Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PRAKTIKUM PENILAIAN KONSUMSI PANGAN


FOOD FREQUENCY QUESTIONNAIREL (FFQ)

Oleh
Nama : Putri Puspita Ulya
NIM/ SHIFT: J310190037/ B

Pengampu :
Nisya Ayu Rachmawati, M.Gz

Asisten:
Ayu ratih Cahyaningrum

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
FOOD FREQUENCY QUESTIONNAIREL (FFQ)

A. TUJUAN
Menganalisis metode penelitian konsumsi pangan sesuai dengan data yang dinutuhkan.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang
diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan
pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman (Kementan, 2016).
Pola konsumsi adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan
rata-rata per orang per hari, yang umum dikonsumsi masyarakat dalam jangka waktu tertentu. Pola
konsumsi pada individu dapat digunakan untuk mengetahui status gizi individu tersebut. Penilaian
status gizi dapat dilakukan melai survei konsumsi pangan. Survei konsumsi pangan adalah
serangkaian kegiatan pengukuran konsumsi makanan pada individu, keluarga dan kelompok
masyarakat dengan menggunakan metode pengukuran yang sistematis, menilai asupan zat gizi dan
mengevaluasi asupan zat gizi sebagai cara penilaian status gizi secara tidak langsung . Metode survei
konsumsi pangan salah satunya adalah Food Frequency Questionnaire (FFQ). FFQ adalah metode
yang digunakan untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan yang
dikonsumsi selama periode tertentu seperti setiap hari, minggu, bulan dan tahun. Selain itu dengan
metode frekuensi makanan dapat memperoleh gambaran pola konsumsi bahan makanan secara
kualitatif, tapi karena periode pengamatannya lebih lama dan dapat membedakan individu berdasarkan
asupan zat gizi, maka cara ini paling sering digunakan dalam penelitian epidemiologi gizi. Bahan
makanan yang ada dalam daftar kuesioner FFQ adalah bahan makanan yang dikonsumsi dalam
frekuensi yang cukup sering oleh responden. FFQ merupakan metode frekuensi makanan yang telah
dimodifikasi dengan memperkirakan atau estimasi URT dalam gram. Pada FFQ skor zat gizi yang
terdapat di setiap subjek dihitung dengan cara mengalikan frekuensi setiap jenis makanan yang
dikonsumsi yang diperoleh dari data komposisi makanan yang tepat. Prinsip umum dalam penggunaan
FFQ dan Semi FFQ adalah kekerapan konsumsi pangan sebagai faktor risiko munculnya kasus gizi
salah. Kekerapan konsumsi pangan inilah yang harus dapat terukur dengan tepat melalui metode FFQ
(Nimas, A. 2018).
Metode FFQ berbeda dengan metode lain, karena jenis makanan yang ditanyakan adalah
tertutup. Pernyataan tertutup artinya hanya makanan yang ada dalam daftar yang akan diinvestigasi
kepada subjek. Daftar berbagai jenis makanan dan minuman yang ada dalam FFQ juga dibuat
sedemikian rupa melalui studi pendahuluan kebiasaan makan subjek atau populasi. Kekhasan metode
FFQ adalah pada data yang bersifat kualitatif. Data yang bersifat kualitatif ini memberikan penjelasan
singkat tentang deskripsi kekerapan konsumsi makanan dan minuman sebagai data dukung informasi
terkait lainnya (Sirajuddin, dkk. 2018).
Vitamin A merupakan salah satu gizi penting yang larut dalam lemak dan disimpan dalam hati,
tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar (essensial), berfungsi untuk
penglihatan, pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit . Hasil kajian
berbagai studi menyatakan bahwa vitamin A merupakan zat gizi yang essensial bagi manusia, karena
zat gizi ini sangat penting dan konsumsi makanan kita cenderung belum mencukupi dan masih rendah
sehingga harus dipenuhi dari luar (Kemenkes RI, 2011).
Vitamin A bermanfaat untuk menurunkan angka kematian dan angka kesakitan, karena itu
vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi seperti campak, diare, dan
ISPA. Akibat lain yang berdampak sangat serius dari KVA adalah buta senja dan manifestasi lain dari
xeropthalmia termasuk kerusakan kornea dan kebutaan (Depkes RI, 2015).
Gejala defisiensi Vitamin A akan nampak bila cadangan Vitamin A dalamhati telah berkurang.
Defesiensi protein dan Zn akan menghambat pelepasan Vitamin A dari hati, sehingga dapat
menimbulkan gejala-gejala seperti defisiensi Vitamin A. Defisiensi Vitamin A dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, misalnya konsumsi Vitamin A yang rendah, gangguan dalam proses penyerapan
didalam usus halus, gangguan dalam proses penyimpananan di hati, dan gangguan dalam proses
konversi provitamin A menjadi Vitamin A (Karnadi, 2014).

C. ALAT
- Alat tulis
- Buku

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Hasil
IDENTITAS PANELIS
a. Nama : OL
b. Usia : 15
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Berat badan : 53 kg
e. Tinggi badan : 170 cm

Perhitungan

BBI = (170 – 100) – [(170 – 100) × 0,1)

= 70 – 7

= 63 kg

IMT = 63 / 1,7²

= 21,7 > Dari tabel klasifiksi IMT menurut WHO pasien NORMAL

BBE = 655 + (9,6 × BB kg) + (1,7 × TB cm) – (4,7 × umur tahun)

= 655 + (9,6 × 63) + (1,7 × 170) – (4,7 × 15)

= 665 + 604,8 + 289 – 70,5


= 1.488,3 kkal

Total energy = BBE × Faktor Aktivitas × 1

= 1.488,3 × 1,4 × 1

= 2.083,62 kkal

Kebutuhan menu gizi sehari

1. Energy = 2.083,62 kkal


Range (1.979,43 – 2.187,8)
2. Karbohidrat = 60% × energy
= 60% × 2.083,62
= 1.250,17 : 4
= 312,54 gr

Range = (296,91 – 328,17)

3. Lemak = 25% × 2.083,62


= 520,9 : 9
= 57,87 gr

Range = (54,9 – 60,77)

4. Protein = total energy – (KH + lemak)


= 2.083,62 – (1.250,17 + 520,9)
= 312,55 : 4
= 78,13 gr

Range = (74,230 – 82,04) gr

FREKUENSI PANGAN (FOOD FREQUENCY)

Inisial responden : OL
Nama pewawancara : Putri Puspita Ulya
Hari, tanggal wawancara : Sabtu, 15 Mei 2021

No. Jenis dan Nama Frekuensi Frekuensi


Makanan 1- 4- 1- 3- Tidak rata-rata per
3x/har 6x/hari 2x/ming 6x/ming pernah hari (x/hari)
i gu gu
A. Sumber karbohidrat
1. Ubi jalar 2x 100 6,6
g
2. Jagung 1x 180 25,7
g
3. Nasi 3x 300
100 g
4. Oat √
B. Sumber protein hewani
1. Ikan salmon √
2. Telur ikan 1x 70 g 2,3
3. Hati ayam 1x 30 g 4,2
4. keju 1x 10 g 0,33
5. Telur ayam 4x 70 g 4
6. Hati sapi, kambing √
7. Minyak hati ikan cod √
8. Ikan mackerel √
9. Ikan tuna sirip biru √
10. Hati angsa √
11. Mentega 4x 10 g 1,3
12. Ikan trout √
C. Sumber protein nabati
1. Kacang merah √
2. Tempe 3x 50 g 21,4
3. Kacang polong √
4. Kacang kedelai 1x 50 0,1369
5. Kacang hijau 2x 100 6,66
g
6. Kacang merah √
D. Sayuran
1. Bit √
2. Bayam 2x 100 6,66
g
3. Kale √
4. Wortel 1x 30 g 4,2
5. Paprika merah √
6. Daun selada 2x 30 g 4,2
7. Brokoli 1x 30 4,2
8. Tomat 1x 30 4,2
E. Buah
1. Mangga 1x 250 8,3
g
2. Blewah 1x 100 14,28
g
3. Jeruk bali 1x 100 14,28
4. Semangka 1x100 0,273
g
5. Papaya 3x 100 10
g
6. Apricot √
7. Jambu biji 2x 250 35,7
g
8. Markisa √
F. Lemak dan minyak
1. Minyak ikan √

Nama Bahan Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat


Makanan gram (kkal) (gram) (gram) (gram)
Ubi jalar 6,6 5 0,09 0,01 1,17
Jagung 25,7 24 0,8 0,19 5,74
Nasi 300 387 7,98 0,84 83,7
Telur ikan 2,3 5 0,66 0,19 0,04
Hati ayam 4,2 5 0,71 0,2 -
Telur ayam 4 6 0,5 0,42 0,04
Tempe 21,4 41 3,97 2,31 2,01
Kacang kedelai 0,136 1 0,05 0,03 0,04
Kacang hijau 6,66 5 0,36 0,03 0,96
Bayam 6,66 3 0,19 0,15 0,25
Wortel 4,2 2 0,03 0,1 0,34
Daun selada 4,2 1 0,06 0,01 0,12
Brokoli 4,2 2 0,1 0,11 0,29
Tomat 4,2 1 0.04 0,01 0,16
Mangga 8,3 5 0,04 0,02 1.41
Blewah 14,28 5 0,12 0,03 1,17
Jeruk bali 14,28 5 0,09 0,01 1,15
Semangka 0,273 - - - 0,02
Papaya 10 4 0,06 0,01 0,98
Jambu biji 35,7 24 0,91 0,34 5,11
Mentega 1,3 8 - 0,95 -
Keju 0,333 1 0,08 0,11 -
Total keseluruhan 540 16,84 6,07 104,7
Total kebutuhan 2.083,62 78,13 57,87 312,54
Perbandingan 1.543,62 41,03 72,06 207,84
% Asupan 25,91% 29,09% 7,76% 33,49%

b. Pembahasan
Praktikum penilaian konsumsi pangan kali ini membahasa tentang Food Frequency
Questionnaire(FFQ). Food Frequency -Questionnare Method (FFQ/ Metode Kuisioner Frekuensi
Makanan) adalah Salah satu metode dietary assesment dalamkonteks individu yang mencatat
frekuensi individu terhadap beberapa jenis makanan (<100) dalam kurun waktu tertentu (1bulan
terakhir/ 6bulanterakhir/1 tahun terakhir).Selain itu dengan metode FFQdapatmemperoleh
gambaran pola konsumsi bahan makanan secara kualitatif,tapi karena periode pengamatannya
lebih lama dapat membedakanindividu berdasarkan ranking tingkat konsumsi zat gizi, maka caraini
paling sering digunakan dalam penelitian epidemiologi gizi. Metode FFQdikenal sebagai metode
frekuensi pangan,dimaksudkan untuk memperoleh informasi pola konsumsi panganseseorang.
Untuk itu diperlukan kuesioner yang terdiri atas dua komponenyaitu daftar jenis pangandan
frekuensi konsumsi pangan(Riyadi, 2004). Pada metode ini ditanyakan tentang frekuensi konsumsi
sejumlahmakanan jadi atau bahan makanan selama periode tertentu seperti hari, minggu,
bulanatau tahun.
Metode FFQ memiliki kekhususan yang tidak dimiliki oleh metode lainnya.Kekhususan yang
dimaksud adalah proses penggunaanya memerlukan persiapan yang meliputi studi pendahuluan
terhadap makanan yang dikonsumsi seseorang. Penyakit degeneratif adalah penyakit kronik yang
prevalensinya meningkat setiap tahun. Penyakit degeneratif diakibatkan oleh faktor asupan
makanan baik berlebihan maupun kekurangan zat gizi tertentu dalam jangka panjang. Dampak
konsumsi jangka panjang makanan yang tidak seimbang adalah pada berbagai level. Delapan
tahapan defisien gizi pada makanan sampai menimbulkan kerusakan secara klinis. Berikut
kronologi kerusukan tubuh berawal dari defisiensi konsumsi pangan (1) Kandungan gizi makanan
rendah (2) Kadar zat gizi dalam jaringan menurun (3) Kadar zat gizi dalam cairan tubuh menurun
(4) Menurunnya fungsi jaringan (5) Menurunnya aktifitas enzim (6) Terjadi perubahan fungsional
jaringan (7) muncul gejala kinis dan (8) Kelainan anatomii tubuh (Sirajuddin 2015).
Pada praktikum kali ini, saya mendapatkan kasus tentang kekurangan vitamin A pada anak. Disini
saya mendapatkan responden berjenis kelamin perempuan, umur 15 tahun BB 53 dan tinggi badan
170 cm. sehingga mendapatkan hasil bahwa BBI responden tersebut sebesar 63 kg. mendapatkan
nimai IMT 21,7 kg/m² masuk kedalam kategori normal. BEE 1.488,3. Total energy 2.083,62 kkal,
protein 78,13 gr, lemak 57,87 gr dan KH 312,54 gr. Kemudian setelah dihitung % asupan diperoleh
hasil energy 25,91%, protein 7,76%, lemak 29,9 % dan KH 33,49 %.
Sebelum melakukan wawancara FFQ, terlebih dahulu kami mulai dengan perkenalan, permintaan
izin dan penjelasan secara singkat terkait wawancara yang akan dilakukan. Wawancara terlebih
dahulu dimulai dari recall 24 jam untuk membantu ingatan responden terhadap konsumsi
makannya. Kemudian dilanjutkan dengan FFQ untuk mengetahui lebih lanjut terkait frekuensi
konsumsi makan dalam harian dan mingguan. Kemudian kami akan menghitung energy protein
lemak dan karbohidrat dari hasil harian FFQ dan membandingkannya dengan kebutuhan harian
responden.
Kekurangan vitamin A (KVA) merupakan salah satu diantara empat masalah gizi utama di
Indonesia yang harus segera ditangani.Hasil kajian berbagai studi menyatakan bahwa vitamin A
merupakan zat gizi yang esensial bagi manusia, karena zat gizi ini sangat penting dan konsumsi
makanan cenderung belum mencukupi. Pemenuhan kebutuhan makanan tidak hanya pada
makanan utama saja, tetapi juga memerlukan makanan tambahan seperti makanan kecil atau
cemilan. Pada saat sekarang ini, banyak dijumpai produk makanan olahan dari berbagai bahan
baku yang dijual di pasaran, tetapi diantaranya masih ada yang kurang kandungan gizinya, oleh
karena itu perlu diupayakan untuk memproduksi makanan kecil dengan memanfaatkan bahan baku
yang mengandung nilai gizi baik, mudah didapat dan harganya cukup murah, misalnya
pemanfaatan labu kuning menjadi flakes.

E. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini mendapatkan kasus KVA yang dilakukan pada responden inisial OL, jenis
kelamin Perempuan usia 15 tahun memiliki berat badan 53 kg tinggi badan 170 cm. sehingga
menghasilkan BBI 63 kg. mendapatkan nimai IMT 21,7 kg/m² masuk kedalam kategori normal. BEE
1.488,3. Total energy 2.083,62 kkal, protein 78,13 gr, lemak 57,87 gr dan KH 312,54 gr. Kemudian
setelah dihitung % asupan diperoleh hasil energy 25,91%, protein 7,76%, lemak 29,9 % dan KH 33,49
%.

F. DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Kabupaten Kuansing.(2015) Data Cakupan Pemberian Vitamin A Tahun 2015

Karnadi, Annisa.(214) Bulan Vitamin A 2014.

Kemenkes.(2011) Apa Dan Mengapa Tentang Vitamin A. Jakarta.

Kementan. 2016. Petunjuk Teknis Gerakan Percepatan Panganekaragaman Konsumsi Pangan Tahun
2016. Jakarta : Kementerian Pertanian.

Nimas, A. 2018. Faktor Yang Berhubungan Dengan Obesitas Berdasarkan Persen Lemak Tubuh Pada
Pria (40-55 tahun) di Kantor Direktorat Jenderal Zeni TNI-AD Tahun 2018. Depok : Program
Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Sirajuddin, dkk. 2018. Bahan Ajar Gizi : Survey Konsumsi Pangan. Jakarta : Pusat Pendidikan Sumber
Daya Manusia Kesehatan.
LAMPIRAN

Link youtube :

https://youtu.be/ZzoSEzhGTbs

Anda mungkin juga menyukai