Anda di halaman 1dari 23

Pengelolaan Pasien dengan Patologis

Sistem Perkemihan:
GLOMERULONEFRITIS

AANG BENI RUDIANTORO, S.Kep., Ners, M.Kep


Pendahuluan
• Glomerulonefritis ditemukan berkaitan dengan penyakit
ginjal tahap akhir (PGTA) yang membutuhkan dialisis,
hospitalisasi, dan kematian yang cukup tinggi.
Glomerulonefritis dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu glomerulonefritis yang berasal dari ginjal itu
sendiri atau glomerulonefritis primer, dan yang berasal
dari gangguan sistemik atau glomerulonefritis sekunder.
(Satoskar AA, Parikh S V., & Nadasdy T, 2019).
• Kondisi ini juga bisa berkembang dengan cepat dan
menyebabkan kerusakan ginjal (Repidly progressive
glomerulonephritis).
• Kondisi ini perlu ditangani karena bisa menyebabkan
komplikasi, seperti gagal ginjal akut atau gagal ginjal
kronis.
Definisi
Glomerulonefritis adalah gangguan
pada ginjal yang ditandai dengan
peradangan pada kapiler glomerulus
yang fungsinya sebagai filtrasi cairan
tubuh dan sisa-sisa pembuangan
(Suriadi & Rita Yuliani, 2010).
Glomeruli berfungsi menghilangkan
kelebhan cairan, elektrolit, dan limbah
dari aliran darah.
Etiologi
Infeksi
1
1 2
Streptococus, Endokarditis Bacterial,
Infeksi Virus (seperti hepatitis, HIV dll).

Penyakit Kekebalan Tubuh


2 Lupus, Sindrome Goodpasture, Nefropati
IgA.

Vaskulitas
3
4 Poliartrithis, Granulomatosis dengan
Polyangitis.

3 4
Kondisi Penyebab Parut di
Glomerulonefritis
Hipertensi, Nefropati Diabtic,
Glomerulosklerosis, Cancer.
Pathway Glomerulonefritis
Manifestasi Klinis
• Hematuria (urine berwarna merah kecoklat-coklatan)
• Proteinuria (protein dalam urine)
• Oliguria (keluaran urine berkurang)
• Nyeri panggul
• Edema, ini cenderung lebih nyata pada wajah dipagi
hari, kemudian menyebar ke abdomen dan ekstremitas
di siang hari (Suhu badan umumnya tidak seberapa
tinggi, tetapi dapat terjadi tinggi sekali pada hari
pertama).
• Hipertensi terdapat pada 60-70 % pada hari pertama
dan akan kembali normal pada akhir minggu
pertama juga. Namun jika terdapat kerusakan
jaringan ginjal, tekanan darah akan tetap tinggi
selama beberapa minggu dan menjadi permanen jika
keadaan penyakitnya menjadi kronik.
• Timbul gejala gastrointestinal seperti muntah, tidak
nafsu makan, dan diare.
• Bila terdapat ensefalopati hipertensif dapat timbul
sakit kepala, kejang dan kesadaran menurun.
• Fatigue (keletihan atau kelelahan).
Komplikasi
Gagal Ginjal Akut. hilangnya fungsi dalam bagian nefron dapat
mengakibatkan akumulasi produk limbah yang cepat.

Gagal Ginjal Kronis. Ginjal secara bertahap kehilangan kemampuan


penyaringannya. Fungsi ginjal membeuruk hingga kurang dari 10%.
Perlu dialysis atau transplantasi.

Hipertensi. Kerusakan pada ginjal dan penumpukan limbah yang


dihasilkan dalam aliran darah dapat meningkatkan tekanan darah.

Sindrom Nefrotik. Mengakibatkan proteinuria dan hipoproteinemai.


Adanya proteinuria, kelainan sedimen urine dengan eritrosit

Pemeriksaan Diagnostik
Tes Urine disformik, leukosituria, granular, eritrosit, albumin, silinder
lekosit dan lain-lain. Analisa urine adanya strptococus

Tes Darah Pemeriksaan Ureum, Creatinin memberikan informasi


tentang kerusakan ginjal dan gangguan glomeruli

Mungkin normal tetapi juga bisa menunjukan adanya


EKG
hiperensi disertai hipertropi ventrikel kiri dan gangguan
elektroli, seperti hyperkalemia atau gelombang T inverted.

Tes Sinar X ginjal, pemeriksaan USG atau CT Scan digunakan


Pencitraan untuk memastikan diagnosis.

Mengambil sedikit jaringan glomeruli untuk diperiksa secara


Biopsi Ginjal mikroskofik sebagai konfirmasi diagnosis glomerulonephritis.
Penatalaksanaan
• Istirahat mutlak selama 3-4 minggu.
• Pemberian antibiotik pada fase akut.
• Diet rendah protein (1 g/kg BB/ hari) dan rendah garam (1g/ hari).
• Pengobatan terhadap hipertensi.
• Bila anuria berlangsung lama (5-7 hari), maka ureum harus
dikeluarkan dari dalam darah. Dapat dengan cara peritoneum
dialysis, hemodialisisi, tranfusi tukar dan sebagainya.
• Diuretikum dulu tidak diberikan pada glomerulonefritis akut, Bila
timbul gagal jantung, diberikan digitalis, sedativum dan oksigen.
Asuhan Keperawatan
Intervensi
Rencana keperawatan
Masalah Keperawatan pasien dengan
glomerulonepritis .
Masalah keperawatan
pasien dengan
glomerulonepritis.
Implementasi
Implementasi pasien
dengan glomerulonepritis.

Pengkajian
Anamnesa, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan Evaluasi
diagnostik. Evaluasi askep pasien
dengan glomerulonepritis
.
Pengkajian
Identitas
• Umur:
Penyakit glomerulonephritis terjadi pada semua umur tetapi sering
ditemukan pada usia 3-7 tahun.
• Jenis Kelamin:
Penyakit ini bisa menyerang pada laki-laki maupun perempuan.
• Tempat Tinggal:
Ada atau tidaknya factor predisposisi yang berhubungan dengan pola
kebiasaan dan hygiene.
Status Kesehatan Saat Ini
• Keluhan Utama
Keluhan utama yang menjadi alasan untuk masuk rumah sakit adalah adanya
gejala dan tanda urine tampak kemerah-merahan atau seperti kopi dan pada saat
kencing (Suharyanto & Majid, 2013).
• Alasan Masuk Rumah Sakit
Adanya gejalah dan tanda urine tampak kemerah-merahan atau seperti kopi dan
pada saat kencing (ambil dari tanda dan gejalahnya) (Prabowo & Pranata, 2014).
• Riwayat penyakit Sekarang
Keluhan atau gangguan yang berhubungan dengan penyakit saat ini diantaranya
adalah mendadak nyeri abdomen, nyeri pinggang dan edema (Prabowo &
Pranata, 2014).
• Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan atau gangguan yang berhubungan dengan penyakit saat ini diantaranya
adalah mendadak nyeri abdomen, nyeri pinggang dan edema(Prabowo &
Pranata, 2014).
1. Sistem Cardiovasculer: hipertensi,

Pemeriksaan Fisik
2. Sistem Pulmonologi: nafas pendek, takipnea, dispnea,
peningkatan frekwensi, kedalaman (pernafasan kusmaul).
3. Sistem Urologi: nyeri pinggang, perubahan pola berkemih
(oliguri), perubahan warna urine (kuning pekat, merah).
4. Sistem Gastrointestinal: anoreksia, mual, muntah.
5. Sistem Neurologi: sakit kepala, perilaku berhati-hati/
distraksi, gelisah, kejang dan kesadaran menurun.
6. Sitem integument: pucat, edema
7. Sistem Muskuloskeletal: kelemahan/ malaise, kelemahan
otot, kehilangan tonus otot.
Pemeriksaan Diagnostik
Tes Urine

Tes Darah

Tes Pencitraan (Radiologi)

ECG (Ecocardiogram)

Biopsi
Masalah Keperawatan

• Kelebihan volume cairan b/d perubahan mekanisme regulasi,


peningkatan permeabilitas dinding glomerolus
• Intoleransi aktivitas b/d fatigue
• Kerusakan intergritas kulit b/d edema dan menurunnya tingkat
aktivitas
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
pembatasan cairan, diet, dan hilangnya protein
• Resiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan skunder
imunosupresi, prosedur invasive.
Kelebihan volume cairan b/d perubahan mekanisme

Intervensi Keperawatan
regulasi, peningkatan permeabilitas dinding
glomerolus

• Monitor TTV.
• Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN,
hematocrit, osmolalitas cairan).
• Monitor tanda dan gejala dari edema.
• Pertahankan inake output cairan.
• Pasang catether jika diperlukan.
• Batasi asupan natrium sesuai program.
• Kolaborasi pemberian mediksmentosa: diuretic.
Intervensi Keperawatan
Intoleransi aktivitas b/d fatigue

• Monitor respon fisik, emosi, social dan spiritual selama melakukan


aktifitas.
• Bantu pasien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu dilakukan.
• Bantu pasien untuk memilih aktifitas konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikis dan social.
• Lakukan aktifitas atau perawatan diri secara bertahap yang dapat
ditoleransi.
• Intruksikan pasien mengenai tekhnik penghematan energi.
• Berikan nutrisi adequate dan suplemen Fe (jika perlu).
• Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan
program terapi akifitas yang tepat.
Kerusakan intergritas kulit b/d edema

Intervensi Keperawatan
dan menurunnya tingkat aktivitas
• Monitor kulit akan adanya kemerahan.
• Monitor aktivitas dan mobilitas pasien.
• Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.
• Mandikan pasien menggunakan air hangat dan sabun.
• Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar.
• Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) tiap dua jam sekali.
• Oleskan lotion/ baby oil pada daerah kulit.
• Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara perawatan kulit.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

Intervensi Keperawatan
kebutuhan tubuh b/d pembatasan cairan, diet,
dan hilangnya protein
• Monitor adanya penurunan BB.
• Monitor adanya mual, muntah, dan alergi terhadap makanan tertentu.
• Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori .
• Kaji kemampuan pasien dalam mendaptkan nutrisi yang dibutuhkan.
• Berikan makanan yang terpilih (setelah konsultasi dengan ahli gizi).
• Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan.
Resiko infeksi b/d ketidakadekuatan

Intervensi Keperawatan
pertahanan skunder imunosupresi, prosedur
invasif
• Monitor tanda dan gejala infeksi.
• Monitor granulosit dan leukosit.
• Inspeksi kulit dan membrane mukosa akan kemerahan, panas dan
drainage.
• Berikan perawatan kulit pada area epidema.
• Pertahankan tekhnik asepsis pada pasien beresiko.
• Berikan asupan nutrisi yang cukup.
• Batasi pengunjung.
• Kolaborasi dalam pemberian obat antibiotic.
Evaluasi
Evaluasi terhadap kebutuhan cairan elektrolit pada pasien
dapat dinilai dengan:
• Output urine seimbang dengan cairan.
• Karakteristik urine menunjukan fungsi ginjal yang baik.
• Pasien mengkonsumsi cairan sesuai program.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai