Disusun Oleh :
Tingkat 2A
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan tugas
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan didalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami memohon maaf yang
sebesar-besarnya. Terimakasih
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1
1.4 Manfaat..............................................................................................................2
A. Pengertian....................................................................................................3
B. Etiologi.........................................................................................................3
C. Gejala Klinis................................................................................................3
D. Pathway........................................................................................................4
E. Pemeriksaan Penunjang................................................................................4
F. Diagnosa Banding........................................................................................5
G. Prognosis......................................................................................................5
H. Komplikasi...................................................................................................5
A. Pengkajian....................................................................................................5
B. Analisa Data...............................................................................................10
C. Diagnosa Keperawatan..............................................................................10
D. Perencanaan...............................................................................................11
E. Pelaksanaan................................................................................................14
F. Evaluasi......................................................................................................15
iii
A. Pengkajian..................................................................................................16
B. Data Objektif..............................................................................................20
C. Analisa Data...............................................................................................23
D. Diagnosa Keperawatan..............................................................................24
E. Rencana Keperawatan................................................................................25
F. Evaluasi......................................................................................................28
BAB IV PENUTUP...............................................................................................35
3.1 Kesimpulan......................................................................................................35
3.2 Saran.................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tanda dan gejala
kehamilan ektopik
1.4 Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Etiologi
Etiologi kehamilan ektopik telah banyak diselidiki,tetapi sebagian
besar penyebabnya tidak diketahui. faktor-faktor yang memegang peranan
dalam hal ini ialah sebagai berikut :
1. Faktor tuba, yaitu salpingitis,perlekatan tuba,kelainan konginetal
tuba,pembedahan sebelumnya,endometriosis,tumor yang mengubah
bentuk tuba dan kehamilan ektopik sebelumnya.
2. Kelainan zigot,yaitu kelainan kromosomdan malformasi.
3. Faktor ovarium,yaitu migrasi luar ovum dan pembasaran ovarium.
4. Penggunaan hormone eksogen.
5. Faktor lain,antara lain aborsi tuba dan pemakaian IUD
( Dr.Rustam Mochtar, sinopsis Obstetri, 2000).
C. Gejala Klinis
1. Amenore
2. Gejala kehamilan muda
3
3. Nyeri perut bagian bawah, pada ruptur tuba nyeri terjadi tiba-tiba dan
hebat, menyebabkan penderita pingsan sampai shock. Pada Abortus
tuba nyeri mula-mula pada satu sisi, menjalar ke tempat lain. Bila
darah sampai diafragma bisa menyebabkan nyeri bahu dan bila terjadi
hematokel retrouterina terdapat nyeri defekasi,
4. Perdarahan pervapina berwarna cokelat tua.
5. Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks
digerakkan, nyeri pada perabaan dan kavum douglasi menonjol karena
ada bekuan darah (Mansjoer A, 2000 ; 267).
D. Pathway
Proses Implantsi ovum yang dibuahi
Kehamilan Ektopik
Resiko terjadi infeksi
Post Operasi
E. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan darah lengkap
2. Pemeriksaan kadar hormon progesteron
4
3. Pemeriksaan kadar HCG serum
4. Pemeriksaan golongan darah
b) Kuldosentesis (Pengambilan cairan peritoneal dari ekstra vasio rektou
terina (ruang Douglas), melalui tindakan pungsi melalui dinding
vagina).
c) Ultrasonografi (USG)
F. Diagnosa Banding
a. Usus buntu ( Apendisitis akut )
b. Peradangan daerah panggul
G. Prognosis
Penderita kehamilan ektopik mempunyai kemungkinan yang lebih besar,
untuk mengalami kehamilan ektopik kembali. Selain itu kemungkinan
untuk mengalami kehamilan akan menurun.
H. Komplikasi
Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya mudigah.
Misalnya bila terjadi kehamilan tuba, komplikasi yang sering adalah
pecahnya tuba falopii (www.klinikku.com/idh)
5
3) Alamat
Sebagai gambaran tentang lingkungan tempat tinggal klien apakah
dekat atau jauh dari pelayanan kesehatan khususnya dalam
pemeriksaan kehamilan.
4) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga akan
memudahkan dalam pemberian penjelasan dan pengetahuan
tentang gejala / keluhan selama di rumah atau Rumah Sakit.
5) Status Perkawinan
Dengan status perkawinan mengetahui berapa kali klien
mengalami kehamilan (KET) atau hanya sakit karena penyakit lain
yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan
6) Agama
Untuk mengetahui gambaran dan spiritual klien sehingga
memudahkan dalam memberikan bimbingan keagamaan.
7) Nama Suami
Agar diketaui siapa yang bertanggung jawab dalam pembiayaan
dan pemberian persetujuan dalam perawatan.
8) Pekerjaan
Untuk mengetahui keadaan aktivitas sehari-hari dari klien,
sehingga memungkinkan menjadi faktor resiko terjadinya KET.
b. Keluhan Utama
Nyeri hebat pada perut bagian bawah dan disertai dengan perdarahan
selain itu klien ammeorrhoe.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Awalnya wanita mengalami ammenorrhoe beberapa minggu kemudian
disusul dengan adanya nyeri hebat seperti disayat-sayat pada mulanya
nyeri hanya satu sisi ke sisi berikutnya disertai adanya perdarahan
pervagina :
1) Kadang disertai muntah
2) Keadaan umum klien lemah dan adanya shock
3) Terkumpulnya darah di rongga perut:
6
a) Menegakkan dinding perut Nyeri
b) Dapat juga menyebabkan nyeri hebat sehingga klien pingsan
4) Perdarahan terus menerus kemungkinan terjadi shock
hipovolemik.
d. Riwayat Penyakit Masa lalu
1) Mencari faktor pencetus misalnya adanya riwayat endomatritis,
addresitis menyebabkan perlengkapan endosalping Tuba
menyempit / membantu.
2) Endometritis endometritis tidak baik bagian nidasi.
e. Status Obstetri Genekologi
1) Usia perkawinan
Sering terjadi pada usia produktif 25 - 45 tahun, berdampak bagi
psikososial, terutama keluarga yang masih mengharapkan anak.
2) Riwayat persalinan yang lalu.
Apakah klien melakukan proses persalinan di petugas kesehatan
atau di dukun
3) Grade multi.
4) Abortus yang sering curettage yang sering.
5) Riwayat penggunaan alat kontrasepsi.
Seperti penggunaan IUD
6) Adanya keluhan haid, keluarnya darah haid dan bau yang
menyengat. Kemungkinan adanya infeksi.
f. Riwayat kesehatan keluarga
1) Hal yang perlu dikaji kondisi kesehatan suami
2) Suami mengalami infeksi system urogenetalia, dapat menular pada
istri dan dapat mengakibatkan infeksi pada celvix.
g. Riwayat psikososial
Tindakan salpingektomi menyebabkan infertile. Mengalami gangguan
konsep diri, selain itu menyebabkan kekhawatiran atau ketakutan.
h. Pada kebiasaan sehari-hari
Pola aktivitas sehari-hari yang perlu dikaji pada kehamilan ektopik
adalah :
7
1) Pola Nutrisi
Pada rupture tube keluhan yang paling menonjol selain nyeri adalah
Nausea dan vomiting karena banyaknya darah yang terkumpul di
rongga abdomen
2) Eliminasi
Pada BAB klien ini dapat menimbulkan resiko terhadap konstipasi
itu diakibatkan karena penurunan peristaltik usus, imobilisasi, obat
nyeri, adanya intake makanan dan cairan yang kurang. Sehingga
tidak ada rangsangan dalam pengeluaran faeces.
Pada BAK klien mengalami output urine yang menurun < 1500
ml/hr, karena intake makanan dan cairan yang kurang.
3) Personal Hygiene
Luka operasi dapat mengakibatkan pembatasan gerak, takut untuk
melakukan aktivitas karena adanya kemungkinan timbul nyeri,
sehingga dalam personal hygiene tergantung pada orang lain.
4) Pola Aktivitas (istirahat tidur)
Terjadi gangguan istirahat, nyeri pada saat infeksi/defekasi akibat
hematikei retropertonialmenumpuk pada cavum Douglas
i. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Tergantung banyaknya darah yang keluar dan tuba, keadaan umum
ialah kurang lebih normal sampai gawat dengan shock berat dan
anemi (Prawiroharjo, 1999 ; 255).
2) Pemeriksaan kepala dan leher
Muka dan mata pucat, conjungtiva anemis (Prawiroharjo, 1999 ;
155)
3) Pemeriksaan leher dan thorax
a) Tanda-tanda kehamilan ektopik terganggu tidak dapat
diidentifikasikan melalui leher dan thorax
b) Payudara pada KET, biasanya mengalami perubahan.
4) Pemeriksaan Abdomen
8
Pada abortus tuba terdapat nyeri tekan di perut bagian bawah disisi
uterus, dan pada pemeriksaan luar atau pemeriksaan bimanual
ditemukan tumor yang tidak begitu padat, nyeri tekan dan dengan
batas-batas yang tidak rata disamping uterus.
Hematokel retrouterina dapat ditemukan. Pada repture tuba perut
menegang dan nyeri tekan, dan dapat ditemukan cairan bebas dalam
rongga peritoneum. Kavum Douglas menonjol karena darah yang
berkumpul ditempat tersebut baik pada abortus tuba maupun pada
rupture tuba gerakan pada serviks nyeri sekali (Prawiroharjo S,
1999, hal 257).
5) Pemeriksaan Genetalia
a) Sebelum dilakukan tindakan operasi pada pemeriksaan genetalia
eksterna dapat ditemukan adanya perdarahan pervagina.
Perdarahan dari uterus biasanya sedikit- sedikit, berwarna merah
kehitaman.
b) Setelah dilakukan tindakan operasi pada pemeriksaan genetalia
dapat ditemukan adanya darah yang keluar sedikit.
6) Pemeriksaan Ekstrimitas
Pada ekstrimitas atas dan bawah biasanya ditemukan adanya akral
dingin akibat syok serta tanda-tanda cyanosis perifer pada tangan
dan kaki
j. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan umum
Penderita tampak kesakitan dan pucat, pada perdarahan dalam
rongga perut tanda-tanda syok dapat ditemukan pada jenis tidak
mendadak perut bagian bawah hanya sedikit mengembung dan
nyeri tekan.
2) Pemeriksaan Genekologi
Tanda-tanda kehamilan muda mungkin ditemukan, pergerakan
serviks menyebakan rasa nyeri. Bila uterus dapat diraba, maka akan
teraba sedikit membesar dan kadang-kadang teraba tumor
disamping uterus dengan batas yang sukar ditentukan. Kavum
9
Douglas yang menonjol dan nnyeri raba merunjukkan adanya
hematokel retrouterina, suhu kadang-kadang naik, sehingga
menyukarkan perbedaaan dengan infeksi serviks.
3) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna
dalam menegakkan diagnosisi kehamilan ektopik terganggu,
terutama bila ada tanda-tanda perdarahan dalam rongga perut. Pada
kasus jenis tidak mendadak biasanya ditemukan anemia, tetapi
harus diingat bahwa penurunan hemoglobin baru terlihat setelah 24
jam (Prawiroharjo S, 2002 ; 330).
B. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan menggabungkan data dan mengkaitkan
data tersebut dengan konsep yang relevan untuk membuat kesimpulan
dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan.
Dalam analisa data ini pengelompokan data dilakukan berdasarkan reaksi
baik subyektif maupun obyektif yang digunakan untuk menentukan
masalah dan kemungkinan penyebab.
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan
respons manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari
individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah
(Carpenito, 2000).
Diagnosa yang mungklin timbul pada kehamilan ektopik terganggu adalah
sebagai berikut :
a. Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan tubuh berhubungan dengan
perdarahan.
Rasional : Adanya darah yang keluar dari vagina dan perdarahan intra
abdominal dapat mengakibatkan kurangnya cairan tubuh.
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya rupture
tuba atau robekan lapisan pelvis.
10
Rasional : Adanya pemutusan jaringan dalam tubuh akan
menimbulkan rangsangan saraf meningkat sehingga timbul rasa nyeri
yang dapat menimbulkan gangguan rasa nyaman pada klien.
c. Porensial shock berhubungan dengan perdarahan yang hebat
Rasional : Rupture tuba mengakibatkan terjadinya perdarahan yang
banyak sehingga volume darah dalam tubuh berkurang. Adanya darah
kurang dapat terjadi penurunan cardiac output sehingga menimbulkan.
d. Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang kesuburan yang terancam.
Rasional: Setiap orang berbeda pandangan dalam menghadapi
tindakan pembedahan yang akan dilaksanakan sehingga responnya
berbeda pula, cemas merupakan respon emosi klien adalah kejadian
normal ketika klien dihadapkan pada hal yang asing baginya.
D. Perencanaan
Perencanaan merupakan bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan yang meliputi tujuan perawatan penetapan pencegahan
masalah dan menentukan tujuan perencanaan untuk mengatasi masalah
klien (Hidayat A. Azis Alimul, 2001 ; 30).
Rencana keperawatan pada klien kehamilan ektopik terganggu adalah
sebagai berikut :
a. Gangguan pemebuhan kebutuhan cairan tubuh sehubungan dengan
perdarahan.
Tujuan : Perdarahan terhenti
Kriteria evaluasi : Tidak ada tanda-tanda shock
Intervensi :
1) Kaji perdarahan (jumlah, warna, gumpalan)
Rasional : Untuk mengetahui adanya gejala shock.
2) Cek Hemoglobin
Rasional : Mengetahui adanya enemi atau tidak
3) Anjurkan klien untuk banyak minum
Rasional : Dengan banyak minum maka dapat membantu mengganti
cairan tubuh yang hilang.
11
4) Kolaborasi dengan tim medis tentang pemberian tranfusi darah
Rasional : Untuk mengganti perdarahan yang banyak keluar.
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya tuba atau
robekan lapisan pelvis.
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang
Kriteria evaluasi : Ekspresi wajah klien tidak menyeringai menahan
nyeri
Intervensi
1) Kaji tingkat nyeri klien
Rasional : Untuk mengetahui tingkat nyeri klien dar mengetahui
tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
2) Kaji durasi, lokasi, frekuensi, jenis nyeri (akut, kronik, mendadak,
terus - menerus)
Rasional : Dengan mengetahui hal tersebut diatas dapat mengetahui
tingkat dan jenis nyeri sehingga mempermudah intervensi
selanjutnya.
3) Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi klien.
Rasional : Dengan menciptakan lingkungan yang nyaman bagi klien
akan dapat mengurangi rasa nyeri klien, karena lingkungan yang
tidak menambah persepsi nyeri klien.
4) Anjurkan tehnik relaksasi, distraksi
Rasional : Dengan mengajarkan tehnik relaksasi, distraksi dapat
meringankan nyeri.
5) Kompres Dingin
Rasional : Dengan memberikan kompres dingin akan memberikan
rasa nyaman pada klien sehingga dapat mengurangi rasa nyeri.
6) Berikan support system
Rasional : Dengan memberikan support system agar ibu dapat
mengerti tentang perubahan bentuk tubuhnya yang cepat karena ada
kelainan pada tubuhnya sehingga ibu dapat tenang pada saat
dilakukan tindakan.
7) Lakukan massage pada klien
12
Rasional : Dengan melakukan massage akan memberikan rasa
nyaman pada ibu.
8) Atur posisi yang nyaman bagi klien
Rasional : Dengan mengatur posisi yang nyaman bagi klien akan
mengurangi rasa nyeri
9) Kolaborasi dengan tim medis
Rasional : Berkolaborasi akan membantu di dalam memberikan
terapi analgesic.
c. Potensial Shock sehubungan dengan perdarahan yang hebat
Tujuan : Perdarahan berhenti
Kriteria evaluasi : Hb klien normal ( 11 - 13 ) gr %
Intervensi
1) Monitor tanda - tanda vital
Rasional : Monitor tanda-tanda vital akan mengetahui keadaan dan
perkembangan klien.
2) Kaji perdarahan (jumlah, warna, gumpalan)
Rasional : Mengkaji perdarahan, jumlah, warna, gumpalan akan
mengetahui gejala-gejala shock.
3) Cek Hemoglobin
Rasional : Cek Hb akan mengetahui keadaan Hb klien.
4) Pasang infus
Rasional : Memberikan infus akan menggantikan cairan yang
keluar.
5) Lakukan pemeriksaan rhesus golongan darah
Rasional : Pemeriksaan tersebut memudahkan melakukan transfusi
6) Berikan transfusi darah
Rasional : Memberikan transfusi darah akan menggantikan
banyaknya darah yang keluar
7) Observasi tanda-tanda shock
Rasional : Mengobservasi tanda-tanda shock akan dapat segera
mengetahui adanya kemungkinan shock.
13
d. Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang kesuburan yang terancam
Tujuan : Rasa cemas klien hilang
Kriteria evaluasi : Klien dapat mengungkapkan perasaannya secara
terbuka
Intervensi :
1) Kaji tingkat kecemasan
Rasional : Mengetahui tingkat kecemasan akan mengetahui tingkat
cemas klien.
2) Kaji tingkat pengetahuan klien
Rasional : Mengkaji tingkat pengetahuan klien akan dapat
mengetahui latar belakang kehidupan klien.
3) Ajak klien untuk lebih terbuka
Rasional : Sikap terbuka akan mudah mengungkap masalah yang
dihadapi klien yang dapat membantu penyembuhan.
4) Berikan penjelasan tentang proses penyakit yang sedang diderita.
Rasional : Memberikan penjelasan pada klien akan membantu
menenangkan jiwa klien.
5) Anjurkan pada keluarga untuk memberikan support system.
Rasional : Memberikan support sistem akan membantu memberikan
semangat bagi klien.
E. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik (Iyar et. al., 1996).
Dari pernyataan diatas dapat diungkapkan bahwa pelaksanaan realisasi
dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan
ini harus disesuaikan dengan sumber data, sarana dan prasarana yang ada.
Partisipasi dari klien dan keluarganya sangat diperlukan dalam
pelaksanaan ini serta peran dan fungsi perawatan harus dapat dijalankan
dengan komprehensif, selain itu perawat juga berkolaborasi dengan
anggota tim kesehatan yang lain.
14
F. Evaluasi
Evaluasi adalah sebagai sesuatu yang direncanakan dan perbandingan
yang sistematik pada status kesehatan klien (Nursalam, 2001 ; 71).
Yang dimaksud tujuan tercapai jika klien menunjukkan perubahan sesuai
kriteria yang ditetapkan. Tujuan tercapai sebagian bila klien hanya
menunjukkan perubahan sebagian dari kriteria yang ditetapkan. Sedang
tujuan tidak tercapai jika klien tidak menunjukkan perubahan / kemajuan
sama sekali. Adapun untuk mengetahui itu berhasil / tidak dapat
menggunakan metode dengan catatan perkembangan (Subyektif data,
obyektif data, Analisa data, plan / SOAP).
15
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
Identitas Pasien
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 25 th
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Suku bangsa : Jawa Indonesia
f. Alamat : Jl. Letkol Istiqlah
g. Pekerjaan : IRT
h. Nomor register : 2000
i. Tanggal MRS : 5-9-2010
j. Pukul : 24.00
k. Tanggal pengkajian : 6-9-2010
l. Diagnosa medis : Kehamilan Ektopik Terganggu
16
2. Alasan masuk rumah sakit
Pasien mengatakan nyeri hebat pada perut bagian bawah, sehingga
menyebabkan pasien pinsan dan terjadi pendarahan yang berwarna merah
kehitaman.
3. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri hebat pada perut bagian bawah
4. Riwayat Kebidanan
a. Riwayat menstruasi
Menarce : 15 tahun
Siklus : teratur 28 hari
Lamanya : 7 hari
Banyaknya: hari 1-2 ganti 3x pembalut, hari 3-7 ganti 2x pembalut
Warnanya : coklat tua
Baunya : anyir
Disminore: tidak
Flour albus: tidak
HPHT : 5 juni 2010
b. Status perkawinan
Kawin ke : 1
Lama kawin: 12 bulan
Umur kawin: 24 tahun
c. Riwayat kehamilan sekarang
Hamil ke :1
Usia Kehamilan : 12 minggu
ANC TM1 + keluhan : 1-2x mual+muntah dalam 1 hari
TM II+ keluhan :-
TM III+ keluhan :-
Obat-obatan yang pernah didapat : Fe&suplemen
Gerakan pertama kali dirasakan : -
Imunisasi TT :2x(sebelum menikah dan saat hamil)
Penyuluhan yang pernah didapat :perawatan/cara menjaga kehamilan
serta gizi pada bayi dan ibu hamil
17
d. Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu
Pasien mengatakan ini kehamilan pertama
e. Riwayat KB
Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan KB apapun
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah mulai tanggal 26
Agustus 2010, nyeri akan terasa lenih sakit saat dibuat berjalan dan
beraktivitas lainnya. Nyeri terasa sepertu ditusuk-tusuk dan diremas-
remas pada perut bagian bawah, nyeri tersa lebih bekurang apabila
dibuat istirahat sejenak atau mengalihkan perhatian seperti nonton tv
atau membaca majalah. Saat dilihat terdapat perdarahan, kemudian
pasien diantar suaminya untuk memeriksakan kondisinya ke Rumah
Sakit Umum Blambangan pada tanggal 6 September 2010 pukul
24.00. sampai diUGD pasien mengalami nyeri dengan skala hebat,
kemudian ibu diberi terapi distraksi relaksasi, infus RL 12 tpm,
analgesik 3x1 hari.
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun seperti
jantung, asma, penyakit menurun seperti DM, hipertensi, dan penyakit
menular seperti TBC, HIV, pasien hanya sakit batuk, pilek dan tidak
pernah operasi.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyajit menahun seperti jantung, asma, penyakit menurun seperti
DM dan hipertensi, dan penyakit menular seperti TBC, HIV dan tidak
ada keturunan kembar.
6. Keadaan psikososial dan spiritual
a. Keadaan psikologis
Pasien mengalami kekhawatiran dan ketakutan akan kondisinya ssat
ini.
b. Keadaan sosial
18
hubungan pasien dengan semua baik, hubungan pasien dengan
keluarga baik dan hubungan pasien dengan petugas juga baik.
c. Keadaan spiritual
Pasien selalu berdoa dan sholat mengharapkan kehamilan dan
persalinannya nanti diberi kelancaran.
7. Latar belakang sosial budaya
Pasien dan suaminya berasal dari jawa, selama hamil tidak ada pantangan
dalam jenis apapun. Pasien tidak minum jamu selama hamil dan selama
hamil pasien belum sempat mengadakan selamatan 3bulanan dan 7
bulanan.
8. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Makan 3x sehari, porsi sedang dengan menu nasi,
sayur, lauk pauk dan minum 7-8 gelas sehari (air putih)
Saat sakit : Makan 1-2 sehari, porsi ½ dari RS dengan menu nasi/
bubur,sayur, lauk pauk dan minum 6-7 gelas (air putih dan susu)
b. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : BAB 2x sehari, konsistensi lunak, warna kuning, bau
khas feses, tidak ada keluhan dan BAK 6-7 sehari warna kuning jernih,
bau khas urin, tidak ada keluhan
Saat sakit : BAB 0-1x sehari, mengalami konstipasi karena penurunan
peristaltik usus, warna kuning, bau khas feses, ada keluhan dan BAK
4-5 sehari, warna kuning jernih, bau khas urin, tidak ada keluhan
c. Pola Kebersihan Diri
Sebelum sakit : pasien mandi 2x sehari, 2x gosok gigi, keramas 2x
dalam seminggu, ganti baju 2x sehari, danti pakaian dalam 2x sehari.
Saat sakit : pasien mandi 2x sehari, 2x gosok gigi, keramas 2x dalam
seminggu, ganti baju 2x sehari, danti pakaian dalam 2x sehari tetapi
pasien tidak dapat melakukan secara mandiri dan tergantung pada
orang lain.
d. Pola Aktivitas
19
Sebelum sakit : pasien mengerjakan pekerjaan rumahnya sendiri
seperti memasak, mencuci, menyapu, mengepel,dll
Saat sakit : semua pekerjaan rumahnya, pasien dibantu oleh
keluarganya yang lain dan susah beraktivitas.
e. Pola Istirahat
Sebelum sakit : pasien tidur siang ± 2 jam sehari (jam 12.00-14.00) dan
tidur malam ± 8jam sehari (21.00-05.00).
Saat sakit : pasien tidak bisa tidur siang karena menahan nyeri dan
tidur malam ±4-6 jam dalam sehari (24.00-05.00).
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : lemah dan adanya syok
Kesadaran : kompos mentis
TTV
TD : 90/70
N : 110x/menit
S : 36 0C , akral dingin
RR : 24x/menit
2. Pemeriksaam Fisik
a. Inspeksi
Kepala : bersih, tidak ada ketombe, warna rambut hitam, dan
rambut tidak rontok
Muka : terlihat pucat
Mata : bentuk simetris, konjungtiva anemis, tidak odem, mata
cowong
Hidung : lubang hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping
hidung dan tidak ada sekret.
Telinga : bentuk simetris, bersih, tidak ada serumen, dan tidak ada
lesi
Leher : bentuk simetris dan tidak ada lesi
Dada/ payudara : bentuk payudara mengalami pembesaran
20
Perut/ abdomen : adanya penonjolan pada abdomen
Genetalia
a) sebelum tindakan operasi : ditemukan adanya perdarahan
pervaginam berwarna merah kehitaman
b) setelah dilakukan operasi : ditemukan adanya darah yang
keluar sedikit
Anus : bersih dan tidak hemoroid
Ekstrimitas : pada ekstrimitas atas dan bawah ditemukan adanya
akral dingin dan terdapat sianosis.
b. Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada
pembendungan vena jugularis.
Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Payudara/ dada : adanya nyeri tekan
Perut/ abdomen :
Leopold l : tidak teraba
Leopold ll :-
Leopold lll :-
Leopold lV: -
c. Auskultasi
Dada : tidak ada bunyi wezhing dan ronchi
Jantung : teratur
Perut/ abdomen : terdengar bising usus 8x/ menit
d. Perkusi
Reflek patella : +/+
3. Pemeriksaan Panggul
Distesnsia spinarum :
Distesnsia eristarum :
Konjungtiva eksterna :
Lingkar panggul : 70 cm
4. Data Penunjang
21
a. Pemeriksaan umum pasien tampak kesakitan dan pucat, pada
perdarahan dalam rongga perut tanda-tanda syok dapat ditemukan pada
jenis tidak mendadak perut bagian bawah hanya sedikit mengembung
dan nyeri tekan.
b. Pemeriksaan Genekologi
Tanda-tanda kehamilan muda ditemukan, pergerakan serviks
menyebakan rasa nyeri. Uterus dapat diraba, maka akan teraba sedikit
membesar. Kavum Douglas yang menonjol dan nnyeri raba
merunjukkan adanya hematokel retrouterina, suhu kadang-kadang naik,
sehingga menyukarkan perbedaaan dengan infeksi serviks.
c. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah merah digunakan dalam
menegakkan diagnosis kehamilan ektopik terganggu, terutama bila ada
tanda-tanda perdarahan dalam rongga perut.
d. Ultrasonografi (USG)
Melalui pemeriksaan ini dapat dinilai kavum uteri, kosong atau berisi,
tebal endometrium, adanya massa dikanan atau kiri uterus dan apakah
kovum douglasi berisi cairan
e. Tanggal 15 juni 2010 : PP tes (+)
22
C. ANALISA DATA
Nama : Ny. S
No.reg : 2000
NO Kelompok Data Masalah Etiologi
1 Ds: Gangguan Proses implantasi ovum
Pasien mengatakan pemenuhan yang dibuahi
mengalami perdarahan kebutuhan cairan
pervaninam berwarna tubuh Pembuahan telur
merah kehitaman. diampula tuba
Do:
- keadaan umum: lemah Perjalanan keuterus telur
dan adanya syok mengalami hambatan
- kesadaran: kompos
mentis Bernidasi dituba
-turgor kulit menurun,
mata cowong, Perdarahan pervaginam
konjungtiva anemis
-adanya perdarahan Kekurangan volume
merah kehitaman cairan
-mukosa bibir kering
- TTV
TD: 90/70 mmHg
N: 110x/menit
S: 36 0C
RR: 20x/menit
2 Ds: Gangguan rasa Proses implantasi ovum
Pasien mengatakan nyeri nyaman nyeri yang dibuahi
pada perut bagian bawah
Do: Pembuahan telur
-keadaan umum: lemah diampula tuba
-Kesadaran: kompos
mentis Perjalanan keuterus telur
23
-TTV: mengalami hambatan
TD: 90/70 mmHg
N: 110x/menit Bernidasi dituba nyeri
RR: 20x/menit
-skala nyeri 8-10 Kehamilan ektopik
-ekspresi wajah
menyeringai Post operasi
Nyeri
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan tubuh berhubungan dengan
perdarahan
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya rupture
tuba atau robekan lapisan pelvis
24
E. RENCANA KEPERAWATAN
No. Dx Tujuan & KH Intervensi Rasional
1 Tujuan : 1. BHSP 1. Membina hubungan saling
Setelah di berikan tindakan keperawatan selama 2 x 2. Observasi TTV percaya
24 jam diharapkan perdarahan terhenti 3. Kaji perdarahan jumlah, warna, 2. Untuk mengetahui keadaan
Kriteria Hasil : gumpalan umum pasien
1. Turgor kulit normal 4. Cek Hemoglobin 3. Untuk mengetahui adanya
2. Mata tidak cowong 5. Anjurkan klien untuk banyak gejala shock
3. Mukosa bibir lembab minum 4. Mengetahui adanya enemi atau
4. Ekspresi wajah tenang 6. Kolaborasi dengan tim medis tidak
5. TTV dalam batas normal tentang pemberian transfusi 5. Dengan banyak minum maka
darah dan cairan dapat membantu mengganti
TD: 120/70 mmHg cairan tubuh yang hilang
S : 36,5 6. Untuk mengganti perdarahan
N : 84x/Mnt yang banyak keluar
RR: 24x/Mnt
25
Kriteria Hasil : 4. Kaji durasi, lokasi, frekuensi, umum pasien
1. Ekspresi wajah tidak menyeringai jenis nyeri (akut, kronik, 3. Untuk mengetahui tingkat
2. Pasien mengatakan nyeri berkurang mendadak, terus-menerus) nyeri pasien dan mengetahui
3. TTV dalam batas normal 5. Ciptakan lingkungan yang tindakan yang akan dilakukan
nyaman bagi pasien selanjutnya
TD: 120/70 mmHg 6. Anjurkan teknik distraksi 4. Dengan mengetahui hal
S : 37,50C relaksasi tersebut dapat mangetahui
N : 84x/Mnt 7. Kompres dingin tingkat dan jenis nyeri
RR: 24x/Mnt 8. Lakukan support system sehingga mempermudah
9. Lakukan massage pada pasien intervensi selanjutnya
10. Atur posisi yang nyaman 5. Dengan menciptakan
bagi pasien lingkungan yang nyaman bagi
Kolaborasi dengan tim medis pasien akan dapat mengurangi
rasa nyeri pasien
6. Dengan mengajarkan teknik
distraksi relaksasi dapat
meringankan nyeri
7. Dengan memberikan kompres
dingin akan memberikan rasa
26
nyaman pada pasien sehingga
dapat mengurangi rasa nyeri
8. Dengan memberikan support
system agar pasien dapat
mengerti tentang perubahan
bentuk tubuhnya yang cepat
karena ada kelainan pada
tubuhnya sehingga passion
dapat tenang pada saat
dilakukan tindakan
9. Dengan melakukan massage
akan memberikan rasa
nyaman pada pasien
10. Dengan mengatur posisi yang
nyaman bagi pasien akan
mengurangi rasa nyeri
11. Berkolaborasi akan membantu
didalam memberikan terapi
analgesik
27
F. EVALUASI
Tgl Jam No. Dx Implementasi Evaluasi
06/09/2010 08.00 1 1. BHSP dan TTV S:
08.15 2. Kaji perdarahan jumlah, warna, Pasien mengatakan mengalami perdarahan
gumpalan pervagina berwarna merah kehitaman
08.30 3. Cek Hemoglobin O:
09.30 4. Anjurkan klien untuk banyak minum Keadaan umum: lemah dan adanya shock
10.00 5. Kolaborasi dengan tim medis tentang Kesadaran : kompos mentis
pemberian transfusi darah dan cairan Turgor kulit menurun, mata cowong,
konjungtiva anemis
Adanya perdarahan merah kehitaman
Mukosa bibir kering
TTV
TD: 90/70 mmHg
S : 360C
N : 110x/Mnt
RR: 20x/Mnt
28
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
(1,2,3,4,5)
06/09/2010 08.00 2 1. BHSP dan TTV S:
08.45 2. Kaji tingkat nyari pasien Pasien mengatakan mengalami nyeri diperut
08.45 3. Kaji durasi, lokasi, frekuensi, jenis nyeri bagian bawah
(akut, kronik, mendadak, terus-menerus)
09.00 4. Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi O:
pasien -keadaan umum: lemah
09.15 5. Anjurkan teknik distraksi relaksasi -Kesadaran: kompos mentis
10.30 6. Kompres dingin -TTV:
11.00 7. Lakukan support system TD: 90/70 mmHg
11.15 8. Lakukan massage pada pasien S: 360 C
11.30 9. Atur posisi yang nyaman bagi pasien N: 110x/menit
15.00 10. Kolaborasi dengan tim medis RR: 20x/menit
-skala nyeri 8-10 (berat)
- ekspresi wajah menyeringai
29
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
(1,2,3,4,5,6,7,8,9,10)
30
N : 100x/Mnt
RR: 21x/Mnt
A: masalah teratasi
sebagian
P: lanjutkan intervensi
(1,2,4,5)
07/09/2010 08.00 2 1. BHSP dan TTV S:
08.45 2. Kaji tingkat nyari pasien Paseien mengatakan nyerinya sudah mulai
08.45 3. Kaji durasi, lokasi, frekuensi, jenis nyeri berkurang
(akut, kronik, mendadak, terus-menerus)
09.00 4. Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi O:
pasien keadaan umum: lemah
09.15 5. Anjurkan teknik distraksi relaksasi -Kesadaran: kompos mentis
10.30 6. Lakukan support system -TTV:
11.00 7. Atur posisi yang nyaman bagi pasien TD: 100/70 mmHg
15.00 8. Kolaborasi dengan tim medis S: 36,50C
N: 100x/menit
RR: 21x/menit
31
-skala nyeri 4-5 (sedang)
- ekspresi wajah sedikit tenang
32
N : 84x/Mnt
RR: 24x/Mnt
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
08/09/2010 08.00 2 1. BHSP dan TTV S:
08.45 2. Kaji tingkat nyari pasien Paseien mengatakan sudah mulai tidak nyeri
O:
keadaan umum: baik
-Kesadaran: kompos mentis
-TTV:
TD: 120/70 mmHg
S: 37,5 0C
N: 84x/menit
RR: 24x/menit
-skala nyeri 0
- ekspresi wajah
tenang
33
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
34
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar
endometrium kavun uteri.hamil ini ditandai dengan amenore,gejala kehamilan
muda dan perdarahan yang berwarna cokelat dan pemeriksaan vagina terdapat
nyeri goyang bila serviks digoyangkan,nyeri pada perabaan dan kavum
douglasi menonjol karena ada pembekuan darah.pada kasus seperti ini perlu
segera ditangani dan di ambil tindakan.
3.2 Saran
1. Diharapkan kepada kita semua tenega kesehatan apabila merasakan dan
mengetahui gejala seperti yang telah di jelaskan / dituliskan oleh pembuat
makalah ini agar segera menanganinya dengan cepat jangan di tunda
karena dapat menimbulkan resiko tinggi.
2. Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
35
DAFTAR PUSTAKA
36