Anda di halaman 1dari 11

Lumut 

(Bryophyta)
Posted February 18, 2009 by KiddinG in Biology. 13 Comments

Lumut adalah tumbuhan yang sudah terbentuk embrio, berspora tapi


belum mempunyai akar, batang dan daun. Lumut mengalami metagenesis
yaitu terjadinya pergiliran keturunan antara gametofit dan sporofit.
Gametofit merupakan tumbuhan lumut itu sendiri dan generasi yang
menghasilkan sperma atau ovum, sedang sporofit merupakan generasi yang
menghasilkan spora.
Lumut mempunyai anteridium (sel kelamin jantan) berbentuk seperti gada
yang menghasilkan sperma dan arkhegonium (sel kelamin betina) berbentuk
seperti botol yang menghasilkan ovum.
Selain pembiakan generatif lumut juga berkembangbiak secara vegetatif yaitu
dengan kuncup dan daya regenerasi yang tinggi.
Menurut letak gametangia, lumut dibedakan menjadi :
- Lumut berumah satu : bila anteridium dan arkegonium terdapat dalam satu
individu.
- Lumut berumah dua : bila dalam satu individu terdapat anteridium dan
arkegonium saja.
Lumut di bedakan menjadi kelas :
a. Hepaticae (lumut hati)
berumah satu yaitu antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina berada
dalam satu individu.
contoh :
- Marchantia polymorpha sebagai obat sakit hati (hepatitis)
- Marchantia geminata
b. Musci (lumut daun)
berumah dua yaitu antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina
terpisah.
contoh :
- Spagnum fimbriatum sebagai pengganti kapas
- Poltricum commune
- Pogonatum cirhatum
Peranan lumut dalam kehidupan :
a. Spagnum merupakan komponen pembentuk tanah gambut, pengganti kapas
dan sebagai bahan bakar.
b. Lumut hati sebagai indikator daerah yang lembab dan dipakai obat
penyakit hati (hepatitis).
c. Lumut bersama dengan algae membentuk liken (lumut kerak) yang
merupakan tumbuhan pionir bagi tempat yang gersang.
d. Di hutan bantalan lumut berfungsi menyerap air hujan dan salju yang
mencair, sehingga mengurangi kemungkinan adanya banjir dan kekeringan
di musim panas.
e. Lumut gambut di rawa dapat dijadikan sebagai pupuk penyubur tanah.
Gb. pergiliran/ siklus hidup lumut.

Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen,


penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai
penyerap polutan

lumut

Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk


dalam divisio Bryophyta (daribahasa Yunani bryum, “lumut”).
Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan
organ fotosintetiknamun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini
juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya
adalah rizoid (harafiah: “serupa akar”). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis.
Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat
sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran
kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan
tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan
yang lainnya.
Klasifikasi tradisional menggabungkan pula lumut hati ke dalam Bryophyta.
Namun, perkembangan dalam taksonomi tumbuhan menunjukkan bahwa
penggabungan ini parafiletik, sehingga diputuskan untuk memisah lumut hati
ke dalam divisio baru. Di dunia terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan
lumut (termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh
di Indonesia[1]. Kebun Raya Cibodas di Jawa Barat memiliki “taman lumut”
yang mengoleksi berbagai tumbuhan lumut dan lumut hati dari berbagai
wilayah di Indonesia dan dunia
Apa yang disebut lumut tidak selalu merupakan tumbuhan lumut. Tumbuhan
lumut mengacu pada sekelompok tumbuhan kecil dengan ciri-ciri yang sudah
disebutkan sebelumnya.

Reproduksi Vegetatif
dan
Reproduksi Generatif
Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalamdaur hidupnya. Apa
yang dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan
tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang haploid (x = n). Dengan
demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan
tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.
Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan darianteridium dan sel-sel
kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ
penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium
yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan
terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi
ovum.
Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena
hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia
pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk
kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora
haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan
spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema.
Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan
gametofit baru.

Peran tumbuhan lumut dalam ekosistem


Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen,
penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai
penyerap polutan.

Manfaat tumbuhan lumut


Beberapa tumbuhan lumut dimanfaatkan sebagai ornamen tata ruang. Beberapa
spesiesSphagnum dapat digunakan sebagai obat kulit dan mata.
1. Lumut
Termasuk diivisi bryophyte, berasal dari bahasa yuyani yang berarti
“tumbuhan lumut “, pada umumnya lumut berwarna hijau, karena
mempunyai sel – sel dengan plastid yang menghasilkan klorofil a dan b, dengan
demikian lumut bersifat autotrof. Tubuh lumut dapat dibedakan antara sporofit
dan gametofitnya.

1. Ciri – Ciri Tubuh


a. Sel – sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari
selulosa.
b. Pada semua tumbuhan yang tergolong lumut terdapat persamaan bentuk
susunan     gametangiumnya(anteredium ,maupun arkegonium)terutama
susunan arkegoniumnya, mempunyai susunan yang khas yang sering kita jumpai
pada tumbuhan paku(pteridophyta).
c. Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susunan yang
berbeda – beda, jika batangnya dilihat secara melintang tampak bagian – bagian
sebagai berikut:
1. Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjangmembentuk rizoid –
rizoid  epidermis.
2. Lapisan kulit dalam yang tersusun atas beberapa lapisan sel
dinamakan korteks.
3. Silinder pusat terdiri dari sel – sel parenkimatik yang memanjang dan
berguna untuk   mengangkut air dan garam – garam mineral (makanan).
Jadi pada tumbuhan lumut belum terdapat floem maupun xylem.
d. Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari
satu lapis sel.   Sel –se l daun kecil , sempit panjang dan mengandung kloroplas
yang tersusun seperti jala.
e. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada
pertumbuhan membesar.
f. Rizoid tampak seperti rambut / benang – benang , berfungsi sebagai akar
untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam –garam
mineral (makanan).
g. Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri atas:
1. Vaginula , kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.
‘ 2. Seta atau tangki.
‘ 3. Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan
antara seta dan kotak spora.
4. Kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas
menjadi tudung kotak spora.
5. Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan
spora.
2. Reproduksi
Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan aseksualnya, reproduksi
aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan
reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet – gamet, baik gamet jantan
maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit. Ada 2 macam
gametangium , yaitu sebagai berikut:
1. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol
dengan bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher.
2. Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada.
Dinding anteredium terdiri dari selapis sel sel yang mandul dan didalamnya
terdapat sejumlah sel induk spermatozoid.
Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian
melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis.
Jika anteredium dan arkegonium berada dalam satu individu,
tumbuhan lumut disebut berumah satu (monoesis) dan jika dalam
satu individu hanya terdapat anteredium atau arkegonium saja
disebut berumah dua (diesis).
3. Klasifikasi
Digolongkan menjadi dua kelas , namun berdasarkan penelitian
terbaru maka lumut dibagi menjadi tiga kelas yaitu music,
hepaticeae, dan anthoceroraceae.
a. Lumut daun / music
Lumut daun banyak terdapat ditempat – tempat yang lembab, mempunyai
struktur seperti akar yang disebut rizoid dan struktur seperti daun.
Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan
diploid.
Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada
gametofit.Contoh lumut ini antara lain: polytricum juniperinum

, furaria, pogonatum cirratum, Aerobrysis


longissima, dan lumut gambut sphagnum.
b. Lumut hati (hepaticeae)
Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati.
Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel
yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul
terbuka , sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat
melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma,
yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit. Contoh
lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan porella.

c. Lumut tanduk (Anthocerotaceae)


Mempunyai gametofit lumut hati; perbedaannya adalah terletak pada sporofit
lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari
gametofit, masing – masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar,
lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk adalah
anthoceros laevis.
4. Manfaat tumbuhan lumut bagi manusia
Tumbuhan lumut tidak berperan langsung dalam kehidupan manusia , tetpai ada
spesies tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk mengobati hepatitis,
yaitu Marchantia polymorpha. Selain itu jenis – jenis lumut gambut dari genus
sphagnum dapat digunakan sebagai pembalut atau pengganti kapas.

TUMBUHAN PAKU (PTERYDOPHYTA)


Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang
paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling
organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar
serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk
epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan fleom).

Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa
rimpang, sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada
paku pohon atau paku tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan
menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukurandan susunannya daun tumbuhan
paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuk kecil atau
bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum memperlihatkan
diferensiasi sel. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-
cabang, sel telah terdiferensiasi. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku
dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun yang khusus
untuk asimilasi atau fotosintesis. Sporofil berfungsi untuk menghasilkan spora.
Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora (sporangium). Kumpulan
sporangium disebut sorus. Sorus muda sering dilindungi oleh selaput yang
disebut indusium. Berdasarkan macam spora yang dihasilkan tumbuhan paku
dibedakan menjadi tiga yaitu paku homospora (isospora), paku heterospora dan
paku peralihan. Paku homospora menghasilkan satu jenis spora (ex
Lycopodium/paku kawat). Paku heterospora menghasilkan dua jenis spora yang
berlainan yaitu megaspora (ukuran besar) dan mikrospora (ukuran kecil) (ex
Marsilea/semanggi dan Selaginella/paku rane). Paku peralihan merupakan
peralihan antara homospora dan heterospora menghasilkan spora pbentuk dan
ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelamin (ex Equisetum debile/paku ekor
kuda).

Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang


menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau
kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui
pembentukan sel kelamin jantan/spermatozoid (gametangium
jantan/anteridium) dan sel kelamin betina/ovum (gametangium
betina/arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga mengalami
pergiliran keturunan/metagenesis. Metagenesis tersebut dibedakan antara paku
homospora dan heterospora.

Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelompok yaitu Psilotophyta,


Lycophyta, Sphenophyta, dan Pterophyta. Psilotophyta mempunyai dua genera
(ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar luas di daerah tropik dan subtropik,
mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan daun, pengganti akar
berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid.

Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp


sporanya dalam sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan
dalam tanah selama 9 tahun, dapat menghasilkan spora tunggal yang
berkembang menjadi gametofit biseksual (memiliki baik organ jantan dan
betina), jenis homospora. Selaginella sp merupakan tanaman heterospora,
menghasilkan dua jenis spora (megaspora/gamet betina dan mikrospora/gamet
jantan).
Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai
akar; batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung
silika. Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda).

Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan
subtropis. Daunnya besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada
sporofil (daun penghasil spora). Contohnya: Adiantum cuncatum (paku suplir
untuk hiasan), Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus
(paku sarang burung), Pletycerium bifurcatum (paku tanduk rusa).

SPERMATOPHYTA (TUMBUHAN BERBIJI)


Spermatophyta (tumbuhan berbiji) memiliki ciri-ciri antara lain: makroskopis
dengan ketinggian bervariasi, bentuk tubuhnya bervariasi, cara hidup
fotoautotrof, habitatnya kebanyakan di darat tapi ada juga yang mengapung di
air (teratai), mempunyai pembuluh floem dan xilem, reproduksi melalui
penyerbukan (polinasi) dan pembuahan (fertilisasi). Tumbuhan biji dibedakan
menjadi dua golongan yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan
tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).

Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)


Ciri-ciri gymnospermae tidak mempunyai bunga sejati, tidak ada mahkota
bunganya. Bakal biji terdapat di luar permukaan dan tidak dilindungi oleh daun
buah, merupakan tumbuhan heterospora yaitu menghasilkan dua jenis spora
berlainan, megaspora membentuk gamet betina, sedangkan mikrospora
menghasilkan serbuk sari, struktus reproduksi terbentuk di dalam strobilus.
Dalam reproduksi terjadi pembuahan tunggal.

Gymnospermae dibagi dalam empat kelompok yaitu pinophyta, cycadophyta,


ginkgophyta dan gnetophyta. Pinophyta dikenal sebagai konifer, menghasilkan
resin/getah, monoesis, daun berbentuk jarum, contohnya Pinus sp.
Cycadophyta hidup di daerah tropis dan subtropis, diesis, contohnya Cycas
revoluta, Cycas rumphii, Encephalartos transvenosus. Ginkgophyta hanya
mempunyai satu spesies di dunia ini yaitu Ginkgo biloba, diesis, biji tidak di
dalam rujung benar-benar terbuka ke udara bebas. Gnetophyta berbeda dengan
kelompok lainnya karena memiliki pembuluh kayu untuk mengatur air pada
bagian xilemnya. Contohnya Gnetum gnemon, Epherda dan Welwitschia.
Manfaat gymnospermae yaitu untuk industri kertas dan korek api (Pinus dan
Agathis), untuk obat-obatan (Pinus, Ephedra, Juniperus), untuk makanan
(Gnetum gnemon), tanaman hias (Thuja, Cupressus, Araucaria).

Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)


Ciri-ciri Angiospermae memiliki bakal biji atau biji yang tertutup oleh daun
buah, mempunyai bunga sejati, umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu,
semak, liana dan herba. Dalam reproduksi terjadi pembuahan ganda.
Angiospermae dibedakan menjadi dua yaitu Monocotyledoneae (berkeping satu)
dan Dicotyledoneae (berkeping dua).

Mempunyai biji berkeping satu, berakar serabut, batangnya dari pangkal


sampai ujung hampir sama besarnya. Umumnya tidak bercabang. Akar dan
batang tidak berkambium. Contohnya: Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung),
Musa paradisiaca (pisang), Cocos nucifera (kelapa).

Dicotyledoneae
Mempunyai biji jumlah kepingnya dua, berakar tunggang, batang dari pangkal
besar makin ke atas makin kecil. Batang bercabang, akar dan batang
berkambium. Contohnya: Casia siamea (johar), Arachis hypogea (kacang
tanah), Psidium guajava (jambu biji), Ficus elastica (karet).

Anda mungkin juga menyukai