juga dapat menjadi suatu upaya preventif dalam
mengatasi masalah kelainan sendi rahang. Perawatan anjuran untuk
melakukan senam TMJ biasa dilakukan pada kasus kelainan TMD ringan
atau proses lanjutan setelah terapi TMJ minimal invasif lainnya atau bedah.
c) Terapi dengan teknologi (Laser, TENS, terapi sinar)

Saat ini terdapat beberapa instrumen berteknologi yang dapat


dimanfaatkan untuk merawat kelainan sendi rahang.Penggunaan low level
laser therapy juga merupakan salah satu upaya memacu perbaikan atau
remodeling terutama pada sendi rahang. Penggunaan laser pada
perawatan TMD hampir menyerupai perawatan TMD dengan sinar infra
merah. Alat terapi TMD lainnya ialah TENS yaitu semacam alat yang
memberi hantaran listrik untuk memacu perbaikan dan remodeling pada otot
maupun area sekitar persendian rahang temporomandibular.Efektifitas
penggunaan alat berteknologi pada perawtan TMD turut dipengaruhi oleh
frekuensi dan intensitas penggunaan instrumen perawatan TMD.
d) Terapi medikasi intravena, intra muscular, intra capsular

Perawatan TMD lainnya ialah berupa tindakan minimal invasif yaitu


medikasi intra muscular atau intra capsular dengan obat anti radang, sodium
hyaluronat, botulinum toxin, anestetikum dan medikasi lainnya yang
berhubungan dengan kelainan fungsi sendi rahang. Terapi medikasi minimal
invasif ini juga memerlukan perhitungan dosis yang cermat serta frekuensi
aplikasi tindakan yang tepat untuk mendapatkan hasil perawatan kelainan
sendi rahang yang optimal.
e) Pembuatan TMD Devices

Pembuatan TMD devices biasa dilakukan oleh prostodontis dalam


upaya memperbaiki atau merawat kelainan sendi rahang. Penggunaan splint
stabilisasi ataupun reposisi ditentukan sesuai dengan kelainan sendi rahang
yang dialami pasien.Pembuatan TMD applances biasanya bertujuan untuk
mengembalikan fungsi dan otot dan sendi temporomandibular sehingga
gejala gangguan yang menyertai kelainan sendi rahang dapat diatasi.
f) Pembuatan protesa dental dan maksilofasial

Pembuatan protesa dental dalam perawatan TMD biasanya bertujuan


mengembalikan dimensi vertikal atau tinggi wajah serta mengembalikan
relasi oklusi rahang atas dan bawah. Pembuatan protesa yang tepat dan sesuai
aspek biologis dan fungsi diharapkan dapat turut merehabilitasi kelainan
sendi temporomandibular.
g) Arthrocentesis TMJ

Arthrocentesis TMJ sering juga disebut TMJ wash atau lavage.


Arthrocentesis TMJ biasa dilakukan pada kasus TMD dengan kelainan
adhesi. Penanganan TMD dengan Arthrocentesis dapat dilakukan dengan
beberapa metode atau teknik. Penanganan lavage biasa dilakukan oleh bedah
mulut maupun prostodontist.
h) Konseling
Perawatan konseling pada kelainan sendi rahang dapat dilakukan
pada kasus TMD yang berkaitan dengan kebiasaan buruk serta kelainan
psikologi yang berhubungan dengan emosi dan kecemasan.
i) Bedah Orthognatic

Bedah TMJ dilakukan pada kasus trauma maupun


kerusakan TMJ akibat suatu keadaan patologis. Penggantian komponen sendi
seringkali diperlukan untuk mengembalikan fungsi rahang sebagaimana
mestinya. Perawatan bedah TMJ biasanya merupakan pilihan akhir ketika
perawatan minimal invasif lainnya tidak mampu mengembalikan
fungsi TMJ secara optimal. Tindakan bedah TMJ biasa dilakukan oleh ahli
bedah mulut.

J. TMD dalam Ilmu Akupunktur

Berdasarkan ilmu akupunktur, gangguan pada sendi rahang (TMD) berhubungan


erat dengan serangan faktor patogen angin dingin. Dingin, cenderung menyebabkan
koagulasi dan kontraksi dari otot-otot, tendon, dan pembuluh darah, sehingga
menimbulkan spasme dari otot-otot rahang. Trauma dan regangan yang berlebihan
pada sendi rahang (misalnya membuka mulut terlalu lebar) juga merupakan salah satu
faktor resiko. Faktor trauma ini dapat menimbulkan nyeri pada rahang dan
keterbatasan gerakan mulut. Berdasarkan patofisiologinya, dalam ilmu akupunktur
kelainan sendi rahang dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:

- Tipe serangan angin dingin

Onset terjadi perlahan-lahan, tidak mendadak, dan bertambah parah


secara bertahap. Kondisi ini dapat terjadi unilateral maupun bilateral. Angin
dan dingin adalah faktor patogen yang menyebabkan koagulasi dan kontraksi
dari meridian di daerah wajah dan otot-otot rahang. Umumnya disebabkan
oleh paparan angin dingin selama pasien tidur. Gejala yang menyertai adalah
spasme kronis dari otot-otot rahang, rasa nyeri seperti teregang, kelemahan,
kekakuan, adanya suara tambahan pada pergerakan sendi rahang,
keterbatasan pada pergerakan mulut ataupun abnormalitas pergerakan rahang
bawah. Pada pasien yang mengalami kondisi ini dalam waktu lama, dapat
terjadi komplikasi seperti berkunang-kunang, tinitus, kelemahan secara
umum, wajah pucat, dan kelelahan. Gejala-gejala tersebut umumnya
disebabkan karena kesulitan menelan dalam waktu lama, berkurangnya intake
makanan, dan kondisi badan yang semakin melemah. Gejala lain yang dapat
dijumpai adalah selaput lidah putih tipis dan nadi yang lemah (membenang).

- Tipe traumatik

Kondisi ini umumnya terjadi unilateral. Trauma menyebabkan


pembengkakan ataupun nyeri pada wajah di sekitar TMJ. Dengan
‘detumescence’ yang bertahap, penderita akan mengalami nyeri ataupun
keterbatasan gerak pada sisi yang terkena saat mengunyah ataupun membuka
mulut. Beberapa orang pasien mengalami sakit kepala dan gangguan
pendengaran. Dari pemeriksaan didapatkan selaput lidah kuning tipis dan
nadi yang dalam. Sisi dagu yang terkena umumnya diposisikan sedikit
legerakan rahang.bih tinggi dibandingkan sisi yang normal. Selain itu juga
didapatkan nyeriyang hebat di area sekitar TMJ, keterbatasan pergerakan
mulut, dan suara tambahan pada pergerakan rahang.

K. Terapi Akupunktur untuk TMD

Akupunktur adalah salah satu alternatif yang terapi untuk TMD


yang memberikan hasil yang memuaskan. Terapi akupunktur dilakukan
berdasarkan patofisiologi yang terjadi, yaitu:

- Tipe serangan angin dingin

Prinsip terapi mengusir dingin dan mengaktifkan meridian untuk


menghilangkannyeri. Pemilihan titik : ST 7 (xiaguan), LI 4 (hegu), EX-HN 5
(taiyang), GB 20 (fengchi).Penusukan dapat dilakukan unilateral maupun
bilateral, dengan manipulasi sedasi

- Tipe traumatik

Prinsip terapi menghilangkan


stasis untuk mengaktifkan meridian,
mengaktifkanaliran darah untuk
menghilangkan nyeri. Pemilihan titik :
ST 7 (xia guan), LI 4 (he gu),EX-HN 5
(tai yang). Penusukan dilakukan
unilateral pada sisi yang terkena
denganmetode manipulasi sedasi.
Skedul terapi setiap hari selama 10 x dan
dapat diulangsetelah evaluasi 3 hari.
Tambahan rangsangan LASER lunak
pada TMJ dengan dosis 2Joule setiap
penderita datang dan sangat
meningkatkan kwalitas terapi.11

Anda mungkin juga menyukai