Yusmiati Kusuma
(Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung)
ABSTRAK
ABSTRACT
The growth of central business district has contributed to high traction drive. The
higher the mobility of people using motorcycles and vehicles, the higher the intensity of
noise, vibration, and air pollution produced. Air pollution, beside causing global warming,
can be harmful to the health and environment. Traffic congestion causes negative impact on
economic productivity, environmental quality and safety because of higher fuel
consumption, high cost of services and goods, and off course air pollution. As the effect, it
requires the strengthening of regulation and socialization to the community in selecting
modes and fuel for transportation.
bahan bakar kendaraan yang juga ikut Polutan udara yang paling jelas
mencemarkan udara. Kontribusi terlihat dan paling berbahaya.
pencemaran udara yang berasal dari macamnya adalah
sektor transportasi mencapai 60%. a. aerosol: partikel yang terhambur
Tingginya angka ini menimbulkan dan melayang di udara
masalah dalam pemeliharaan kualitas b. fog ‘kabut’: aerosol yang berupa
udara. Kendaraan bertanggung jawab butiran-butiran air dan berada di
25% dari emisi karbon dioksida (CO2), udara
serta 90% dari karbon oksida (CO) dan c. smoke ‘asap’: aerosol berupa
50% dari oksida nitrogen (NOx) yang campuran antara butir padat dan
dihasilkan emisi di seluruh dunia. cair dan melayang berhamburan
di udara
STUDI PUSTAKA d. dust ‘debu’: aerosol berupa
Pencemaran udara adalah masuk butiran padat dan melayang-
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, layang di udara
energi dan atau komponen lain ke dalam 5. Pb (Timbal)
udara dan atau berubahnya tatanan Logam berat yang digunakan
(komposisi) udara oleh kegiatan manusia manusia untuk meningkatkan
atau oleh proses alam sehingga kualitas pembakaran pada kendaraan
udara menjadi kurang atau tidak dapat bermotor. Hasil pembakaran tersebut
berfungsi lagi sesuai dengan menghasilkan timbal oksida yang
peruntukannya. berbentuk debu atau partikulat yang
Sektor transportasi yang dapat terhirup oleh manusia.
berhubungan dengan kemacetan Gas emisi yang ditimbulkan dari
menimbulkan gas emisi di udara. Gas kendaraan bermotor menyumbang hampir
emisi yang ditimbulkan akibat dari 100% timbal, 13-44% suspended
aktivitas transportasi adalah particulate matter (SPM), 71-89%
1. karbon dioksida (CO2) hidrokarbon, 34-73% NOx, dan hampir
Gas yang dihasilkan dari pembakaran seluruh karbon monoksida (CO) ke udara
sempurna bahan bakar kendaraan Jakarta. Di tempat-tempat padat di
bermotor dan pabrik serta gas hasil Jakarta, konsentrasi timbal bisa mencapai
kebakaran hutan. 100 kali dari ambang batas.
2. Kkarbon monoksida (CO) Jumlah emisi yang dihasilkan dari
Gas yang tidak berwarna, tidak sektor transportasi dipengaruhi oleh
berbau, dan bersifat racun. 1. kecepatan kendaraan.
Dihasilkan dari pembakaran tidak Arus lalu lintas kendaraan bermotor
sempurna bahan bakar fosil, yang berkecepatan rata-rata rendah
misalnya gas buangan kendaraan akan menyebabkan peningkatan
bermotor. konsentrasi terutama partikel karbon
3. nitrogen dioksida (NO2) dioksida (CO) dan Hidrokarbon (HC).
Gas yang paling beracun. Dihasilkan Zat ini lebih berbahaya karena
dari pembakaran batu bara di pabrik, mengganggu kesehatan daripada
pembangkit energi listrik, dan kendaraan yang berkecepatan tinggi.
knalpot kendaraan bermotor. Kendaraan ini juga akan memproduksi
4. PM (Material Partikulat) lebih banyak emisi gas buang yang
mengandung Nitrogen Oksid (NOx).
90 Sigma-Mu Vol.5 No.1 – Maret 2013
Tabel 6. Perkiraan Nilai σz sebagai Fungsi dari Jarak pada Arah Angin dan Kelas Stabilitas
Atmosfer
Jarak (x) Kelas stabilitas dan nilai σz
Km A B C D E F
0,1 27 19 13 8 6 4
0,2 50 36 23 15 11 8
0,4 94 67 44 29 21 14
0,7 155 112 74 48 36 24
1,0 215 155 105 68 51 34
2,0 390 295 200 130 96 64
4,0 550 370 245 180 180 120
7,0 880 610 400 300 300 200
10,0 1190 840 550 420 420 275
20,0 2150 1540 1000 760 760 500
Sumber: D.B. Turner dalam Dept. PU, 1999
96 Sigma-Mu Vol.5 No.1 – Maret 2013
Penjelasan Tabel 6
A = Sangat tidak stabil; di udara dengan menggunakan
B = tidak stabil ringan; persamaan sebagai berikut :
C = Netral;
D = agak stabil; C(x,y,z) =
E= stabil; (4)
F = sangat stabil.
(Soemarno, 1999).
dengan
5. Menghitung konsentrasi polutan C = Konsentrasi polutan (gr/m3)
dengan menggunakan ketentuan Q = Kekuatan emisi (gr/detik)
model sumber emisi berdasarkan H = Ketinggian sumber emisi (m)
Keputusan Direktorat Jenderal (x,y,z) = Koordinat reseptor (m)
Bina Marga No. σ = Standar deviasi
60/KPTS/Db/1999 tentang u = Kecepatan angin rata-rata
Pedoman Teknik Direktorat (m/detik) , z = 1,5 meter; y =
Jenderal Bina Marga No. 0
17/T/BM/1999 perihal tata cara B. Menggunakan Alat Ukur
prediksi polusi udara skala mikro Tabel 7 menunjukkan jenis metode
akibat lalu lintas yaitu pengukuran untuk mengukur jenis polutan
menghitung konsentrasi emisi CO tertentu. Tabel 8 menunjukkan kadar
polutan yang diizinkan WHO.