Anda di halaman 1dari 9

PROBLEMATIKA PROFESI KEGURUAN

DI SDIT AL – KAUTSAR KEBONDUREN

LAPORAN HASIL ANALISA


Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester
(UAS)
Mata Kuliah Profesi Keguruan

Disusun oleh:
Ambar Kusuma Astuti (12205193239)
PGMI 3E

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Esensi dan Urgensi
Identitas Nasional”.

Selesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan pihak-pihak lain, oleh karena itu penulis
tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Dr. Maftukhin, M.Ag selaku Rektor IAIN Tulungagung yang telah memberi
fasilitas dalam pembuatan makalah ini.
2. Dr. hj. Binti Maunah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.

3. H. Muh. Nurul Huda, M.A selaku kepala jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan jurusan.
4. H. Muh. Nurul Huda, M.A selaku dosen pembimbing mata kuliah Profesi
Keguruan

5. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan analisis ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran penyempurnaan makalah ini sehingga bias
lebih baik. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Ada kurang
lebihnya kami mohon maaf yang sebesarnya, kami ucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum Wr Wb

Trenggalek, 28 Desember 2020

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil observasi berupa wawancara yang dilakukkan oleh
peneliti bahwa masih banyak guru yang menggunakan metode pembelajaran
ceramah, tanyak jawab, dan menghafal dalam kegiatan pembelajaran. Salah
satunya yaitu adanya program menghafalkan surat-surat pendek dan surat yasin
sebagai salah satu syarat lulus dari lembaga sekolah. Hal ini dilakukan dalam
upaya untuk meningkatkan kualitas peserta didik yang cerdas, dan mandiri
berdasarkan pada Imtaq dan Iptek.
Dalam proses pembelajaran peran seorang guru merupakan salah satu
faktor penting dalam tercapainya tujuan pembelajaran, dan setiap komponen dari
system yang ada dalam proses pembelajaran harus berjalan serasi dan seimbang
untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Tiga komponen penting yang selalu
terikat satu sama lain yaitu kurikulum (materi yang akan diajarkan), Proses
(bagaimana materi akan diajarkan), dan produk (hasil dari pembelajaran).
Oleh sebab itu, guru memiliki andil yang sangat besar terhadap
keberhasilan pembelajaran di sekolah dan membantu perkembangan peserta
didik untuk mewujudkan tujuan hidup yang optimal. Keberadaan guru
profesional ditengah-tengah peserta didik, guru dapat mencairkan suasana
kebekuan, kejenuhan dan kekakuan belajar yang terasa berat diterima oleh
peserta didik. Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses
pembelajaran yang bermutu. Berdasarkan uraian diatas, pada penulisan analisa
hasil observasi ini penulis akan membahas tentang pengembangan
profesionalisme pendidik dan tenaga pendidik di lembaga sekolah SD IT Al-
Kauthsar Kebonduren.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengembangan profesionalisme pendidik dan tenaga pendidik?
2. Bagaimana perlakuan untuk mengetahui kinerja pendidik dan tenaga
pendidik di SDIT Al –Kautsar Kebonduren?
3. Bagaimana untuk mengetahui bentuk keberhasilan para pendidik dan tenaga
pendidik dalam melaksanakan program kerjanya?

C. TUJUAN ANALISA
1. Untuk mengetahui bentuk keberhasilan para pendidik dan tenaga pendidik
dalam pelaksanaan program kerjanya.
2. Untuk mengetahui kinerja pendidik dan tenaga pendidik di SDIT Al –
Kautsar Kebonduren.
3. Untuk mengetahui pengembangan profesionalisme pendidik dan tenaga
pendidik.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. SUB BAB MASALAH
1. Pengembangan Profesionalisme Pendidik dan Tenaga Pendidik
UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan PP Nomor
19/2005 telah merumuskan parameter bagaimana seorang guru bisa
dikategorikan sebagai pendidik yang professional. Merujuk pada UU dan PP
tersebut, seorang pendidik dikatakan memiliki keprofesionalan jika mereka
setidaknya memiliki 4 kompetensi. yaitu: (1) kompetensi pedagogik, (2)
kompetensi Kepribadian, (3) kompetensi profesional dan ke (4) kompetensi
sosial. Namun demikian untuk menjadi pendidik yang profesioanl diperlukan
usaha-usaha yang sistemik dan konsisten serta berkesinambungan dari
pendidik itu sendiri dan para pihak pengambil kebijakan
Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan
kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan
pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata
pencaharian. Guru yang profesional merupakan guru yang terdidik dan
terlatih dengan baik (berijazah pendidikan), dalam melaksanakan tugas
jabatannya mempunyai kemampuan sesuai dengan tuntutan profesinya serta
menggunakan pedoman moral etika (kode etik guru) sesuai dengan standar
pekerjaan dan kompetensi yang dimilikinya.
Pengembangan profesionalisme guru menjadi perhatian khusus bagi
pemerintah. Guru merupakan profesi penting dalam meningkatkan kwalitas
sumber daya manusia Indonesia. Tuntutan guru profesional pada masa kini
merupakan suatu keharusan karena figur guru sangat menentukan maju
mundurnya pendidikan. Guru bertanggung jawab mengantarkan siswanya
untuk mencapai kedewasaan sebagai calon pemimpin bangsa pada semua
bidang kehidupan. Untuk itu, pihak-pihak yang berkepentingan selayaknya
tidak mengabaikan peranan guru dan profesinya, agar bangsa dan negara
dapat tumbuh sejajar dengan bangsa lain di negara maju, baik pada masa
sekarang maupun masa yang akan datang. Kondisi seperti itu bisa
mengisyaratkan bahwa guru dan profesinya merupakan komponen
kehidupan yang dibutuhkan oleh bangsa dan negara ini sepanjang zaman.
Hanya dengan pelaksanaan tugas guru secara profesional hal tersebut bisa
diwujudkan melalui eksitensi bangsa dan negara yang bermakna, terhormat
dan dihormati dalam pergaulan antar bangsa di dunia ini.
Untuk itu guru sangat diharapkan tidak hanya dengan sebatas
menjalankan profesinya, akan tetapi juga diharuskan memiliki
keterpanggilan untuk melaksanakan tugasnya dengan melakukan perbaikan
kualitas pelayanan terhadap peserta didik dari pandangan intelektual maupun
kompetisi lainnya yang akan menunjang perbaikan dalam pelaksanaan
proses pembelajaran serta juga mampu mendatangkan prestasi belajar yang
baik.

2. Kinerja Pendidik dan Tenaga Pendidik di SDIT Al-Kautsar Kebonduren


Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang telah dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Sesuai dengan pengembangan pembelajaran abad sekarang ini pola
konvensional yang berpusat kepada guru pendidik menjadi pembelajaran
yang berpusat kepada siswa dikarenakan sumber belajar tidak hanya dari
guru saja, sehingga peran guru hanya menjadi fasilitator, mediator,
motivator, serta leader dalam proses pembelajarannya. Dengan adanya abad
ke 21 ini guru harus mentranformasikan diri dalam era pedagogi digital
dengan terus mengembangkan kreativitas dan daya inofatifnya secara
berkelanjutan terus menerus. Untuk strategi dan kegiatan yang dapat
dilakukan sebagai peningkatan kemampuan pedagogi seperti seminar,
pelatihan oleh lembaga yang lebih profesional.
Kinerja guru di SDIT Al – Kautsar Kebonduren ini secara imum sudah
terpenuhi, dan dikarenakan kondisi pandemic Covid-19 tersebut menjadikan
guru serta siswa harus melaksanakan pembelajaran dengan metode daring,
metode luring, atau dengan menggunakan media lainnya yang bisa
digunakan untuk mengakses model pembelajaran sesuai dengan protokol
kesehatan Covid-19. Kebijakan pembelajaran melalui metode daring dan
luring tersebut merupakan sebuah manfaat besar bagi guru di era digital ini,
sehingga dapat memberikan hak otonomi guru supaya proses pembelajaran
tetap berjalan. Dengan berjalannya kegiatan pembelajaran tersebut seorang
kepala sekolah memberikan pengarahan kepada tenaga pendidik seperti
perlakuan saat kerja melalui rapat bulanan, rapat tahunan, rapat KKG, dan
juga saat pembekalan di setiap briefing.
Untuk meningkatkan kinerja pendidik sendiri kepala sekolah selalu
memberikan motivasi, serta memberi izin kepada pendidik dan tenaga
kependidikan untuk mengikuti pembinaan, seperti halnya seminar yang
diadakan baik tingkat kabupaten maupun nasional yang bertujuan untuk
menambah wawasan, pengetahuan dalam mengembangkan potensi akademik
maupun non akademik.

3. Bentuk Keberhasilan Para Pendidik dan Tenaga Pendidik dalam Pelaksanaan


Program Kerjanya
B. PEMECAH MASALAH
Dengan adanya guru profesional maka suasana tegang saat
pembelajaran akan mencair dan para siswa akan mudah menerima pembelajaran
yang telah diberikan dengan antusias. Dapat dilihat keterpurukan dalam
pendidikan saat ini keberadaan peranan guru profesional sangat penting. Hanya
dengan melalui bimbingan guru yang profesional setiap siswa dapat menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas, kompetitif, serta produktif sebagai asset
nasional dalam menghadapi persaingan yang makin ketat dan berat sekarang dan
dimasa yang akan datang.
Peranan guru untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran,
sistem serta model pembelajaran konstruktiv desain pembelajaran yang
mengedepankan aktifitas serta kreatifitas peserta didik yang bisa merangsang
keterlibatan aktif peserta didik.
Maka dari itu setiap guru diharapkan berlomba-lomba untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di kelas dan sekolah. Untuk pengupayaan
keprofesionalan guru setelah mendapat lembar sertifikasi dapat dilakukan
pendayagunaan dan pembinaan kompetensi guru setelah sertifikasi pula untuk
menentukan peningkatan mutu pendidikan. Dengan adanya KKG dan MGMP
maka guru yang telah dibekali pendidikan kompetensi bisa saling berbagi
pendapat dan menigkatkan kinerjanya sebagi guru yang akan berdampak pada
tingkat kualitas pendidikan cara metode pengajarannya.
Pelatihan guru dan dosen sebagai tenaga profesionalisme bertujuan
untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang
demokratis dan bertanggung jawab (UU No 14 Tahun 2005, pasal 6). Dengan
perbaikan dan peningkatan yang harus dilakukan guru untuk terus
mengembangkan potensi dirinya terutama dalam mewujudkan tujuan
pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai