PENGUKURAN KERJA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengukuran kerja.
2. Untuk mengetahui standar penetapan pekerja secara tepat.
3. Untuk mengetahui tujuan dari kegiatan pengukuran kerja.
2
4. Untuk memahami standar waktu yang digunakan dalam pengukuran
kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sistem pengukuran kinerja yang efekif adalah sistem pengukuran
yang dapat memudahkan manajemen untuk melaksanakan proses
pengendalian dan memberikan motivasi kepada manajemen untuk motivasi
kepada manajemen untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya.
Manfaat sistem pengukuran kinerja adalah (Mulyadi &Setyawan, 1999:
212-225):
1. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggannya dan membuat seluruh
personil terlibat dalam upaya pemberi kepuasan kepada pelanggan.
2. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata
rantai pelanggan dan pemasok internal.
3. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya
pengurangan terhadap pemborosan tersebut.
4. Membuat suatu tujuan strategis yang masanya masih kabur menjadi lebih
kongkrit sehingga mempercepat proses pembelajaran perusahaan.
4
9. Tindakan korektif yang tepat waktu begitu dibutuhkan untuk manajemen
kendali yang efektif.
5
Cara ini memiliki kelebihan karena relatif mudah dan murah
didapatkan. Standar seperti ini lazimnya didapatkan datanya dari kartu
waktu pekerja atau dari data produksi. Tetapi ada kelemahannya yaitu
tidak objektif dan tidak dapat diketahui keakuratannya.
2. Studi Waktu ( Time Study )
Studi waktu adalah bagian dari prosedur pengukuran kerja yang
digunakan, di mana usaha manusia menjadi bagian dari aktivitas
produktif dan beberapa prosedur yang digunakan untuk
mengukur human time untuk beberapa konsep dari sebuah level standar
dari suatu usaha (Mundel and Danner, 1994).
3. Standar Waktu Yang Telah Ditentukan ( Pradetermined Time Study )
Suatu pembagian pekerjaan manual menjadi elemen dasar kecil yang
waktunya telah ditetapkan dan dapat diterima secara luas. Caranya
dengan menjumlahkan faktor waktu bagi setiap elemen dasar dari
pekerjaan. Cara ini membutuhkan biaya yang besar. Metode yang
paling umum adalah metode pengukuran waktu (MTM = Methods
Time Measurement). Standar waktu yang telah ditetapkan memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan dengan studi waktu yaitu:
Standar waktu dapat dibuat di laboratorium sehingga prosedur
ini tidak mengganggu aktivitas sesungguhnya.
Karena standar dapat ditentukan sebelum pekerjaan benar-benar
dilakukanmaka dapat digunakan untuk membuat rencana.
Tidak ada pemeringkatan kinerja yang dibutuhkan.
Serikat pekerja cenderung menerima metode ini sebagai cara
yang wajar untuk menetapkan standar.
Standar waktu yang telah ditentukan biasanya efektif pada
perusahaan yang melakukan sejumlah besar penelitian pada
tugas yang sama.
4. Pengambilan Sampel Kerja ( Work Sampling )
Prosedur dalam metode ini ada lima langkah sebagai berikut:
Mengambil sampel awal untuk mendapatkan sebuah perkiraan
nilai parameter seperti persentase waktu sibuk seorang pekerja.
6
Hitung ukuran sampel yang dibutuhkan.
Buat jadwal pengamatan pada waktu yang layak. Konsep angka
acak digunakan untuk menapatkan pengamatan yang benar-
benar acak.
Lakukan pengamatan dan catat aktivitas pekerja.
Tentukan bagaimana pekerja menghabiskan waktu mereka
biasanya dalam persentase.
7
5. Membandingkan metode kerja. Apabila metode yang berbeda untuk suatu
pekerjaan sedang di pertimbangkan, pengukuran kerja dapat memberikan
dasar untuk melakukan perbandingan ekonomis atas metode-metode
tersebut.
6. Mempermudah penjadwalan operasi. Salah satu masukan data bagi semua
sistem penjadwalan adalah taksiran waktu bagi kegiatan kerja.
7. Membentuk insentif upah. Dengan insentif upah, para pekerja menerima
lebih banyak untuk keluaran yang lebih banyak.
8
biasanya adalah pendekatan bottom-up. Untuk menjelaskan prosedur
penentuan waktu standar dengan pendekatan bottom-up maka terlebih dulu
perlu dipahami beberapa definisi sebagai berikut :
1. Waktu normal
Yaitu waktu rata-rata yang dibutuhkan operator terlatih untuk
melakukan suatu pekerjaan dalam kondisi kerja biasa dan bekerja dalam
kecepatan yang normal.
2. Kecepatan normal
Yaitu rata-rata kecepatan operator yang terlatih dan bekerja secara
bersungguh-sungguh untuk melakukan pekerjaan selama 8 jam per hari.
3. Waktu aktual
Yaitu waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja untuk melakukan
suatu pekerjaan yang didapatkan secara langsung dari hasil
pengamatan.
4. Kelonggaran
Yaitu sejumlah waktu yang ditambahkan dalam waktu normal untuk
memenuhi kebutuhan pribadi, waktu-waktu tunggu yang tak dapat
dihindari, dan kelelahan.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Dari makalah ini dapat disimpulkan inerja merupakan hasil kerja
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya. Kinerja juga dapat digambarkan sebagai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, visi perusahaan yang tertuang dalam perumusan strategi
planning suatu perusahaan. Secara historis dijumpai dua macam
pendekatan didalam menentukan waktu standar ini,yaitu pendekatan
9
dari bawah ke atas (bottom-up) dan pendekatan dari atas ke bawah (top-
down). Pendekatan dari atas kebawah (top-down) banyak digunakan
dalam berbagai kontrak dengan para pekerja, dimana waktu standar
adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja dengan kualifikasi
tertentu untuk melakukan suatu pekerjaan yang bekerja dalam kondisi
biasa, digunakan untuk menentukan besarnya jumlah insentif yang
harus dibayar pada pekerja diatas upah dasarnya. Selain itu juga adanya
informasi yang memiliki tujuan untuk kita mengetahui bagaiamana
metode-metode yang digunakan dalam menetapkan standar pekerja
mulai dari mengetahui pengalaman masa lalu, studi waktu, standar
waktu, dan pengambilan sampel kerja.
.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.pelajaran.co.id/2020/08/pengertian-pengukuran-kinerja.html
http://aardisaifulmo.blogspot.com/2013/12/pengukuran-kerja.html?
m=1#:~:text=Pengukuran%20kerja%20adalah%20suatu%20akti,dengan%20usaha
%20menetapkan%20waktu%20standar.
10