Asuhan Keperawatan Jiwa TN.C
Asuhan Keperawatan Jiwa TN.C
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Gangguan proses pikir : waham merupakan suatu keyakinan yang sangat
mustahil dan dipegang teguh walaupun tidak memiliki bukti-bukti yang jelas,
dan walaupun semua orang tidak percaya dengan keyakinannya. Waham
sendiri terbagi menjadi lima macam, yaitu waham kebesaran, waham curiga,
waham keagamaan, waham somatik, dan waham nihilistik. Gangguan proses
pikir waham ini adalah gejala positif dari skizofrenia dan biasanya orang yang
memiliki gejala tersebut akan melakukan hal-hal yang sesuai dengan jenis
wahamnya, yaitu dengan memiliki rasa curiga yang tinggi terhadap diri
sendiri maupun orang lain, merasa memiliki kekuasaan yang besar, merasa
mempunyai kekuatan yang luar biasa jauh diatas manusia pada umumnya,
merasa dirinya mempunyai penyakit yang sangat parah atau dapat menular ke
orang lain, serta menganggap dirinya sudah meninggal (Prakasa, 2020).
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan pada latar belakang maka
rumusan masalah dalam masalah askep ini yaitu : Asuhan Keperawatan Jiwa
Pada Tn. C Dengan Gangguan Proses Proses Pikir : Waham Somatik Di
Yayasan Pemenang Jiwa Sumatera.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan jiwa kepada
Tn.C dengan gangguan proses pikir : Waham Somatik
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami Pengertian, tanda dan gejala,
etiologi, klasifikasi, dan penatalaksanaan dan gangguan proses
pikir : Waham Somatik
2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada Tn.C dengan
gangguan proses pikir : Waham Somatik
3. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan yang ada
pada Tn.C dengan gangguan proses pikir : Waham Somatik
4. Mahasiswa menetapkan perencanaan keperawatan pada Tn.C
dengan gangguan proses pikir : Waham Somatik
5. Mahasiswa melakukan implementasi keperawatan pada Tn.C
dengan gangguan proses pikir : Waham Somatik
6. Mahasiswa mengevaluasi hasil asuhan keperawatan pada Tn.C
dengan gangguan proses pikir : Waham Somatik
7. Mendokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan pada
Tn.C dengan gangguan proses pikir : Waham Somatik
1.4 Manfaat
1. Responden
Diharapkan tindakan yang telah di ajakarkan dapat di terapkan secara
mandiri untuk mengontrol emosi dan untuk mendukung kelangsungan
kesehatan pasien.
3
2. Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan diharapkan untuk menjadi acuan dalam dalam
melakukan kegiatan kemahasiswaan dalam bidang keperawatan jiwa.
3. Yayasan Pemenang Jiwa Sumatera.
Diharapkan dapat menjadi acuan dalam menanganin atau dalam
memberikan pelayanan kepada pasien dengan gangguan jiwa dengan
perilaku kekerasan di Yayasan Pemenang Jiwa Sumatera.
4
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara
kuat/terus menerus, tetapi tidak sesuai dengan keyakinan. Penyangkalan,
digunakan untuk menghindari kesadaran dan kenyataan yang menyakitkan.
Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari mengenal impuls yang tidak
dapat diterima dari dirinya sendiri (Nurarif & Kusuma, 2015).
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat
atau terus-menerus, tapi tidak sesuai dengan kenyataan. Waham adalah
termasuk gangguan isi pikiran. Pasien meyakini bahwa dirinya adalah seperti
apa yang ada di dalam isi pikirannya. Waham sering ditemui pada gangguan
jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada
penderita skizofrenia (Yusuf, 2015).
2.2 Etiologi
Menurut World Health Organization (2016) secara medis ada banyak
kemungkinan penyebab waham, termasuk gangguan neurodegeneratif,
gangguan sistem saraf pusat, penyakit pembuluh darah, penyakit menular,
penyakit metabolisme, gangguan endokrin, defisiensi vitamin, pengaruh obat-
obatan, racun, dan zat psikoaktif.
5
2.3 Tanda dan Gejala
Menurut Herman (2011, dalam Prakasa (2020)), tanda dan gejala waham
seperti menolak makan, tidak perduli terhadap perawatan diri, ekspresi wajah
yang sedih/gembira/ketakutan, gerakan yang tidak terkontrol, mudah
tersinggung, pembicaraan yang tidak sesuai dengan kenyataan dan juga bukan
kenyataan, menghindar dari orang lain, mendominasi pembicaraan, berbicara
kasar, dan secara berlebihan dalam menjalankan kegiatan keagamaan, dapat
diketahui jenis waham yang terjadi yaitu, waham agama, waham kebesaran,
waham curiga, waham somatik, waham nihilistik. Menurut Hanafi (2014,
dalam Anggoro (2018)), dalam penelitian yang dilakukan terhadap penderita
skizofrenia, menjelaskan bahwa gejala yang sering muncul pada penderita
gangguan proses pikir adalah gangguan proses berpikir seperti inkoherensi,
flight of ideas, preokupasi, dan lain-lain.
6
sesuai dengan kenyataan. Namun, menghadapi kenyataan bagi pasien adalah
sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, dianggap
penting, dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, sebab
kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan
sekitar pasien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan
pasien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena
besarnya toleransi dan keinginan menjadi perasaan.
4. Fase dukungan lingkungan (environment support)
Dukungan lingkungan sekitar yang mempercayai (keyakinan) pasien dalam
lingkungannya menyebabkan pasien merasa didukung, lama-kelamaan pasien
menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena
seringnya diulang-ulang. Oleh karenanya, mulai terjadi kerusakan kontrol diri
dan tidak berfungsinya norma (superego) yang ditandai dengan tidak ada lagi
perasaan dosa saat berbohong.
5. Fase nyaman (comforting)
Pasien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan
mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat pasien
menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya, pasien lebih sering menyendiri
dan menghindari interaksi sosial (isolasi sosial).
6. Fase peningkatan (improving)
Apabila tidak adanya konfrontasi dan berbagai upaya koreksi, keyakinan yang
salah pada pasien akan meningkat. Jenis waham sering berkaitan dengan
kejadian traumatik masa lalu atau berbagai kebutuhan yang tidak terpenuhi
(rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi
waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain.
7
direktur sebuah bank swasta lho..” atau “Saya punya beberapa
perusahaan multinasional”.
2. Waham curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya, serta diucapkan berulang kali tetapi tidak
sesuai kenyataan. Misalnya, “Saya tahu..kalian semua memasukkan racun
ke dalam makanan saya”.
3. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, serta
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Kalau
saya mau masuk surga saya harus membagikan uang kepada semua
orang.”
4. Waham somatik
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang
penyakit, serta diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Misalnya, “Saya sakit menderita penyakit menular ganas”, setelah
pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi
pasien terus mengatakan bahwa ia terserang kanker.
5. Waham nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, serta
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Ini kan
alam kubur ya, semua yang ada di sini adalah roh-roh”.
8
2.6 Rentang Respon
Ada pun rentang respon manusia terhadap stress yang menguraikan tentang
respon gangguan adaptif dan malladaptif dapat dijelaskan sebagai berikut
(Azizah, 2016) :
Rentang respon
neurobiologis
9
Menurut Kaplan dan Sadock (1997, dalam Yusuf (2015) beberapa hal
yang harus dikaji antara lain sebagai berikut.
a. Identitas Klien Informan
Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak
dengan klien tentang: Nama klien, panggilan klien, Nama perawat,
tujuan, waktu pertemuan, topik pembicaraan.
b. Alasan Masuk
Tanyakan pada keluarga atau klien hal yang menyebabkan klien
dan keluarga datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan
keluarga untuk mengatasi masalah dan perkembangan yang
dicapai.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Tanyakan pada klien atau keluarga, apakah klien pernah
mengalami gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan,
mengalami, penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari
lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.
d. Aspek Fisik
Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: TD, nadi, suhu,
pernafasan. Ukur tinggi badan dan berat badan, kalau perlu kaji
fungsi organ kalau ada keluhan.
e. Aspek Psikososial
Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang
dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga, masalah yang
terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
f. Konsep Diri.
a) Citra tubuh
Biasanya pasien dengan waham miliki perasaan negatif terhadap
diri sendiri.
b) Identitas diri
Pada pasien dengan waham kebesaran misalnya mengaku seorang
polisi padahalkenyataan nya tidak benar.
10
c) Peran Klien
Berperan sebagai kepala keluarga dalam keluarganya.
d) Ideal diri
Klien berharap agar bisa cepat keluar dari RSJ karena ia bosan
sudah lama di RSJ.
e) Harga diri
Adanya gangguan konsep diri : harga diri rendah karena perasaan
negatif terhadapdiri sendiri,hilangnya rasa percaya diri dan merasa
gagal mencapai tujuan.
g. Hubungan Sosial
Pasien dengan waham biasanya memiliki hubungan sosial yang
tidak haramonis.
h. Spiritual
Nilai dan Keyakinan : Biasanya pada pasien dengan waham agama
meyakini agamanya secara berlebihan.
a) Kegiatan Ibadah
Biasanya pada pasien dengan waham agama melakukan ibadah
secara berlebihan.
i. Status Mental.
j. Penampilan
Pada pasien waham biasanya penampilan nya sesuai dengan
waham yang ia rasakan.Misalnya pada waham agama berpakaian
seperti seorang ustadz.
k. Pembicaraan
Pada pasien waham biasanya pembicaraan nya selalu mengarah ke
wahamnya,bicara cepat,jelas tapi berpindah-pindah,isi pembicaraan
tidak sesuai dengankenyataan.
l. Aktivitas Motorik
Pada waham kebesaran bisa saja terjadi perubahan aktivitas yang
berlebihan.
m. Alam Perasaan
11
Pada waham curiga biasanya takut karena merasa orang-orang akan
melukai dan mengancam membunuhnya.Pada waham nihilistik
merasa sedih karena meyakini kalau dirinya sudah meninggal.
n. Interaksi Selama Wawancara
Pada pasien waham biasanya di temukan :
a) Defensif : selalu berusaha mempertahankan pendapat dan
kebenaran dirinya.
b) Curiga : menunjukkan sikap / perasaan tidak percaya pada orang
lain.
o. Isi Pikir
Pada pasien dengan waham Kebesaran biasanya : klien mempunyai
keyakinan yang berlebihan terhadap kemampuannya yang
disampaikan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.
p. Proses Pikir
Pada pasien waham biasanya pikiran yang tidak realistis,flight of
ideas,pengulangankata-kata.
q. Tingkat Kesadaran
Biasanya masih cukup baik
12
2.7.3 Intervensi Keperawatan
No Masalah Intervensi
Keperawatan
1 Gangguan proses SP 1 :
pikir : Waham Latihan orienatsi realitas: orientasi
orang,waktu tempat dan lingkungan
sekitar
SP 2 :
Minum obat secara teratur
SP 3 :
Melatih cara pemenuhan kebutuhan dasar
SP 4:
Melatih kemampuan positif yang dimiliki
2.7.4 Evaluasi
Menurut Yusuf (2015) evaluasi yang diiharapkan pada asuhan
keperawatan jiwa dengan gangguan proses pikir adalah:
1. Pasien mampu melakukan hal berikut:
a. Mengungkapkan keyakinannya sesuai dengan kenyataan.
b. Berkomunikasi sesuai kenyataan.
c. Menggunakan obat dengan benar dan patuh.
13
BAB 3
TINJAUAN KASUS
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA
14
3.4 Fisik
Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik pada pasien, pasien tidak
memlikipemeriksaan fisik, didapat hasil
1. Tanda Vital : TD = 120/70 mmHg N= 80 x/i S= 36 OC RR= 20 x/i
2. Ukur : TB =165 cm BB=65 Kg
3. Keluhan Fisik : Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan bahwa
Tn.C tidak mengalami suatu keluhan fisik
3.5 Psikososial
3.5.1 Genogram
Ket:
: Laki-laki : Meninggal
: Perempuan
: Klien
: Tinggal serumah
15
c. Peran : Selama dirawat pasien berperan sebagai
pasien dan sekarang klen tidak bisa bekerja
dan beraktivitas seperti orang yang lainnya.
d. Ideal diri :Jika saya sembuh nanti saya ingin
melanjutkan kuliah dan bekerja
e. Harga diri : Saya merasa tidak dihargai dan disayangi
karena tidak dibiarkan pulang ke rumah lagi.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
16
4. Alam perasaan :Saat pengkajian klien mengatakan ingin pulang
5. Afek : Tn.C selalu mempertahankan pendapatnya dan
Masalah keperawatan : Gangguan komunikasi verbal.
6. Persepsi : Klien mengatakan bahwa tangannya selalu kotor dan dapat
melihat kuman
Masalah Keperawatan :Halusinasi penglihatan
7. Proses Pikir : Klien selalu menjawab alasan masuk yayasan pemenang
jiwa karena sering mencuci tangan dengan soda seperti coca cola
dengan alasan agar bersih dan biar enak
Masalah Keperawatan : Gangguan proses pikir : Waham
8. Isi Pikir : Klien selalu mencuci tangan dengan coca cola agar merasa
bersih
Masalah Keperawatan: Waham somatik
9. Tingkat Kesadaran : Saat pengkajian klien sadar dan dapat
menyebutkan nama, umur, dan lama rawatan di yayasan pemenang
jiwa
10. Memori : Klien ingat semua tentang keluarganya dan kejadian saat
dikaji
11. Tingkat Konsentrasi dan berhitung : Ketika dikaji klien tidak dapat
menjawab dengan fokus pertanyaan yang diberikan
Masalah Keperawatan : Gangguan proses pikir : Waham
12. Kemampuan penilaian : Klien mampu mengambil keputusan untuk
mandi dulu lalu makan dengan alasan sesuai jadwal di yayasan
pemenang jiwa
13. Daya tilik diri : Klien tidak menyalahkan ibunya karena
memasukkannya ke yayasan
17
Pasien mengatakan dapat mandi dan berpakaian secara mandiri.
3. Istirahat dan tidur
Pasien tidur siang dari pukul 13.00 s/d 16.30 WIB dan tidur pada
malam hari dari 22.00s/d 05.00 WIB. Kegiatan sebelum tidur dan
sesudah makan adalah beribadah.
18
3.10 Pengetahuan Kurang Tentang
Klien mengatakan kurang tahu tentang keadaaannya saat ini karena klien
merasa apa yang dilakukan itu benar
Do :
Mata nampak tajam saat ditanya
dan cepat
2 Ds: Halusinasi Penglihatan
Klien mengatakan dirinya dapat
melihat kuman pada tangannya
Klien mengatakan risih jika
kotor
Do:
Klien tampak bersih saat dikaji
3 Ds: Koping tndividu inefektif
Klien merasa sedih dan kecewa
karena pernah ditinggal menikah
oleh kekasihnya ketika SMA
19
Do:
Klien tampak sedih
Tatapan mata kosong
4 Ds: Gangguan Konsep Diri : Harga diri
Klien merasa kurang disayang rendah
oleh keluarganya dan merasa
minder dengan orang lain
karena di rawat di yayasan
pememang jiwa
Kerusakan komunikasi
verbal
20
3.16 Intervensi
No Masalah Keperawatan Intervensi
1 Gangguan proses pikir : Waham SP 1 :
Latihan orienatsi realitas: orientasi orang,waktu tempat
dan lingkungan sekitar
SP 2 :
Minum obat secara teratur
SP 3 :
Melatih cara pemenuhan kebutuhan dasar
SP 4:
Melatih kemampuan positif yang dimiliki
2 Halusinasi Penglihatan SP 1 :
mengidentifikasi isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi
pencetus, perasaan dan respon halusinasi.
- Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
SP 2 :
mengontrol halusinasi dengan cara minum obat dengan
teratur.
SP 3 :
21
mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
SP 4:
Mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
terjadwal.
22
3.17 Implementasi dan Evaluasi
Hari/tgl Implementasi Evaluasi
Kamis 1. Data : S : senang
25/02/2021 Tanda dan gejala : inkoheren,, Defensive, wajah O:
Pukul 10:00 WIB tegang dan jawaban dari pertanyaan flight of idea - Klien mampu melakukan latihan
2. Diagnosa Keperawatan orienatsi realitas: orientasi orang,waktu
Gangguan proses pikir : Waham tempat dan lingkungan sekitar
3. Tindakan keperawatan: - Klien mampu menyebutkan obat dan
Sp 1 Gangguan proses pikir Waham: fungsinya dengan baik dan minum obat
1. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, dengan mandiri
serta akibat dari waham A : Gangguan proses pikir Waham (+)
2. Latihan orienatsi realitas: orientasi orang,waktu P : Minum obat secara teratur 2x1 /hari
tempat dan lingkungan sekitar Risperidon 2 mg (2 x 1 )
Clorozapine 25 mg (1x1)
Sp 2 Gangguan proses pikir Waham
1. Minum obat secara teratur
4. RTL:
Sp 3: Gangguan proses pikir Waham:
- Melatih cara pemenuhan kebutuhan dasar
Jumat 1. Data : S : senang
23
26/02/2021 Tanda dan gejala : inkoheren,, Defensive, dan O:
Pukul 12:00 WIB jawaban dari pertanyaan flight of idea - Klien mampu melakukan latihan
2. Diagnosa Keperawatan orienatsi realitas: orientasi orang,waktu
Gangguan proses pikir : Waham tempat dan lingkungan sekitar
3. Tindakan keperawatan: - Klien mampu minum obat secara teratur
Sp 3 Gangguan proses pikir Waham dengan mandiri
1. Mengevaluasi tentang penggunaan obat yang - Klien mampu memenuhi kebutuhan
teratur meliputi benar orang, benar cara, benar yang belum terpenuhi dengan mandiri
dosis, benar obat dan benar waktu. A : Gangguan proses pikir Waham (+)
Risperidon 2 mg (2 x 1 ) P : Minumobat secara teratur 2x1 /hari
Clorozapine 25 mg (1x1) Risperidon 2 mg (2 x 1 )
Clorozapine 25 mg (1x1)
2. Melatih cara pemenuhan kebutuhan dasar
4. RTL:
Sp 4: Gangguan proses pikir Waham
- Melatih kemampuan positif yang dimiliki
Sabtu 1. Data : S : Senang
27/02/2021 Tanda dan gejala : inkoheren,, Defensive, dan O :
Pukul 10:00 jawaban dari pertanyaan flight of idea - Klien mampu melakukan latihan
2. Diagnosa Keperawatan orienatsi realitas orienatsi realitas:
24
Gangguan proses pikir : Waham orientasi orang,waktu tempat dan
3. Tindakan keperawatan: lingkungan sekitar
Sp 4 Gangguan proses pikir : Waham - Klien mampu minum obat secara teratur
- Mengevaluasi mengontrol waham dengan minum dengan mandiri
obat secara teratur, memenuhi kebutuhan dasar - Klien mampu memenuhi kebutuhan
- Melatih kemampuan positif yang dimiliki yang yang belum terpenuhi dengan mandiri
dimiliki A : Gangguan proses pikir Waham (+)
4. RTL: P:
Gangguan proses pikir : Waham : Follow up dan - Latihan orienatsi realitas: orientasi
evaluasi Sp 1-4 Gangguan proses pikir : Waham orang,waktu tempat dan lingkungan
sekitar
- Minum obat secara teratur 2x/hari.
- Melatih cara pemenuhan kebutuhan dasar
- Melatih kemampuan positif yang dimiliki
25
BAB 4
PEMBAHASAN
1. Melakukan pendekatan dan membina hubungan saling percaya diri pada klien
agar klien lebih terbuka dan lebih percaya dengan menggunakan perasaan.
2. Mengadakan pengkajian klien dengan wawancara
3. Mengadakan pengkajian bertanya kepada pegawai yayasan pemenang jiwa.
Pada tahap ini antara tinjauan teoritis dan tinjaun kasus tidak ada kesenjangan
sehingga penulis dapat melaksanakan tindakan seoptimal mungkin dan didukung
dengan tersedianya sarana ruangan perawat yang baik dan adanya bimbingan dan
petunjuk dari petugas kesehatan dari rumah sakit jiwa yang diberikan kepada
penulis.Secara teoritis digunakan cara strategi pertemuan sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang muncul saat pengkajian. Adapun upaya yang dilakukan penulis
yaitu :
27
pertemuan ketiga yaitu latihan dengan cara pemenuhan kebutuhan dasar strategi
pertemuan ke empat yaitu latihan kemampuan positif yang dimiliki (Kelliat 2014).
28
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah menguraikan tentang proses keperawatan pada Tn. C dan disimpulkan
bahwa pasien dapat mengontrol gangguan proses pikir : Waham dengan
terapi yang di ajarkan oleh mahasiwa. Dimana pasien dapat melakukan
latihan orientai realita, minum obat secara teratur, latihan cara pemenuhan
kebutuhan dasar hingga pasien dapat melakukan kemampuan posiif yang
dimiliki.
5.2 Saran
Diharapkan pada keluarga agar sering mengunjungi klien selama perawatan
karena dengan seringnya keluarga berkunjung, maka klien merasa berarti dan
dibutuhkan dan juga setelah pulang keluarga harus memperhatikan obat yang
dikonsumsi serta membawa klien kontrol secara teratur ke pelayanan
kesehatan jiwa ataupun rumah sakit jiwa.
29
DAFTAR PUSTAKA