Anda di halaman 1dari 17

LITERATURE REVIEW

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KELENGKAPAN


IMUNISASI DASAR PADA BALITA

NUR MEIJI HASISAH


BO216307

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
MAJENE
2020
ABSTRACT

Latar belakang : Imunisasi dasar merupakan salah satu cara pencegahan penyakit
menular khususnya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yang
diberikan tidak hanya kepada anak sejak bayi hingga remaja juga pada dewasa.

Tujuan : untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap


kelengkapan imunisasi dasar.

Methode : Mencari artikel yang relevan pada data base pubmed dan googlee Scholar
dengan rentang waktu 1 januari 2014 sampai dengan 31 desember 2019 (5 tahun ).
Strategi pencarian pada tinjauan sistematis ini dimulai dengan mengidentivikasi
beberapa kata kunci istila dan persamaan kata dalam beberapa data base untuk
menemukan artikel yang relevan. Adapun kata kunci yang digunakan adalah : The
relationship between mother’s knowledge AND the completeness of basic
immunization in infants.

Hasil : Kelengkapan imunisasi dasar pada anak dalam penelitian ini adalah
kelengkapan imunisasi dasar pada anak, sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan
ibu, semakin baik pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar maka semakin besar pula
keinginan ibu untuk melengkapi imunisasi dasar pada anaknya.

Kesimpulan : Pengetahuan dan sikap orang tua terutama ibu sangat penting untuk
memahami tentang manfaat imunisasi bagi anak, semakin baik pengetahuan ibu
tentang imunisasi dasar maka semakin besar pula keinginan ibu untuk melengkapi
imunisasi dasar pada anaknya.
PENDAHULUAN

Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu gangguan metabolisme yang


ditandai dengan tingginya rasio gula dalam plasma darah (Kerner & Bruckel,
2014). Diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang terjadi akibat
gangguan pada sekresi insulin sehingga jumlah hormon insulin yang dibutuhkan
oleh tubuh tidak tercukupi (Kemenkes RI, 2014).
Data dari Internasional Diabetes Federation (2015) mencatat sebanyak 415
juta orang menderita DM pada tahun 2015 dan akan meningkat menjadi 642 juta
pada tahun 2040. Riset Kesehatan Dasar (2018) mencatat peningkatan prevalensi
DM di Indonesia mengalami peningkatan dimana sebanyak 6,9% kasus penyakit
DM (2013) dan meningkat menjadi 8,5% kasus penyakit DM (2018). Prevalensi
DM yang terjadi di Sulawesi Barat juga menunjukkan peningkatan dimana
sebanyak 0,8% kasus penyakit DM (2013) dan meningkat menjadi 1,7% kasus
penyakit DM (2018) (Riset Kesehatan Dasar, 2018). Prevalensi DM yang terjadi
di klinik Ikram Wound Care Center Kabupaten Majene menunjukkan peningkatan
dimana 389 kasus penyakit DM (2016) menjadi 394 kasus penyakit DM (2017)
dan meningkat menjadi 408 kasus penyakit DM (2018) (IWCC, 2019).
Diabetes melitus dapat menyerang seluruh organ tubuh dan menimbulkan
berbagai komplikasi (Waspadji, 2009). Ulkus kaki diabetik adalah komplikasi
utama dari DM dan juga merupakan komplikasi yang paling banyak terjadi pada
pasien DM (Lopes et al, 2018). Ulkus kaki diabetik yang tidak dilakukan
perawatan dengan baik akan menimbulkan infeksi. Hasil penelitian menyatakan
bahwa rata-rata penderita ulkus kaki diabetik mengalami peningkatan sel darah
putih (leukosit) sebagai respon tubuh terhadap infeksi dan inflamasi (Cervantes-
Garcia et al, 2017).
Alexiadou dan Doupis (2012) menyebutkan terdapat beberapa metode yang
dilakukan dalam perawatan ulkus kaki diabetik yakni debridement, pembalutan,
dan pencucian luka. Pencucian luka merupakan elemen penting dan merupakan
tujuan standar dalam perawatan luka ulkus diabetik.
Pencucian luka melibatkan penggunaan cairan pembersih yang pemilihannya
harus didasarkan pada evektifitas dan kurangnya sitotoksitas dari larutan
pembersih (Klasinc et al, 2017). Contoh cairan pencucian ulkus kaki diabetik
seperti normal saline, tap water, povidone-iodine, larutan ringer lactat,
hypochlorous acid, polyhexamethylene biguanide (PHMB), natrium hipoklorit
(NaClO), dan electrolyzed strong water acid (ESWA) (Bell ingeri et al, 2016;
Klasinc et al, 2017; Bongiovanni, 2014; Creppy, 2014; Cheng et al, 2016).
Wattanaploy et al, (2017) menyebutkan bahwa beberapa bahan larutan tersebut
dapat digunakan sebagai bahan pencucian luka akan tetapi tidak semua bahan
larutan pencucian luka mempunyai aktivitas bakterisida.
Salah satu alternatif cairan yang juga dapat digunakan dalam pencucian luka
yaitu air rebusan kayu secang (Caesalpinia sappan) (Anariawati, 2009). Fazri
(2009) menjelaskan ekstrak kayu secang bersifat antibakteri yang mampu
mengahambat aktivitas bakteri karena mengandung asam galat. Senyawa-
senyawa aktif lain yang terkandung dalam kayu secang selain asam galat, yakni
Sappanchalcone dan Caesalpin P, terbukti memiliki khasiat sebagai anti
inflamasi dan diabetes (Rahmawati, 2011).
Penelitian Shiratori et al, (2017) menyebutkan bahan pencucian luka yang
mengandung bakterisida adalah polyhexamethylene biguanide (PHMB). Cairan
polyhexamethylene biguanide (PHMB) adalah antiseptik dengan aktivitas
mikroba yang dapat melawan bakteri patogen dan virus (Gray, 2018). Hubner et
al, (2018) menjelaskan bahwa cairan PHMB mampu membunuh kroba sehingga
dapat digunakan sebagai salah satu produk perawatan luka.
Penelitian tentang cairan ini belum banyak dilakukan baik di dalam maupun di
luar negeri. Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti di klinik
IWCC didapatkan bahwa air rebusan kayu secang dan cairan PHMB digunakan
dalam proses pencucian luka akan tetapi belum ada penelitian mengenai
efektivitas pencucian luka dengan menggunakan dua cairan tersebut. Hasil studi
pendahuluan yang juga dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa khusus di
Provinsi Sulawesi Barat belum ada penelitian mengenai efektivitas pencucian
luka dengan menggunakan air rebusan kayu secang dan cairan PHMB. Hal ini
menjadi dasar sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
efektivitas pencucian luka menggunakan air rebusan Caesalpinia sappan L. dan
cairan Polyhexamethylene Biguanide (PHMB) terhadap proses penyembuhan luka
ulkus diabetik di Klinik Ikram Wound Care Center Kabupaten Majene Tahun
2020.

METODE

Dalam tinjauan literature ini pengumpulan artikel yang relevan di dapatkan


pada data base pubmed dan googlee Scholar dengan rentang waktu 1 januari
2014 sampai dengan 31 desember 2019 (5 tahun ). Strategi pencarian pada
tinjauan sistematis ini dimulai dengan mengidentivikasi beberapa kata kunci
istila dan persamaan kata dalam beberapa data base untuk menemukan artikel
yang relevan. Adapun kata kunci yang digunakan adalah : The relationship
between mother’s knowledge AND the completeness of basic immunization in
infants. Tahapan dalam penyaringan artikel dijelaskan pada diagram 1. Agar
lebih spesifik penulis juga menentukan beberapa kriteria inklusi dan ekslusi ,
yaitu :

1) Kriteria inklusi
Dalam tinjauan literature ini penulis menentukan kriteria studi yang akan di ulas
yaitu (1) populasi ibu yang memiliki balita ; (2) studi kuantitatif ; (3) studi
dengan alat ukur serta outcome yang membahas tentang kelengkapan imunisasi
dasar pada balita ; (4) studi yang dilakukan dari tahun 2014 – 2019 ; (5)
publikasi menggunakan bahasa inggris dan Indonesia
2) Kriteria ekslusi
Dalam tinjauan literatur ini penulis juga menetukan kriteria ekslusi yaitu (1)
populasi ibu tidak bisa membaca dan menulis ; (2) penelitian yang tidak
membahas tentang imunisasi

HASIL

Hasil pencarian dari 2 database diperoleh 888 artikel 632 publikasi


dikeluarkan karena bukan publikasi 5 tahun terahir , free full text dan clinical trial
sehingga tersisa 256 artikel. Artikel tersebut di screening lagi sesuai dengan kriteria
inklusi dan ekslusi dan dikeluarkan sebanyak 185 artikel sehingga artikel tersisa 71
artikel, namun 66 di antaranya di ekslusikan karena bukan jurnal, dan bukan
merupakan studi kuantitatif. Setelah proses skrening beberapa tahap maka didapatkan
5 jurnal yang sesusai dengan tujuan dari penulisan tinjauan literature ini.

Penilaian hasil dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

Proses Penyaringan Artikel

Hasil artikel penelitian melalui


data base

(n=888)
Artikel yang di screening karena
bukan 5 tahun terahir full text dan Artikel yang tidak sesuai
clinical trial dengan kriteria inklusi

(n=256 ) (n=185)

Artikel teks lengkap yang di


Artikel yang sesuai ekslusikan dengan alasan
(bukan jurnal, studi
(n=71)
kuantitatif)

(n=66)

Artikel terpilih berdasarkan


kriteria sintesis kuantitatif

(n=5)

Diagram 1. Proses penyaringan artikel

TABEL SINTESIS GRID

Tabel 1. Karakteristik studi yang termasuk dalam pembahasan

Penulis/ Negara Jumlah Usia Tujuan Metode Waktu


Tahun Sampel Penelitian
Elisa Indonesia 49 9-12 Tujuan Jenis penelitian Penelitian Hasil
Susanti, et bulan penelitian ini adalah cross ini ini
al, (2019) ini untuk sectional, dilaksanakan tidak
mengetahui populasi pada tanggal hubun
hubungan penelitian adalah 08 - 15 penge
pengetahuan ibu yang Maret 2019 denga
dan sikap memiliki bayi keleng
ibu dengan usia 9-12 bulan imuni
kelengkapan yang datang denga
imunisasi untuk imunisasi value
dasar campak 0,301
ada
sikap
keleng
imuni
denga
value
0,081
Dewi Nur Indonesia 65 9 –12 Tujuan dari Desain penelitian Penelitian Hasil
Intansari, et bulan penelitian ini adalah ini menu
al (2015) ini adalah penelitian dilakukan terdap
untuk observasional pada bulan hubun
mengetahui analitik dengan Oktober signif
hubungan pendekatan cross -November penge
pengetahuan sectional. 2015 denga
ibu dengan . keleng
kelengkapan imuni
imunisasi pada b
dasar pada
bayi
Emir Indonesia Penelitian 0-12 Tujuan Penelitian ini Dari
Gahara, et ini bulan penelitian merupakan pemer
al (2015) berjumlah . ini adalah penelitian diuji s
90 untuk observasional squar
responden mengetahui analitik dengan ranksp
hubungan pendekatan Samp
antara cross sectional didap
tingkat untuk menggali berda
pengetahuan ada tidaknya kriteri
ibu dan hubungan antara dan e
status tingkat peneli
ekonomi pengetahuan dan berjum
dengan status ekonomi respon
kelengkapan dengan uji
imunisasi kelengkapan spearm
wajib pada imunisasi wajib. hubun
anak usia 1 penge
tahun orang
terhad
imuni
didap
p=0,0
(p<0,0
Terda
hubun
berma
penge
orang
terhad
imuni
uji
pada
tingka
ekono
keluar
terhad
imuni
didap
p=0,0
Terda
hubun
tingka
ekono
keluar
terhad
keleng
imuni
Hermayanti, Indonesia 76 Usia Penelitian Penelitian ini Hasil
et al, 11- ini bertujuan menggunakan denga
(2016). 24 untuk rancangan meng
bulan mengetahui observasional Chi S
hubungan analitik yang menu
antara bertujuan untuk bahwa
tingkat mengetahui hubun
pengetahuan hubungan antara tingka
ibu dan tingkat penge
dukungan pengetahuan ibu denga
keluarga dan dukungan keleng
dengan keluarga dengan pemb
kelengkapan kelengkapan imuni
pemberian imunisasi dasar denga
imunisasi 0,001
dasar. ada
hubun
dukun
keluar
keleng
pemb
imuni
denga
0,238
Eka Serba Indonesia 71 1-3 Tujuan Jenis 25-30 Mei Berda
Marta, tahun penelitian penelitiananaliti 2018 hasil
(2018) ini melihat k dengan didap
hubungan desainCross uji c
tingkat sectional. bahwa
pengetahuan 0,003
ibu tentang maka
imunisasi hubun
dasar berma
dengan tingka
kelengkapan penge
imunisasi denga
dasar dasar
padaanak 1- pada
3 tahun. tahun
PEMBAHASAN

Menurut penelitian Eka Serba Marta (2018). Hasil kelengkapan imunisasi


dasar pada anak dalam penelitian ini adalah kelengkapan imunisasi dasar pada
anak, sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu, semakin baik
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar maka semakin besar pula keinginan
ibu untuk melengkapi imunisasi dasar pada anaknya. Hal ini dapat dilihat
dari hasil penelitian, bahwa kelengkapan imunisasi dasar pada anak banyak
terdapat pada ibu yang berpengetahuan baik. Sedangkan status imunisasi yang
tidak lengkap banyak terdapat pada ibu yang berpengetahuan kurang, hal ini
disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya imunisasi
dasar pada anak, sehingga ibu tidak termotivasi untuk membawa anak nya di
imunisasi. Berkenaan dengan hal tersebut, maka peran seorang ibu dalam hal
imunisasi sangatlah penting. Karenanya, suatu pemahaman tentang program
imunisasi sangat diperlukan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Atika (2013) yang melakukan penelitian tentang hubungan tingkat
pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi lengkap pada bayi di Kelurahan
Parupuk Tabing Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun
2013 yang menggambarkan bahwa (87,5%) responden memiliki tingkat
pengetahuan yang baik dan adanya hubungan tingkat pengetahuan responden
dengan imunisasi dasar.
Hasil penelitian Eka Serba Marta (2018). Menunjukkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan Ibu tentang imunisasi dasar
dengan kelengkapan imunisasi dasar pada anak1-3 tahun

Berdasarkan hasil penelitian Elisa Susanti, et al, (2019) menunjukkan


artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kelengkapan
imunisasi dasar. Hasil penelitan ini sesuai dengan penelitian Rahmi Kurnia
Gustin (2014) yang menyatakan tidak adanya hubungan pengetahuan ibu
dengan imunisasi dasar dengan nilai p = 0,175. Hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Nur Intan Sari (2015)
menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu
tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar bayi.

Berdasarkan penelitian Emir Gahara, et al (2015). Oleh karena itu, hipotesis


yang diajukan pada penelitian ini yang menyatakan ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan orang tua bayi terhadap imunisasi, dapat
diterima. Sehingga dapat dinyatakan adanya keeratan lemah pada hubungan
pengetahuan orang tua bayi terhadap imunisasi. Hal ini didukung oleh
penelitian, yang menyatakan bahwa pengetahuan dan sikap orang tua terutama
ibu sangat penting untuk memahami tentang manfaat imunisasi bagi anak
Indonesia. Hal ini juga didukung oleh Ayubi yang menyatakan bahwa faktor
yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi adalah status ekonomi dan tingkat
pengetahuan ibu.

Menurut penelitian Dwi Nur Intan Sari, et al (2016) hal ini menunjukkan
sebagian besar ibu yang mempunyai pengetahuan yang baik akan memberikan
imunisasi dasar yang lengkap kepada bayinya. Hasil uji statistik dengan
menggunakan analisis Chi-square diketahui bahwa nilaip < 0,001, hal ini
mempunyai arti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan
ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar bayi di
wilayah kerja Puskesmas Bendo Kabupaten Magetan, artinya semakin baik
tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar maka ibu akan memberikan
imunisasi secara lengkap kepada bayinya.

Menurut Hermayanti, et al (2016) Hasil penelitian dan pembahasan diatas


menunjukan dari 42 responden yang pengetahuannya baik terdapat 13
responden yang perilakunya negatif. Hal ini dipengaruhi karena faktor
pekerjaan ibu. Ibu mengetahui tentang pentingnya imunisasi pada anak akan
tetapi karena kesibukan ibu sehingga lupa membawa anak untuk diimunisasi.
Imunisasi yang sering dilupakan ibu diantaranya hepatitis B 1 dengan jumlah
ibu yang tidak melakukan imunisasi sebanyak 17 (21,1%) responden serta
imunisasi polio 4 dengan jumlah ibu yang tidak melakukan imunisasi
sebanyak 22 (28,9%) responden.

KESIMPULAN

1. Gambaran pengetahuan ibu mengenai imunisasi dasar menunjukkan


bahwa sebagian besar ibu memiliki pengetahuan baik tentang imunisasi
dasar
2. Gambaran kelengkapan imunisasi dasar bahwa hampir seluruhnya
responden memiliki bayi/balita yang telah mendapatkan imunisasi dasar
lengkap
3. Hubungan pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar
menunjukkan bahwa snilai p-value sebesar 0,301 jika nilai p-value >
maka Ho di terima, yang artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan
ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar

4. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan Ibu tentang imunisasi


dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar pada anak1-3 tahun.
SARAN
1. Bagi pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang fakto-faktor
yang berhubungan dengan imunisasi dasar pada bayi sehingga dapat
melakukan upaya-upaya pencegahan yang dapat meningkatkan imunisasi
dasar pada bayi di Indonesia khususnya kabupaten majene. Hasil
penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
meningkatkan kelengkapan imunisasi dasar pada balita.
2. Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan
dibidang kesehatan dan digunakan untuk memperluas hasil-hasil
penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes (2019). Faktor- faktorYang mempengaruhi Ibu Yang Memiliki Bayi Untuk
Mendapatkan Pelayanan Imunisasi di Puskesmas betari Petisah Medan
Tahun 2020. Jurnal 1 Kesehatan masyarakat dan Gizi, Vol 2 no 1. 2019 e
issn 2655-0849.

Elisa Susanti, et al (2019). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Dengan


Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Temindung
Tahun 2019.

Emir Gahara, et al (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Status Ekonomi
Dengan Kelengkapan Imunisasi Wajib Pada Anak Usia 0-12 Bulan di
Puskesmas Kampung Sawah.

Eka Serba Marta (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kelengkapan


Imunisasi Dasar Anak 1-3 Tahun di Puskesmas Padang Tahun 2018.

Ira Jayanti (2018). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar Pada Bayi.
Kemenkes RI (2016). Hubungan Sikap Ibu Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar.
Jurnal Ilmiah KeperawatanSal Betik, Volume 14, No.2

Sitanggang, et al (2019). Perbedaan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap


Kelengkapan Imunisasi Dasar. Nommense Journal of medicine 5 (1), 1-5,
2019

Sari, et al (2016). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan


Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi. Biomedika, Volume 8 Nomor 2.

WHO (2018). Hubungan Antara Pengetahuan Ibu, Dukungan Keluarga dan


Dukungan Petugas Kesehatan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada
Bayi dan Balita. Jurnal Kesehatan Husada Gemilang, Vol: 2, Agustus 2019.

Anda mungkin juga menyukai