kajian
getaran dan bunyi. Sedangkan menurut istilah akustika berarti bagian pisis pendengaran yang
tercakup dalam suatu bidang. Bioakustik adalah suatu perubahan mekanik terhadap zat gas, zat cair
atau zat padat yang sering menimbulkan gelombang bunyi. Gelombang bunyi ini merupakan vibrasi
atau getaran molekul – molekul dan saling beradu satu sama lain namun demikian zat tersebut
terkoordinasi menghasilkan gelombang, jadi Bioakustik yaitu ilmu yang mempelajari tentang proses
penerimaan pendengaran yang timbul oleh mahluk hidup.
A. Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi yaitu gelombang yang dihasilkan akibat adanya vibrasi atau getaran dari suatu
bunyi, sedangkan bunyi itu adalah rambatan, usikan elastis dalam medium konibue ( tiga dimensi ).
Gelombang bunyi timbul akibat terjadi perubahan mekanika pada gas, zat cair atau gas yang
merambat kedepan dengan kecepatan. Gelombang bunyi menjalar secara tranversal atau secara
longitudinal. Secara tranversal arahnya tegak lurus dengan arah getaran sedangkan secara
longitudinal arah rambatnya sejajar dengan arah getaran.
Gelombag bunyi mempunyai sifat memantul, diteruskan dan diserap oleh benda. Gelombang bunyi
merupakan gelombang longitudinal yang tidak tampak, cara merambat gelombang bunyi mirip
merambatnya gelombang dipermukaan air. Jadi gelombang bunyi merambat ke segala arah, bunyi
hanya dapat merambat melalui medium perantara misalnya udara, air dan kayu. Tanpa medium
perantara gelombang bunyi tidak dapat merambat sehingga tidak terdengar. Bunyi tidak dapat
terdengar diruang hampa udara ( vakum ), diangkasa luar dan di bulan.
Kecepatan bunyi yaitu jarak yang ditempuh bunyi dalam waktu satu sekon. Bunyi memerlukan waktu
untuk merambat melalui medium udara dari satu tempat ke tempat lain. Cepat rambat bunyi
diudara pertama diselidiki oleh Fisikiawan Belanda yaitu Moll dan Van Beek, selain itu ilmuwan yang
pernah melakukan penyelidikan cepat rambat bunyi didalam zat padat, zat cair dan zat gas adalah
Otto Von Guericke ( 1602-1686 ). Dia merupakan seorang Fisikiawan berkebangsaan Jerman.
Kesimpulannya, zat padat merupakan medium perambatan bunyi yang paling baik dibandingkan zat
cair dan gas.
Untuk merambat melalui suatu medium, bunyi memerlukan waktu tertentu yang disebut cepat
rambat bunyi ( v ), waktu tempuh ( t ), dan jarak tempuh ( s ).
s
Rumus : V = Ket :
t
S = Jarak ( Jarak )
t = Waktu ( Sekon )
Cepat rambat bunyi pada berbagai medium perantara berbeda-beda seperti terlihat pada table
berikut :
No Medium Perantara m
Cepat Rambat Bunyi
s
1 Kaca 5.170
2 Besi 5.120
3 Alumunium 5000
4 Emas 2030
5 Air 1446
6 Udara (20°C) 343
7 Kayu 500
8 Karbon dioksida (CO₂) 267
Cepat rambat bunyi diudara dipengaruhi oleh suhu udara. Makin tinggi suhu udara, makin cepat
rambat bunyi pada suhu 0oC cepat rambat bunyi diudara, 334 m/s , pada suhu 15oC sebesar 340
m/s , pada suhu 20oC sebesar 343 m/s dan pada suhu 25oC sebesar 347 m/s.
Besar cepat rambat bunyi dalam suatu tertentu dapat dihitung seperti rumusan dibawah ini
V = Vo + 0,6 T
Ket :
T = Suhu ( oC )
a. Memantulkan, misalnya seorang yang sedang berteriak diatas bukit maka sesaat kemudian
akan terdengar bunyi pantulan yang dihasilkan dari teriakannya itu.
b. Diteruskan misalnya orang yang sedang memandang adzan suaranya akan diteruskan oleh
udara, contoh lainnya kita bisa mengetahui arah datangnya kereta api melalui rel kereta api.
c. Diserap misalnya sekelompok anak muda yang sedang bermain musik distudio yang memakai
penyadap suara maka bunyi musik tersebut tidak akan terdengar keluar.
Gelombang bunyi dapat diklasifikasikan berdasarkan frekuensi yaitu Infrasonic ( bunyi infra ),
Audiosonik ( bunyi jangkauan pendengaran ) dan Ultrasonic ( Bunyi ultra ).
Infrasonik
Gelombang bunyi yang memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz bunyi pada frekuensi ini tidak dapat
didengar manusia. Pada frekuensi ini gelombang bunyi hanya dapat didengar oleh binatang tertentu
seperti jangkrik.
Audiosonik
Frekuesi gelombang bunyi audiosonik berkisar antara 20 Hz – 20.000 Hz bunyi pada rentang
frekuensi inilah yang dapat didengar manusia rentang frekuensi ini dinamakan jangkauan
pendengaran.
Ultrasonik
Gelombang bunyi ultrasonik memiliki frekuensi diatas 20.000 Hz. Bunyi pada frekuensi ini tidak
dapat didengar manusia. Binatang yang dapat mendengar ultrasonic antara lain anjing dapat
mendengar frekuensi 50.000 Hz, kelelawar dapat mendeteksi frekuensi sampai 100.000 hz.
E. Sumber Bunyi
Sumber bunyi adalah sesuatu yang bergetar dan menghasilkan bunyi. Bunyi merupakan vibrasi atau
getaran dari molekul – molekul zat dan saling beradu satu sama lain, namun demikian zat tersebut
terkoordinasi menghasilkan gelombang serta mentransmisikan energi bahkan tidak pernah terjadi
pemindahan partikel.
Syarat terdengarnya bunyi ada 3 faktor yang menentukan bunyi dapat didengar yaitu :
Sumber bunyi adalah segala sesuatu yang bergetar, kuat lemahnya bunyi yang dihasilkan sumber
getar tergantung pada
2. Zat antara ( medium ) adalah gelombang bunyi dapat didengar bila ada zat antara untuk
merambat sampai ke pendengar. Bunyi merambat melalui zat antara berupa gas ( udara ), zat cair,
dan zat padat. Bunyi yang senantiasa kita dengar berasal dari sumber bunyi merambat melaui udara.
Oleh sebab itu diruang hampa gelombang bunyi tidak dapat didengar.
3. Pendengar adalah bunyi dapat didengar bila ada pendengar dan bunyi dapat didengar jika
memenuhi syarat sebagai berikut :
Bunyi yang dihasilkan dari instrument musik, misalnya : Gitar, Piano, Biola dll.
F. Intensitas Bunyi
Intensitas bunyi adalah energi bunyi tiap satuan waktu yang menembus secara tegak lurus bidang
persatuan luas.
P P
I= =
A 4r ²
Ket :
A = Luas alas
I = Intensitas bunyi
Perbedaan Intensitas yang dapat didengar oleh 2 ditektor bunyi yang memiliki jarak berbeda
dari sebuah sumber bunyi ditentukan sebagai berikut :
Untuk menghitung intensitas bunyi perlu mengetahui energi yang dibawa oleh gelombang
bunyi. Energi gelombang bunyi ada 2 yaitu :
2. Energi Kinetik
Intensitas gelombang bunyi ( I ) yaitu energi yang melewati medium I m² / detik atau watt / m².
1 1
Rumusnya adalah : I = v A² (2f)² = 2(A)²
2 2
Ket :
= 2 = Impedansi Akustik
F = Frekuensi
W = 2 f = Frekuensi sudut
PO ²
I=
2Z
DEFINISI
Berkurangnya Pendengaran adalah penurunan fungsi pendengaran pada salah satu ataupun kedua
telinga. Tuli adalah penurunan fungsi pendengaran yang sangat berat.
PENYEBAB
Suatu masalah mekanis di dalam saluran telinga atau di dalam telinga tengah yang
menghalangi penghantaran suara (penurunan fungsi pendengaran konduktif)
Kerusakan pada telinga dalam, saraf pendengaran atau jalur saraf pendengaran di otak
(penurunan fungsi pendengaran sensorineural).
- Penurunan fungsi pendengaran sensorik (jika kelainannya terletak pada telinga dalam)
- Penurunan fungsi pendengaran neural (jika kelainannya terletak pada saraf pendengaran atau jalur
saraf pendengaran di otak).
Penurunan fungsi pendengaran sensorik bisa merupakan penyakit keturunan, tetapi mungkin juga
disebabkan oleh:
- Obat-obatan tertentu
- Penyakit Meniere.
- Tumor otak yang juga menyebabkan kerusakan pada saraf-saraf di sekitarnya dan batang otak
- Infeksi
- Gondongan
- Meningitis
Kerusakan jalur saraf pendengaran di otak bisa terjadi akibat penyakit demielinasi (penyakit yang
menyebabkan kerusakan pda selubung saraf).
GEJALA
Penderita penurunan fungsi pendengaran bisa mengalami beberapa atau seluruh gejala berikut:
- tidak dapat mendengarkan suara televisi atau radio dengan volume yang normal
- kelelahan dan iritasi karena penderita berusaha keras untuk bisa mendengar
DIAGNOSA
Pada dewasa, pendengaran melalui hantaran udara dinilai dengan menempatkan garputala yang
telah digetarkan di dekat telinga sehingga suara harus melewati udara agar sampai ke telinga.
Penurunan fungsi pendengaran atau ambang pendengaran subnormal bisa menunjukkan adanya
kelainan pada saluran telinga, telinga tengah, telinga dalam, sarat pendengaran atau jalur saraf
pendengaran di otak.
Pada dewasa, pendengaran melalui hantaran tulang dinilai dengan menempatkan ujung pegangan
garputala yang telah digetarkan pada prosesus mastoideus (tulang yang menonjol di belakang
telinga). Getaran akan diteruskan ke seluruh tulang tengkorak, termasuk tulang koklea di telinga
dalam. Koklea mengandung sel-sel rambut yang merubah getaran menjadi gelombang saraf, yang
selanjutnya akan berjalan di sepanjang saraf pendengaran. Pemeriksaan ini hanya menilai telinga
dalam, saraf pendengaran dan jalur saraf pendengaran di otak.
Jika pendengaran melalui hantaran udara menurun, tetapi pendengaran melalui hantaran tulang
normal, dikatakan terjadi tuli konduktif. Jika pendengaran melalui hantaran udara dan tulang
menurun, maka terjadi tuli sensorineural. Kadang pada seorang penderita, tuli konduktif dan
sensorineural terjadi secara bersamaan.
2. Audiometri
Audiometri dapat mengukur penurunan fungsi pendengaran secara tepat, yaitu dengan
menggunakan suatu alat elektronik (audiometer) yang menghasilkan suara dengan ketinggian dan
volume tertentu. Ambang pendengaran untuk serangkaian nada ditentukan dengan mengurangi
volume dari setiap nada sehingga penderita tidak lagi dapat mendengarnya.
Telinga kiri dan telinga kanan diperiksa secara terpisah. Untuk mengukur pendengaran melalui
hantaran udara digunakan earphone, sedangkan untuk mengukur pendengaran melalui hantaran
tulang digunakan sebuah alat yang digetarkan, yang kemudian diletakkan pada prosesus mastoideus.
Audiometri ambang bicara mengukur seberapa keras suara harus diucapkan supaya bisa dimengerti.
Kepada penderita diperdengarkan kata-kata yang terdiri dari 2 suku kata yang memiliki aksentuasi
yang sama, pada volume tertentu. Dilakukan perekaman terhadap volume dimana penderita dapat
mengulang separuh kata-kata yang diucapkan dengan benar.
4. Diskriminasi
Dengan diskriminasi dilakukan penilaian terhadap kemampuan untuk membedakan kata-kata yang
bunyinya hampir sama. Digunakan kata-kata yang terdiri dari 1 suku kata, yang bunyinya hampir
sama. Pada tuli konduktif, nilai diskriminasi (persentasi kata-kata yang diulang dengan benar)
biasanya berada dalam batas normal. Pada tuli sensori, nilai diskriminasi berada di bawah normal.
Pada tuli neural, nilai diskriminasi berada jauh di bawah normal.
5. Timpanometri
- penyumbatan tuba eustakius (saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan hidung
bagian belakang)
- kelainan pada rantai ketiga tulang pendengaran yang menghantarkan suara melalui telinga
tengah.
Timpanometri juga bisa menunjukkan adanya perubahan pada kontraksi otot stapedius, yang
melekat pada tulang stapes (salah satu tulang pendengaran di telinga tengah). Dalam keadaan
normal, otot ini memberikan respon terhadap suara-suara yang keras/gaduh (refleks akustik)
sehingga mengurangi penghantaran suara dan melindungi telinga tengah. Jika terjadi penurunan
fungsi pendengaran neural, maka refleks akustik akan berubah atau menjadi lambat. Dengan refleks
yang lambat, otot stapedius tidak dapat tetap berkontraksi selama telinga menerima suara yang
gaduh.
Pemeriksaan ini mengukur gelombang saraf di otak yang timbul akibat rangsangan pada saraf
pendengaran. Respon auditoris batang otak juga dapat digunakan untuk memantau fungsi otak
tertentu pada penderita koma atau penderita yang menjalani pembedahan otak.
5. Elektrokokleografi
Elektrokokleografi digunakan untuk mengukur aktivitas koklea dan saraf pendengaran. Kadang
pemeriksaan ini bisa membantu menentukan penyebab dari penurunan fungsi pendengaran
sensorineural.
Elektrokokleografi dan respon auditoris batang otak bisa digunakan untuk menilai pendengaran
pada penderita yang tidak dapat atau tidak mau memberikan respon bawah sadar terhadap suara.
Misalnya untuk mengetahui ketulian pada anak-anak dan bayi atau untuk memeriksa hipakusis
psikogenik (orang yang berpura-pura tuli).
Beberapa pemeriksaan pendengaran bisa mengetahui adanya kelainan pada daerah yang mengolah
pendengaran di otak. Pemeriksaan tersebut mengukur kemampuan untuk:
- memahami pesan yang disampaikan ke telinga kanan pada saat telinga kiri menerima pesan yang
lain
- menggabungkan pesan yang tidak lengkap yang disampaikan pada kedua telinga menjadi pesan
yang bermakna
- menentukan sumber suara pada saat suara diperdengarkan di kedua telinga pada waktu yang
bersamaan.
Jalur saraf dari setiap telinga menyilang ke sisi otak yang berlawanan, karena itu kelainan pada otak
kanan akan mempengaruhi pendengaran pada telinga kiri. Kelainan pada batang otak bisa
mempengaruhi kemampuan dalam menggabungkan pesan yang tidak lengkap menjadi pesan yang
bermakna dan dalam menentukan sumber suara.
PENGOBATAN
Pengobatan untuk penurunan fungsi pendengaran tergantung kepada penyebabnya. Jika penurunan
fungsi pendengaran konduktif disebabkan oleh adanya cairan di telinga tengah atau kotoran di
saluran telinga, maka dilakukan pembuangan cairan dan kotoran tersebut. Jika penyebabnya tidak
dapat diatasi, maka digunakan alat bantu dengar atau kadang dilakukan pencangkokan koklea.
Alat bantu dengar merupakan suatu alat elektronik yang dioperasikan dengan batere, yang berfungsi
memperkuat dan merubah suara sehingga komunikasi bisa berjalan dengan lancar.
Berdasarkan hasil tes fungsi pendengaran, seorang audiologis bisa menentukan apakah penderita
sudah memerlukan alat bantu dengar atau belum (audiologis adalah seorang profesional kesehatan
yang ahli dalam mengenali dan menentukan beratnya gangguan fungsi pendengaran). Alat bantu
dengar sangat membantu proses pendengaran dan pemahaman percakapan pada penderita
penurunan fungsi pendengaran sensorineural.
Dalam menentukan suatu alat bantu dengar, seorang audiologis biasanya akan mempertimbangkan
hal-hal berikut:
- keterbatasan fisik
- keadaan medis
- penampilan
- harga.
Alat Bantu Dengar Hantaran Udara
Alat ini paling banyak digunakan, biasanya dipasang di dalam saluran telinga dengan sebuah penutup
kedap udara atau sebuah selang kecil yang terbuka.
Digunakan pada penderita tuli dan merupakan alat bantu dengar yang paling kuat.
Alat ini disimpan dalam saku kemeja atau celana dan dihubungkan dengan sebuah kabel ke alat yang
dipasang di saluran telinga. Alat ini seringkali dipakai oleh bayi dan anak-anak karena pemakaiannya
lebih mudah dan tidak mudah rusak.
Digunakan untuk penderita gangguan fungsi pendengaran sedang sampai berat. Alat ini dipasang di
belakang telinga dan relatif tidak terlihat oleh orang lain.
Alat ini digunakan oleh penderita yang hanya mengalami gangguan fungsi pendengaran pada salah
satu telinganya. Mikrofon dipasang pada telinga yang tidak berfungsi dan suaranya diarahkan
kepada telinga yang berfungsi melalui sebuah kabel atau sebuah transmiter radio berukuran mini.
Dengan alat ini, penderita dapat mendengarkan suara dari sisi telinga yang tidak berfungsi.
Jika telinga yang masih berfungsi juga mengalami penuruna fungsi pendengaran yang ringan, maka
suara dari kedua telinga bisa diperkeras dengan alat ini.mypotik
Alat ini digunakan oleh penderita yang tidak dapat memakai alat bantu dengar hantaran udara,
misalnya penderita yang terlahir tanpa saluran telinga atau jika dari telinganya keluar cairan (otore).
Alat ini dipasang di kepala, biasanya di belakang telinga dengan bantuan sebuah pita elastis. Suara
dihantarkan melalui tulang tengkorak ke telinga dalam. Beberapa alat bantu dengar hantaran tulang
bisa ditanamkan pada tulang di belakang telinga.
PENCANGKOKAN KOKLEA
Pencangkokan koklea (implan koklea) dilakukan pada penderita tuli berat yang tidak dapat
mendengar meskipun telah menggunakan alat bantu dengar. Alat ini dicangkokkan di bawah kulit di
belakang telinga dan terdiri dari 4 bagian:
- Sebuah prosesor percakapan yang berfungsi memilih dan mengubah suara yang tertangkap oleh
mikrofon
- Sebuah transmiter dan stimulator/penerima yang berfungsi menerima sinyal dari prosesor
percakapan dan merubahnya menjadi gelombang listrik
Suatu implan tidak mengembalikan ataupun menciptakan fungsi pendengaran yang normal, tetapi
bisa memberikan pemahaman auditoris kepada penderita tuli dan membantu mereka dalam
memahami percakapan. Implan koklea sangat berbeda dengan alat bantu dengar. Alat bantu dengar
berfungsi memperkeras suara. Implan koklea menggantikan fungsi dari bagian telinga dalam yang
mengalami kerusakan. mypotik
Jika fungsi pendengaran normal, gelombang suara diubah menjadi gelombang listrik oleh telinga
dalam. Gelombang listrik ini lalu dikirim ke otak dan kita menerimanya sebagai suara. Implan koklea
bekerja dengan cara yang sama. Secara elektronik, implan koklea menemukan bunyi yang berarti
dan kemudian mengirimnya ke otak.