Mortalitas Ikan
Mortalitas Ikan
1, 2009 39 - 47
ABSTRAK
ABSTRACT
Pesticide usage in agriculture activities which had been wasted into water environment affect
to waters and organism quality. This study tried to investigate growth and survival rate of Cyprinus
carpio Linn juvenile that had been exposured by pesticide and running at November 2006 – January
2007 in Center of Fish Hatchery Ungaran, Semarang. Thus, 0.7 – 0.8 gram of fishes were tested on
media that contained Regent 0.3 pesticides which has fipronil 0.3% active compound. Furthermore,
this study has several steps which are determination of concentration range test, definitive test to
determine LC50-96 h and sublethal toxicity test. Result of determination of concentration range test
showed that fipronil pesticide has low-level limit concentration 0.1 mg/L and up-level limit
concentration 10 mg/L. Definitive test showed that LC50-96 h was 0.84 mg/L. Result of sublethal
toxicity test showed that pesticide which has fipronil active compound with different concentrations
(0.000 mg/L; 0.084 mg/L; 0.168 mg/L; 0.252 mg/L; 0.336 mg/L) significantly affect to growth and
survival rate of tested fish. In addition, water quality during this study period showed that all
parameters were suitable for tested fish.
Keywords: fipronile, Cyprinus carpio juvenile, growth, survival
39
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 5, No. 1, 2009 39 - 47
42
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 5, No. 1, 2009 39 - 47
2. LC50–96 jam 1-10 mg/L, daya bahan aktif fipronil. Hasil penelitian
racunnya tinggi menunjukkan bahwa pada konsentrasi
3. LC50–96 jam 10-100 mg/L, daya yang lebih tinggi, berat biomassa
racunnya sedang mutlak ikan uji semakin menurun. Hal
4. LC50–96 jam 100 mg/L, daya ini karena adanya penolakan ikan uji
racunnya rendah terhadap pakan. Mason (1979)
Dari kriteria di atas dapat menyatakan bahwa adanya bahan-
diketahui bahwa pestisida fipronil bahan beracun dalam media hidup ikan
merupakan pestisida yang mempunyai dapat menyebabkan pola behavioristik
daya racun sangat tinggi. yang tidak normal antara lain
Hasil perhitungan pertumbuhan penolakan terhadap pakan.
biomassa mutlak dan laju pertumbuhan Persentase kelangsungan hidup
spesifik semakin menurun seiring benih ikan mas (Cyprinus carpio Linn)
dengan bertambahnya konsentrasi berkurang seiring dengan
pestisida. Pada perlakuan kontrol bertambahnya konsentrasi pestisida.
terjadi pertumbuhan yang tertinggi Persentase kelangsungan hidup benih
sedangkan pada perlakuan A (0,084 ikan mas tertinggi dicapai pada
mg/L) terjadi pertumbuhan yang perlakuan K (93,33%), diikuti
lambat, dan diikuti secara berturut- perlakuan A (86,67%), B (73,33%), C
turut pada perlakuan B (0,168 mg/L), (63,33%), dan D (46,67%). Perlakuan
perlakuan C (0,252 mg/L), dan A (0,084 mg/L) ikan uji mengalami
perlakuan D (0,336 mg/L) terjadi kematian sehingga menurunkan
penurunan pertumbuhan secara tingkat kelangsungan hidup benih ikan
berangsur-angsur. mas menjadi 86,67%. Kematian ikan
Pertumbuhan biomassa mutlak uji yang terjadi diakibatkan adanya
benih ikan mas (Cyprinus carpio Linn) pengaruh pestisida fipronil. Hal ini
tertinggi di capai pada perlakuan K sesuai dengan pernyataan Kusno
(3,984 gram) diikuti dengan perlakuan (1991) bahwa pestisida dengan
A (3,389 gram), B (3,007 gram), C konsentrasi yang rendah kemungkinan
(2,711 gram), dan D (2,421 gram). besar menyebabkan kematian
Sedangkan laju pertumbuhan spesifik organisme secara tidak langsung yaitu
benih ikan mas tertinggi dicapai pada melalui pengendapan dan
perlakuan K (1,684%) diikuti dengan terkumpulnya pestisida di dalam tubuh
perlakuan A (1,364%), B (1,308%), C hewan air. Pada perlakuan B (0,168
(1,194%), dan D (1,098%). mg/L) kelangsungan hidup semakin
Pada benih ikan mas yang menurun yaitu sebesar 73,33%.
didedahkan pada media yang Penurunan tersebut berkaitan dengan
mengandung bahan aktif fipronil, kemampuan adaptasi ikan untuk
terjadi pertumbuhan yang terhambat. mentolerir toksisitas pestisida fipronil
Adanya pertumbuhan yang terhambat yang terdapat pada media hidupnya.
ini menunjukkan adanya gangguan Akibat dari hal tersebut ikan uji
pada fungsi faali suatu organisme, semakin tidak mampu menetralisir
sehingga energi yang digunakan untuk pengaruh yang ditimbulkan oleh bahan
pertumbuhan digunakan untuk aktif fipronil yang terkandung di
melakukan adaptasi terhadap dalam media uji. Pada perlakuan C
lingkungan perairan yang mengandung (0,252 mg/L) tingkat kelangsungan
45
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 5, No. 1, 2009 39 - 47
hidup ikan menjadi 63,33%. Seiring insang menjadi tidak wajar dan
dengan semakin tinggi konsentrasi mengganggu proses respirasi,
yang dilarutkan pada media hidup ikan akibatnya mengganggu pernafasan dan
uji maka tingkat kelangsungan hidup akhirnya menyebabkan kematian.
ikan uji akan semakin rendah. Pada Nilai kualitas air menunjukkan
perlakuan D (0,336 mg/L) tingkat bahwa parameter ini masih dalam
kelangsungan hidup ikan uji sebesar batas kelayakan untuk kehidupan ikan
46,67%. Pada konsentrasi ini ikan mas. Hasil pengukuran suhu air selama
sudah mengalami stress yang berat dan uji toksisitas sublethal berkisar antara
lebih banyak berada dipermukaan, 30-310C. Menurut Santoso (1996),
sehingga kemampuan ikan untuk kisaran kelayakan temperatur air bagi
beradaptasi semakin berkurang dan ikan mas adalah 14-380C. Hasil
akhirnya dapat menyebabkan pengukuran oksigen terlarut (DO)
kematian. berkisar antara 3,40-5,19 mg/L.
Clarke dan Clarke (1975) Menurut Swingle, (1963) yang
menyatakan pestisida yang masuk menyatakan bahwa kandungan oksigen
dalam tubuh organisme akan dalam suatu perairan minimum sebesar
mengalami proses-proses yang sama 2 mg/L, sudah cukup mendukung
dengan benda-benda asing. Proses- terhadap organisme perairan secara
proses tersebut yaitu absorpsi, normal. pH air merupakan tingkat
distribusi, dan akumulasi. Pestisida konsentrasi ion hydrogen yang ada
masuk dalam tubuh ikan dapat melalui dalam perairan. Hasil pengukuran pH
saluran pencernaan, saluran pernafasan yaitu 7,3-7,9. Zonneveld et al. (1991)
dan kulit. Pada saluran pencernaan, menyatakan bahwa pH yang optimal
pestisida yang ada dalam usus akan dalam pembenihan ikan adalah 6,7-
mengalami proses absorpsi dan 8,2. Hasil pengukuran ammonia
distribusi, dengan adanya proses ini selama penelitian berlangsung berkisar
mengakibatkan kerusakan pada antara 0,492-1,605 mg/L. Menurut
jaringan ikan. Proses distribusi terjadi Chervinsky (1982) kisaran konsentrasi
dimana pestisida yang ada di usus ammonia yang baik untuk kehidupan
dibawa oleh peredaran darah vena ikan adalah kurang dari 2,4 mg/L.
portal hepatis menuju ke hepar. Di Alabaster dan Llyod (1980)
hepar akan terjadi detoksikasi dan mengatakan bahwa ammonia yang
akumulasi racun. berada dalam jumlah yang relatif kecil
Pada saluran pernafasan bersifat toksik terhadap ikan. Semakin
pestisida dapat menyebabkan tinggi konsentrasi pestisida fipronil
kerusakan pada bagian insang dan yang diujikan akan menyebabkan
organ-organ yang berhubungan dengan ammonia dalam perairan akan semakin
insang. Masuknya pestisida dalam tinggi.
insang melalui kontak langsung,
karena letaknya di luar. Alasbaster dan DAFTAR PUSTAKA
Lloyd (1980) menyatakan kerusakan Alabaster, J. and Lloyd. 1980. Water
insang dapat berupa penebalan Quality Criteria for Fish. FAO
lamella, degradasi sel atau bahkan of United Nations European
kerusakan dan kematian jaringan Inland Fisheries Advisor
insang. Hal ini menyebabkan fungsi
46
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 5, No. 1, 2009 39 - 47
Commision, Butterworth
London. Boston, 297 pp.
Chervinsky, J. 1982. Environmental
Physiology of Tilapia. In
R.S.V. Pullin and R.H. Lowe.
Mc Connel (Editors) The
Biology and Culture of
Tilapias. ICLARM. Conference
Proceeding, ICLARM Manila.
Clarke, E.G.C and M.L. Clarke. 1975.
Veterinary Toxicology Cassell
and Collver. Mc Millan
Publishers Ltd, London.
Effendie, M. I. 1979. Metode Biologi
Perikanan. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Kusno, S. 1991. Pencegahan
Pencemaran Pupuk dan
Pestisida. Penebar Swadaya.
Koesoemadinata, S. 1983. Pedoman
Umum Pengujian
Laboratorium Toksisitas Lethal
Pestisida pada Ikan untuk
Keperluan Pendaftaran Komisi
Pestisida. Departemen
Pertanian, Jakarta.
Mason, C. F. 1979. Biology Of
Freshwater Pollution. Longman
Group, Ltd. London. pp 31-34.
Murty, A. S. 1988. Toxycity of
Pesticides to Fish Volume I.
CRC Press. Inc. Boca Raton,
Florida, 117 pp.
Swingle, H.S. 1986. Methods of
Analysis for Water Organic
Matter and Pond Bottom Soils.
Used in Fisheries Research.
Auburn University, Alabama.
Thomson, R.C.M. 1971. Pesticides and
Freshwater Fauna. Academic
Press, London and New York. Wudianto, R. 1994. Petunjuk
Penggunaan Pestisida. Penebar
Swadaya, Jakarta.
47
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 5, No. 1, 2009 39 - 47
48