Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERCOBAAN I
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
SANTIKA ( 20012029 )
Membedakan sifat kimia dari alcohol dan fenol melalui Uji Lucas, Uji
memabukkan yang terdapat dalam anggur dan bir. Etanol adalah salah satu dari
keluarga senyawa organik yang disebut alkohol yang terdapat di alam. Alkohol
dari bunga mawar, sukrosa yaitu gula untuk memenuhi rasa manis dan banyak
lagi. Gugus hidroksil terdapat dalam banyak molekul yang penting secara
biologis. Empat alkohol jenuh yang penting dalam metabolisme ialah 3-metil-2-
Gugus fungsi yang akan dipelajari dalam percobaan ini adalah alkohol dan
fenol. Pada alkohol, gugus —OH terikat pada atom karbon tetrahedral. Jika gugus
—OH terikat pada satu atom karbon yang mengikat 3 atom hidrogen maka
alkohol tersebut adalah metanol. Jika karbon yang mengikat —OH terikat pada
satu atom karbon lain dan 2 atom hidrogen, alkohol ini disebut alkohol primer
(1o). Jika atom karbon yang mengikat gugus —OH terikat pada 2 atom karbon
lain, disebut alkohol sekunder (2o) dan alkohol yang mengikat 3 atom karbon lain
di samping gugus —OH disebut alkohol tersier (3o), Semua jenis alkohol ini
memiliki beberapa karakteristik yang sama di samping beberapa karakteristik lain
yang berbeda akibat perbedaan dalam strukturnya. Dalam fenol, gugus —OH
terikat pada karbon yang menjadi bagian langsung dari cincin aromatik. Alkohol
dan fenol memiliki kemiripan dalam beberapa hal, tetapi terdapat perbedaan yang
cukup mendasar sehingga kedua kelompok senyawa ini dianggap sebagai
kelompok gugus fungsi yang berbeda. Salah satu perbedaan utama adalah bahwa
fenol bersifat jutaan kali lebih asam daripada alkohol. Penambahan sejumlah
larutan natrium hidroksida ke dalam fenol akan menyebabkan gugus —OH dalam
molekul terdeprotonasi; hal ini tak akan terjadi kepada alkohol.
Semakin besar struktur suatu alkohol atau fenol, maka biasanya titik didih
nya semakin tinggi. Ketika ukuran suatu alkohol bertambah besar, maka
probabilitas alkohol menjadi berwujud padat semakin besar. Sebagian besar
senyawa fenol berwujud padat. Sebagian kecil alkohol larut dalam air karena
gugus hidroksi pada alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul
air. Namun ketika ukuran gugus alkil pada alkohol bertambah besar, kelarutannya
dalam air akan berkurang. Hal ini disebabkan oleh kemampuan gugus alkil yang
dapat mengganggu pembentukan ikatan hidrogen antara gugus hidroksi dengan
air. Jika gangguan ini menjadi cukup besar, akibatnya molekul-molekul air akan
menolak molekul-molekul alkohol untuk menstabilkan kembali ikatan hidrogen
antarmolekul air. Jika gugus non polar (seperti gugus alkil) terikat pada cincin
aromatik, maka kelarutan fenol dalam air akan berkurang. Hal ini yang menjadi
alasan mengapa gugus non polar sering disebut sebagai gugus hidrofob.
Pada percobaan ini fokus utamanya adalah reaksi-reaksi kimia yang dapat
membantu dalam membedakan alkohol dengan fenol dan antara senyawa-senyawa
alkohol sendiri.
a) Uji Lucas
c) Keasaman Fenol
Sebagian besar fenol bersifat asam yang lebih lemah daripada asam
karboksilat dan asam yang lebih kuat daripada alkohol. Ketika fenol bereaksi
dengan suatu basa, fenol akan diubah menjadi anion fenoksida, sehingga fenol
akan terlarut dalam larutan basa (sebagai garam fenoksida). Larutan natrium
hidroksida dan natrium karbonat merupakan basa yang cukup kuat untuk dapat
melarutkan hampir semua fenol yang tak larut dalam air, tetapi larutan natrium
bikarbonat tidak dapat. Tidak satu pun di antara basa-basa tersebut yang cukup
kuat untuk mengubah sejumlah tertentu alkohol menjadi ion alkoksida (yang akan
dapat melarutkan alkohol yang tak larut air dalam bentuk anion alkoksida). Urutan
kebasaan dari basa-basa yang terdapat dalam persamaan reaksi di atas, mulai dari
yang paling kuat ke yang kurang kuat: natrium hidroksida, NaOH > natrium
karbonat, Na2CO3 > natrium bikarbonat, NaHCO3.
3.1.4 Keasaman
1. Dimasukkan 5 tetes sampel ke dalam tabung reaksi, lalu tambahkan
masing- masing 5 tetes aquadest.
2. Gunakan batang pengaduk kaca untuk mengaduk sampel kemudian
sentuhkan ujung batang pengaduk pada kertas pH.
3. Setelah 15 detik, bandingkan warna kertas pH dengan kertas skala PH.
4. Dicatat pH tiap sampel.
Sampel: 1-propanol, 2-propanol, tert-butil alcohol dan fenol.
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
Tert. Butil
Coklat Coklat pekat Alkohol tersier
alkohol
Kualitas pH
Sampel + Aquadest
dengan indikator pH
1-Propanol 5 tetes pH 7
2-Propanol 5 tetes pH 7
Pada uji asam kromat, sampel yang digunakan masih sama. Tujuan uji
kromat ini adalah membedakan alkohol primer dan sekunder, juga untuk
membedakan alkohol primer dan sekunder dengan alkohol tersier. Alkohol primer
dapat teroksidasi menjadi asam karboksilat dengan adanya asam kromat. Hal ini
ditandai dengan perubahan warna dari hijau gelap menjadi warna biru pekat.
Alkohol sekunder teroksidasi mejadi keton, sedangkan alkohol tersier tidak
teroksidasi. Dari hasil percobaan yang dilakukan 1-propanol menjadi berwarna
biru pekat, 2-propanol menjadi biru agak pekat dan agak hijau dan tersier butyl
alkohol menjadi warna coklat pekat.
Percobaan ketiga adalah dengan uji besi (III) klorida. Dari hasil percobaan
1-propanol menjadi warna kuning bening serta ada endapan sedikit berwarna
orange ketika di tetesi kloroform dan ditambah dua tetes piridin larutan berubah
berwarna coklat betadine dan endapan coklat gelap, 2-propanol menjadi warna
kuning keruh Ketika ditetesi kloroform dan ditambah dua tetes piridin berubah
menjadi larutan berwarna kuning jamu, dan tersier butyl alkohol menjadi warna
kuning dan banyak endapan pada saat ditetesi kloroform dan ditambah dua tetes
piridin berubah menjadi larutan berwarna kuning dan terdapat dua warna larutan
yaitu orange dan coklat
1. Terdapat 3 percobaan dalam praktikum kali ini, yaitu Uji Lucas, Uji Asam
2. Jika diberi reagen Lucas, alkohol primer-> tidak terjadi pemisahan fase,
alkohol sekunder -> terjadi pemisahan fase jika dipanaskan, alkohol tersier ->
3. Jika diuji asam kromat, alkohol primer -> asam karboksilat, alkohol sekuner
-> keton dan alkohol tersier -> tidak dapat dioksidasi oleh asam kromat
mempunyai pH 7
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Hart, H., L.E.,Craine, dan D.J., Hart, 2003, Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat
edisi kesebelas, Erlangga, Jakarta.
Pasto, D., Johnson, C., Miller, M., Experiments and Techniques in Organic
Chemistry, Prentice Hall Inc.,New Jersey, 1992