Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

SISTEM
MANAJEMEN
MUTU
KONSTRUKSI

TEKNIK PERENCANAAN
MUTU PROSES
KONSTRUKSI

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

05
Teknik Sipil dan Teknik Sipil MK11050 Lily Kholida, S.T, M.T
Perencanaan

Abstract Kompetensi
Pendalaman mengenai Perencanaan Memahami Perencanaan Mutu
Mutu
Perencanaan Mutu

PENGANTAR
Banyak perusahaan saat ini berinvestasi dalam program peningkatan kualitas.
Namun, literatur telah mengungkapkan bahwa banyak perusahaan merasa bahwa program
peningkatan kualitas telah jatuh jauh dari harapan mereka dan bahwa program tersebut
tidak dapat menghasilkan peningkatan yang telah diantisipasi (Lam, 1997). Alasan utama
adanya kesenjangan antara harapan peningkatan kualitas dan realisasi manfaat adalah
tidak adanya proses perencanaan mutu yang efektif sebelum pelaksanaannya (Juran dan
Godfrey, 2000). Dengan demikian, perencanaan kualitas diidentifikasi sebagai fase yang
paling signifikan dalam manajemen mutu perusahaan dan membutuhkan perhatian lebih.
Perencanaan mutu adalah proses untuk memastikan bahwa proses yang terstruktur
dari suatu kegiatan terlaksana. Kegiatan ini akan menjamin bahwa perusahaan dapat
memberikan produk yang berkualitas tepat waktu, pada biaya terendah dan kepada
spesifikasi tertentu yang diinginkan pelanggan. Juran (1988) melihat kualitas perencanaan
sebagai bagian dari kualitas trilogi kualitas perencanaan, pengendalian dan perbaikan.
Menurut peta perencanaan kualitas Juran, elemen kunci dari pelaksanaan perencanaan
mutu strategis seluruh perusahaan adalah mengidentifikasi pelanggan dan kebutuhan
mereka, menetapkan tujuan kualitas yang optimal, menciptakan pengukuran kualitas, proses
perencanaan mampu mempertemukan tujuan kualitas di bawah kondisi operasi dan
memproduksi hasil yang berkelanjutan dalam pangsa pasar.
Banyak metodologi perencanaan mutu lainnya telah dikembangkan. Khususnya,
proses perencanaan kualitas ditekankan dalam pendekatan manajemen mutu, seperti
manajemen kualitas total (TQM) dan International Standarisasi Organisasi (ISO). Namun,
Srinidhi (1998) berpendapat bahwa banyak perusahaan yang mencoba menerapkan
berbagai metode manajemen mutu gagal karena metode ini tidak selaras dengan
perencanaan strategis perusahaan. Menurut Ford dan Evans (2000), penekanan awal
strategis perencanaan kualitas pada perencanaan untuk kualitas melalui proyek-proyek
menyerupai pendekatan dari Juran (1988). Leonard dan McAdam (2002) lebih menekankan
bahwa organisasi perlu mengintegrasikan perencanaan kualitas dan perencanaan strategis
untuk menghindari konflik antara dua rencana karena rencana mutu kemungkinan akan
kalah dan bisa menghasilkan efek yang mengganggu, seperti penekanan lebih lanjut pada
kualitas pengukuran, ketegangan antara keuangan dan tujuan kualitas dan tidak adanya
keterlibatan karyawan dan pelanggan dalam perencanaan strategis (Farhan, 1999).

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
2 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
Industri konstruksi dipandang sebagai industri dengan penekanan yang buruk pada
kualitas dibandingkan dengan sektor lain, seperti sektor manufaktur dan jasa. Selain dari
produk akhir yang dihasilkan oleh industri konstruksi, proses, para pelaku dan bahan-ahan
juga mendapat tekanan untuk dapat memberikan kualitas yang lebih tinggi.

PERENCANAAN MUTU
 Melibatkan identifikasi apa standar kualitas yang relevan dengan proyek dan
menentukan bagaimana untuk memuaskan pelanggan
 Merupakan salah satu proses fasilitasi kunci selama perencanaan proyek
 Harus dilakukan secara teratur dan secara paralel dengan proses perencanaan
proyek lainnya

TEKNIK PERENCANAAN MUTU


Berdasarkan PMBOK, 4th edition, 2008 teknik yang dilakukan pada tahap
perencanaan mutu adalah :

1. Benefit/cost Analysis
Manfaat utama dari memenuhi persyaratan mutu antara lain berkurangnya pekerjaan
rework, produktivitas yang lebih tinggi, biaya rendah, meningkatkan kepuasan
pemangku kepentingan (stakeholder), dan meningkatkan profitabilitas. Sebuah analisis
biaya-manfaat untuk setiap kegiatan kualitas membandingkan biaya kualitas terhadap
kepentingan yang diharapkan.

2. Cost of Quality
Biaya kualitas mencakup semua biaya yang dikeluarkan selama pengerjaan produk
dengan investasi dalam mencegah ketidaksesuaian (non-conformance) pada
persyaratan yang telah ditentukan, menilai produk atau jasa agar sesuai dengan
persyaratan, dan apabila gagal untuk memenuhi persyaratan (rework). Biaya kegagalan
sering dikategorikan ke dalam internal (yang ditemukan oleh proyek) dan eksternal
(yang ditemukan oleh pelanggan). Biaya kegagalan juga disebut biaya kualitas yang
buruk, pembagiannya dapat dilihat pada gambar berikut.

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
3 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
Gambar 1. Biaya Kualitas

3. Seven Basic Quality Tools


Tujuh alat kualitas dasar, juga dikenal di industri sebagai 7 QC Tools, digunakan dalam
konteks Siklus PDCA untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan kualitas.
Tujuh alat kualitas dasar tersebut adalah:
a. Cause-and-effect diagrams (diagram sebab akibat) atau yang biasa dikenal dengan
fishbone diagram atau ishikawa diagram.
Cara membuat fishbone diagram :
- Gambar fishbone diagram
- Buat daftar masalah yang akan dipelajari pada bagian utama (bagian “kepala
ikan”)
- Beri label atau nama dari tiap tulang ikan. Kategoti besar yang biasanya
digunakan adalah 4M (methods, machine, material, manpower), 4 P (place,
procedure, people, policies), 4 S(surroundings, suppliers, system, skills)
- Gunakan teknik menghasilkan ide-ide (misalnya brainstorming) untuk
mengidentifikasi faktor dari tiap kategori yang dapat membuat masalah pada isu
utama. Tim dapat membuat pertanyaan “apa permasalahan pada mesin yang
dapat menyebabkan keterlambatan (delay)”
- Ulangi langkah ini untuk setiap kategori untuk mengahasilkan sub-kategori
dengan pertanyaan-pertanyaan selanjutnya seperti “kenapa hal ini dapat
terjadi?”
- Ulangi sampai tidak ada lagi pertanyaan “kenapa hal ini bisa terjadi?”

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
4 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
- Analisa hasil yang ada, semua hal ini disebut sebagai “akibat”
- Urutkan berdasarkan yang paling prioritas kemungkinan terjadi

Desig Equipm Materi


Changes in Lack of
design n ent
maintenance al
Wrong type
Buildability Lack of Late
problem
Delay in
equipment order Not available
approval Capacity
too small Poor quality

Poor site layout


Lack of skilled
labour Poor Lack of DEL
workmanship
skill
Lack of
Poor
Poor quality
Subcontractor
AY
Lack of
experience
Buildability
resources
planning material
Poor
Workers not
Poor choice of Poor planning Design
familiar
method workmanship
Perso problem
Metho Labou nnel
Construc
d Gambar 2. rContoh Fishbone Diagram
tion
(Berawi, 2014)

b. Flowchart. Biasa disebut peta proses, karena menampilkan urutan langkah-langkah


dan kemungkinan bercabang yang ada untuk proses yang dapat mengubah satu
atau lebih input ke dalam satu atau lebih output. Flowchart menunjukkan kegiatan,
poin keputusan, loop bercabang, jalur paralel, dan secara keseluruhan urutan
pengolahan dengan memetakan rincian opersional prosedur. Flowchar dapat
berguna untuk memahami dan memperkirakan biaya kualitas dalam proses.

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
5 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
Gambar 3. Contoh Flow chart

c. Checksheet. Dikenal sebagai lembar penghitungan dan dapat digunakan sebagai


checklist ketika mengumpulkan data. Checklist digunakan untuk mengatur fakta-
fakta dengan cara memfasilitasi pengumpulan efektif data yang berguna tentang
masalah kualitas yang potensial terjadi. checksheet terutama berguna untuk
mengumpulkan atribut data saat melakukan inspeksi untuk mengidentifikasi cacat.
Misalnya, data tentang frekuensi atau konsekuensi cacat dikumpulkan dalam
checksheets sering ditampilkan menggunakan diagram Pareto.

Item A B C D E F G

------ √ √ √ √ √ √ √
- √ √ √ √ √ √ √
------ √ √ √ √ √ √
-
------
-

Gambar 4. Contoh Checksheet

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
6 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
d. Pareto Diagrams. Bentuk khusus dari bar chart vertikal dan digunakan untuk
mengidentifikasi beberapa sumber penting yang bertanggung jawab menyebabkan
sebagian besar masalah. Kategori ditampilkan pada horisontal axis, muncul sebagai
distribusi probabilitas valid yang menyumbang 100% dari pengamatan yang
mungkin. Frekuensi relatif dari setiap penyebab tertentu yang tercantum pada
sumbu horisontal menurun dalam besarannya sampai sumber kegagalan dengan
penymbang nama "lain" untuk setiap penyebab yang belum ditentukan. Biasanya,
diagram Pareto akan disusun dalam kategori yang mengukur baik frekuensi atau
konsekuensi.

Gambar 5. Contoh Diagram Pareto


e. Histograms. Menjelaskan variasi proses namun belum mengurutkan rangking dari
variasi terbesar sampai dengan yang terkecil. Tools ini juga menunjukkan
kemampuan proses, dan apabila memungkinkan dapat menunjukkan hubungan
dengan spesifikasi proses dan angka-angka nominal, misalnya rata-rata. Dalam
histogram, garis vertikal menunjukkan banyaknya observasi tiap-tiap kelas.

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
7 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
Gambar 6. Contoh Histogram

f. Control Charts. Digunakan untuk menentukan apakah proses stabil tersebut stabil
atau tidak. Batas spesifikasi Upper dan Lower diprediksi berdasarkan persyaratan
yang telah disepakati. Tools ini mencerminkan nilai maksimum dan minimum yang
diperbolehkan. Batas kendali atas dan bawah berbeda dari batas spesifikasi. Kontrol
batas ditentukan dengan menggunakan perhitungan statistik standar.

Gambar 7. Contoh Control Chart

g. Scatter Diagrams. Cara yang paling sederhana untuk menentukan hubungan antara
sebab-akibat dari dua variabel. Data dikumpulkan dalam bentuk pasangan titik (x,y).
Dari titik-titik tersebut dapat diketahui hubungan antara variabel x atau y, negatif
atau positif.

Gambar 8. Contoh Scatter Diagrams

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
8 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
4. Benchmarking
Membandingkan proyek yang sebenarnya dengan yang direncanakan untuk pelaku
proyek agar dapat menghasilkan ide-ide untuk perbaikan dan memberikan standar yang
digunakan untuk mengukur kinerja.

5. Design of Experiments
Teknik Analisis untuk mengidentifikasi mana faktor dapat mempengaruhi variabel
tertentu dari produk atau proses dalam pengembangan atau produksi. DOE dapat
digunakan selama Proses Rencana Manajemen Mutu untuk menentukan jumlah dan
jenis tes dan dampaknya terhadap biaya kualitas.

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
9 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
6. Statistical Sampling
Memilih bagian dari populasi yang menarik yang dapat dijadikan sample untuk
pemeriksaan (misalnya memilih sepuluh gambar teknik secara acak dari 75 gambar
yang ada). Frekuensi sample dan ukuran harus ditentukan selama proses Rencana
Manajemen Mutu sehingga biaya kualitas akan mencakup jumlah tes, dll.

HUBUNGAN ANTARA LANGKAH PROSES RENCANA MUTU, 7 ALAT RENCANA MUTU


DAN SISTEM PDCA

Langkah Rencana Mutu 7 Tools Quality Plan PDCA


1. Menentukan Tema +Judul CheckSheet, Pareto Diagram, PLAN
2. Mencari Penyebab Histogram, Scatter Diagram, Cause
3. Menentukan Penyebab Utama and Effect Diagram
4. Membuat rencana perbaikan
dan target
5. Melaksanakan perbaikan DO
6. Meneliti hasil perbaikan CheckSheet, Pareto Diagram, CHECK
Histogram, Scatter Diagram, Control
Chart
7. Standarisasi Solusi
8. Menentukan rencana ACT
berikutnya

OUTPUT (KELUARAN) PERENCANAAN MUTU

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
10 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
Terdapat lima output dari proses rencana mutu :
1. Quality Management Plan (kualitas rencana pengelolaan)
Merupakan output utama dari proses rencana mutu, karena menjelaskan secara rinci
bagaiman kebijakan mutu secara perusahaan akan terpenuhi dan merupakan bagian
dari rencana manajemen proyek.
Kebijakan mutu perusahaan terdiri antara lain dari :
 Pernyataan kebijakan mutu proyek, ditandatangani oleh manajer proyek.
 Wewenang dan tanggung jawab jaminan kualitas proyek.
 Struktur organisasi jaminan kualitas proyek.
 Pernyataan bagaimana revisi pengguna akan dikelola sehubungan dengan
menerbitkan ulang dan distribusi
Format prosedur manual yang biasanya ada, terdiri atas enam bagian, yaitu : tujuan,
scope, referensi, definisi, tindakan dan dokumentasi.
Outline sistem dari project quality manual, mencakup : Contract review (planning),
Design control, Change control, Traceability control, Document control, Control of
purchased material and services, Purchaser supplied (free issue) material, Control of
special processes, Identification of items, Non-conforming items, Corrective action,
Inspection, test and operating status, Control of inspection, measuring and test
equipment, Handling and storage items, Preservation; packaging and shipping,
Incoming inspection, Final inspection. Records, Audits, Training

2. Quality Metric
Sebuah metrik kualitas khusus menggambarkan suatu proyek atau produk atribut
dan bagaimana proses kualitas kontrol akan mengukurnya. Pengukuran yang dilakukan
merupakan nilai yang sebenarnya. Toleransi mendefinisikan variasi yang diijinkan untuk
metrik. Misalnya, jika tujuan kualitas agar anggaran tetap dalam ± 10%, metrik kualitas
tertentu digunakan untuk mengukur biaya setiap hasil dan menentukan varians persen
dari anggaran yang disetujui untuk hasil yang diinginkan. Metrik kualitas digunakan
pada saat melakukan quality assurance dan proses quality controlpenjaminan dan
pengendalian proses kualitas kualitas. Beberapa contoh metrik kualitas termasuk kinerja
tepat waktu, pengendalian biaya, frekuensi cacat, tingkat kegagalan, ketersediaan,
kehandalan, dan cakupan tes.

3. Process Improvement Plan (rencana proses perbaikan)

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
11 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
Rencana proses perbaikan merupakan bagian dari rencana manajemen proyek dan
menjabarkan bagaimana kualitas kegiatan akan disempurnakan, efisien dan meningkat,
baik untuk proyek saat ini maupun proyek-proyek di masa depan.

4. Quality checklist
Daftar ini untuk memastikan bahwa semua langkah yang dilakukan dan dilaksanakan
berada pada urutan yang benar. Daftar kualitas cek dbuat padaproses rencana mutu
dan diimplementasikan pada proses quality control.

5. Project Document Update (dokumen proyek up date)


Sebagai konsekuensi dari menyelesaikan proses rencana mutu, beberapa dokumen
lain perlu diperbarui terutama rencana manajemen mutu dan rencana proses
perbaikan.

Daftar Pustaka

1. Project Management Institute, A Guide to Project Management Body of Knowledge, 2008 edition.
2. Soeharto, Iman. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional. 1995
3. Berawi, M.Ali Dr. Project Quality Management. 2001
4. Senaratne, Sepani. Quality Planning Process of Construction Contractor. 2012
5. Yamit, Zulian. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. 2013
6. Plura, Jiri. Procedures and Methods of Quality Planning and their use for forming Process Optimization. 2010
7. Bhonde, Prof. Col. B.K. Review of Project Quality Plan. 2015
8. Wan, Jiangping. Zeng, Ming. Case Study on Improving Quality Management of W Company’s New Product
Development Project. 2013

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
12 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T

Anda mungkin juga menyukai