PENDAHULUAN
Dividen adalah bagian laba usaha yang diperoleh perusahaan dan diberikan
akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam
bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang (Sartono, 2008).
Terdapat beberapa jenis dividen yang dapat dibagikan oleh perusahaan, yang
pertama dividen tunai, dividen harta, dividen skrip atau dividen utang, dividen
saham, dan dividen likuiditasi. Menurut Sutrisno (2013) apabila laba yang
diperoleh perusahaan akan dibagi dalam bentuk dividen, maka dampak bagi
perusahaan adalah berkurangnya jumlah laba yang akan digunakan sebagai modal
atau biaya internal perusahaan. Sebaliknya jika laba yang diperoeh perusahaan
tidaak di bagikan atau laba tersebut ditahan (retained earnings), maka jumlah laba
perusahaan yang akan digunakan sebagai modal atau biaya internal akan
melakukan reinvestasi.
mempengaruhi harga saham juga cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan ikut
tinggi, sebaliknya apabila deviden yang dibayarkan perusahaan kecil maka harga
i
ii
saham perusahaan akan rendah yang dapat mengakibatkan nilai perusahaan akan
menurun. (Ayu putri dan Bagus panji 2018) Semakin besar tingkat laba yang
dibagikan dalam bentuk dividen akan membuat calon investor semakin tertarik
dan itu dapat menunjukan kondisi perusahaan yang sehat dan memiliki prospek
maka minat investor untuk menanamkan sahamnya akan semakin meningkat dan
hal tersebut berpengaruh terhadap harga saham. Semakin banyak investor yang
berminat terhadap harga saham suatu perusahaan maka saham perusahaan tersebut
cenderung akan meningkat. Hal ini dikarenakan kebijakan deviden dapat memberi
kesaan kepada investor bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik dimasa
yang dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu financial dan non financial.
ii
dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham, diantaranya leverage,
likuiditas, profitabilitas
diatas maka peneliti akan menuangkannnya dalam sebuah karya ilmiah yang
DEVIDEN”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
iii
iv
dan real estate, maka sesuai dengan perumusan masalah diatas peneliti
mempunyai tujuan:
perusahaan Sub-sektor property dan reale estate yang terdaftar di Bursa Efek
perusahaan Sub-sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek
perusahaan Sub-sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang dihasilkan, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
1. Bagi Pembaca
2. Bagi Investor
3. Bagi Manajer
iv
Penelitian ini diharapkan dapat membantu manajer perusahaan dalam mengambil
E. Sistematika Penulisan
Penulisan sekripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara
satu bab dengan bab lainnya dan disusun secara terperinci untuk memberikan
BAB 1 PENDAHULUAN
v
vi
penelitian.
BAB V PENUTUP
dan hasil temuan serta saran bagi subjek atau pihak-pihak yang
berkaitan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
(2015), teori signal atau teori pensignalan merupakan dampak dari adanya
asimetri informasi. Teori sinyal adalah teori yang menjelaskan cara pemberian
vi
tersebut. Teori signal (signalling theory) menjelaskan mengapa perusahaan
internal perusahaan yang relatif lebih bnayak dan lebih cepat dibandingkan pihak
luar memberikan nilai yang rendah untuk perusahaan tersebut. Perusahaan dapat
cara memeberikan signal kepada pihak luar yang disajikan dalam bentuk
pastian mengenai prospek perusahaan pada periode yang akan datang. Dengan
Isyarat atau signal adalah tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan
mengenai internal perusahaan dan prospek perusahaan dimasa depan dari pihak
para investor akan menanamkan sahamnya atau tidak pada perusahaan yang
vii
viii
mempunyai prospek yang baik atau buruk di masa mendatang. Apabila informasi
keuangan memiliki penilaian yang baik maka informasi yang diterima investor
saham dan berujung pada perubahan harga saham. Sebaliknya bila informasi
adalah Bad News dan mempengaruhi perdagangan serta harga saham pula.
Teori keagenan menurut Jensen dan Meckling (1976) adalah “suatu kontrak
di bawah satu atau lebih yang melibatkan agent untuk melaksanakan beberapa
keputusan pada agent”. Tujuan utama dari teori keagenan (agency theory) aadalah
dapat
Teori keagenan ini berusaha menjawab masalah keagenan yang terjadi karena
Teori keagenan (agency theory) di tekankan dalam dua hal masalah yang dapat
terjadi dalam gubungan keagenan (Eisenhardt, 1989 dalam Ernati 2009). Masalah
pertama yaitu masalah keagenan yang muncul pada saat keinginan-keinginan atau
dengan tepat. Kedua yaitu masalah pembagian dalam menanggung resiko yang
viii
dapat timbul dimana principal dan agent memiliki sikap yang berbeda terhadap
risiko. Inti dari hubungan keagenan yaitu di dalam hubungan keagenan tersebut
saham dengan pihak pengendalian (pihak agent) yaitu manajer yang mengelola.
3. Leverage
oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud untuk
atau dana yang mempunyai beban tetap (hutang dan atau saham istimewa) dalam
perusahaan.
dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) berarti sumber dana
yang berasal dari pinjaman karena memiliki bunga sebagai beban tetap dengan
terhadap aset atau ekuitasnya. Yang artinya rasio ini menunjukkan seberapa
banyak aset perusahaan yang dimiliki oleh para pemegang saham dibandingkan
dengan aset yang dimiliki oleh para kreditur atau pemberi utang.
ix
x
yang tinggi dalam struktur modalnya dapat berisiko, namun di sisi lain hal
perusahaan dengan leverage yang tinggi juga dapat mengalami gagal bayar yang
strategi dan rencana yang matang. Perusahaan juga dapat selalu mengevaluasi
apabila tidak terlalu tinggi dan memiliki profit yang melebihi dari nilai leverage
tersebut.
4. Likuiditas
jangka pendeknya. Apabila suatu perusahaan memiliki likuiditas yang tinggi maka
x
yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran (alat-alat likuid) yang
dimiliki oleh suatu perusahaan pada satu saat merupakan kekuatan membayar dari
membandingkan komponen yang ada pada neraca, yaitu total aktiva lancar dengan
total pasiva lancar (utang jangka pendek). Pengukuran tersebut dapat dilakukan
waktu ke waktu.
kinerja perusahaan juga baik, karena dengan tingkat likuiditas yang tinggi berarti
pihak juga semakin terbuka lebar. Investor akan lebih memilih menyimpan
uangnya pada perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi. Jadi likuiditas yang
xi
xii
lain :
a) Current Ratio
Rasio yang digunakan untuk menilai kecukupan aktiva lancar perusahaan untuk
Rasio yang digunakan untuk melihat likuiditas perusahaan secara cepat dengan
c) Rasio Kas
Rasio yang membandingkan cashflow dengan tagihan yang harus dibayar. Rasio
kas yang menunjukkan kurang dari satu menunjukkan bahwa perusahaan tidak
Rasio ini biasa disebut dengan inventory trun over ratio menunjukkan berapa kali
waktu tertentu.
Rasio ini dipakai untuk menilai likuiditas dengan menghitung total aktiva dan
xii
5. Profitabilitas
perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan
pendapatan investasi.
perusahaan dalam mendapatkan laba dari pendapatan terkait penjualan, aset, dan
profitabilitas yang tinggi maka akan menarik minat para investor untuk
rendah. Dengan demikian perusahaan akan memiliki peringkat yang kurang baik
di mata
para investor. Jadi dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang baik memiliki
dari penggunaan seluruh sumber daya atau aset yang dimilikinya, ROA
xiii
xiv
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih bagi para investor atau pemilik dari
B. Kebijakan Dividen
suatu perusahaan dari usaha yang diberikan kepada pemegang saham dimana laba
tersebut dapat berupa dividen tunai atau dividen saham yang dapat
modal. Berikut ini merupakan jenis jenis dividen yang dapat dibagikan oleh
1. Dividen tunai
Bagian laba usaha yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk uang
xiv
membagikan dividen tunai itu berarti pada saat dividen akan dibagikan kepada
pemegang saham perusahaan memiliki uang tunai dalam jumlah yang cukup.
2. Dividen harta
Bagian dari laba usaha perusahaan yang dibagikan dalam bentuk harta selain kas.
Walaupun dapat berbentuk harta lain, tetapi biasanya harta tersebut dalam bentuk
Bagian dari laba usaha perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham
dalam bentuk janji tertulis untuk membayar sejumlah uang dimasa datang.
Dividen skrip terjadi karena perusahaan ingin membagikan dividen dalam bentuk
uang tunai, tetapi tidak tersedia kas yang cukup, walupun laba ditahan
pemegang saham.
4. Dividen saham
Bagian dari laba usaha yang ingin dibagikan kepada pemegang saham dalam
bentuk saham baru perusahaan itu sendiri. Dividen saham dibagikan karena
permanen.
5. Dividen Likuidasi
dalam berbagai bentuknya, tetapi tidak didasarkan pada besarnya laba usaha atau
xv
xvi
berikut:
xvi
Jumlah pembayaran dividen yang sama besarnya dari tahun ke tahun. Salah satu
alasan mengapa suatu perusahaan itu menetapkan kebijakan dividen yang stabil
karena apabila suatu perusahaan menerapkan kebijakan dividen yang stabil berarti
2. Kebijakan dividen payout ratioyang tetap (constant dividend payout ratio policy)
Dalam kebijakan ini, jumlah dividen akan berubah-ubah sesuai dengan jumlah
laba bersih perusahaan, tetapi rasio antara dividen dan laba ditahan tetap. Dividen
Suatu kebijakan yang berada antara kebijakan per saham yang stabil dan
kebijakan dividen payout ratio yang konstan ditambah dengan prestasi tertentu
stabil maka manajemen menghendaki agar dividend hanya dibayar ketika laba
bersih terisi.
xvii
xviii
Menurut Samryn (2011) Analisis rasio keuangan adalah suatu cara yang
D. Penelitian terdahulu
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Shandy Eltaya dan Topowijono Devi
Farah (2016) Secara parsial hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
Ratio (DPR) sedangkan variabel Debt Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan
simultan hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa variabel Debt Equity Ratio
Penelitian yang dilakukan oleh Yulian Bayu Ganar (2018) Penelitian ini
dilakukan untuk menguji pengaruh variable Current Ratio (CR), Net Profit
Margin (NPM), Return on equity (ROE) dan Earning per share (EPS) terhadap
Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
xviii
Teknik analisis yang digunakan adalah, uji asumsi klasik, analisis regresi
bahwa variabel Current Ratio (CR), dan Return on equity (ROE) berpengaruh
signifikan positif terhadap dividend payout ratio dan Net Profit Margin (NPM)
dan EPS berpengaruh signifikan negatif terhadap dividend payout ratio, hasil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel independen yaitu
CR, NPM, ROE dan EPS terhadap variabel dependen yaitu Dividend Payout
ini meneliti tentang pengaruh Firm Size, DER, Growth, ROE, EPS, Quick Ratio
dan Past Dividend terhadap Dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur
2
R sebesar 59,90% yang berarti bahwa tujuh variabeli ndependen, yaitu FirmSize,
DER, Growth, ROE, EPS, Quick Ratio dan DPR_1 dapat menjelaskan variabel
dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian Hipotesis 4 variabel diterima,
yaitu Debt To Equity Ratio, Asset Growth, ROE dan Dpr_1. Hipotesis tiga
a. Kerangka Berfikir
xix
xx
Setelah memahami hasil penelitian terdahulu dan tinjauan teori yang telah
Leverage
Likuiditas Kebijakan
Dividend
Profitabilitas
b. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
leverage terhhadap total shareholders equity yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
Menurut Darsono dan Ashari (2010) menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio
(DER) merupakan salah satu rasio leverage atau solvabilitas. Rasio solvabilitas
kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini juga disebut dengan rasio
xx
Profit yang diterimaperusahaan akan digunakan untuk membayar bunga
pinjaman sehingga dana yang tersedia untuk membayar deviden akan sangat
dalam bentuk deviden, hal ini sesuai dengan agency cost theory. Rasio yang lebih
semakin besar hutang perusahaan dalam hal rasio DER yang tinggi maka akan
H1: Debt to Equity Ratio ( DER) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.
perusahaan dividen merupakan kas keluar, jadi semakin besar posisi kas dan
xxi
xxii
para pemegang saham mengenai prospektif laba perusahaan dimasa yang akan
datang, hal tersebut sesuai dengan. Hipotesis ini mengacu pada penelitian yang
H2: Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio
ini berarti mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik
dan manajemen yang efektif. Yang artinya posisi pemilik perusahaan semakin
kuat. Hipotesis ini didukung oleh penelitian Meilina (2015) yang menunjukkan
H3: Retrun On Equity (ROE) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
xxii
BAB III
Metode Penelitian
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan Sub-sektor property dan
real state yang terdaftar di Bursa Efek Indoesia (BEI) dalam periode 2015-2018.
xxiii
xxiv
Sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2011:81). Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, missal karena keterbatan dana, tenaga
dan waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang
Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative
1. Perusahaan Property dan Real State yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
2. Perusahaan Property dan Real State yang menerbitkan laporan keuangan periode
2015-2018.
3. Perusahaan Property dan Real State yang membagikan dividen tunai periode
2015-2018.
4. Data perusahaan Property dan Real State yang menerbitkan laporan keuangan
penelitian ini yaitu Dividend Payout Ratio (DPR), serta variabel independennya
xxiv
mencakup. Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Retrun On Equity
(ROE), Frim Size (SIZE). Adapun definisi pengukuran darikedua variabel tersebut
sebagai berikut:
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio (DPR).
Dividen Payout Ratio dalam penelitian ini merupakan DPR perusahaan sampel
yaitu Sub-sektor property dan real state periode 2015-2018. DPR meupakan faktor
yang berpengaruh dan harus diperhatikan oleh para investor dalam melakukan
baik atau tidak. Perusahaan yang baik dengan prestasi yang baik akan selalu
berusaha meningkatkan laba agar dapat membagikan dividen yang tinggi kepada
para pemegang saham. Dan juga akan menarik minat para investor untuk
menanamkan modalnya. Menurut Van Horne dan Wachowicz (2013) dan Ang
(1997) Dividend Payout Ratio dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
xxv
xxvi
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal. Rasioini
mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi
(Sartono,2010). Menurut van Horne dan Waxhowicz (2012) Dept to Equity Ratio
Total utang
Total Ekuitas
b. Current Ratio
Current Ratio (CR) merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang
lancar. Semakin baik Current Ratio, semakin besar kemampuan perusahaan dalam
Aktiva Lancar
Current Ratio=
c. Retrun On Equity
xxvi
(Sartono, 2012). Menurut Horne (2005) Retrun On Equity dapat dicari dengan
Laba Bersih
Retrun On Equity =
Modal
Jenis data yang digunakan peneliti dalam meneliti penelitian ini adalah data
sekunder, yaitu sumber data penelitian yang tidak diperoleh secara langsung,
melainkan melalui media perantara. Data sekunder pada penelitian ini berasal dari
laporan keuangan yang di terbitkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang di akses
melalui website resmi dari Bursa Efek Indonesia (BEI) (www.idx.id) pada
mempelajari beberapa referensi yang ada di buku, jurnal riset, web, sumber
bacaan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada tahap ini
peneliti juga melakukan pengkajian data yang dibutuhkan, yaitu mengenai jenis
data yang akan dipakai dalam penelitian, ketersediaan data, cara memperoleh data,
xxvii
xxviii
digunakan dengan menggunakan bahan tertulis atau data yang dibuat oleh pihak
lain. Dlam penelitian ini metode dokumentasi dilakukan dengan mencatat atau
mendokumentasikan data yang ada pada Indonesian Stok Exchange (IDX) periode
2015, 2016, 2017, 2018 yang dilakukan dengan mengambil data laoran keuangan
dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam IDX periode 2015, 2016, 2017,
2018.
v. Metode Analisis
untuk kemudian dapat diinterpretasi. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk
analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh DER, CR, ROE, dan SIZE
terhadap DPR pada perusahaan sub-sektor Property dan Real state. Dalam
melakukan uji ini penulis menggunakan sofware SPSS dengan metode statistik
i. Statistik Diskriptif
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
gambaran atau mendiskripsikan data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata
(mean), standar deviasi (ringkat penyebaran data atau kuadrat dari standar
xxviii
deviasi), nilai maksimum, nilai minimum, sum,range (jarak antara nilai minimum
(kemiringan distribusi).
Uji asumsi klasik bertujuan untuk menganalisis suatu data penelitian sebelum
penelitian tersebut valid, dengan data yang digunakan secara teori yaitu tidak bias,
a. Uji Normalitas
untuk mendeteksi distribusi data dalam satu variabel yang akan digunakan dalam
penelitian. Data yang baik dan layak untuk membuktikan model-model penelitian
tersebut adalah data distribusi normal. Uji normalitas yang digunakan adalah uji
𝐾𝐷∶ 1,36 𝑛1 +√ n 1+ n 2
𝑛1 𝑛2
Keterangan :
xxix
xxx
Data dikatakan normal, apabila nilai signifikan lebih besar 0,05 pada
(P>0,05). Sebaliknya, apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 pada (P¿0,05),
b. Uji Multikolinearitas
c. Uji Heteroskedastitas
lain, jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda
1. Jika ada pola tertentu seperti titik yang ada membentuk pola tertentu teratur
terjadi heteroskedastitas.
xxx
2. Jika tidak ada pola jellas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0
Menurut Ghozali (2011), uji goodness of fit (uji kelayakan model) dilakukan
untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual
secara statistik. Model goodness of fit dapat diukur dari nilai statistik F yang
yang artinya variabel indepen den secara simultan berpengaruh terhadap variabel
dependen
variabel dependen.
regresi berganda merupakan analisis regresi yang memiliki lebih dari satu variabel
independen, dalam pengertian lain analisis regresi berganda yaitu teknik statistik
(Hadi:2006). Dalam penelitian ini variabel independen (X 1, X2, X3,....... Xn) adalah
xxxi
xxxii
berikut:
Y =α +β1X1+β2X2+β3X3+β4X4 +e
Keterangan:
KD =Kebijakan Dividend
K =Konstanta
CR =Current Ratio
Uji parsial atau uji t dilakukan untuk menguji tingkat signifikansi variabel-
berganda secara parsial, selain itu uji t juga dapat dilakukan untuk menguji
5%. Pengujian terhadap hasil regresi dilakukan dengan menggunakan uji t pada
xxxii
derajat keyakinan sebesar 95% atau α = 5%. Keputusan uji hipotesis secara parsial
dapat dijelaskan oleh variabel independen atau dalamanalisis regresi, uji ini
suatu variabel independen maka R2 pasti juga akan bertabah tidak pedui apakah
(Ghozali, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Asril, A. M. (2009). Pengaruh free cast flow, profitablitas, likuiditas dan laverage
terhadap kebijakan deviden. Jurnal keuangan dan perbankan, vol. 13, No.
1, 78-87.
xxxiii
xxxiv
James C., V., & John M., W. (2013). Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan.
Quratul’ Ain Mubarokhah. Yogyakarta : Salemba Empat.
Krisna, S., & Djoko, S. (2017). Analisis Pengaruh Frim Size, DER, Asset Growth,
ROE, EPS, Quick Ratio dan Past Dividend terhadap Dividend Payout
Ratio. Universitas Diponegoro vol 6 No 3 , 1-13.
Marietta, Unzu, & Djoko Sampurno. (2013). Analisis Pengaruh Cash Ratio,
Retrun on Assets, Growth, Frim Size, Debt to Equity Ratio terhadap
Dividend Payout Ratio: (Studi Pasa Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun (2008-2011). Diponegoro , 1-11.
xxxiv
Nurainun, B., & Wati, S. (2007 ). Analisis Pengaruh Profitabilitas Dan Kebijakan
Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Perdagangan, Jasa Dan Investasi Yang
Terdaftar Di Bursa Eek Jakarta. Jurnal Akuntansi Tahun IX, NO. 2, Mei
2007 Universitas Tarumanegara Jakarta, 107-120.
xxxv